Anda di halaman 1dari 34

LAPORAN HASIL AKHIR PELAKSANAAN MAGANG

PENATALAKSANAAN TERAPI DIET PADA PASIEN ANEMIA +


PSMBA
RSU HAJI MEDAN

OLEH:

SALSABILA AKBAR
5173240020

PROGRAM STUDI GIZI


JURUSAN PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2021
LEMBAR PENGESAHAN MAGANG KLINIS

Laporan Hasil Pengamatan Magang ini dipandang telah memenuhi syarat dan
disahkan pada tanggal ____________________

Pembimbing Lapangan

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Dra. Rasita Purba, M. Kes Tyas Permatasari, S. Gz, M. Si

i
KATA PENGANTAR

Puji Syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmatNya sehingga penulis bisa menyelesaikan laporan magang dengan judul
“PENATALAKSANAAN TERAPI DIET PADA PASIEN PSMBA + ANEMIA”

1. Bapak Prof. Dr. Harun Sitompul, M.Pd., selaku dekan Fakultas Teknik

2. Ibu Dr. Dina Ampera, M.Si., selaku ketua jurusan PKK

3. Ibu Dr. Esi Emilia, M.Si., selaku ketua program studi Gizi

4. Ibu Dra. Dra.Rasita Purba, M. Kes Selaku pembimbing 1

5. Ibu Tyas Permatasari, S Gz.,M.Si selaku pembimbing II

6. Ibu Ir. Hj. Elida Hanum Lubis selaku Kepala Instalasi Gizi RSU Haji
Medan
7. Seluruh karyawan dan karyawati Ahli Gizi RSU Haji Medan yang dengan
tulus memberikan pengarahan dan masukan selama melakukan magang

8. Kedua orang tua, teman-teman yang selalu mendukung saya dan semua
pihak yang namanya tidak dapat saya sebutkan satu per satu

Semoga Tuhan senantiasa melimpahkan karunia-Nya dan membalas segala


amal budi serta kebaikan pihak-pihak yang telah membantu penulis dalam
menyusun laporan ini. Perlu disadari bahwa dengan segala keterbatasan, laporan
magang ini masih jauh dari sempurna. Sehingga kritikan dan masukan yang
membangun sangat penulis harapkan demi sempurnanya laporan ini kedepan.
Akhirnya semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang
berkepentingan.

Medan, Juni 2021

Salsabila Akbar

ii
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN............................................................................i
KATA PENGANTAR....................................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................iii
GAMBARAN KASUS ...................................................................................1
BAB I : ASSESMEN GIZI
A. Identitas Pasien.....................................................................................2
B. Skrining Gizi ........................................................................................2
C. Pengkajian Data Antropometri ............................................................2
D. Pengkajian Data Biokimia....................................................................3
E. Pengkajian Data Fisik/Klinis................................................................4
F. Riwayat Makan.....................................................................................5
1. Asupan Makan.............................................................................5
2. Pengetahuan dan Perilaku Gizi....................................................6
3. Aktifitas Fisik..............................................................................6
4. Ketersediaan Makanan................................................................6
5. Kemampuan Pasien untuk Menerima Makanan..........................7
6. Pemenuhan Kebutuhan Gizi........................................................7
7. Interaksi Obat dan Zat Gizi.........................................................8
G. Riwayat Personal..................................................................................8

BAB II : DIAGNOSIS GIZI..........................................................................10


BAB III : INTERVENSI GIZI
A. Perencanaan..........................................................................................11
1. Prinsip Diet..................................................................................11
2. Terapi Diet..................................................................................11
B. Implementasi.........................................................................................12
1. Pemberian Makanan/Terapi Diet.................................................12
2. Edukasi Gizi................................................................................13

BAB IV : MONITORING DAN EVALUASI


A. Dampak Perilaku dan Lingkungan Terkait Gizi...................................14
B. Dampak Asupan Makanan dan Zat Gizi...............................................14

iii
C. Dampak Terhadap Tanda dan Gejala Terkait Gizi...............................15
BAB V : PEMBAHASAN
A. Analisis Skrining dan Antropometri.....................................................16
B. Analisis Dokter Berdasarkan Diagnosis Dokter...................................16
C. Analisis Diagnosis Gizi.........................................................................17
D. Analisi Intervensi Gizi..........................................................................18
E. Analisis Monitoring dan Evaluasi.........................................................18
BAB VI : PENUTUP
A. Kesimpulan...........................................................................................19
B. Saran.....................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................20
LAMPIRAN....................................................................................................21

iv
GAMBARAN KASUS

Tn. S adalah seorang pria dengan usia 52 tahun 11 bulan dengan berat
badan 77 kg dan tinggi badan 170 cm, beragama Islam, seorang wiraswasta. Tn.
S datang ke Rumah Sakit dengan keluhan mengalami buang air besar
mengeluarkan darah dan feses berwarna hitam selama 10 hari belakangan, sesak
nafas, lemas, dan mual tetapi tidak muntah. Tn. S masuk rumah sakit pada tanggal
09 Februari 2021 dengan jenis pasien umum dengan Nomor Rekam Medik yaitu
00360013 di Rumah Sakit Umum Haji Medan. Diagnosis medis yang diberikan
kepada Tn. S yaitu Anemia +PSMBA (Pendarahan Saluran Makan Bagian Atas).
Hasil skrining gizi dengan menggunakan formulir Malnutrition Screening Tools
(MST), Tn. S tidak berisiko malnutrisi dengan total yang diperoleh yaitu 1.

