Dosen pengampu :
Oleh:
Jurusan manajemen
Juni,2021
1
BAB I
PENDAHULUAN
Kebijakan fiskal dan kebijakan moneter satu sama lain saling berpengaruh dalam
kegiatanperekonomian. Masing – masing variabel kebijakan tersebut, kebijakan fiskal
dipengaruhi olehdua variabel utama, yaitu pajak (tax) dan pengeluaran pemerintah (goverment
expenditure).Sedangkan variabel utama dalam kebijakan moneter, yaitu GDP, inflasi, kurs, dan
suku bunga.Berbicara tentang kebijakan fiskal dan kebijakan moneter berkaitan erat dengan
kegiatanperekonomian empat sektor, dimana sektor – sektor tersebut diantaranya sektor
rumah tangga,sektor perusahaan, sektor pemerintah dan sektor dunia internasional/luar
negeri. Ke-empat sektorini memiliki hubungan interaksi masing – masing dalam menciptakan
pendapatan danpengeluaran. Krisis global saat ini jauh lebih parah dari perkiraan semula dan
suasana ketidakpastiannyasangat tinggi. Kepercayaan masyarakat dunia terhadap
perekonomian menurun tajam. Akibatnya,gambaran ekonomi dunia terlihat makin suram dari
hari ke hari walaupun semua bank sentralsudah menurunkan suku bunga sampai tingkat yang
terendah. Tingkat bunga yang sedemikianrendahnya itu justru menyebabkan ruang untuk
melakukan kebijakan moneter menjadi terbatas,sehingga pilihan yang tersedia hanya pada
kebijakan fiscal. Menurut Mohamad Ikhsan, () negara-negara yangtergabung dalam G-20 dalam
komunike bersamanya baru ini-ini sepakat mendorong lebih cepatekspansi kebijakan fiskal
minimal 2 persen dari produk domestik bruto untuk memulihkanperekonomian dunia.
Meskipun secara teoretis kebijakan fiskal dapat berfungsi sebagai stimulusperekonomian,
dalam pelaksanaannya sering kali terdapat hambatan. Hambatan ini dirasakanterutama di
negara berkembang.
1.2.Rumusan masalah
Dari latar belakang di atas dapat di buat beberapa rumusan masalah yaitu antar lain:
1.3.Tujuan Pembahasan
2
3.Serta mempermudah pembaca memahami hubungan kebijakan fiskal dan moneter
3
BAB II
PEMBAHASAN
Kebijakan fiskal merupakan kebijakan yang dibuat pemerintah untuk mengarahkan ekonomi
suatu negara melalui pengeluaran dan pendapatan (berupa pajak) pemerintah.
Kebijakan Fiskal adalah salah satu kebijakan ekonomi yang dibuat oleh pemerintah untuk
mengarahkan kondisi perekonomian agar menjadi lebih baik lagi. Salah satu caranya yaitu
dengan cara mengubah penerimaan dan pengeluaran pemerintah.
Arti lain dari kebijakan fiskal yaitu sebagai kebijakan yang dibuat oleh pemerintah untuk
mengarahkan ekonomi dalam suatu negara melalui pengaturan pengeluaran dan pendapatan
(berupa pajak) pemerintah.
Tujuan dari kebijakan fiskal ini mirip juga dengan kebijakan moneter yaitu untuk mengatur dan
mengelola jumlah uang yang beredar. Namun pada prakteknya kebijakan fiskal lebih
menekankan pada pengaturan pendapatan dan pengeluaran (belanja) pemerintah. Pemerintah
membuat kebijakan fiskal ini dengan tujuan mendapatkan dana-dana dan kebijaksanaan yang
ditempuh oleh pemerintah untuk membelanjakan dana tersebut dalam rangka menjalankan
pembangunan negara.
Kebijakan pemerintah ini juga bertujuan untuk mempengaruhi proses kehidupan ekonomi
masyarakat yang dilaksanakan melalui Anggaran Belanja Negara (APBN). Pemerintah melalui
kebijakan fiskal hanya bisa mengatur pembelanjaan Negara (pengeluaran Negara) dan pajak
dari semua unsur APBN.
Pada tujuan lain, kebijakan fiskal berbeda dengan kebijakan moneter, dimana tujuannya yaitu
untuk men-stabilkan perekonomian melalui controlling tingkat bunga dan jumlah uang yang
beredar. Kemudian yang menjadi instrumen utama dalam kebijakan fiskal yaitu pengeluaran
dan pajak.
