Anda di halaman 1dari 16

Critical Book Review

Mk: Pengantar
Antropologi
Prodi Antropologi
CRITICAL BOOK REPORT
PENGANTAR ANTROPOLOGI Skor Nilai :

DISUSUN OLEH:

NAMA MAHASISWA : EFRAIM KARO SEKALI

DOSEN PENGAMPU : ROSRAMADHANA, S.Pd., M.Si.

MATA KULIAH : PENGANTAR ANTROPOLOGI

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN ANTROPOLOGI


FAKULTAS ILMU SOSIAL – UNIVERSITAS NEGERI
MEDAN
2017

1
KATA PENGANTAR

Pertama-tama saya mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa ,
sebab telah memberikan rahmatNya serta kesehatan kepada saya, sehingga saya mampu
menyelesaikan tugas “CRITICAL BOOK REPORT”. Tugas ini dibuat untuk memenuhi
salah satu mata kuliah saya yaitu “Pengantar Antropologi”.
Tugas ini disusun dengan harapan dapat pengetahuan kita semua khususnya dalam
hal pengantar antropologi. Saya meyadari bahwa tugas critical book report ini masih jauh
dari kesempurnaan. Apabila dalam tugas ini banyak terdapat kekurangan dan kesalahan ,
saya mohon maaf, karena keterbatasan ilmu dan pemahaman saya belum seberapa. Karena
itu saya sangat menantikan saran dan kritik dari pembaca yang sifatnya membangun guna
menyempurnakan tugas ini. Saya berharap semoga tugas ini dapat bermanfaat bagi
pembaca dan bagi saya khususnya. Atas perhatiannya saya mengucapkan terima kasih.

MEDAN, OKTOBER 2017

PENULIS

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN
A. RASIONALISASI PENULISAN CBR
B. TUJUAN PENULISAN CBR
C. MANFAAT CBR
D. IDENTITAS BUKU
BAB II RINGKASAN ISI BUKU
A. RINGKASAN BUKU
BAB III PEMBAHASAN ISI BUKU
A. PEMBAHASAN ISI BUKU
B. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN BUKU

BAB IV PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. REKOMENDASI

DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Rasionalisasi penulisan CBR


Terkadang kita bingung untuk memilih buku referensi untuk di baca dan dipahami.
Oleh karena itu, penulis membuat Critical Book Report ini untuk mempermudah
pembaca dalam memilih buku referensi terkhususnya buku tentang pengantar
antropologi.

B. Tujuan penulisan CBR


1. Menambah wawasan pembaca tentang pentingnya memahami antropologi.
2. Meningkatkan motivasi pembaca dalam mengenal apakah itu antropologi.
3. Menguatkan pemahaman pembaca tentang pentingnya mempelajari antropologi.

C. Manfaat CBR
1. Bagi Penulis
a. Memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Antropologi.
b. Melatih kemampuan penulis dalam mengkritisi buku.
c. Menumbuhkan pola pikir kreatif dalam membandingkan buku.
2. Bagi Pembaca
a. Untuk menambah pengetahuan dan wawasan pembaca mengenai antropologi
dalam kaitannya dalam kehidupan sehari-hari.

4
D. Identitas Buku

Buku Pertama

1. Judul : Pengantar Ilmu Antropologi


2. Penulis : Prof. Dr. Koentjaraningrat
3. Penerbit : Rineka Cipta
4. Kota Terbit : Jakarta
5. Tahun Terbit: 2009
6. ISBN : 978-979-518-966-4

Buku Kedua

1. Judul : Pokok-pokok Antropologi Budaya


2. Penulis : T. O. Ihromi
3. Penerbit : Yayasan Obor Indonesia
4. Kota Terbit : Jakarta
5. Tahun Terbit : 2000
6. ISBN : 979-461-25

