Anda di halaman 1dari 22

PROPOSAL

Kebijakan Fiskal dan kebijakan moneter

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Ekonomi Makro

Dosen pengampu :

Dewi Mariam Widiniarsih, S.E , M.M

Oleh:

Refi Prasista : 2020306301099

Jurusan manajemen

Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Muhammadiyah Pringsewu

Juni,2021

Makalah Kebijakan Fiskal & Moneter

1
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kebijakan fiskal dan kebijakan moneter satu sama lain saling berpengaruh dalam
kegiatanperekonomian. Masing – masing variabel kebijakan tersebut, kebijakan fiskal
dipengaruhi olehdua variabel utama, yaitu pajak (tax) dan pengeluaran pemerintah (goverment
expenditure).Sedangkan variabel utama dalam kebijakan moneter, yaitu GDP, inflasi, kurs, dan
suku bunga.Berbicara tentang kebijakan fiskal dan kebijakan moneter berkaitan erat dengan
kegiatanperekonomian empat sektor, dimana sektor – sektor tersebut diantaranya sektor
rumah tangga,sektor perusahaan, sektor pemerintah dan sektor dunia internasional/luar
negeri. Ke-empat sektorini memiliki hubungan interaksi masing – masing dalam menciptakan
pendapatan danpengeluaran. Krisis global saat ini jauh lebih parah dari perkiraan semula dan
suasana ketidakpastiannyasangat tinggi. Kepercayaan masyarakat dunia terhadap
perekonomian menurun tajam. Akibatnya,gambaran ekonomi dunia terlihat makin suram dari
hari ke hari walaupun semua bank sentralsudah menurunkan suku bunga sampai tingkat yang
terendah. Tingkat bunga yang sedemikianrendahnya itu justru menyebabkan ruang untuk
melakukan kebijakan moneter menjadi terbatas,sehingga pilihan yang tersedia hanya pada
kebijakan fiscal. Menurut Mohamad Ikhsan, () negara-negara yangtergabung dalam G-20 dalam
komunike bersamanya baru ini-ini sepakat mendorong lebih cepatekspansi kebijakan fiskal
minimal 2 persen dari produk domestik bruto untuk memulihkanperekonomian dunia.
Meskipun secara teoretis kebijakan fiskal dapat berfungsi sebagai stimulusperekonomian,
dalam pelaksanaannya sering kali terdapat hambatan. Hambatan ini dirasakanterutama di
negara berkembang.

1.2.Rumusan masalah

Dari latar belakang di atas dapat di buat beberapa rumusan masalah yaitu antar lain:

1.Definisi kebijakan fiskal (fiskal policy)

2.Definisi kebijakan moneter

3.Hubungan antara kebijakan fiskal dan moneter

1.3.Tujuan Pembahasan

1.Agar lebih memahami definisi dari kebijakan fiskal

2.Agar lebih memahami tentang kebijakan moneter

2
3.Serta mempermudah pembaca memahami hubungan kebijakan fiskal dan moneter

3
BAB II

PEMBAHASAN

1. Definisi kebijakan fiskal (fiskal policy)

Kebijakan fiskal merupakan kebijakan yang dibuat pemerintah untuk mengarahkan ekonomi
suatu negara melalui pengeluaran dan pendapatan (berupa pajak) pemerintah.

Kebijakan fiskal berbeda dengan kebijakan moneter, yang bertujuan men-stabilkan


perekonomian dengan cara mengontrol tingkat bunga dan jumlah uang yang beredar.

Kebijakan Fiskal adalah salah satu kebijakan ekonomi yang dibuat oleh pemerintah untuk
mengarahkan kondisi perekonomian agar menjadi lebih baik lagi. Salah satu caranya yaitu
dengan cara mengubah penerimaan dan pengeluaran pemerintah.

Arti lain dari kebijakan fiskal yaitu sebagai kebijakan yang dibuat oleh pemerintah untuk
mengarahkan ekonomi dalam suatu negara melalui pengaturan pengeluaran dan pendapatan
(berupa pajak) pemerintah.

Tujuan dari kebijakan fiskal ini mirip juga dengan kebijakan moneter yaitu untuk mengatur dan
mengelola jumlah uang yang beredar. Namun pada prakteknya kebijakan fiskal lebih
menekankan pada pengaturan pendapatan dan pengeluaran (belanja) pemerintah. Pemerintah
membuat kebijakan fiskal ini dengan tujuan mendapatkan dana-dana dan kebijaksanaan yang
ditempuh oleh pemerintah untuk membelanjakan dana tersebut dalam rangka menjalankan
pembangunan negara.

