Critical Book Review MK Pengantar Antrop
Critical Book Review MK Pengantar Antrop
Mk: Pengantar
Antropologi
Prodi Antropologi
CRITICAL BOOK REPORT
PENGANTAR ANTROPOLOGI Skor Nilai :
DISUSUN OLEH:
1
KATA PENGANTAR
Pertama-tama saya mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa ,
sebab telah memberikan rahmatNya serta kesehatan kepada saya, sehingga saya mampu
menyelesaikan tugas “CRITICAL BOOK REPORT”. Tugas ini dibuat untuk memenuhi
salah satu mata kuliah saya yaitu “Pengantar Antropologi”.
Tugas ini disusun dengan harapan dapat pengetahuan kita semua khususnya dalam
hal pengantar antropologi. Saya meyadari bahwa tugas critical book report ini masih jauh
dari kesempurnaan. Apabila dalam tugas ini banyak terdapat kekurangan dan kesalahan ,
saya mohon maaf, karena keterbatasan ilmu dan pemahaman saya belum seberapa. Karena
itu saya sangat menantikan saran dan kritik dari pembaca yang sifatnya membangun guna
menyempurnakan tugas ini. Saya berharap semoga tugas ini dapat bermanfaat bagi
pembaca dan bagi saya khususnya. Atas perhatiannya saya mengucapkan terima kasih.
PENULIS
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. RASIONALISASI PENULISAN CBR
B. TUJUAN PENULISAN CBR
C. MANFAAT CBR
D. IDENTITAS BUKU
BAB II RINGKASAN ISI BUKU
A. RINGKASAN BUKU
BAB III PEMBAHASAN ISI BUKU
A. PEMBAHASAN ISI BUKU
B. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN BUKU
BAB IV PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. REKOMENDASI
DAFTAR PUSTAKA
3
BAB I
PENDAHULUAN
C. Manfaat CBR
1. Bagi Penulis
a. Memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Antropologi.
b. Melatih kemampuan penulis dalam mengkritisi buku.
c. Menumbuhkan pola pikir kreatif dalam membandingkan buku.
2. Bagi Pembaca
a. Untuk menambah pengetahuan dan wawasan pembaca mengenai antropologi
dalam kaitannya dalam kehidupan sehari-hari.
4
D. Identitas Buku
Buku Pertama
Buku Kedua
5
BAB II
RINGKASAN ISI BUKU
3. Fase ketiga
Fase ketiga ini terjadi di awal abad ke 20. “ Mempelajari bangsa di luar Eropa itu
penting , karena bangsa-bangsa itu pada umumnya masih mempunyai masyarakat yang
belum kompleks seperti masyarakat bangsa-bangsa Eropa. Suatu pengertian masyarakat
yang tak komplek akan menambah juga pengertian masyarakat yang kompleks
“( koentjaraningrat : 1981 : Hal 4 ). Dari hal tersebut kita bisa mengerti bahwa masyarakat
yang kompleks itu seperti apa dan masyarakat yang belum kompleks itu seperti apa . Ini
yang perlu diketahui oleh para antropolog untuk bisa memahami masyarakat dari segala
aspek. Dari pengertian tersebut kita dapat menyimpulkan bangsa selain bangsa eropa barat
masih ada yang dianggap belum kompleks masyarakatnya. Mempelajari bangsa lain
memang penting untuk para antropolog sebagai pembanding dan pelengkap ilmu yang
sudah ada.
4. Fase keempat
Fase ini terjadi setelah tahun 1930 .di dalam fase ini perkembangan ilmu pengetahuan
mulai semakin sempurna dan universal . Dengan hal tersebut para antropolog memang
diwajibkan untuk mengembangkan penelitian lapangan dengan pokok dan tujuan yang
baru yaitu untuk perkembangan pengetahuan yang selalu dan terus baru. “ Mengenai
tujuannya , ilmu Antropologi yang baru dalam fase perkembangannya yang keempat ini
6
dapat dibagi dua , yaitu tujuan akademika dan tujuan praktisnya. Tujuan Akademikalnya
adalah : mencapai pengertian tentang makhluk manusia pada umumnya dengan
mempelajari anekawarna bentuk fisiknya , masyarakat, serta kebudayannya. Karena di
dalam praktek ilmu antropologi biasanya mempelajari masyarakat suku-bangsa , maka
tujuan praktisnya adalah : mempelajari manusia dalam aneka warna masyarakat suku
bangsa guna membangun masyrakat suku bangsa itu . ” ( koentjaraningrat : 1981 : Hal 6 )
7
Mutasi adalah suatu proses yang berasal dari dalam organisma . Suatu gen yang telah lama
diturunkan dari angkatan ke angkatan bribu-ribu tahun lamanya , pada saat gen itu
terbentuk karena adanya zyogte yang baru dapat berubah sedikit sifatnya.