TD : 170/90
Nadi : 99/menit
RR : 24x/menit
Suhu : 37,5oC

1
BAB I
PENGKAJIAN GIZI

A. Identitas Pasien
Nama : Tn. S
No. RM : 00360013
Jenis Kelamin : Laki-laki
Usia : 52 tahun 11 bulan
Pekerjaan : Wiraswasta
Ruangan : J rahmah B2
Tanggal Masuk : 09 Februari 2021
Tanggal Pengamnbilan Kasus : 09 Februari 2021
Dokter yang Menangani : dr. Fuardi
Diagnosis Medis : Anemia

B. Skrining Gizi

Berdasarkan sumber data rekam medik, skrining gizi dilakukan pada


tanggal 09 Februari 2021 dengan menggunakan formulir Malnutirition Screening
Tools (MST). Berdasarkan hasil skrining yang telah dilakukan, pasien memiliki
skor 1 dikarenakan pasien mengalami penurunan nafsu makan akibat mual yang
dirasakan. Akan tetapi pasien tidak berisiko mengalami malnutrisi (terlampir).

C. Pengkajian Data Antropometri


Berdasarkan pengukuran yang dilakukan pada tanggal 09 Februaru 2021
oleh tim medis didapatkan hasil sebagai berikut.
1. BB : 77 kg
2. TB : 170 cm
3. IMT : 26,64 kg/m2 (Overweight)

2
4. BBI : (TB-100) – 10% (TB-100)
: (170-100) – 10% (170-100)
: 63 kg
Menurut Depkes RI (2019) kategori IMT kurus <17, IMT kurus ringan 17-
18,4, IMT normal 18,5-25, IMT gemuk ringan 25,1-27, IMT gemuk berat >27.
Hasil perhitungan IMT pasien sebesar 26,64 dimana IMT tersebut masuk kedalam
golongan gemuk ringan (overweight).
Kesimpulan: Status gizi pasien tergolong Gemuk berdasarkan batas
ambang IMT Kemenkes dengan range 25,1-27 kg/m2

D. Pengkajian Data Biokimia


Pengkajian data biokimia pada tanggal 09 Februari 2021 dapat dilihat pada
tabel 1.

Tabel 1. Hasil Pemeriksaan Laboratorium


Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satuan Keterangan
Hemoglobin 5,5 13-18 g/dL ↓
Leukosit 8.300 4.000-11.000 mm3 N
Laju Endapan 70 0-10 mm/jam ↑
Darah
Trombosit 433 150 -450 103/µL N
Hematokrit 18 39-54 % ↓
Eritrosit 2,26 4,50-6,50 Juta/mm3 ↓
MCV 79,7 81-99 fL ↓
MCH 24,3 27-31 Pg ↓
MCHC 30,4 31-37 g/dL ↓
RDW 15,2 11,5-14,5 % ↑
MPV 8,4 6,5-9,5 fL ↑
Eosinofil 0,6 1-3 % ↓
Basofil 0,3 0-1 % N
Neutrofil 84,2 50-70 % ↑
Limfosit 9,5 20-40 % ↓
Monosit 5,4 2-8 % N
ALT/SGPT 19 <40 U/L ↑
Ureum 112 <50 g/dL ↑
Kreatinin 2,7 0,7-1,2 mg/dL ↑
Sumber: Data Rekam Medik, 2021

3
Kesimpulan: Anemia dilihat dari hasil laboratorium kadar Hemoglobin yang
rendah, MCV <81 termasuk anemia mikrositik, dan hematokrit rendah.

E. Pengkajian Data Fisik/Klinis


1. Pengkajian data klinis dilakukan pada tanggal 09-10 Februari 2021
dapat dilihat pada tabel 2.

Tabel 2 Pengkajian Data Klinis


Pemeriksaan Nilai Rujukan Februari 2021

09 KET 10 KET

Kesadaran - Compos N - -
Mentis
Tekanan Darah 90/60-120/80 170/90 ↑ 159/73 ↑
(mmHg)
Nadi (x/menit) 60-100 99 N 85 N
RR (x/menit ) 12-20 24 Cepat 20 N
o
Suhu Tubuh ( C) 36,5-37,5 oC 37,5 N 37 N
Sumber: Data Rekam Medik, 2021
Kesimpulan:
a. Tekanan darah pasien sudah menurun, tetapi belum mencapai batas normal.
b. Setelah satu hari menjalani rawat inap, RR, Nadi dan suhu tubuh pasien sudah
pada angka normal.

2. Pengkajian data Fisik dilakukan pada tanggal 09-10 Februari 2021


dapat dilihat pada tabel 1.3.
Tabel 3. Pengkajian Data Fisik
PEMERIKSAAN Februari 2021 Kadar Normal
09 10
Warna Kulit (PD-1.1.8) Normal Normal Tidak ada
Turgor Kulit (PD-1.1.8) Baik Baik Tidak ada
Mual (PD-1.1.5) (+) (-) Tidak ada
Nyeri Ya Tidak Tidak ada
Sumber: Data Rekam Medik, 2021
Kesimpulan: warna kulit pasien tidak mengalami perubahan sejak masuk rumah
sakit yang tergolong normal, tugor kulit tergolong baik, mual dan nyeri yang
dialami pasien dapat diatasi.