Kebijakan pemerintah ini juga bertujuan untuk mempengaruhi proses kehidupan ekonomi
masyarakat yang dilaksanakan melalui Anggaran Belanja Negara (APBN). Pemerintah melalui
kebijakan fiskal hanya bisa mengatur pembelanjaan Negara (pengeluaran Negara) dan pajak
dari semua unsur APBN.

Pada tujuan lain, kebijakan fiskal berbeda dengan kebijakan moneter, dimana tujuannya yaitu
untuk men-stabilkan perekonomian melalui controlling tingkat bunga dan jumlah uang yang
beredar. Kemudian yang menjadi instrumen utama dalam kebijakan fiskal yaitu pengeluaran
dan pajak.

Perubahan tingkat komposisi pajak serta pengeluaran pemerintah dapat memengaruhi


variabel-variabel berikut ini:

4
1. Permintaan agregat dan tingkat aktivitas ekonomi negara

2. Pola persebaran sumber daya yang dimiliki

3. Distribusi pendapatan negara.

A. Contoh Kebijakan Fiskal

Kebijakan fiskal merujuk pada kebijakan yang dibuat pemerintah untuk mengarahkan ekonomi
suatu negara melalui pengeluaran dan pendapatan (berupa pajak) pemerintah.

Berikut ini beberapa contoh kebijakan fiskal:

Pada saat perekonomian nasional sedang mengalami inflasi, maka pemerintah akan
mengurangi kelebihan permintaan masyarakat dengan cara memperkecil pembelanjaan dan
atau menaikkan pajak agar tercipta kestabilan kembali. Cara seperti ini disebut dengan
pengelolaan anggaran.

 Menaikkan jumlah pajak dan jenis pajak


 Melakukan pinjaman negara, misalnya dengan mengeluarkan obligasi pemerintah
 Melakukan penghematan pengeluaran negara
 Mewajibkan kepemilikan NPWP (nomor pokok wajib pajak) untuk meningkatkan wajib
pajak.

B.Tujuan Kebijakan Fiskal

Pada dasarnya, kebijakan fiskal bertujuan untuk memengaruhi jumlah total pengeluaran
masyarakat, pertumbuhan ekonomi dan jumlah seluruh produksi masyarakat, banyaknya
kesempatan kerja dan pengangguran, tingkat harga umum dan inflasi, serta menstabilkan
perekonomian dengan cara mengontrol tingkat bunga dan jumlah uang yang beredar.

beberapa tujuan kebijakan fiskal yang ada saat ini, diantaranya adalah sebagai berikut:

 Menciptakan pertumbuhan ekonomi yang diharapkan


 Menciptakan stabilitas perekonomian
 Menciptakan keadilan dalam distribusi pendapatan
 Menciptakan lapangan pekerjaan.

C. Instrumen Kebijakan Fiskal

5
Instrumen kebijakan fiskal adalah penerimaan dan pengeluaran pemerintah yang
sangat berhubungan erat dengan pajak. Dari sisi pajak jelas jika mengubah tarif
pajak yang berlaku maka akan berpengaruh terhadap ekonomi.

Apabila pajak diturunkan, maka kemampuan daya beli masyarakat akan meningkat
dan industri akan mampu meningkatkan jumlah output. Dan sebaliknya, apabila
pajak dinaikkan, maka daya beli masyarakat akan menurun serta output industri pun
akan menurun secara umum.

Adapun instrumen instrumen kebijakan fiskal antara lain sebagai berikut:

1. Anggaran Defisit (Defisit Budget) / Kebijakan Fiskal Ekspansif

Anggaran defisit merupakan suatu kebijakan pemerintah untuk membuat


pengeluaran negara lebih besar dari penerimaan negara. Hal ini bertujuan untuk
memberi stimulus pada kondisi perekonomian. Umumnya anggatan defisit ini sangat
baik digunakan apabila kondisi ekonomi sedang resesif.