5
BAB II
RINGKASAN ISI BUKU

A. BAB 1 Asas-asas dan Ruang Lingkup Ilmu Antropologi


a) Fase-fase perkembangan Ilmu Antropologi
1. Fase pertama (sebelum 1800)
Kedatangan bangsa Eropa Barat ke Benua Afrika, Asia, dan Amerika selama 4 abad
(sejak akhir abad 15 hingga permulaan abad ke 16). Bersamaan dengan itu mulai
terkumpul tulisan buah tangan para musafir, pelaut, pendeta penyiar agama Nasrani,
penerjamah kitab injil dan pegawai pemerintah jajahan dalam bentuk kisah perjalanan,
laporan dan sebagainya. Pada permulaan ke 19 perhatian terhadap himpunan pengetahuan
tentang masyarakat, adat istiadat, dan ciri ciri fisik bangsa diluar Eropadl dari pihak dunia
ilmiah menjadi sangat besar, demikian besarnya sehingga timbul usaha-usaha pertama dari
dunia ilmiah untuk mengintegrasikan seluruh himpunan bahan pengetahuan etnografi tadi
menjadi satu
2.Fase kedua (kira kira pertengahan abad 19)
Intergrasi yg sungguh-sungguh baru, timbul pada pertengahan abad ke 19. Bahwa
dalam fase perkembangan ini ilmu antropologi berupa suatu ilmu yg akademikal dengan
tujuan mempelajari masyarakat dan kebudayaan primitif dengan maksud mendapat suatu
pengertian tentang tingkat-tingkat kuno dalam sejarah evolusi dan sejarah penyebaran
kebudayaan manusia

3. Fase ketiga
Fase ketiga ini terjadi di awal abad ke 20. “ Mempelajari bangsa di luar Eropa itu
penting , karena bangsa-bangsa itu pada umumnya masih mempunyai masyarakat yang
belum kompleks seperti masyarakat bangsa-bangsa Eropa. Suatu pengertian masyarakat
yang tak komplek akan menambah juga pengertian masyarakat yang kompleks
“( koentjaraningrat : 1981 : Hal 4 ). Dari hal tersebut kita bisa mengerti bahwa masyarakat
yang kompleks itu seperti apa dan masyarakat yang belum kompleks itu seperti apa . Ini
yang perlu diketahui oleh para antropolog untuk bisa memahami masyarakat dari segala
aspek. Dari pengertian tersebut kita dapat menyimpulkan bangsa selain bangsa eropa barat
masih ada yang dianggap belum kompleks masyarakatnya. Mempelajari bangsa lain
memang penting untuk para antropolog sebagai pembanding dan pelengkap ilmu yang
sudah ada.

4. Fase keempat
Fase ini terjadi setelah tahun 1930 .di dalam fase ini perkembangan ilmu pengetahuan
mulai semakin sempurna dan universal . Dengan hal tersebut para antropolog memang
diwajibkan untuk mengembangkan penelitian lapangan dengan pokok dan tujuan yang
baru yaitu untuk perkembangan pengetahuan yang selalu dan terus baru. “ Mengenai
tujuannya , ilmu Antropologi yang baru dalam fase perkembangannya yang keempat ini
6
dapat dibagi dua , yaitu tujuan akademika dan tujuan praktisnya. Tujuan Akademikalnya
adalah : mencapai pengertian tentang makhluk manusia pada umumnya dengan
mempelajari anekawarna bentuk fisiknya , masyarakat, serta kebudayannya. Karena di
dalam praktek ilmu antropologi biasanya mempelajari masyarakat suku-bangsa , maka
tujuan praktisnya adalah : mempelajari manusia dalam aneka warna masyarakat suku
bangsa guna membangun masyrakat suku bangsa itu . ” ( koentjaraningrat : 1981 : Hal 6 )

b) Hubungan antara ilmu Antropologi dengan ilmu-ilmu yang lainnya dalam


buku Pengantar Ilmu Antropologi oleh Koentjaraningrat
 Hubungan antara ilmu geologi dan Antropologi
 Hubungan antara imu paleontologi dan antropologi
 Hubungan antara ilmu anatomi dan antropologi
 Hubungan antara imu kesehatan masyarakat dan antropologi
 Hubungan antara ilmu psikiatri dan antropologi
 Hubungan antara ilmu linguistik dengan antropologi
 Hubungan antara ilmu arkeologi dengan antropologi
 Hubungan antara ilmu sejarah dengan antropologi
 Hubungan antara ilmu geografi dengan antropologi
 Hubungan antara ilmu ekonomi dengan antropologi
 Hubungan antara ilmu hukum dengan antropologi
 Hubungan antara ilmu administrasi dengan antropologi
 Hubungan antara ilmu politik dan antropologi