4
F. Riwayat Makan
1. Asupan Makan dan Zat Gizi
 Kualitatif
Sebelum masuk rumah sakit, Tn. S memiliki pola makan yang
salah. Sejak kecil, Tn. S hanya menyukai sayur daun ubi dan genjer
serta hanya suka mengkonsumsi buah yang manis dan tinggi gula. Tn.
S hanya menyukai makan-makanan yang digoreng serta berlemak.
Selama ini pasien hanya mengonsumsi makanan yang ia suka tanpa
memperhatikan tubuh yang sudah overweight.

 Kuantitatif
Hasil recall setelah pasien masuk rumah sakit menunjukkan asupan
makaan sebesar:
- Energi : 2.655 kkal
- Protein : 80,9 gram,
- Lemak : 53,5 gram
- KH : 323,2 gram
Kesimpulan: Sebelum masuk rumah sakit pasien memiliki pola
makan yang salah, selalu mengkonsumsi makanan yang digoreng dan
bersantan, dan hanya suka mengonsumsi buah yang manis.

2. Pengetahuan dan Perilaku Gizi

Tn. S dan keluarga belum pernah mendapatkan edukasi gizi terkait


diet yang berhubungan dengan penyakit pasien. Pasien juga baru
terdiagnosis penyakit yang dialami pasien selama pasien masuk rumah
sakit. Pasien merasakan lemas tetapi ia hanya menganggap jika dirinya
hanya kekurangan istirahat. Pengetahuan gizi pasien terkait dengan
makanan yang dikonsumsi juga rendah. Sebelum masuk rumah sakit
pasien suka mengkonsumsi makanan yang digoreng dan berlemak.

Kesimpulan: pengetahuan gizi pasien rendah.

5
3. Aktifitas Fisik

a. Aktifitas SMRS

Tn. S adalah seorang wiraswasta. Tn. S menjalanin usahanya sebagai


wiraswasta di rumahnya. Karena terlalu sibuk bekerja Tn S tidak
sempat berolahraga.

b. Aktifitas MRS

Setelah masuk rumah sakit Tn. E hanya berbaring dan duduk di


tempat tidur serta hanya berjalan ketika akan ke kamar mandi.

Kesimpulan: Aktifitas pasien sebelum masuk rumah sakit tergolong


berat dan setelah masuk rumah sakit tergolong rendah.

4. Ketersediaan Makanan

Tn S menyukai makanan yang berlemak dan digoreng. Istri Tn S


tiap hari masak tetapi makanan yang hanya disukai Tn S yaitu makanan
yang digoreng dan terkadang makanan yang diberi santan. Istri Tn. S
selalu menyediakan sayur tetapi Tn. S tidak mau mengonsumsinya. Tn S
hanya suka mengonsumsi buah-buahan yang manis.

Kesimpulan: Ketersidaan makan di rumah tercukupi, hanya saja pasien


yang tidak mau mengonsumsi makanan yang tidak ia suka salah satunya
sayur.

5. Kemampuan Pasien untuk Menerima Makanan

Tn. S tidak mengalami gangguan fisiologis yang dapat


menyebabkan kurangnya kemampuan menerima makanan secara oral baik
setelah maupun sebelum masuk rumah sakit. Tn. S juga tidak memiliki
alergi terhadap makanan. Sebelum masuk rumah sakit asupan makanan
Tn. S suka mengonsumsi makanan yang tergolong tinggi lemak. Setelah
masuk rumah sakit, makanan yang diberikan yaitu secara oral dan bentuk
makan yang diberikan yaitu makanan lunak.

6
Kesimpulan: Tidak ada perubahan kemampuan pasien untuk menerima
makan sebelum sakit dan saat sakit.

6. Pemenuhan Kebutuhan Pasien

Pemenuhan kebutuhan gizi pasien sebelum masuk rumah sakit


yaitu tidak terdapat gangguan dalam pemberian makanan. Berdasarkan
hasil recall tingkat asupan energi, protein, lemak dan karbohidrat
dikategorikan lebih yang menyebabkan pasien memiliki status gizi
overweight.

 Asupan Makanan sebelum masuk rumah sakit


Tabel 4. asupan makan sebelum masuk rumah sakit
Total Asupan Nilai Kebutuhan % Keterangan

Energi (kkal) 2.655 2242,5 118,4% Lebih


Karbohidrat(g) 323,2 364,4 88,7% Cukup
Protein (g) 80,9 112,13 72,14% Kurang
Lemak (g) 53,5 62,3 85,8% Cukup

7. Interaksi Obat dan Zat Gizi


Berdasarkan pengkajian data pada awal pemeriksaan tanggal 09
Februari 2021. Terapi obat yang diberikan oleh dokter secara oral adalah:
Tabel 5 Interaksi Obat Dan Zat Gizi
Nama Obat Fungsi Interaksi Obat dengan zat gizi
Furosemide obat golongan Menghambat reabsorpsi natrium dan
diuretik yang klorida di proximal, tubula distal dan
bermanfaat untuk lengkungan henle. Efek samping
mengeluarkan penggunaan obat berupa hipokalemia,
kelebihan cairan dari hipokalsemia, anemia, sakit kepala,
dalam tubuh melalui hiperglikemia.
urine. Obat ini sering
digunakan untuk
mengatasi edema