Anggaran defisit dibagi menjadi beberapa bagian, yaitu sebagai berikut:

 Defisit konvensional: Defisit konvensional ini adalah anggaran defisit yang


dihitung berdasarkan selisih antara realisasi total pembelanjaan dan realisasi
total pengeluaran, termasuk juga dana hibah di dalamnya.
 Defisit moneter: Defisit moneter merupakan anggaran defisit yang hasilnya
diperoleh dari perhitungan berdasarkan selisih antara realisasi total belanja
negara (tidak termasuk pembayaran pokok ataupun hutang) dan realisasi dari
total penerimaan (tidak termasuk di dalamnya penerimaan dari hutang)
 Defisit operasional: Difisit operasional ini hampir mirip dengan defisit moneter,
hanya saja letak perbedaannya yaitu dalam nilai yang diukur. Dalam defisit
operasional nilai yang dihitung adalah nilai riil atau asli bukan lah nilai nominal.
 Defisit primer: Defisit primer merupakan defisit yang jumlahnya dihitung dari
selisih antara realisasi dari belanja total (belum termasuk pembayaran pokok dan
hutang) dan total penerimaan.Anggaran Surplus (Surplus Budget) / Kebijakan
Fiskal Kontraktif

6
2. Anggaran Surplus (Surplus Budget) / Kebijakan Fiskal Kontraktif

Anggaran surplus merupakan suatu kebijakan pemerintah yang bertujuan


membuat penerimaan negara lebih besar daripada pengeluaran negara.
Umumnya politik anggaran surplus ini akan labih baik dilaksanakan pada saat
perekonomian sedang dalam kondisi yang ekspansi yang mulai memanas
(overheating) untuk menurunkan tekanan permintaan.

3. Anggaran Berimbang (Balanced Budget)

Anggaran berimbang dilakukan oleh pemerintah untuk menentukan agar


pengeluaran negara sama besar dengan penerimaan negara. Tujuan politik
anggaran berimbang adalah terjadinya anggaran yang pasti serta meningkatkan
disiplin.

Jenis-jenis Kebijakan Fiskal

Pada dasarnya, kebijakan fiskal terbagi menjadi dua yaitu :

Pertama, kebijakan fiskal ekspansif (expansionary fiscal policy), yaitu kebijakan ini
menaikkan belanja negara dan menurunkan tingkat pajak netto.Kebijakan ini untuk
meningkatkan daya beli masyarakat.Kebijakan ekspansif dilakukan pada saat
perekonomian mengalami resesi atau depresi dan pengangguran yang tinggi.
Kedua, kebijakan fiskal kontraktif, yaitu suatu kebijakan dengan menurunkan belanja
negara dan menaikkan tingkat pajak.Kebijakan ini bertujuan untuk menurunkan daya
beli masyarakat dan mengatasi inflasi.Secara teoritis dikenal empat jenis kebijakan
fiskal, yaitu:

1) Pembiayaan fungsional (The funcitional financei)Pembiayaan Fungsional adalah


kebijakan yang mengatur pengeluaran pemerintah dengan melihat berbagai akibat tidak
langsung terhadap pendapatan nasional dan bertujuan untuk meningkatkan
kesempatan kerja. Ada beberapa hal penting yang biasanya dilakukan olehpemerintah
yang menganut pola pembiayaan fungsional ini,

7
yaitu:

a. Pajak bukan hanya difungsikan sebagai alat menggali sumber penerimaan, tetapi juga
dugunakan sebagai alat untuk mengatur sektor swasta (private sector).

b. Apabila terjadi inflasi yang berlebihan, biasanya untuk mendanai penarikan dana
masyarakat, maka pemerintah melakukan pinjaman luar negeri.

c. Apabila pencapaian target pajak dan pinjaman ternyata tidak cepat, maka pemerintah
melakukan pinjaman dalam negeri bentuk percetakan uang.

2) Pendekatan anggaran terkendali (the managed budget approach)


Pendekatan anggaran terkendali adalah kebijakan untuk mengatur pengeluaran
pemerintah, perpajakan, dan pinjaman untuk mencapai stabilitas ekonomi yang
mantap.Dalam konsep ini, hubungan langsung antara pengeluaran pemerintah dan
penarikan pajak selalu di jaga.Kemudian untuk menghindarkan atau memperkecil
ketidakstabilan ekonomi selalu diadakan penyesuaian dalam anggaran, sehingga pada
suatu saat anggaran dapat dibuat defisit atau surplus disesuaikan dengan situasi yang
dihadapi.