(Koentjaraningrat:1981: hal 68)
–Makhluk manusia Homo Sapiens yang pertama kali menunjukan ciri dari ras Mongoloid
adalah Pithecantropus Pakinensis.
–Makhluk manusia Homo Sapiens yang pertama kali menunjukan ciri dari ras Kaukasoid
adalah Homo Sapiens Cromagnon.
–Makhluk manusia Homo Sapiens yang pertama kali menunjukan ciri dari ras Negroid
adalah Homo Sapiens Asselar.
C. BAB 3. KEPRIBADIAN
a) Definisi Kepribadian
Menurut Prof. Laksono dalam kuliah pengantar antropologi I definisi kepribadian
adalah membicarakan unsur-unsur kesadaran akal dan jiwa yang membuat kita menjadi
pribadi yang unik dalam bertingkah laku. Definisi tersebut juga terdapat di dalam Buku
Pengantar Ilmu Antropologi karangan Koentjaraningrat yang serupa dengan pengertian
tentang kepribadian itu sendiri.
b) Unsur-unsur Kepribadian
Disposisi mental
“Seluruh penggambaran , apersepsi, pengamatan, konsep dan fantasi merupakan unsur-
unsur pengetahuan seorang individu yang sadar” ( koentjaraningrat : 1981 : Hal 105 ). Dari
hal tersebut kita bisa melihat bahwa di dalam hal kepribadian kita juga mengalami
disposisi mental ketika individu itu sadar.
Apresepsi
Hasil pertemuan antara gambaran-gambaran yang lama dengan gambaran – gambaran yang
baru. Apresepsi itu sendiri equivalen dengan persepsi. Dengan kata lain apresepsi itu
adalah tindak lanjut setelah menentukan atau setelah terjadi disposisi mental
Persepsi
8
Persepsi ini muncul ketika gambarn-gambaran yang lama dan baru kita fokuskan lebih jauh
atau dengan kata lain gambaran yang dfokuskan secara intensif . Persepsi sendiri dilakukan
setelah terjadi Apersepsi. Sedangkan persepsi biasanya terfokus pada “FAKTA”.
Konsepsi
Gambaran–gambaran abstrak yang kita miliki. Tentunya masih berkaitan dengan hubungan
antar fakta.
Naluri
Perasaan yang terkandung dalam sistem organismenya atau tingkah laku yang sudah
mendarah daging. Contoh : mahasiswa tidak lepas dari tas.
Perasaan
Kehendak, Keinginan, Emosi
Ketika manusia memeiliki kehendak karena memiliki rasa untuk memiliki disaat itulah
terjadi yang namanya emosi. Emosi ini sendiri muncul bisa positif bisa juga negatif.
Pengetahuan
Pengetahuan dapat memperkuat suatu pendapat karena yang dihasilkan adalah pengetahuan
dan pengetahun itu bersifa selalu baru.
Fantasi
Gambaran atau khayalan seseorang yang dapat menimbulkan “kreatif”. Kreatif ini
hubungan antara konsep dengan fantasi.
D. BAB 4 MASYARAKAT
a) Pengertian Masyarakat
Seperti halnya yang pernah di katakan oleh Prof Laksono mengenai pengertian dari
masyarakat itu sendiri adalah suatu kesatuan hidup yang dibuat manusia denga
mengandalakan suatu struktur ( tatanan sosil ).