7
(penumpukan cairan
di dalam tubuh) atau
hipertensi (tekanan
darah tinggi).
Ranitidin obat yang digunakan Menurunkan absorpsi vitamin b12, tiamin,
untuk menangani kalsium, magnesium, zink dan besi.
gejala atau penyakit
yang berkaitan
dengan produksi asam
berlebih di dalam
lambung. Produksi
asam lambung yang
berlebihan dapat
membuat memicu
iritasi dan peradangan
pada dinding lambung
dan saluran
pencernaan.
Ondecetron obat yang digunakan Menurunnya efektivitas obat pereda nyeri,
e untuk mencegah serta seperti tramadol. Menurunnya kadar
mengobati mual dan ondansetron dalam darah jika digunakan
muntah yang bisa dengan rifampicin dan obat golongan
disebabkan oleh efek perangsang CYP3A4 lainnya.
samping kemoterapi, Meningkatnya efek hipotensi dan
radioterapi, atau hilangnya kesadaran jika digunakan
operasi. Obat ini bersama.Memperpanjang interval QT dan
hanya boleh meningkatkan risiko aritmia, jika
dikonsumsi dengan digunakan dengan obat-obatan yang
resep dokter. memiliki efek memperpanjang interval
QT, misalnya obat antiaritmia, seperti
amiodarone dan atenolol.

G. Riwayat Personal

8
1. Keluhan Utama Pasien
Tn. S datang ke Rumah Sakit dengan keluhan feses berwarna hitam
dialami kurang lebih selama 10 hari terakhir dan keluar darah, sesak nafas
dan lemas.
2. Riwayat Penyakit Sekarang
Sebelum masuk rumah sakit pasien mengeluh nyeri dibagian perut yang
disebabkan oleh terjadinya buang air besar yang mengeluarkan darah dan
memiliki feses berwarna hitam selama 10 hari terakhir. Pasien mengalami
mual tetapi tidak muntah selama 2 hari terakhir. Ketika pasien dating
kerumah sakit pasien didiagnosis menderita PSMBA (Perdarahan Saluran
Makan Bagian Atas) + Anemia.
3. Penyakit Terdahulu
Pasien memiliki riwayat penyakit Gastritis arosife.
4. Riwayat Penyakit Keluarga
Keluarga pasien tidak memiliki Riwayat penyakit.
5. Riwayat Obat-obatan
Pasien tidak memiliki Riwayat obat-obatan yang dikonsumsi sebelum
masuk rumah sakit.
6. Sosial Ekonomi
Tn. S merupakan seorang wiraswasta, beragama islam pendidikan terakhir
Tn. S yaitu sarjana muda/diploma. Tn S memiliki istri yang bekerja
sebagai Ibu Rumah Tangga.

BAB II

DIAGNOSIS GIZI

Adapun diagnosis yang terjadi pada pasien untuk kasus ini terbagi pada
setiap domainnya yaitu sebagai berikut :
A. Domain Intake

9
 Asupan energi berlebihan yang dihubungkan dengan kesukaan pasien
mengonsumsi makanan berlemak dan bersantam ditandai dengan hasil
recall asupan energi yaitu 118,42% dari kebutuhan total. (NI.1.3)

 Asupan lemak berlebihan yang dihubungkan dengan kesukaan pasien


mengonsumsi makanan bersantam ditandai dengan hasil recall asupan
energi yaitu 143,12% dari kebutuhan total. (NI.5.6.2)

 Asupan mineral (Fe) yang tidak adekuat dihubungkan dengan ketidaksukaan


pasien mengonsumsi sayuran sumber zat besi dihubungkan dengan pasien
didiagnosis PSMBA (NI 5.10.1)

B. Domain Klinis
 Perubahan nilai laboratorium terkait zat gizi khusus disebabkan oleh pasien
yang terdiagnosis anemia ditandai dengan kadar hemoglobin darah (5,5 g/dl)
tidak mencapai ambang batas normal (13-18 g/dl). (NC 2.2)

C. Domain Perilaku
 Kurangnya pengetahuan tentang makanan dan gizi dihubungkan dengan pola
makan yang salah yang ditandai dengan jarangnya mengonsumsi sayur
(NB.1.1)
 Pemilihan makanan yang salah dihubungkan dengan belum terpapar
informasi makanan dan gizi ditandai dengan suka mengkonsumsi makanan
yang digoreng. (NB 1.7)

BAB III

INTERVENSI GIZI

A. Perencanaan
1. Prinsip Diet
Tinggi energi tinggi protein
Tinggi zat besi
2. Terapi Diet

10
a) Tujuan Diet
1) Mencapai status gizi normal.
2) Memperbaiki asupan fe/zat besi
3) Mengurangi nyeri perut pasien.
4) Menghilangkan keluhan mual yang dialami pasien.
5) Menghilangkan keluhan buang air berdarah pada pasien.
6) Memberikan makanan yang tidak memperberat kerja saluran
cerna.
7) Memberikan asupan makanan yang adekuat untuk memenuhi
kebutuhan energi dan mempercepat proses penyembuhan
pasien.
8) Mengembalikan nilai biokimia menjadi normal.