3) Stabilitas anggaran (the stabilzting budget)

“Stabilitas anggaran adalah kebijakan yang mengatur pengeluaran pemerintah dengan


melihat besarnya biaya danmanfaat dari berbagai program.
Tujuan kebijakan ini adalah agar terjadi penghematan dalam pengeluaran pemerintah.
Dalam stabilitas anggaran ini, pengeluaran pemerintah lebih ditekankan pada asas
manfaat dan biaya relatif dari berbagai paket program.Pajak ditetapkan sedemikian
rupa sehingga terdapat anggaran belanja surplus dalam kesempatan kerja penuh.
Dengan kata lain, berdasarkan stabilitas perekonomian yang otomatis, pengeluaran
pemerintah ditentukan berdasarkan perkiraan manfaat dan biaya relatif dari berbagai
macam program. Sedangkan pengenaan pajak ditentukan untuk menimbulkan surplus
pada periode kesempatan kerja penuh.
4) Pendekatan anggaran belanja berimbang (balance budget approach)
Pendekatan anggaran belanja berimbang adalah kebijakan anggaran yang menyusun
pengeluaran sama besar
dengan penerimaan. Selain itu juga untuk tercapainya anggaran berimbang jangka
panjang.
Dengan kata lain, konsep anggaran berdasarkan pendekatan anggaran belanja
berimbang menekankan pada

8
keharusan keseimbangan antara penerimaan dan pengeluaran. Ini berarti jumlah
pengeluaran yang disusun pemerintah tidak boleh melebihi jumlah penerimaan yang
didapat.Sehingga pemerintah tidak perlu berhutang, baik
berhutang dari dalam negeri maupun keluar negeri.

D. Peran Kebijakan Fiskal

Peran kebijakan fiskal antara lain adalah sebagai berikut:

 Mampu menurunkan tingkat inflasi dengan cara memperkecil pengeluaran pemerintah


yang dilakukan dengan mengurangi atau menunda atau bahkan membatalkan proyek-
proyek pemerintah untuk sementara waktu.
 masyarakat melalui aturan pemerintah yang mengatur perekonomian berupa
pengeluaran, pajak, perbelanjaan dan hutang agar lebih stabil.
 Mengurangi tingkat pengangguran dengan cara memperbesar pengeluaran dan transfer
pemerintah. Untuk memperbesar transfer pemerintah, perlu adanya subsidi atau
mengurangi pungutan pajak dari masyarakat.
 Meningkatkan dan mendistribusikan pendapatan nasional dengan cara pemerintah
meningkatkan pendapatan nyata masyarakat dan mengurangi tingkat pendapatan yang
lebih tinggi.
 Berperan meningkatkan pendapatan masyarakat yaitu dengan cara memperbesar
pengeluaran pemerintah, seperti pengadaan proyek pembangunan jalan, jembatan,
gedung pemerintah, atau membelian peralatan militer, rumah sakit, perkantoran. Cara
tersebut akan bisa memberikan keuntungan kepada masyarakat dan dapat melibatkan
tenaga kerja.
 Mampu menanggulangi inflasi yang dilakukan dengan menerapkan pajak langsung
progresif yang dilengkapi dengan pajak komoditi.
 Mampu meningkatkan Produk Domestik Bruto (PDB) dengan cara memperbesar
pengeluaran pemerintah. Misalnya pemerintah melakukan pengeluaran dengan cara
menjalankan proyek pembangunan yang didanai oleh APBN, maka dengan cara ini
nantinya akan timbul permintaan barang dana jasa, sehingga hal tersebut akan
mendorong produksi masyarakat atas barang dan jasa. Cara yang lainnya yaitu dengan
meningkatkan transfer pemerintah, maksudnya adalah memberikan bantuan kepada
masyarakat miskin, bantuan bencana alam, beasiswa pelajar, atau berupa subsidi.
 Mampu meningkatkan laju investasi dengan cara mendorong dan memacu atau
menghambat investasi pada sektor swasta. maupun sektor negara.
 Mampu mendorong investasi optimal secara sosial yang dilakukan oleh pemerintah.

9
 Mampu menjaga stabilitas perekonomian internal ataupun eksternal di tengah
ketidakstabilan internasional.

2. Pengertian Kebijakan Moneter

Kebijakan moneter adalah suatu kebijakan dari otoritas moneter (dalam hal ini adalah bank
sentral) dalam bentuk pengendalian agregat moneter (seperti uang beredar, uang primer, atau
kredit perbankan) untuk mencapai perkembangan kegiatan perekonomian yang dicita-citakan.
Perkembangan perekonomian ini berupa stabilitas harga, pertumbuhan ekonomi yang baik, dan
kesempatan atau peluang kerja yang tersedia.

Pengertian lain dari kebijakan moneter adalah salah satu upaya untuk mencapai tingkat
pertumbuhan ekonomi yang tinggi secara berkelanjutan dengan tetap menjaga kestabilan
harga.