4
1. Permintaan agregat dan tingkat aktivitas ekonomi negara
Kebijakan fiskal merujuk pada kebijakan yang dibuat pemerintah untuk mengarahkan ekonomi
suatu negara melalui pengeluaran dan pendapatan (berupa pajak) pemerintah.
Pada saat perekonomian nasional sedang mengalami inflasi, maka pemerintah akan
mengurangi kelebihan permintaan masyarakat dengan cara memperkecil pembelanjaan dan
atau menaikkan pajak agar tercipta kestabilan kembali. Cara seperti ini disebut dengan
pengelolaan anggaran.
Pada dasarnya, kebijakan fiskal bertujuan untuk memengaruhi jumlah total pengeluaran
masyarakat, pertumbuhan ekonomi dan jumlah seluruh produksi masyarakat, banyaknya
kesempatan kerja dan pengangguran, tingkat harga umum dan inflasi, serta menstabilkan
perekonomian dengan cara mengontrol tingkat bunga dan jumlah uang yang beredar.
beberapa tujuan kebijakan fiskal yang ada saat ini, diantaranya adalah sebagai berikut:
5
Instrumen kebijakan fiskal adalah penerimaan dan pengeluaran pemerintah yang
sangat berhubungan erat dengan pajak. Dari sisi pajak jelas jika mengubah tarif
pajak yang berlaku maka akan berpengaruh terhadap ekonomi.
Apabila pajak diturunkan, maka kemampuan daya beli masyarakat akan meningkat
dan industri akan mampu meningkatkan jumlah output. Dan sebaliknya, apabila
pajak dinaikkan, maka daya beli masyarakat akan menurun serta output industri pun
akan menurun secara umum.
6
2. Anggaran Surplus (Surplus Budget) / Kebijakan Fiskal Kontraktif
Pertama, kebijakan fiskal ekspansif (expansionary fiscal policy), yaitu kebijakan ini
menaikkan belanja negara dan menurunkan tingkat pajak netto.Kebijakan ini untuk
meningkatkan daya beli masyarakat.Kebijakan ekspansif dilakukan pada saat
perekonomian mengalami resesi atau depresi dan pengangguran yang tinggi.
Kedua, kebijakan fiskal kontraktif, yaitu suatu kebijakan dengan menurunkan belanja
negara dan menaikkan tingkat pajak.Kebijakan ini bertujuan untuk menurunkan daya
beli masyarakat dan mengatasi inflasi.Secara teoritis dikenal empat jenis kebijakan
fiskal, yaitu:
7
yaitu:
a. Pajak bukan hanya difungsikan sebagai alat menggali sumber penerimaan, tetapi juga
dugunakan sebagai alat untuk mengatur sektor swasta (private sector).
b. Apabila terjadi inflasi yang berlebihan, biasanya untuk mendanai penarikan dana
masyarakat, maka pemerintah melakukan pinjaman luar negeri.
c. Apabila pencapaian target pajak dan pinjaman ternyata tidak cepat, maka pemerintah
melakukan pinjaman dalam negeri bentuk percetakan uang.
8
keharusan keseimbangan antara penerimaan dan pengeluaran. Ini berarti jumlah
pengeluaran yang disusun pemerintah tidak boleh melebihi jumlah penerimaan yang
didapat.Sehingga pemerintah tidak perlu berhutang, baik
berhutang dari dalam negeri maupun keluar negeri.
9
Mampu menjaga stabilitas perekonomian internal ataupun eksternal di tengah
ketidakstabilan internasional.
Kebijakan moneter adalah suatu kebijakan dari otoritas moneter (dalam hal ini adalah bank
sentral) dalam bentuk pengendalian agregat moneter (seperti uang beredar, uang primer, atau
kredit perbankan) untuk mencapai perkembangan kegiatan perekonomian yang dicita-citakan.
Perkembangan perekonomian ini berupa stabilitas harga, pertumbuhan ekonomi yang baik, dan
kesempatan atau peluang kerja yang tersedia.
Pengertian lain dari kebijakan moneter adalah salah satu upaya untuk mencapai tingkat
pertumbuhan ekonomi yang tinggi secara berkelanjutan dengan tetap menjaga kestabilan
harga.