b) Syarat Diet
1) Kebutuhan energi dihitung menggunakan rumus Mifflin
AMB (Mifflin ) = (10 x BB) + (6,25 x TB) - (5 x U) + 5
= (10 x 63) + (6,25 x 170) - (5 x 52) + 5
= 630 + 1062,5 - 260 + 5
= 1437,5
TEE = AMB x FA x FS
= 1437,5 x 1,2 x 1,3
= 2.242,5 kkal
2) Protein 20% dari kebutuhan energi total.
Protein = 20% x TEE/4
= 20% x 2.242,5/4
= 112,13 gram
3) Lemak cukup yaitu 25% dari kebutuhan energi total (CS-2.1.2).
Lemak = 25% x TEE/9
= 25% x 2.242,5/9
= 62,3 gram
4) Karbohidrat cukup dari sisa energi total yaitu 60% (CS-2.3.2).
Karbohidrat = 60% x TEE/4

11
= 65% x 2.242,5/4
= 364,4 gram

5) Vitamin c diberikan 90 mg/hari untuk membantu penyerapan fe


6) Zat besi diberikan 13mg/ hari (AKG,2019)

c. Rute dan Frekuensi


Tabel 6. Rute Dan Frekuensi
Macam dan Bentuk Rute (Cara Pemberian) Frekuensi
Diet
Makanan lunak Oral 3x makanan utama
Tinggi energi tinggi 2x selingan
protein
Tinggi zat besi

Pada table diatas dapat disimpulkan diet yang diberikan untuk pasien
adalah diet TETP dan diet tinggi zat besi dengan bentuk makanan lunak. Cara
pemberian makanan yaitu secara oral karena pasien masih dapat menelan dengan
baik. Frekuensi makanan yang diberikan yaitu 3x makanan utama dan 2x
selingan.

B. Implementasi
1. Pemberian Makanan/Terapi Diet (ND 1.2)
a. Diet yang diberikan yaitu diet tinggi energi tinggi protein dan
tinggi zat besi
b. Diet diberikan melalui oral dan bentuk makanan lunak.
c. Frekuensi pemberian diet yaitu 3x makanan utama dan 2x
selingan.

2. Edukasi Gizi
Tabel 7. Edukasi Gizi
Pelaksanaan Edukasi Gizi

12
Hari, tanggal Kamis, 11 Februari 2021
Jam 14.00 WIB
Tempat Ruangan Rawat Inap Pasien
Topik Diet untuk Pasien Anemia + PSMBA
Tujuan Meningkatkan pengetahuan pasien dan keluarga
terkait dengan penatalaksanaan diet untuk penderita
anemia+PSMBA
Sasaran Pasien dan keluarga
Waktu + 8 menit
Materi 1) Pemilihan makanan yang baik untuk pemenuhan
kebutuhan tubuh.
2) Pencegahan terjadinya kekurangan zat besi
3) Hygine makanan dan kunci keamanan pangan.
Metode Konseling dan tanya jawab.
Media Leaflet
Evaluasi 1) Pasien dan keluarga paham mengenai diet khusus
untuk penderita anemia + PSMBA
2) Pasien dan keluarga mengerti tentang makanan
yang dianjurkan untuk dikonsumsi.
3) Pasien mengerti pentingnya asupan yang benar
untuk mejaga kesehatan dan hemoglobin darah
4) Dukungan dari keluarga kepada pasien dalam
menjalankan pola hidup dan makan sehat.
5) Memperhatikan higiene makanan yang akan
dikonsumsi.
6) Kepatuhan diet.

13
BAB IV

MONITORING DAN EVALUASI

A. Dampak Perilaku dan Lingkungan terkait Gizi

Tabel 8. Dampak Perilaku dan Lingkungan Terkait Gizi


Indikator Waktu Metode Target Hasil
Pencapaian
FH 3.1 10 Wawancara Pengetahuan Pasien dan
Tingkat Februari dan tanya pasien dan keluarga mampu
pengetahu 2021 jawab keluarga memahami dan
an terkait gizi menginformasika
mengenai meningkat n kembali, serta
makanan berusaha untuk
dan gizi menerapkan pola
hidup sehat dan
mengubah pola
makan yang lebih
teratur terkait
dengan penyakit
yang diderita
pasien.

Pada tabel 8 dapat disimpulkan bahwa perilaku dan lingkunga terkait gizi
dilakukan dengan metode wawancara dan tanya jawab. Wawancara dan tanya
jawab dilakukan pada tanggal 10 februari 2021. Target pencapaiannya yaitu
pengetahuan pasien dan keluarga terkait gizi meningkat. Hasil yang telah
didapatkan yaitu pasien dan keluarga Pasien dan keluarga mampu memahami dan
menginformasikan kembali, serta berusaha untuk menerapkan pola hidup sehat
dan mengubah pola makan yang lebih teratur terkait dengan penyakit yang
diderita pasien.