Pada prakteknya, kebijakan moneter akan mengatur persediaan uang yang dimiliki suatu
negara untuk mencapai tujuan tertentu seperti menahan laju inflasi, dan juga mendorong
usaha pembangunan nasional.

Tujuan dari kebijakan moneter sendiri pada dasarnya untuk mencapai keseimbangan internal
(pertumbuhan ekonomi yang tinggi, stabilitas harga, pemerataan pembangunan) dan
keseimbangan eksternal (keseimbangan neraca pembayaran) serta tercapainya tujuan ekonomi
makro, yaitu menjaga stabilitas ekonomi yang dapat diukur melalui kesempatan kerja,
kestabilan harga, serta keseimbangan neraca pembayaran internasional.

Pemerintah atau Bank Sentral dapat membuat kebijakan moneter dengan cara langsung atau
tidak langsung. Berikut ini penjelasannya:

 Kebijakan moneter dengan cara langsung yaitu pemerintah langsung campur tangan
dalam hal peredaran uang atau kredit perbankan.

10
 Kebijakan moneter dengan cara tidak langsung dilakukan oleh Bank sentral dengan cara
mempengaruhi kemampuan bank-bank umum dalam memberikan kredit.

Pengaturan jumlah uang yang beredar di dalam masyarakat diatur dengan cara menambah
atau mengurangi jumlah uang yang beredar. Dengan begitu kebijakan moneter dapat
digolongkan menjadi dua, yaitu sebagai berikut:

 Kebijakan Moneter Ekspansif (Monetary Expansive Policy), adalah suatu kebijakan


dalam rangka menambah jumlah uang yang beredar. Tujuan dari kebijakan ini yaitu
untuk mengurangi pengangguran dan meningkatkan daya beli masyarakat saat ekonomi
lesu (resesi atau depresi).
 Kebijakan Moneter Kontraktif (Monetary Contractive Policy), adalah suatu kebijakan
dalam rangka mengurangi jumlah uang yang beredar. Kebijakan ini disebut juga dengan
kebijakan uang ketat (tight money policy). Kebijakan moneter kontraktif dikeluarkan
ketika perekonomian negara sedang mengalami inflasi yang mengakibatkan naiknya
harga barang di pasaran.

A. Contoh Kebijakan Moneter

Berikut ini beberapa contoh kebijakan moneter:

 Bank Indonesia melelang sertifikatnya, atau bisa juga membeli surat-surat berharga di
pasar modal.
 Jika kondisi tingkat kegiatan ekonomi masih berada di harapan, maka bank sentral akan
menurunkan tingkat suku bunga. Hal ini akan membuat masyarakat melakukan
pinjaman sehingga banyak investasi yang ada di masyarakat. Begitu juga sebaliknya, jika
bank sentral ingin membatasi kegiatan ekonomi, maka tingkat suku bunga akan
dinaikkan, hal ini akan membuat masyarakat/pengusaha banyak menabung sehingga
uang yang beredar dapat dikurangi.
 Pada saat perekonomian mengalami resesi, maka uang yang beredar perlu dilakukan
penambahan untuk mendorong kegiatan ekonomi yaitu dengan cara membeli surat-
surat berharga.
 Di dalam mengurangi kegiatan ekonomi yang berlebihan pada saat terjadinya inflasi,
maka harus mengurangi uang yang beredar dengan cara menjual surat-surat berharga.
 Jika sedang terjadi inflasi maka bank sentral akan menaikkan cadangan kas minimumnya
sehingga uang yang beredar bisa dikurangi. Sebaliknya jika kondisi perekonomian
sedang lesu, maka pemerintah akan menurunkan cadangan kas minimumnya, sehingga

11
uang yang beredar akan bertambah akibat banyaknya pinjaman yang diberikan kepada
masyarakat. Kemudian akibat dari naiknya cadangan kas, maka kemampuan bank umum
untuk memberikan pinjaman akan berkurang atau bahkan bank umum tidak mampu
memberikan pinjaman, sehingga dana yang menganggur di bank akan semakin
bertambah.