Pada prakteknya, kebijakan moneter akan mengatur persediaan uang yang dimiliki suatu
negara untuk mencapai tujuan tertentu seperti menahan laju inflasi, dan juga mendorong
usaha pembangunan nasional.
Tujuan dari kebijakan moneter sendiri pada dasarnya untuk mencapai keseimbangan internal
(pertumbuhan ekonomi yang tinggi, stabilitas harga, pemerataan pembangunan) dan
keseimbangan eksternal (keseimbangan neraca pembayaran) serta tercapainya tujuan ekonomi
makro, yaitu menjaga stabilitas ekonomi yang dapat diukur melalui kesempatan kerja,
kestabilan harga, serta keseimbangan neraca pembayaran internasional.
Pemerintah atau Bank Sentral dapat membuat kebijakan moneter dengan cara langsung atau
tidak langsung. Berikut ini penjelasannya:
Kebijakan moneter dengan cara langsung yaitu pemerintah langsung campur tangan
dalam hal peredaran uang atau kredit perbankan.
10
Kebijakan moneter dengan cara tidak langsung dilakukan oleh Bank sentral dengan cara
mempengaruhi kemampuan bank-bank umum dalam memberikan kredit.
Pengaturan jumlah uang yang beredar di dalam masyarakat diatur dengan cara menambah
atau mengurangi jumlah uang yang beredar. Dengan begitu kebijakan moneter dapat
digolongkan menjadi dua, yaitu sebagai berikut:
Bank Indonesia melelang sertifikatnya, atau bisa juga membeli surat-surat berharga di
pasar modal.
Jika kondisi tingkat kegiatan ekonomi masih berada di harapan, maka bank sentral akan
menurunkan tingkat suku bunga. Hal ini akan membuat masyarakat melakukan
pinjaman sehingga banyak investasi yang ada di masyarakat. Begitu juga sebaliknya, jika
bank sentral ingin membatasi kegiatan ekonomi, maka tingkat suku bunga akan
dinaikkan, hal ini akan membuat masyarakat/pengusaha banyak menabung sehingga
uang yang beredar dapat dikurangi.
Pada saat perekonomian mengalami resesi, maka uang yang beredar perlu dilakukan
penambahan untuk mendorong kegiatan ekonomi yaitu dengan cara membeli surat-
surat berharga.
Di dalam mengurangi kegiatan ekonomi yang berlebihan pada saat terjadinya inflasi,
maka harus mengurangi uang yang beredar dengan cara menjual surat-surat berharga.
Jika sedang terjadi inflasi maka bank sentral akan menaikkan cadangan kas minimumnya
sehingga uang yang beredar bisa dikurangi. Sebaliknya jika kondisi perekonomian
sedang lesu, maka pemerintah akan menurunkan cadangan kas minimumnya, sehingga
11
uang yang beredar akan bertambah akibat banyaknya pinjaman yang diberikan kepada
masyarakat. Kemudian akibat dari naiknya cadangan kas, maka kemampuan bank umum
untuk memberikan pinjaman akan berkurang atau bahkan bank umum tidak mampu
memberikan pinjaman, sehingga dana yang menganggur di bank akan semakin
bertambah.
12
B.Tujuan Kebijakan Moneter
Kebijakan moneter pada dasarnya merupakan suatu kebijakan yang bertujuan untuk:
3. Tercapainya tujuan ekonomi makro, yakni menjaga stabilisasi ekonomi yang dapat diukur
dengan kesempatan kerja, kestabilan harga serta neraca pembayaran internasional yang
seimbang. Apabila kestabilan dalam kegiatan perekonomian terganggu, maka kebijakan
moneter dapat dipakai untuk memulihkan (tindakan stabilisasi).
5. Tercapai kesempatan kerja, dengan ini maka semakin besar peluang dalam meningkatkan
produksi, selain dapat meningkatkan produksi maka dapat juga membantu masyarakat yang
menjadi pengangguran. Semakin besar gairah untuk berusaha, maka akan mengakibatkan
peningkatan produksi. Peningkatan produksi ini akan diikuti dengan kebutuhan tenaga kerja.
Hal ini berarti akan terjadinya peningkatan kesempatan kerja dan kesejahteraan pada
karyawan.