14
B. Dampak Asupan Makanan dan Gizi

Tabel 9. Dampak Asupan Makanan dan Zat Gizi


Indikator Waktu Metode Target Hasil
Pencapaian
FH 1.2.1 09-10 Recall 24 jam Asupan Asupan
Asupan energi makan pasien makan pasien
Februari
mencapai mencapai 80-
FH 1.6.1
2021 80% dari total 110% dari
Asupan lemak
kebutuhan kebutuhan
FH 1.6.2 gizi. gizi.
Asupan
protein
FH 1.6.3
Asupan KH
Pada table 9 dapat disimpulkan asupan makanan dan gizi dilakukan
dengan metode recall 24 jam. Recall dilakukan pada tanggal 9-10 februari
2021. Target pencapaiannya yaitu asupan makan pasien mencapai 80%
dari total kebutuhan gizi. Hasil yang telah didapat yaitu asupan makan
pasien mencapai 80-110% dari kebutuhan gizi.

C. Dampak Terhadap Tanda dan Gejala terkait Gizi


Tabel 10. Perkembangan Data Klinis Pasien
Indikator Februari 2021
09 10
Mual + -
Tekanan darah 170/90 159/73
RR 24 20
Suhu tubuh 37,5 37

Pada table 10 dapat disimpulkan bahwa perkembangan data klinis


pasien dapat dilihat dari inidkator mual, tekanan darah, RR dan suhu
tubuh. Pada indicator mual di tanggal 9 pasien masi mengalami mual tanpa
muntah tetapi pada tanggal 10 pasien sudah tidak merasakan mual lagi.
Pada indicator tekanan darah pasien sudah menurun tapi tetap tinggi, pada
tanggal 9 tekanan darah pasien yaitu 170/90 sedangkan pada tanggal 10
159/73. Pada indicator RR di tanggal 9 yaitu 24x/menit dan ditanggal 10
yaitu 20x/menit yang menunjukan pernafasan sudah normal. Pada

15
indicator suhu tubuh pasien ditanggal 9 yaitu 37,5 dan ditanggal 10 yaitu
37 yang menunjukan suhu tubuh sudah normal.

BAB V

PEMBAHASAN

16
A. Analisis Skrining dan Antropometri
Berdasarkan hasil skrinning yang dilakukan melalui pengukuran
berat badan, tinggi badan, perubahan komposisi tubuh, dan perubahan
nafsu makan. Hasil skrinning pasien tidak beresiko status gizi kurang.
Skrining yang digunakan adalah Malnutrition Screening Tools (MST).
Skrinning MST (Malnutrition Screening Tools) merupakan
skrinning yang digunakan untuk pasien dewasa. MST mengidentifikasi
beberapa faktor risiko malnutrisi. Formulir skrining MST terdiri dari 3
pertanyaan seperti pasien mengalami penurunan berat badan atau tidak,
asupan makanan pasien berkurang atau tidak, dan pernyataan pasien
dengan diagnosis khusus elebihan alat ini adalah skrining dapat dilakukan
dalam waktu singkat atau lebih efektif (Huda, 2017). Pasien Tn. S tidak
beresiko malnutrisi dengan skor 1.
Berdasarkan data antopometri, Tn. S tanggal 09 februari 2021
menunjukan berat badan pasien 77 kg dan tinggi badan 170 cm. Dari data
tersebut dapat dihitung IMT sebesar 26,64 kg/ m2 dimana tergolong status
gizi overweight. Status gizi tersebut kemungkinan dipengaruhi oleh pola
makan pasien yang melebihi kebutuhan seharusnya. Berat badan ideal Tn.
S adalah 64 kg.

B. Analisis Dokter Berdasarkan Diagnosis Dokter


Diagnosis Medis dokter terhadap Tn. S adalah PSMBA + Anemia.
Diagnosis diambil berdasarkan hasil uji laboratorium yang dilakukan oleh
pasien dan keluhan yang dialami pasien. Hasil uji laboratorium yang
mendukung diagnosis yang ditegakkan oleh dokter seperti pemeriksaan
kadar hemoglobin, MCV dan hematokrit. Hemoglobin adalah sejenis
metaloprotein, sejenis protein yang mengandung zat besi dalam sel. Sel
darah merah yang mengangkut oksigen dari paru-paru ke bagian lain dari
tubuh (Fitriani dan Saputri,2018).
Menurut Rasyada dkk (2014), Nilai hematokrit adalah
konsentrasi (dinyatakan dalam persen) eritrosit dalam 100 mL
darah lengkap. Nilai hematokrit akan meningkat (hemo-konsentrasi)

17
karena peningkatan kadar sel darah atau penurunan volume plasma
darah. Nilai hematokrit berhubungan dengan kadar hemoglobin sehingga
jika kadar hemoglobin menurun kadar hematokrit juga ikut berpengaruh
(Jangga dan Nuradi, 2020)