Sama halnya dengan definisi masyarakat dalam buku Pengantar Ilmu Antropologi oleh
Koentjaraningrat. “ Masyarakat dalam bahasa inggris dipakai istilah society yang berasal
dari kata Latin socious , yang berarti kawan . Istilah masyarakat itu sendiri berasal dari
akar kata Arab Syaraka yang berarti ikut serta, berpartisipasi . ” ( koentjaraningrat : 1981 :
Hal 144).
“Definisi masyarakat secara khusus dapat kita rumuskan sebagai berikut :
Masyarakat adalah kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu sistem adat-
istiadat tertentu yang bersifat kontinyu , dan yang terikat oleh suatu rasa identitas bersama .
” ( koentjaraningrat : 1981 : Hal 146-147).
Kita memang tidak boleh terlalu termakan oleh Altrulisme karena Altrulisme ini
bisa bersifat positif dan negatif. Kolektiva itu penting jika itu baik. Contohnya saat
Altrulisme bersifat negatif kasus terorisme , sedangkan yang baik contohnya kolektiva
yang terbangun di dalam gen atau kekerabatan.
Masyarakat bisa dikatakan sebagai suatu bentuk komunitas karena orang yang sama
berkumpul di luar sistem ( Victor Turner). “Adanya prasarana untuk berinteraksi memang
9
menyebabkan bahwa warga dari suatu kolektif manusia itu akan saling berinteraksi.”
( koentjaraningrat : 1981 : Hal 144).
b) Unsur-unsur masyarakat
Berikut adalah unsur-unsur masyarakat yang ada , antara lain : (Koentjaraningrat :
1981: Hal 143).
Kategori sosial
“Kesatuan manusia yang terwujudkan karena adanya suatu ciri atau suatu kompleks ciri-
ciri obyektif yang dapat dikenakan kepada manusia-manusia itu “( koentjaraningrat :
1981 : Hal 149). Penilaian secara objektif ini lah yang membuat orang lain . Maka dari itu
berarti kategori sosial terbentuk karena adanya penilaian dari orang lain mengenai ciri yang
dikenakan manusia.
Golongan Sosial
Yang membedaka anatara kategori dengan golongan adalah jika golongan sosial ini
memang memiliki kesadaran identitas yang tumbuh dan menjadi bentuk respon atau reaksi
terhadap sesuatu. Dibuat oleh orang yang bersangkutan serta dihadapkan oleh struktur
sosial namun hirarkinya tidak sejelas kategori.
Komunitas
Kelompok dan Perkumpulan
Menurut C.H Cooley yang membedakan dua aspek hubungan antara kelompok yaitu
primary group dan secondary group.
Menurut Tonnies yang membedakan dua masyarakat yaitu Gemeinschaft dan Gesellschaft.
c) INTEGRASI MASYARAKAT
“Struktur sosial . Dalam hal menganalisa masyarakat , seorang peneliti memerinci
kehidupan masyarakat itu ke dalam unsur-unsurnya yaitu pranata, kedudukan sosial dan
peranan sosial. “( koentjaraningrat : 1981 : Hal 171). Fungsi dari struktur sosial adalah
sebagai pengendali di dalam masyarakat yang memiliki batasan-batasan tertentu di dalam
bermasyarakat.
E. BAB 5 KEBUDAYAAN
a) Definisi Kebudayaan
“ Menurut imu antropologi , kebudayaan dalah : keseluruhan sistem gagasan ,
tindakan , hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik
diri manusia dengan belajar”.(Koentjaraningrat : 1981 : Hal 180). Kata kebudayaan itu
sendiri diambil dari bahasa sansekerta yang berasal dari kata Budhayah yang berarti budi
atau akal.
Kesimpulannya adalah bagian dari bud dan bagian dari akal. Pengertiannya adalah
segala tindakan yang berhubungan dengan budaya maka akal dan budi ikut berperan dalam
10
beberapa hal yang berupa cipta, rasa dan karsa.Maka dari itu kebudayaan adalah hasil dari
cipta, karsa dan rasa.
Perbedaan kebudayaan dengan peradaban terletak pada penyebutan unsur dan
bagian –bagian dari kebudayaan. “ peradaban “ juga sering dipakai untuk istilah istilah
teknologi, pengetahuan,seni dan lain-lain.
11
Discovery : Penemuan dari suatu unsur kebudayaan yang baru., baik berupa suatu
alat baru , suatu ide baru yang diciptakan oleh seorang individu , atau suatu
rangkaian dari beberapa individu dalam masyarakat yang bersangkutan.
