Anda di halaman 1dari 15

Pengujian Hipotesis komparatif Sampel Besar

Makalah ini diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah statistik inferensial

Dosen Pengampu:

Ahmad Fauzi Hendratmoko, S.Pd. M.Pd.

Disusun Oleh:

Nur Lailatun Nikmah (G72217043)

Faradila Aulia Putri Islamy (G72217060)

Muhammad Iqbal Lu’ay (G72217068)

Program Studi Akuntansi


Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya
2018
DAFTAR ISI

Kata Pengantar....................................................................................................i

Daftar Isi...............................................................................................................ii

Bab I : Pendahuluan............................................................................................1

1.1 Latar Belakang...........................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................1
1.3 Tujuan........................................................................................................1
Bab II : Pembahasan...........................................................................................4

2.1 Pengertian Hipotesis.......................................................................4

2.2 Pengujian hipotesis tentang mean populasi sampel besar..........................4

2.3 Pengujian dua Rata-rata mean sampel besar.....................................5

Bab III : Penutup ................................................................................................6

3.1 Kesimpulan.................................................................................................6
Daftar Pustaka.....................................................................................................
Lampiran..............................................................................................................

i
Kata Pengantar
Puji Syukur kami panjatan kepada tuhan yang Maha Esa atas berkat
Rahmat dan Karunianya, kami dapat menyusun makalah yang berjudul “
Pengujian Hipotesis Komparatif Sampel Besar”. Untuk memenuhi tugas mata
kuliah statistik inferensial.

Makalah ini kami susun dengan maksimal dan mendapakan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pengerjaan makalah ini, untuk itu
kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi
dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari bahwa masih ada kekurangan
baik dalam segi susunan kalimat maupun tata bahasa maka dari itu kritik dan
saran dari seluruh pihak sangat kami harapkan guna untuk memperbaiki makalah
kami ini

Akhir kata kami harapkan semoga karya tulis ilmiah tentang pengujian
hipotesis komparatif sampel besar ini dapat memberikan manfaat untuk pembaca.

Surabaya, September 2018

Penulis

ii
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Somantri (2006) mengatakan statistik diartikan sebagai kumpulan fakta


yang berbentuk angka-angka yang disusun dalam bentuk daftar atau tabel
yang menggambarkan suatu persoalan. Pengertian ini sejalan dengan
pendapat dari Gasperz (1989), yang menyatakan bahwa statistik telah dipakai
untuk menyatakan kumpulan fakta umumnya berbentuk angka yang disusun
dalam tabel atau diagram.

Dalam makalah ini peneliti akan membahas tentang pengujian hipotesis,


Trealese (1960) mengatakan hipotesis adalah suatu keterangan sementara dari
suatu fakta yang dapat diamati, makalah ini akan membahas lebih dalam
tentang penngujian hipotesis komparatif sampel besar yang artinya adalah
pengujian yang menggunakan sampel lebih besar dari 30 (n > 30).

1.2 Rumusan masalah

Adapun rumusan masalah dari dibuatnya makalah ini adalah:

a. Baagaimana langkah-langkah menguji dan menemukan hasil dari


hipotesis komparatif sampel besar?
b. Apa saja syarat dalam pengambilan hipotesis dua sampel?

1.3 Tujuan

Adapun tujuan dari dibuatnya makalah ini adalah

a. Menambah wawasan tentang pengujian hipotesis komparatif sampel besar

b. Mengetahui langkah-langkah mengolah data dengan sampel besar

1
BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Hipotesis

Menurut Corbetta (2009), hipotesis didefinisikan sebagai sebuah proporsi


yang menunjukkan hubungan di antara dua atau lebih konsep atau
interkoneksi di antara konsep (Swarjana, 2012:39)

2.2 Pengujian hipotesis tentang mean populasi (sampel besar)

Salah satu jenis pengujian sampel adalah ingin mengetahui apakah nilai
rata-rata yang dilaporkan oleh suatu lembaga cukup masuk akal. Untuk
melakukan pengujian demikian, suatu sampel acak diambil dari populasi.
Disyaratkan bahwa sampelnya cukup besar. Sampel berukuran 30 atau lebih
umumnya dianggap sebagai sampel besar. Namun perlu dicatat bahwa apabila
peneliti mengetahui bahwa populasinya berdistribusi normal, berapa pun
ukuran sampel dapat digunakan.

Contoh soal

Menurut laporan yang dikeluarkan oleh Dinas Pendidikan dan


Kebudayaan Provinsi Hastina. Rata-rata beban mengajar guru matematika di
SMA adalah 18 jam per minggu. Ada yang meragukan laporan tersebut,
bahwa itu tidak benar untuk guru matematika yang mengajar di Kota
Mayapada. Pertanyaan yang ingin dijawab adalah: apakah terdapat cukup
bukti untuk menyimpulkan bahwa rata-rata beban mengajar guru matematika
di Kota Mayapada tersebut berbeda dengan rata-rata seluruh Hastina?