13
Operasi pasar terbuka menrupakan sebuah cara untuk mengendalikan uang yang beredar di
masyarakat dengan cara menjual atau membeli surat berharga pemerintah (government
securities).
Pemerintah akan membeli surat berharga pemerintah apabila menginginkan jumlah uang
beredar bertambah. Namun, apabila menginginkan berkurangnya jumlah uang yang beredar,
maka pemerintah akan menjual surat berharga pemerintah kepada masyarakat.
Beberapa surat berharga pemerintah antara lain yaitu Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dan
Surat Berharga Pasar Uang (SBPU).
Fasilitas diskonto merupakan sebuah cara untuk mengatur jumlah uang yang beredar di
masyarakat dengan cara memainkan tingkat bunga bank sentral pada bank umum. Terkadang
bank umum mengalami kekurangan uang sehingga mereka harus meminjam kepada bank
sentral.
Agar jumlah uang beredar bertambah, maka pemerintah menurunkan tingkat bunga bank
sentral. Begitupun sebaliknya, agar jumlah uang yang beredar berkurang, maka pemerintah
akan menaikkan tingkat bunga.
Rasio cadangan wajib merupakan sebuah cara mengatur jumlah uang yang beredar. Namun
berbeda dengan fasilitas diskonto, pada rasio cadangan wajib, cara yang dilakukan yaitu
dengan memainkan jumlah dana cadangan perbankan yang harus disimpan pada pemerintah.
Pemerintah akan menurunkan rasio cadangan wajib jika ingin menambah jumlah uang yang
beredar. Begitu pun sebaliknya, pemerintah akan menurunkan rasio cadangan wajib jika ingin
menurunkan jumlah uang beredar.
14
Imbauan Moral (Moral Persuasion)
Imbauan moral adalah kebijakan moneter dalam rangka mengatur jumlah uang beredar
dengan cara memberi imbauan kepada pelaku ekonomi.
Contohnya yaitu seperti memberi imbauan kepada perbankan pemberi kredit agar berhati-
hati dalam mengeluarkan kredit, hal ini bertujuan untuk mengurangi jumlah uang yang
beredar. Kemudian akan menghimbau agar bank meminjam uang lebih ke bank sentral
dengan tujuan untuk memperbanyak jumlah uang yang beredar di dalam perekonomian.
Kredit Selektif
Kreatif selektif merupakan politik bank sentral dalam rangka mengurangi jumlah uang yang
beredar dengan cara memperketat pemberian kredit.
Politik Sanering
Politik sanering ini dilakukan apabila sudah terjadi hiper inflasi. Hal ini pernah dilakukan oleh
BI pada tanggal 13 Desember 1965 dengan cara melakukan pemotongan uang dari Rp1.000
menjadi Rp1.
Mampu mengatur persentase cadangan minimum yang ada di bank berdasarkan jumlah
uang yang beredar di masyarakat.
Berperan dalam penetapan suku bunga kredit agar kestabilan ekonomi terjaga.
Mampu memelihara kestabilan nilai tukar uang melalui Bank Indonesia yang menjalankan
kebijakan nilai tukar untuk mengurangi volatilitas nilai tukar agar tidak berlebihan.
Mampu memainkan jumlah cadangan perbankan melalui jumlah cadangan perbankan
yang harus disimpan oleh pemerintah.
15
Imbauan moral kepada pelaku ekonomi dengan cara pemerintah akan menghimbau
setiap bank agar berhati-hati dalam memberikan kredit. Hal itu untuk menjaga agar
peredaran uang tidak meningkat.
Mampu mengatur suku bunga deposito, sehingga apabila pemerintah ingin adanya
pertambahan peredaran uang, maka suku bunga deposito harus dinaikkan. Sebaliknya,
jika pemerintah ingin mengurangi peredaran uang, maka suku bunga deposito juga harus
diturunkan.
Mampu mengendalikan uang dengan menjual atau membeli surat berharga.
Mengatur persediaan uang dan barang agar perekonomian negara bisa stabil melalui
kebijakan moneter di bidang perdagangan.
Mampu mempertahankan kestabilan harga dengan cara mengurangi peredaran uang.
Berperan dalam memainkan tingkat bunga bank sentral pada bank umum.