12
Tanduk Afrika
Pantai Guinea
Bantu Khatulistiwa
Bantu Danau-danau
Bantu timur
Bantu Tengah
Bantu barat daya
Bantu tenggara
Choisan
Madagaskar
H. BAB 8 ETNOGRAFI
Batas–batas dari masyarakat , bagian suku bangsa yang menjadi pokok nyata dari
deskripsi etnografi. Menurut koentjaraningrat dalam buku “ Introduction to Cultural
Anthropology”. :
Kesatuan masyarakat yang dibatasi oleh satu desa maupun lebih
Kesatuan masyarakat yang terdiri dari penduduk yang mengucapkan satu bahasa
atau satu logat bahasa
Kesatuan masyarakat yang dibatasi oleh garis batas suatu daerah politikal dan
administratif
Kesatuan masyarakat yang batasnya dientukan oleh rasa identitas penduduknya
sendiri
Ksatuan masyarakat yang ditentukan oleh suatu wilayah geografis yang merupakan
kesatuan daerah
Kesatuan masyarakat yang ditentukan oleh kestua ekologi
Kesatuan masyarakat dengan penduduk yang mengalami satu pengalaman sejarah
yang sama
Kesatua masyarakat dengan penduduk yang frekuensi interaksinya merata tinggi
Kesatuan masyarakat dengan susunan sosial yang seragam.
13
BAB III
PEMBAHASAN ISI BUKU
14
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kesimpulan dalam buku ini Koentjaranigrat membahas secara detail tentang
antropologi yang berani ''ilmu tentang manusia", dan merupakan suatu istilah yang sangat
tua. Dahulu istilah itu digunakan dalam arti yang lain, yaitu "ilmu tentang ciri-ciri tubuh
manusia". Sajarah perkembangan ilmu antropologi telah mencatat bahwa sejak mulanya
hingga sekarang objek penelitiannya masih tertuju pada masyarakat dan kebudayaan suku
bangsa.
Sampai sekarang di berbagai negara masih dipakai berbagai istilah untuk ilmu
antropologi sehingga sangat menarik untuk mengetahui di manakah istilah-istilah tersebut
lazim dipakai dan apakah arti istilah seperti ethnography, ethnology, volkerkund,
kulturkunde, anthropology, cultural anthropology dan social anthropology?
Selain itu, buku ini juga membahas secara rinci tentang pembagian ilmu
antropologi, yaitu: antropologi biologi dan antropologi budaya. Antropologi budaya terbagi
lagi menjadi dua sub-subilmu, yaitu: paleo-antropologi dan antropologi fisik. Sedangkan
antropologi budaya terbagi lagi menjadi beberapa sub subilmu, yaitu: prehistori,
etnolinguistik, etnologi, etnopsikologi, antropologi spesialisasi dan antropologi terapan.
Kita akan mendapatkan tambahan wawasan mengenai kebudayaan asing. Dan yang
menarik kita tidak hanya diberikan uraian tentang kebudayaan saja tetapi juga peta
penyebarannya.
Kita patut berbangga karena memiliki tokoh Koentjaraningrat sebagai ahli
antropologi yang diakui dunia Salah satu karya almarhum ini memberikan kontribusi besar
bagi bidang antropologi Indonesia sehing sepatutnya menjadi warisan ilmu untuk dibaca
dan dipelajari oleh para Mahasiswa, praktisi, dan para peminat.
B. SARAN
Didalam Buku Koentraningrat walaupun isinya sudah lengkap dan memiliki
kelebihan yang banyak, namun terdapat juga beberapa kekurangan, diantaranya ; pada
buku ini menggunakan banyak kalimat yang bertele-tele, menggunakan kata yang sulit
untuk dipahami, menggunakan tulisan ejaan yang sulit dimengerti. Buku ini pada
umumnya sudah baik, tetapi agar buku ini lebih baik lagi, maka kata kata didalam buku
tersebut haruslah kata kata yang mudah dimengerti oleh pembaca, tidak menggunakan
bahasa yang susah dimengerti para pembaca.
15
DAFTAR PUSTAKA
16