c) Metode ilmiah dari Antropologi


“ Metode ilmiah dari suatu ilmu pengetahuan adalah segala jalan atau cara dalam
rangka ilmu tersebut , untuk sampai kepada kesatuan pengetahuan ” (koentjaraningrat :
1981 : Hal 41 )
Tahap-tahap yang dilakukan saat menggunakan metode yang ilmiah dalam ilmu
antropologi :
 Pengumpulan fakta
 Field Notes
 Penentuan ciri – ciri umum dan sistem
 Verifikasi.

B. BAB 2 Makhluk Manusia


a) . Evolusi ciri-ciri biologi
–Perubahan dalam proses keturunan
–Proses percabangan makhluk primat
Plestosen dibagi menjadi 3 yaitu : Plestosen muda, lestosen madya, plestosen tua .

7
Mutasi adalah suatu proses yang berasal dari dalam organisma . Suatu gen yang telah lama
diturunkan dari angkatan ke angkatan bribu-ribu tahun lamanya , pada saat gen itu
terbentuk karena adanya zyogte yang baru dapat berubah sedikit sifatnya.
(Koentjaraningrat:1981: hal 68)
–Makhluk manusia Homo Sapiens yang pertama kali menunjukan ciri dari ras Mongoloid
adalah Pithecantropus Pakinensis.
–Makhluk manusia Homo Sapiens yang pertama kali menunjukan ciri dari ras Kaukasoid
adalah Homo Sapiens Cromagnon.
–Makhluk manusia Homo Sapiens yang pertama kali menunjukan ciri dari ras Negroid
adalah Homo Sapiens Asselar.

b) Aneka Warna Manusia


Metode yang harus diperhatikan saat mengklasifikasi suatu ras adalah dapat dilihat dari
cirri lahir hingga cirri-ciri morfologi pada tubuh manusia seperti warna kulit, rambut, serta
ukuran tinggi badan,berat badan dan lain-lain. Pada saat sekarang , semakin
berkembangnya suatu pengetahuan mucul pula konsep-konsep baru mengenai
pengklasifikasian ras ini. Munculah teori klasifikasi filogenetik. Klasifikasi filogenetik ini
sebagai pelengkap dari suatu pengindentifikasian suatu ras yang melihat dari cirri-ciri
genotipnya yang melihat asal-usul antar ras serta percabangannya.

C. BAB 3. KEPRIBADIAN
a) Definisi Kepribadian
Menurut Prof. Laksono dalam kuliah pengantar antropologi I definisi kepribadian
adalah membicarakan unsur-unsur kesadaran akal dan jiwa yang membuat kita menjadi
pribadi yang unik dalam bertingkah laku. Definisi tersebut juga terdapat di dalam Buku
Pengantar Ilmu Antropologi karangan Koentjaraningrat yang serupa dengan pengertian
tentang kepribadian itu sendiri.

b) Unsur-unsur Kepribadian
 Disposisi mental
“Seluruh penggambaran , apersepsi, pengamatan, konsep dan fantasi merupakan unsur-
unsur pengetahuan seorang individu yang sadar” ( koentjaraningrat : 1981 : Hal 105 ). Dari
hal tersebut kita bisa melihat bahwa di dalam hal kepribadian kita juga mengalami
disposisi mental ketika individu itu sadar.
 Apresepsi
Hasil pertemuan antara gambaran-gambaran yang lama dengan gambaran – gambaran yang
baru. Apresepsi itu sendiri equivalen dengan persepsi. Dengan kata lain apresepsi itu
adalah tindak lanjut setelah menentukan atau setelah terjadi disposisi mental
 Persepsi

8
Persepsi ini muncul ketika gambarn-gambaran yang lama dan baru kita fokuskan lebih jauh
atau dengan kata lain gambaran yang dfokuskan secara intensif . Persepsi sendiri dilakukan
setelah terjadi Apersepsi. Sedangkan persepsi biasanya terfokus pada “FAKTA”.