16
3. HUBUNGAN KEBIJAKAN FISKAL DAN KEBIJAKAN MONETER.
Kebijakan fiskal dan kebijakan moneter merupakan kebijakan yang menjadi alat
dalam perencanaan ekonomi di Indonesia agar dapat mengendalikan perekonomian
makro. Kedua kebijkan tersebut berhubungan erat dengan empat sector yaitu sector
rumanh tangga, sector perusahaan sector pemerintah dan sector internasional yang
memiliki interaksi masing-masing dalam upaya menciptakan pendapatan serta
pengeluaran pemerintah. Yang mempengaruhi kebijakan fiskal ialah pengeluaran serta
pajak sedangkan yang mempengaruhi kebijakan moneter diantaranya GDP, inflasi,
kurs, dan suku bunga.
Kondisi di pasar barang serta jasa ini akan menentukan tingkat harga dan
kesempatan kerja akan menentukan tingkat pendapatan serta tingkat upah yang
diharapkan. Keduanya akan memiliki umpan balik yaitu pendapatan akan memberikan
umpan balik terhadap permintaan agregat serta upah harapan memiliki umpan balik
terhadap penawaran agregat serta pasar uang dan surat berharga.
Kebijakan moneter dan kebijakan fiskal merupakan dua kebijakan yang memiliki tujuan
untuk mengatur perekonomian dan mengatasi kondisi dan permasalahan ekonomi
suatu negara seperti halnya krisis ekonomi atau inflasi yang terlalu tinggi.
Dari penjelasan di atas dapat kita ambil kesimpulan mengenai perbedaan kebijakan
fiskal dan moneter, yaitu sebagai berikut:
Secara Definisi :
17
Kebijakan fiskal adalah kebijakan pemerintah untuk mempengaruhi perekonomian
secara makro khususnya sektor riil melalui kebijakan pengelolaan anggaran
pendapatan dan belanja negara dalam hal ini APBN.
Kebijakan moneter adalah kebijakan pemerintah dalam hal mengatur jumlah uang
yang beredar di pasar dalam rangka menjaga stabilitas harga dan nilai rupiah.
Dengan kata lain: Kebijakan fiskal adalah kebijakan untuk mengatur perekonomian
dengan mengatur penerimaan dan pengeluaran negara, melalui pengaturan tingkat
pajak dan belanja negara. Sedangkan kebijakan moneter adalah kebijakan untuk
mengatur perekonomian dengan mengatur jumlah uang yang beredar dan tingkat
suku bunga.
Berdasarkan Instrumen
Kebijakan fiskal dibuat oleh pemerintah, dalam hal ini yaitu Presiden beserta
kabinetnya yang juga dibantu oleh lembaga legislatif yaitu DPR. Sedangkan kebijakan
moneter dibuat oleh bank sentral yaitu Bank Indonesia, dan ditetapkan oleh Gubernur
Bank Indonesia. Namun pemerintah tetap bisa campur tangan dalam kebijakan
18
moneter melalui kebijakan moneter langsung seperti masalah peredaran uang dan
kredit perbankan.
19
Dalam prakteknya, diperlukan adanya kombinasi yang tepat antara kebijakan fiskal
dan moneter (policy mix), karena sesungguhnya sektor riil (dalam hal ini adalah
kebijakan fiskal) dan sektor moneter (dalam hal ini adalah kebijakan moneter) sangat
berkaitan erat.
Kombinasi antara dua kebijakan ini membutuhkan komunikasi dan koordinasi yang
baik antara Pemerintah (Kementerian Keuangan) sebagai penanggungjawab kebijakan
fiskal dan Bank Indonesia sebagai pemegang otoritas atau kebijakan moneter.
meningkatkan impor barang, agar jumlahnya bertambah dan mengakibatkan harga turun
BAB III
20
PENUTUP
1. Kesimpulan
Kebijakan fiskal dan moneter adalah kebijakan yang di lakukan dengan tujuan
untuk mengelola isi permintaan barang dan jasa, untuk mempertahankan
produksi Yang mendekati full employment dan untuk mempertahankan tingkat
harga barang dan jasa agar inflasi dan deflasi tidak terjadi.
21
DAFTAR PUSTAKA
1.
https://www.academia.edu/28724749/Kebijakan_Moneter_dan_Kebijakan_
Fiskal
2. https://ekspektasia.com/kebijakan-fiskal-dan-moneter/
3. https://donielibra.wordpress.com/makalah-ekonomi-makro-tentang-
kebijakan-fiskal-dan-moneter/
22