C. Analisis Diagnosis Gizi


Berdasarkan permasalahan gizi yang terdapat pada pasien, maka
diambil tiga diagnosis gizi yaitu asupan energi yang berlebihan
dihubungkan dengan kesukaan pasien terhadap makanan yang digoreng
dan bersantan dengan hasil recall asupan energi yaitu 118,42% dari
kebutuhan total. asupan energi yang berlebihan dihubungkan dengan
kesukaan pasien terhadap makanan yang digoreng dan bersantan dengan
hasil recall asupan energi yaitu 143,122% dari kebutuhan total.
Diagnosis kedua yaitu perubahan nilai laboratorium terkait zat gizi
khusus disebabkan oleh pola makan yang salah ditandai dengan
hemoglobin darah (5,5 g/dl) tidak mencapai ambang batas normal (13-18
g/dl). Diagnosis ketiga yaitu kurangnya pengetahuan tentang makanan
dan gizi dihubungkan dengan pasien belum pernah mendapatkan
pendidikan gizi ditandai dengan ketidaksukaan terhadap sayur dan ikan
serta sangat jarang mengkonsumsi buah-buahan.
D. Analisis Intervensi Gizi
Intervensi yang diberikan melalui wawancara dan tanya jawab.
Intervensi diberikan dengan tujuan menormamalkan status gizi dari
overweiught, memberikan edukasi tentang penyakit yang diderita pasien
kepada keluarga dan pasien. Intervensi gizi yang berupa edukasi juga perlu
diberikan kepada passien dan keluarga pasien. Intervensi kepada keluarga
pasien diberikan karena memiliki peran penting selama proses
penyembuhan pasien. Keluarga dapat mengingatkan kepada pasien
mengenai makanan apa saja yang dianjurkan dan dilarang untuk
dikonsumsi oleh pasien. Dukungan keluarga merupakan suatu bentuk
dorongan dan selalu memberikan bantuan apabila pasien
membutuhkannya.

18
Diet yang diberikan yaitu diet TETP dan tinggi zat besi. Syarat diet
yang telah diberikan sangat dianjurkan untuk memenuhi kebutuhan tubuh
pasien. Diet Tinggi Energi Tinggi Protein (TETP) berfokus pada
pengaturan pola makan yang mengandung kadar energi dan kadar protein
di atas kebutuhan normal pada manusia pada umumnya. Diet ini dapat
berbentuk makanan biasa atau lunak sesuai dengan keadaan pasien, lalu
diberikan penambahan bahan makanan sumber protein tinggi seperti susu,
telur, daging, atau diberikan minuman enteral tinggi energi tinggi protein
(Almatsier, 2010).
Syarat diet yang diberikan untuk satu hari yaitu dengan energi
sebanyak 2.242,5 kkal, protein 112,13 gram, lemak 62,3 gram, karbohidrat
364,4 gram serta mikronutrien seperti zat besi yang tinggi untuk
memperbaiki kadar hemoglobin pasien untuk proses penyembuhan dan
pemulihan. Asupan kebutuhan zat gizi dikatakan cukup dan terpenuhi
apabila pasien telah mengkonsumsi 80-110% dari kebutuhan yang telah
dianjurkan.

E. Analisis Monitoring dan Evaluasi


Berdasarkan pengamatan hasil monitoring dan evaluasi yang telah
dilaksanakan kepada pasien menunjukkan bahwa perkembangan data
klinis pasien sudah menuju normal. Hanya saja tekanan darah pasien
masih tinggi, akan tetapi sudah ada penurunan.
Monitoring edukasi dilakukan dengan cara diskusi dan tanya jawab
kepada pasien dan keluarga. Pemberian edukasi gizi dulakukan guna untuk
meningkatkan pengetahuan pasien dan keluarga terhadap gizi terkait
dengan makanan yang mengandung tinggi lemak, higiene makanan yang
didapatkan dari luar rumah. Setelah diberikan pendidikan gizi, pasien
mulai memahami bahwa pola makan yang dijalankan selama ini salah.
Pasien juga mencoba untuk mengkonsumsi sayur dan buah untuk
memenuhi kebutuhan zat gizi.

19
BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan
Tn. S adalah pasien dengan diagnosis medis Anemia + PSMBA.
Berat badan Tn. E yaitu 77 kg dengan tinggi badan 170 cm. Pasien
termasuk kategori pasien dengan status gizi overweight. Diagnosis gizi
yang telah ditegakkan yaitu, Asupan energi berlebihan (NI. 1.3) asupan
lemak berlebihan (NI 5.6.2), perubahan nilai laboratorium (NC.2.2),
kurangnya pengetahuan tentang makanan dan gizi (NB.1.1) serta
pemilihan makanan yang salah (NB.1.7).

Diet yang diberikan yaitu diet tinggi energi tinggi protein dan
tinggi zat besi. Syarat diet yang diberikan untuk satu hari yaitu dengan
energi sebanyak 2.242,5 kkal, protein 112,13 gram gram, lemak 62,3
gram, karbohidrat 364,4 gram serta mikronutrien seperti zat besi yang
tinggi untuk memperbaiki kadar hemoglobin pasien untuk proses
penyembuhan dan pemulihan.

B. Saran
Sebaiknya pasien mendapatkan lebih banyak edukasi gizi tentang
bahayanya anemia dan berat badan berlebih sehingga memiliki
pengetahuan yang baik mengenai makanan yang sehat dan baik untuk
dikonsumsi dan membantu proses penyembuhan pasien.

20
DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, S. 2010. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. PT.Gramedia Pustaka Utama. Jakarta

Anthony, P. S. (2008). Nutrition screening tools for hospitalized patients.