 Konsepsi
Gambaran–gambaran abstrak yang kita miliki. Tentunya masih berkaitan dengan hubungan
antar fakta.
 Naluri
Perasaan yang terkandung dalam sistem organismenya atau tingkah laku yang sudah
mendarah daging. Contoh : mahasiswa tidak lepas dari tas.
 Perasaan
Kehendak, Keinginan, Emosi
Ketika manusia memeiliki kehendak karena memiliki rasa untuk memiliki disaat itulah
terjadi yang namanya emosi. Emosi ini sendiri muncul bisa positif bisa juga negatif.
 Pengetahuan
Pengetahuan dapat memperkuat suatu pendapat karena yang dihasilkan adalah pengetahuan
dan pengetahun itu bersifa selalu baru.
 Fantasi
Gambaran atau khayalan seseorang yang dapat menimbulkan “kreatif”. Kreatif ini
hubungan antara konsep dengan fantasi.

D. BAB 4 MASYARAKAT
a) Pengertian Masyarakat
Seperti halnya yang pernah di katakan oleh Prof Laksono mengenai pengertian dari
masyarakat itu sendiri adalah suatu kesatuan hidup yang dibuat manusia denga
mengandalakan suatu struktur ( tatanan sosil ).
Sama halnya dengan definisi masyarakat dalam buku Pengantar Ilmu Antropologi oleh
Koentjaraningrat. “ Masyarakat dalam bahasa inggris dipakai istilah society yang berasal
dari kata Latin socious , yang berarti kawan . Istilah masyarakat itu sendiri berasal dari
akar kata Arab Syaraka yang berarti ikut serta, berpartisipasi . ” ( koentjaraningrat : 1981 :
Hal 144).
“Definisi masyarakat secara khusus dapat kita rumuskan sebagai berikut :
Masyarakat adalah kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu sistem adat-
istiadat tertentu yang bersifat kontinyu , dan yang terikat oleh suatu rasa identitas bersama .
” ( koentjaraningrat : 1981 : Hal 146-147).
Kita memang tidak boleh terlalu termakan oleh Altrulisme karena Altrulisme ini
bisa bersifat positif dan negatif. Kolektiva itu penting jika itu baik. Contohnya saat
Altrulisme bersifat negatif kasus terorisme , sedangkan yang baik contohnya kolektiva
yang terbangun di dalam gen atau kekerabatan.
Masyarakat bisa dikatakan sebagai suatu bentuk komunitas karena orang yang sama
berkumpul di luar sistem ( Victor Turner). “Adanya prasarana untuk berinteraksi memang

9
menyebabkan bahwa warga dari suatu kolektif manusia itu akan saling berinteraksi.”
( koentjaraningrat : 1981 : Hal 144).

b) Unsur-unsur masyarakat
Berikut adalah unsur-unsur masyarakat yang ada , antara lain : (Koentjaraningrat :
1981: Hal 143).
 Kategori sosial
“Kesatuan manusia yang terwujudkan karena adanya suatu ciri atau suatu kompleks ciri-
ciri obyektif yang dapat dikenakan kepada manusia-manusia itu “( koentjaraningrat :
1981 : Hal 149). Penilaian secara objektif ini lah yang membuat orang lain . Maka dari itu
berarti kategori sosial terbentuk karena adanya penilaian dari orang lain mengenai ciri yang
dikenakan manusia.
 Golongan Sosial
Yang membedaka anatara kategori dengan golongan adalah jika golongan sosial ini
memang memiliki kesadaran identitas yang tumbuh dan menjadi bentuk respon atau reaksi
terhadap sesuatu. Dibuat oleh orang yang bersangkutan serta dihadapkan oleh struktur
sosial namun hirarkinya tidak sejelas kategori.
 Komunitas
Kelompok dan Perkumpulan
Menurut C.H Cooley yang membedakan dua aspek hubungan antara kelompok yaitu
primary group dan secondary group.
Menurut Tonnies yang membedakan dua masyarakat yaitu Gemeinschaft dan Gesellschaft.