Langkah-langkah pengujian hipotesis:

Langkah 1 : Tentukan Ho

Peneliti dalam hal ini menyatakan:

Ho: µ = 18

Dan Ha adalah bahwa rata-rata beban mengajar guru matematika di Kota


Mayapada tidak sama dengan 18 jam per minggu, peneliti menyatakan

Ha: µ ≠ 18

Langkah 2 : menentukan taraf signifikansinya, yaitu peneliti memilih 0,05.

Langkah 3 : menentukan statistik uji.

2
Berdasarkan teorima limit pusat, diketahui bahwa distribusi sampel
dari mean sampel adalah mendekati normal dan deviasi standar dari
distribusi sampel dari mean (σ adalah σ oleh karena itu statistik uji yang
digunakan ialah:

−µ
z= σ
√n
Keterangan:

x = rata-rata sampel

µ = rata-rata populasi

√σ n = standar error dari rata-rata


n = jumlah (ukuran) sampel

Langkah 4 : tentukan ukuran pengambilan sampel

Berdasarkan persoalan yang ingin dijawab, peneliti ingin mengetahui


bahwa beban mengajar guru matematika di Kota Mayapada berbeda dengan rata-
rata Provinsi Hastina, dalam hal ini beban mengajar tersebut lebih banyak, bisa
pula lebih sedikit. Oleh karena itu, aturan pengambilan keputusan harus bisa
mengakomodasi kedua hal itu, jadi ujinya merupakan uji dua ekor (dua pihak).

Rata-rata dari semua sampel (berukuran sama) yang mungkin dipilih dari
populasi adalah berdistribusi normal. Jika Ho benar, statistik z juga berdistribusi
normal. Perlu diingat bahwa 95% dari daerah dibawah kurva normal terletak
antara -1,96 dan 1,96. Jadi taraf signifikansinya 5%, maka daerah penolakan jatuh
di sebelah kiri -1,96 dan di sebelah kanan 1,96; yaitu kurang dari -1,96 dan lebih
dari 1,96. Dengan demikian aturan pengambilan keputusannya adalah tidak
menolak Ho dari z hitung terletak di daerah antara -1,96 dan 1,96. Jika nilai z
hitung tidak terletak di sana,

maka Ho ditolak, atau Ha tak ditolak. Aturan pengambilan keputusan


digambarkan pada gambar 7.1

3
daerah penolakan daerah penolakan

2,5% 2,5%

-1,96 0 1,96

Gambar 7.1 Aturan Pengembalian Keputusan

Langkah 5 : ambil sampel, yaitu dari guru matematika yang ada di Kota
Mayapada. Hitung rata-rata sampel dan hitung nilai statistik uji a.

Berdasarkan nilai z hitung peneliti dapat menentukan apakah menolak dan


tak menolak Ho. Andaikan bahwa dari sampel yang terdiri atas 39 guru
matematika di Kota Mayapada, rata-rata beban mengajarnya adalah 16 jam per
minggu dengan deviasi standar 3,5; maka peneliti dapat menentukan nilai z
hitung, yaitu:

µ
z=
σ
√n
16−18
= 3,5
√ 39
= -3,571

Karena -3,571 jatuh pada daerah penolakan, maka peneliti menolak Ho


pada taraf signifikansi 0,05. Ha yang menyatakan bahwa beban mengajar guru
matematika di Kota Mayapada tidak sama dengan 18 jam per minggu, tak ditolak.

Berkaitan dengan rata-rata beban mengajar guru matematika seperti pada


contoh soal 1, peneliti memerlukan penerapan uji satu ekor. Ada sementara orang
yang beranggapan bahwa guru di Kota Mayapada beban mengajarnya lebih
sedikit, karena jumlah guru matematika di kota lebih banyak dibandingkan guru
yang mengajar di daerah kabupaten. Jadi anggaplah bahwa beban mengajar guru
matematika Kota Mayapada lebih ringan dibandingkan dengan rata-rata provinsi
Hastina. Maka peneliti hanya memusatkan perhatian apakah rata-rata beban

4
mengajar guru matematika di Kota Mayapada lebih sedikit dibandingkan guru
matematika di Provinsi Hastina. Untuk menguji dugaan ini, Ho menyatakan
bahwa rata-rata populasi sama dengan atau lebih dari 18 jam per minggu atau
secara simbolis dinyatakan:

Ho:μ ≥ 18

Ha adalah rata-rata beban mengajar guru matematika di kota Mayapada kurang


dari 18 jam per minggu atau secara simbolis dinyatakan:

Ha: μ ≤18

Penolakan terhadap Ho dan tidak menolak terhdap Ha akan memungkinkan


peneliti untuk menyimpulkan bahwa guru matematika di kota Mayapada memiliki
beban mengajar lebih sedikit dibanding rata-rata provinsi Hastina.