12
B.Tujuan Kebijakan Moneter

Kebijakan moneter pada dasarnya merupakan suatu kebijakan yang bertujuan untuk:

1. Mencapai keseimbangan internal yaitu berupa pertumbuhan ekonomi yang tinggi,


stabilitas harga, pemerataan pembangunan

2. Mencapai keseimbangan eksternal yaitu berupa keseimbangan neraca pembayaran

3. Tercapainya tujuan ekonomi makro, yakni menjaga stabilisasi ekonomi yang dapat diukur
dengan kesempatan kerja, kestabilan harga serta neraca pembayaran internasional yang
seimbang. Apabila kestabilan dalam kegiatan perekonomian terganggu, maka kebijakan
moneter dapat dipakai untuk memulihkan (tindakan stabilisasi).

4. Mengendalikan inflasi dengan cara mengatur keseimbangan antara persediaan uang


dengan persediaan barang.

5. Tercapai kesempatan kerja, dengan ini maka semakin besar peluang dalam meningkatkan
produksi, selain dapat meningkatkan produksi maka dapat juga membantu masyarakat yang
menjadi pengangguran. Semakin besar gairah untuk berusaha, maka akan mengakibatkan
peningkatan produksi. Peningkatan produksi ini akan diikuti dengan kebutuhan tenaga kerja.
Hal ini berarti akan terjadinya peningkatan kesempatan kerja dan kesejahteraan pada
karyawan.

6. Memperbaiki posisi neraca perdagangan dan neraca pembayaran.

7. Mempertahankan keseimbangan antara kebutuhan likuiditas perekonomian dan stabilitas


tingkat harga.

C. Instrumen Kebijakan Moneter

Kebijakan moneter dapat dilakukan dengan menjalankan instrumen kebijakan moneter,


intstrumen kebijakan moneter tersebut antara lain sebagai berikut:

 Operasi Pasar Terbuka (Open Market Operation)

13
Operasi pasar terbuka menrupakan sebuah cara untuk mengendalikan uang yang beredar di
masyarakat dengan cara menjual atau membeli surat berharga pemerintah (government
securities).

Pemerintah akan membeli surat berharga pemerintah apabila menginginkan jumlah uang
beredar bertambah. Namun, apabila menginginkan berkurangnya jumlah uang yang beredar,
maka pemerintah akan menjual surat berharga pemerintah kepada masyarakat.

Beberapa surat berharga pemerintah antara lain yaitu Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dan
Surat Berharga Pasar Uang (SBPU).

 Fasilitas Diskonto (Discount Rate)

Fasilitas diskonto merupakan sebuah cara untuk mengatur jumlah uang yang beredar di
masyarakat dengan cara memainkan tingkat bunga bank sentral pada bank umum. Terkadang
bank umum mengalami kekurangan uang sehingga mereka harus meminjam kepada bank
sentral.

Agar jumlah uang beredar bertambah, maka pemerintah menurunkan tingkat bunga bank
sentral. Begitupun sebaliknya, agar jumlah uang yang beredar berkurang, maka pemerintah
akan menaikkan tingkat bunga.

 Rasio Cadangan Wajib (Reserve Requirement Ratio)

Rasio cadangan wajib merupakan sebuah cara mengatur jumlah uang yang beredar. Namun
berbeda dengan fasilitas diskonto, pada rasio cadangan wajib, cara yang dilakukan yaitu
dengan memainkan jumlah dana cadangan perbankan yang harus disimpan pada pemerintah.

Pemerintah akan menurunkan rasio cadangan wajib jika ingin menambah jumlah uang yang
beredar. Begitu pun sebaliknya, pemerintah akan menurunkan rasio cadangan wajib jika ingin
menurunkan jumlah uang beredar.

14
 Imbauan Moral (Moral Persuasion)

Imbauan moral adalah kebijakan moneter dalam rangka mengatur jumlah uang beredar
dengan cara memberi imbauan kepada pelaku ekonomi.

Contohnya yaitu seperti memberi imbauan kepada perbankan pemberi kredit agar berhati-
hati dalam mengeluarkan kredit, hal ini bertujuan untuk mengurangi jumlah uang yang
beredar. Kemudian akan menghimbau agar bank meminjam uang lebih ke bank sentral
dengan tujuan untuk memperbanyak jumlah uang yang beredar di dalam perekonomian.

 Kredit Selektif

Kreatif selektif merupakan politik bank sentral dalam rangka mengurangi jumlah uang yang
beredar dengan cara memperketat pemberian kredit.

 Politik Sanering

Politik sanering ini dilakukan apabila sudah terjadi hiper inflasi. Hal ini pernah dilakukan oleh
BI pada tanggal 13 Desember 1965 dengan cara melakukan pemotongan uang dari Rp1.000
menjadi Rp1.