Nutrition Clinical Practice. 23, 373-82.

Anemia – Symptoms and causes. (2020). Diakses pada 3 juni 2021


https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/anemia/symptoms-
causes/syc-20351360 D

Depkes RI (2019). Tabel batas ambang indeksMassa Tubuh (IMT).


http://www.p2ptm.kemkes.go.id/infographic-p2ptm/obesitas/tabel-batas-
ambang-indeks-massa-tubuh-imt (Diakses pada 9 juni 2021)

Fitryani dan Saputri. (2018). Anemia Defisiensi Besi. Jurnal Avverous. 4(2).

Huda, Nurul. (2017). Validitas dan reliabilitas malnutrition screening tool sebagai
alat skrining risiko malnutrisi berdasarkan subjective global assessment
pada pasien rawat inap dewasa di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo
tahun. Skripsi. Jakarta: universitas Indonesia

Nuradi dan Jangga. (2020). Hubungan kadar hemoglobin dan nilai hematokrit
pada perokok aktif. Jurnal medis dan analis Kesehatan.11(2)150-157.

Rasyada, dkk. (2014). Hubungan Nilai Hematokrit Terhadap Jumlah Trombosit


pada Penderita Demam Berdarah Dengue. Jurnal Kesehatan Andalas.
3(3)343-347.

21
L

22
Lampiran 1.

Energi Protein Lemak KH Zat besi Vitamin C


Waktu Menu Bahan Makanan Berat
(kkal) (gr) (gr) (gr) (gr) (gr)
Nasi putih Nasi putih 100 130 2,4 0,2 28,6 0,2 0

Kol 25 6,9 0,9 0,2 0,4 0,3 10,4


Tumis sawi kol
Sawi 25 7 0,4 0,5 0,4 0,2 4,8

Pagi Tahu 50 38 4,1 2,4 0,9 2,7 0


Tahu lapis bayam
Bayam 50 6 0,8 0,1 0,9 0,9 2,5

Telur mata sapi Telur ayam 60 93,1 7,6 6,4 0,7 0,7 0

Buah Melon 100 38,2 0,6 0,2 8,3 0,4 6

Pisang kapok 150 173,9 1,2 0,3 46,8 0,9 16,5

Selingan Pisang gula merah Gula aren 20 73,8 0,1 0 18,8 0,4 0

Santan 25 17,7 0,2 1,7 0,8 0,1 0,3

Nasi Nasi putih 150 195 3,6 0,3 42,9 0,3 0


Siang
Ikan Pepes Ikan kembung 200 224,2 42,8 4,6 0 1,8 0

23
Kelapa parut 30 53,1 0,5 5 2,3 0,4 0,6

Kacang Panjang 25 8,7 0,5 0,1 2 0,3 2,5


Sayur bening
Jagung 25 27 0,8 0,3 6,3 0,2 1,5

Buah Jeruk manis 100 47 0,9 0,1 11,8 0,1 53

Pisang raja 50 46 0,5 0,3 11,7 0,2 4,5

Selingan Banana smoothies Jeruk manis 50 23,5 0,4 0,1 5,9 0,1 26,3

Yoghurt 25 20,7 0,7 0,3 3,5 0 0,4

Nasi Nasi putih 150 195 3,6 0,3 42,9 0,3 0

Ayam 50 142,4 13,4 9,4 0 0,7 0


Ayam goreng
minyak 20 172,4 0 20 0 0 0
Malam
Tahu 50 38 4,1 2,4 0,9 2,7 0
Sup tahu wortel
wortel 50 12,9 0,5 0,1 2,4 1 3,5

Buah Pepaya 100 39 0,6 0,1 9,8 0,1 62

Total 1829,8 91,1 55,3 292,7 14,2 194,9

Persentase (%) 103,46% 87,84% 107,54% 104,5% 109,23% -


Lampiran 3

24
25
Lampiran 4

FORMULIR SKRINING GIZI AWAL DENGAN MST

(MALNUTRITION SCREENING TOOL)

Lingkari skor sesuai dengan jawaban. Total skor adalah jumlah skor yang
dilingkari.

No Parameter Skor
.
Apakah pasien mengalami penurunan berat badan yang tidak diinginkan
1.
dalam 6 bulan terakhir
a. Tidak terjadi penurunan berat badan 0

26
b. Tidak yakin/tidak tahu/terasa baju lebih longgar 2
c. Jika ya, berapa penurunan berat badan tersebut
- 1-5 kg 1
- 6-10 kg 2
- 11-15 kg 3
- >15 kg 4
Tidak yakin penurunannya 2
2. Apakah asupan makan berkurang karena berkurangnya nafsu makan?
a. Tidak 0
b. Ya 1

TOTAL SKOR 1
Pasien dengan diagnosa Ya Tidak DM Ginjal Hati Jantung
3. khusus
Paru Stroke Penurunan Imunitas Lain-lain........

Nb:

1. Jika hasil ≤2 maka pasien tidak beresiko mengalami malnutrisi


2. Jika hasil ≥2 maka pasien beresiko malnutrisi dan perlu diperiksa kembali
Lampiran 5

HASIL LABORATORIUM

27
Lampiran 6

DOKUMENTASI

28
29

Anda mungkin juga menyukai