c) INTEGRASI MASYARAKAT
“Struktur sosial . Dalam hal menganalisa masyarakat , seorang peneliti memerinci
kehidupan masyarakat itu ke dalam unsur-unsurnya yaitu pranata, kedudukan sosial dan
peranan sosial. “( koentjaraningrat : 1981 : Hal 171). Fungsi dari struktur sosial adalah
sebagai pengendali di dalam masyarakat yang memiliki batasan-batasan tertentu di dalam
bermasyarakat.

E. BAB 5 KEBUDAYAAN
a) Definisi Kebudayaan
“ Menurut imu antropologi , kebudayaan dalah : keseluruhan sistem gagasan ,
tindakan , hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik
diri manusia dengan belajar”.(Koentjaraningrat : 1981 : Hal 180). Kata kebudayaan itu
sendiri diambil dari bahasa sansekerta yang berasal dari kata Budhayah yang berarti budi
atau akal.
Kesimpulannya adalah bagian dari bud dan bagian dari akal. Pengertiannya adalah
segala tindakan yang berhubungan dengan budaya maka akal dan budi ikut berperan dalam

10
beberapa hal yang berupa cipta, rasa dan karsa.Maka dari itu kebudayaan adalah hasil dari
cipta, karsa dan rasa.
Perbedaan kebudayaan dengan peradaban terletak pada penyebutan unsur dan
bagian –bagian dari kebudayaan. “ peradaban “ juga sering dipakai untuk istilah istilah
teknologi, pengetahuan,seni dan lain-lain.

b) Tiga Wujud Kebudayaan


Sebagai suatu kompleks dari ide-ide , gagasan , nilai, norma , peraturan , dan
sebagainya
Sebagai suatu kompleks aktivitas serta tindakan berpola dari manusia dalam
masyarakat
Kebudayaan sbagai benda hasil karya manusia. Wujud yang pertama bisa dikatan
sebagai wujud dari sistem kebudayaan atau Cultural system. Sedangkan wujud yang kedua
adalah sebagai wujud dari Sistem sosial atau Social System . Wujud yang ketiga adalah
bisa dikatakan sebagai kebudayaan fisik.
c) 7 Unsur kebudayaan Universal menurut Koentjaraningrat
 Bahasa
 Sistem pengetahuan
 Organisasi sosial
 Sistem pralatan hidup dan teknologi
 Sistem mata pencaharian
 Sistem religi
 Kesenian

F. BAB 6 DINAMIKA MASYARAKAT DAN KEBUDAYAAN


Konsep mengenai masyarakat dan kebudayaan
Melalui berbagai proses seperti:
 Internalisasi
 Sosialisasi
 Enkulturasi
Proses Evolusi budaya melalui :
 Difusi : Penyebaran budaya
 Akulturasi : Pencampuran budaya
 Asimilasi : Proses yang timbul bila ada latar belakang masyarakat yang berbeda-
beda , berinteraksi dalam jangka waktu yang lama dan intensif, unsur-unsur
kebudayaan campuran.
 Inofasi : Suatu proses pembaruan dari penggunaan sumber-sumber alam , energi,
teknologi dan lain lain hal ini yang menyebabkan adanya pembaruan kebudayaan.

11
 Discovery : Penemuan dari suatu unsur kebudayaan yang baru., baik berupa suatu
alat baru , suatu ide baru yang diciptakan oleh seorang individu , atau suatu
rangkaian dari beberapa individu dalam masyarakat yang bersangkutan.