D. Peran Kebijakan Moneter

Peran kebijakan moneter antara lain adalah sebagai berikut:

 Mampu mengatur persentase cadangan minimum yang ada di bank berdasarkan jumlah
uang yang beredar di masyarakat.
 Berperan dalam penetapan suku bunga kredit agar kestabilan ekonomi terjaga.
 Mampu memelihara kestabilan nilai tukar uang melalui Bank Indonesia yang menjalankan
kebijakan nilai tukar untuk mengurangi volatilitas nilai tukar agar tidak berlebihan.
 Mampu memainkan jumlah cadangan perbankan melalui jumlah cadangan perbankan
yang harus disimpan oleh pemerintah.

15
 Imbauan moral kepada pelaku ekonomi dengan cara pemerintah akan menghimbau
setiap bank agar berhati-hati dalam memberikan kredit. Hal itu untuk menjaga agar
peredaran uang tidak meningkat.
 Mampu mengatur suku bunga deposito, sehingga apabila pemerintah ingin adanya
pertambahan peredaran uang, maka suku bunga deposito harus dinaikkan. Sebaliknya,
jika pemerintah ingin mengurangi peredaran uang, maka suku bunga deposito juga harus
diturunkan.
 Mampu mengendalikan uang dengan menjual atau membeli surat berharga.
 Mengatur persediaan uang dan barang agar perekonomian negara bisa stabil melalui
kebijakan moneter di bidang perdagangan.
 Mampu mempertahankan kestabilan harga dengan cara mengurangi peredaran uang.
 Berperan dalam memainkan tingkat bunga bank sentral pada bank umum.

16
3. HUBUNGAN KEBIJAKAN FISKAL DAN KEBIJAKAN MONETER.

Kebijakan fiskal dan kebijakan moneter merupakan kebijakan yang menjadi alat
dalam perencanaan ekonomi di Indonesia agar dapat mengendalikan perekonomian
makro. Kedua kebijkan tersebut berhubungan erat dengan empat sector yaitu sector
rumanh tangga, sector perusahaan sector pemerintah dan sector internasional yang
memiliki interaksi masing-masing dalam upaya menciptakan pendapatan serta
pengeluaran pemerintah. Yang mempengaruhi kebijakan fiskal ialah pengeluaran serta
pajak sedangkan yang mempengaruhi kebijakan moneter diantaranya GDP, inflasi,
kurs, dan suku bunga.

Kebijakan fiskal berdampak pada perekonomian dengan penerimaan Negara serta


pengeluaran Negara, sedangkan kebijakan moneter akan berdampak pada pasar uang
dan pasar suat berharga, pasar uang serta pasar surat berharga akan menentukan
tinggi rendahnya tingkat bunga, dan tingkat bunga akan mempengaruhi tingkat
agregat. Kebijakan fiskal akan berpengaruh terhadap permintaan serta penawaran
agregat, yang pada giliran permintaan dan penawaran agregat itu akan menentukan
keadaan di pasar barang serta jasa.

Kondisi di pasar barang serta jasa ini akan menentukan tingkat harga dan
kesempatan kerja akan menentukan tingkat pendapatan serta tingkat upah yang
diharapkan. Keduanya akan memiliki umpan balik yaitu pendapatan akan memberikan
umpan balik terhadap permintaan agregat serta upah harapan memiliki umpan balik
terhadap penawaran agregat serta pasar uang dan surat berharga.

Perbedaan Kebijakan Fiskal Dan Moneter

Kebijakan moneter dan kebijakan fiskal merupakan dua kebijakan yang memiliki tujuan
untuk mengatur perekonomian dan mengatasi kondisi dan permasalahan ekonomi
suatu negara seperti halnya krisis ekonomi atau inflasi yang terlalu tinggi.

Dari penjelasan di atas dapat kita ambil kesimpulan mengenai perbedaan kebijakan
fiskal dan moneter, yaitu sebagai berikut:

Secara Definisi :

17
 Kebijakan fiskal adalah kebijakan pemerintah untuk mempengaruhi perekonomian
secara makro khususnya sektor riil melalui kebijakan pengelolaan anggaran
pendapatan dan belanja negara dalam hal ini APBN.
 Kebijakan moneter adalah kebijakan pemerintah dalam hal mengatur jumlah uang
yang beredar di pasar dalam rangka menjaga stabilitas harga dan nilai rupiah.

Dengan kata lain: Kebijakan fiskal adalah kebijakan untuk mengatur perekonomian
dengan mengatur penerimaan dan pengeluaran negara, melalui pengaturan tingkat
pajak dan belanja negara. Sedangkan kebijakan moneter adalah kebijakan untuk
mengatur perekonomian dengan mengatur jumlah uang yang beredar dan tingkat
suku bunga.

Berdasarkan Instrumen

Kebijakan fiskal dilakukan dengan menggunakan APBN sebagai instrumen, seberapa


besar belanja pemerintah dan seberapa besar penerimaan pajak ditetapkan untuk
mempengaruhi perekonomian.

Sedangkan kebijakan moneter dilakukan untuk mempengaruhi uang yang beredar


dengan cara:

 Melakukan operasi pasar terbuka


 Menetapkan tarif suku bunga
 Melakukan himbauan moral
 Instansi yang berwenang

Kebijakan fiskal dan kebijakan moneter sama-sama menjadi kewenangan pemerintah,


namun ada instansi pemerintah yang menangani secara khusus.

Kebijakan fiskal dibuat oleh pemerintah, dalam hal ini yaitu Presiden beserta
kabinetnya yang juga dibantu oleh lembaga legislatif yaitu DPR. Sedangkan kebijakan
moneter dibuat oleh bank sentral yaitu Bank Indonesia, dan ditetapkan oleh Gubernur
Bank Indonesia. Namun pemerintah tetap bisa campur tangan dalam kebijakan

18
moneter melalui kebijakan moneter langsung seperti masalah peredaran uang dan
kredit perbankan.

Dampak terhadap perekonomian

Secara umum, kebijakan moneter berdampak lebih cepat terhadap perekonomian


negara daripada kebijakan fiskal. Selain itu juga kebijakan moneter cenderung lebih
efektif dalam mengatasi inflasi, sedangkan kebijakan fiskal cenderung lebih efektif
dalam mengatasi resesi. Dengan demikian masing-masing kebijakan mempunyai
kelebihan dan kekurangannya masing-masing.

19
Dalam prakteknya, diperlukan adanya kombinasi yang tepat antara kebijakan fiskal
dan moneter (policy mix), karena sesungguhnya sektor riil (dalam hal ini adalah
kebijakan fiskal) dan sektor moneter (dalam hal ini adalah kebijakan moneter) sangat
berkaitan erat.

Kombinasi antara dua kebijakan ini membutuhkan komunikasi dan koordinasi yang
baik antara Pemerintah (Kementerian Keuangan) sebagai penanggungjawab kebijakan
fiskal dan Bank Indonesia sebagai pemegang otoritas atau kebijakan moneter.

Adapun jenis-jenis kebijakan non moneter sebagai berikut :

 meningkatkan produksi barang dan jasa


 menetapkan harga maksimum untuk barang dan jasa
 mengadakan pengawasan terhadap harga barang dan jasa
 pemerintah ikut serta dalam kegiatan produksi dan distribusi barang dan
jasa
 melalui kebijakan upah, tidak menaikkan upah agar harga barang dan jasa
tidak naik

meningkatkan impor barang, agar jumlahnya bertambah dan mengakibatkan harga turun

BAB III

20
PENUTUP

1. Kesimpulan

Dari pembahasan di atas dapat penyusun simpulkan bahwa :

Kebijakan fiskal dan moneter adalah kebijakan yang di lakukan dengan tujuan
untuk mengelola isi permintaan barang dan jasa, untuk mempertahankan
produksi Yang mendekati full employment dan untuk mempertahankan tingkat
harga barang dan jasa agar inflasi dan deflasi tidak terjadi.

Bagi negara sedang berkembang sebenarnya sulit untuk menyesuaikan antara


pendapatan negara yang sedang berkembang rendah sedangkan kebutuhan
untuk menyediakan barang dan jasa serta membelanjai pengeluaran yang
lainya lebih besar. Sedangkan kebijakan campuran adalah merupakan campuran
daari dua kebijakan bdiatas yang di lakukan dengan cara mengubah
pengeluaran, pengenaan pajak ataupun jumlah uang yang beredar secara
bersama-sama.

21
DAFTAR PUSTAKA

1.
https://www.academia.edu/28724749/Kebijakan_Moneter_dan_Kebijakan_
Fiskal

2. https://ekspektasia.com/kebijakan-fiskal-dan-moneter/

3. https://donielibra.wordpress.com/makalah-ekonomi-makro-tentang-
kebijakan-fiskal-dan-moneter/

22

Anda mungkin juga menyukai