G. BAB 7 ANEKA WARNA MASYARAKAT DAN KEBUDAYAAN


“Konsep “daerah kebudayaan” atau culture area merupakan suatu penggabungan
atau penggolongan ( yang dilakukan oleh ahli antropologi) dari suku-suku bangsa yang
dalam masing-masing kebudayaan yang beranekawarna mempunyai beberapa unsure dan
cirri yang menyolok serta serupa. Demikian system penggolongan daerah kebudayaan
sebenarnya merupakan suatu system klasifikasi yang mengklaskan beranekawarna suku
bangsa yang tersebar di suau daerah atau benua besar ke dalam golongan –golongan
berdasarkan atas beberapa persamaan unsure dalam kebudayaannya. “( Koentjaraningrat :
1981: hal 272)
Derah kebudayaan di Amerika Utara
 Eskimo
 Yukon Mackenzie
 Pantai barat laut
 Dataran tinggi
 Plains
 Hutan timur
 Kalifornia
 Barat daya
 Tenggara
 Meksiko
Daerah kebuayaan Amerika Latin
 Cacique
 Andes
 Andes selatan
 Rimba Tropik
 Berburu dan meramu

Daerah kebudayaan Afrika


 Afrika utara
 Hilir Nil
 Sahara
 Sudan Barat
 Sudan timur
 Hulu tengah Nil
 Afrika tengah
 Hulu selatan Nil

12
 Tanduk Afrika
 Pantai Guinea
 Bantu Khatulistiwa
 Bantu Danau-danau
 Bantu timur
 Bantu Tengah
 Bantu barat daya
 Bantu tenggara
 Choisan
 Madagaskar

Derah kebudayaan Asia


 Asia tenggara
 Asia selatan
 Asia barat daya
 Cina
 Steppa Asia tengah
 Siberia
 Asia Timur laut

H. BAB 8 ETNOGRAFI
Batas–batas dari masyarakat , bagian suku bangsa yang menjadi pokok nyata dari
deskripsi etnografi. Menurut koentjaraningrat dalam buku “ Introduction to Cultural
Anthropology”. :
 Kesatuan masyarakat yang dibatasi oleh satu desa maupun lebih
 Kesatuan masyarakat yang terdiri dari penduduk yang mengucapkan satu bahasa
atau satu logat bahasa
 Kesatuan masyarakat yang dibatasi oleh garis batas suatu daerah politikal dan
administratif
 Kesatuan masyarakat yang batasnya dientukan oleh rasa identitas penduduknya
sendiri
 Ksatuan masyarakat yang ditentukan oleh suatu wilayah geografis yang merupakan
kesatuan daerah
 Kesatuan masyarakat yang ditentukan oleh kestua ekologi
 Kesatuan masyarakat dengan penduduk yang mengalami satu pengalaman sejarah
yang sama
 Kesatua masyarakat dengan penduduk yang frekuensi interaksinya merata tinggi
 Kesatuan masyarakat dengan susunan sosial yang seragam.

13
BAB III
PEMBAHASAN ISI BUKU

A. Pembahasan Isi Buku


Antropologi budaya, sebuah cabang dari ilmu-ilmu sosial, mencoba memberi
jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan manusia sebagai makhluk
sosial. Jawaban yang diberikan menerangkan seluk-beluk intersubjektivitas, sebagai dasar
kebudayaan manusia. 
Bahasan dalam buku pembanding ini terbatas pada beberapa masalah pokok yang
berkaitan dengan buku utama. Pertama, orientasi umum mengenai antropologi budaya,
yang tercermin dalam teori-teori yang hidup dalam dunia antropologi, metode-metode yang
khas, serta masalah-masalah yang menyangkut penerapannya seperti pada buku utama
pada bab satu yaitu tentang “Metode Ilmiah dari Antropologi” dan pada bab lima tentang
“Kebudayaan dan Kerangka Teori Tindakan.”
Kedua, gejala-gejala pokok yang diamati dalam antropologi budaya seperti
organisasi atau struktur masyarakat dan penelitian lintas budaya, yang memanfaatkan
psikologi dalam penelitian kepribadian manusia seperti pada buku utama pada bab empat
tentang “Masyarakat” dan pada bab enam tentang “Dinamika Masyarakat dan kebudayaan”
serta pada bab tiga tentang “Kepribadian”

B. Kelebihan dan Kekurangan Buku


Dalam buku ini memuat ilmu ilmu dasar dari pembelajaran antropologi itu dan
dalam hal pengertian dari pengertian umum sampai pengertian dari para ahli dijelaskan
sangat rinci dan menggunakan bahasa yang sederhana sehingga memudahkan para
mahasiswa mempelajari dari pengantar antropologi .
Dan isi dalam buku pengantar antropologi ini berurut sehingga bab 1 tidak lepas
atau masih memiliki kesinambungan dengan bab bab lainnya,dan memudahkan dalam hal
mengingat isi materi dari buku ini
Tetapi didalam buku ini setiap babnya tidak memberikan contoh konkretnya atau
tidak diletakkan studi kasus dan penyelesaiannya sehingga tidak dapat membayangkan
bagaimana cara dari teori yang ada didalam buku terealisasi dengan baik di kehidupan
nyata ( kehidupan sosial ) dan itu menyulitkan bagi mahasiswa dalam menentukan teori
manakah yang cocok untuk penyelesaian masalah di dalam dunia Antropologi,Buku
gampang rusak sehingga membuat beberapa halaman dapat hilang karna kualitas penjilidan
atau sebagainya tidak baik.

14
BAB IV
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Kesimpulan dalam buku ini Koentjaranigrat membahas secara detail tentang
antropologi yang berani ''ilmu tentang manusia", dan merupakan suatu istilah yang sangat
tua. Dahulu istilah itu digunakan dalam arti yang lain, yaitu "ilmu tentang ciri-ciri tubuh
manusia". Sajarah perkembangan ilmu antropologi telah mencatat bahwa sejak mulanya
hingga sekarang objek penelitiannya masih tertuju pada masyarakat dan kebudayaan suku
bangsa.
Sampai sekarang di berbagai negara masih dipakai berbagai istilah untuk ilmu
antropologi sehingga sangat menarik untuk mengetahui di manakah istilah-istilah tersebut
lazim dipakai dan apakah arti istilah seperti ethnography, ethnology, volkerkund,
kulturkunde, anthropology, cultural anthropology dan social anthropology?
Selain itu, buku ini juga membahas secara rinci tentang pembagian ilmu
antropologi, yaitu: antropologi biologi dan antropologi budaya. Antropologi budaya terbagi
lagi menjadi dua sub-subilmu, yaitu: paleo-antropologi dan antropologi fisik. Sedangkan
antropologi budaya terbagi lagi menjadi beberapa sub subilmu, yaitu: prehistori,
etnolinguistik, etnologi, etnopsikologi, antropologi spesialisasi dan antropologi terapan.
Kita akan mendapatkan tambahan wawasan mengenai kebudayaan asing. Dan yang
menarik kita tidak hanya diberikan uraian tentang kebudayaan saja tetapi juga peta
penyebarannya.
Kita patut berbangga karena memiliki tokoh Koentjaraningrat sebagai ahli
antropologi yang diakui dunia Salah satu karya almarhum ini memberikan kontribusi besar
bagi bidang antropologi Indonesia sehing sepatutnya menjadi warisan ilmu untuk dibaca
dan dipelajari oleh para Mahasiswa, praktisi, dan para peminat.

B. SARAN
Didalam Buku Koentraningrat walaupun isinya sudah lengkap dan memiliki
kelebihan yang banyak, namun terdapat juga beberapa kekurangan, diantaranya ; pada
buku ini menggunakan banyak kalimat yang bertele-tele, menggunakan kata yang sulit
untuk dipahami, menggunakan tulisan ejaan yang sulit dimengerti. Buku ini pada
umumnya sudah baik, tetapi agar buku ini lebih baik lagi, maka kata kata didalam buku
tersebut haruslah kata kata yang mudah dimengerti oleh pembaca, tidak menggunakan
bahasa yang susah dimengerti para pembaca.

15
DAFTAR PUSTAKA

Koentjaraningrat. 2009. Pengantar Antropologi: Rineka Cipta.


Ihromi. 2000. Pokok-pokok Antropologi Budaya: Yayasan Obor Indonesia.

16

Anda mungkin juga menyukai