Contoh soal 2

Anak-anak hiperaktif sering mengacaukan kelas karena sulit untuk tetap


duduk pada periode waktu tertentu. Suatu studi yang sangat luas menunjukkan
bahwa perilaku meninggalkan tempat duduk adalah 12,38 per periode 30 menit
dengan defiasi standar 3,52. Sebuah perlakuan berupa penguatan tersembunyi
diterapkan kepada suatu kelompok yang beranggotakan 30 anak hiperaktif. Angka
rata-rata perilaku meninggalkan tempat duudk adalah 11,59 per 30 menit periode
observasi. Dengan menggunakan taraf signifikasi 0,01; dapatkah peneliti
menyimpulkan bahwa penurunan dalam perilaku meninggalkan tempat ini
signifikan?

Langkah-langkah pengujian hipotesis

Langkah 1 : Ho adalah rata-rata sama dengan atau lebih besar 12,38 dinyatakan:

Ho : μ ≥12,38

Dan Ha adalah rata-rata adalah kurang dari 12,38 dinyatakan:

Ha : μ ≤12,38

Langkah 2 : tentukan taraf signifikasinya yakni 0,01

Langkah 3 : gunakan statistik uji yang sesuai, yakni:

5
µ
z= σ
√n
Langkah 4: karena yang menjadi perhatian peneliti adalah bahwa perlakuan yang
diberikan menurunkan nilai rata-rata, maka uji yang sesuai adalah uji satu ekor,
yaitu satu ekor arah negatif. Jadi nilai kritis z terletak

pada sisi kiri kurva. Nilai kritis untuk taraf signifikasi 0,01 adalah -2,33.

Daerah Penolakan
1%

-2,33

Gambar 7.2 Aturan Pengembalian Keputusan

Aturan pengambilan keputusan adalah menolak Ho apabila nilai z hitung


terletak disebelah kiri -2,33 jika sebaliknya, maka tak menolak Ho.

Langkah 5: hitung nilai z, yaitu:

µ
z=
σ
√n
−11,59−12,38
¿
3,52
√ 30

= -1,23

Karena nilai z -1,23 tidak terletak pada daerah penolakan maka peneliti
gagal menolak Ho pada taraf signifikasi 0,01. Perbedaan antara 11,59 dan 12,38
dapat dipandang sebagai kesalahan pengambilan sampel (sampling error).
Menurut sudut pandang praktis, tidak dapat disimpulkan bahwa perlakuan yang
diberikan dapat mengurangi perilaku meninggalkan tempat duduk dari anak-anak
hiperaktif.

2.3 Pengujian Rata-Rata Dua Populasi (Sampel Besar)

6
Bagian ini akan membahas tentang rata-rata dua populasi. Prosedur
lima langkah untuk pengujian hipotesis juga digunakan untuk kasus ini.
Namun rumus statistik uji z berbeda.

Contoh soal

Terdapat keluhan dari pasien rumah sakit bahwa pelayanan terhadap


pasien askes yang menjalani rawat inap berbeda dengan pasien lainnya.
Dinyatakan bahwa pasien non askes mendapat pelayanan lebih baik cepat,
taraf signifikansi 0,01 digunakan untuk menguji Ho bahwa tanggapan
terhadap panggilan darurat untuk pasien askes dan untuk pasien lainnya (non
askes) adalah sama. Ha adalah untuk tanggapan untuk pasien askes lebih
lambat dibandingkan pasien non askes.

Langkah penyelesaian: tanpa sepengetahuan dokter jaga dan perawat,


lamanya waktu untuk menanggapi panggilan dari pasien askes dan pasien non
askes dicatat. Data yang diperoleh dari sampel disajikan pada tabel 7.1.
berdasarkan data yang diperoleh tersebut, selanjutnya peneliti melakukan
pengujian hipotesis penelitian.

Tabel 7.1 waktu tanggapan terhadap pasien

Pasien Rata-rata sampel Deviasi standar Jumlah sampel


sampel
Askes 5,5 menit 0,4 menit 50
Non-Askes 5,3 menit 0,3 menit 100

Pertanyaan penting yang ingin dijawab adalah apakah waktu untuk


menanggapi panggilan darurat untuk pasien askes (5,5 menit) benar-benar
berbeda dari pasien non askes (5,3 menit). Sebagaimana persoalan yang
melibatkan pengambilan sampel, terdapat kemungkinan yang jelas bahwa
perbedaan antara 5,5 menit dan 5,3 menit hanya kebetulan. Ho dan Ha
dinyatakan:

Ho: μ ₁≥ µ₂

Ha: µ₁¿µ₂

Dengan μ ₁ adalah rata-rata populasi untuk pasien Askes dan µ₂


adalah rata-rata populasi untuk pasien non-Askes. Cara menyatakan Ha

7
diatas menunjukkan bahwa statistik ujinya merupakan uji satu ekor.
Statistik uji z adalah:
❑1−¿❑
z= 2
¿
σ σ 22
2

√ 1
+
n1 n 2

Keterangan:

❑1: waktu rata-rata untuk pasien Askes

❑2: waktu rata-rata untuk pasien non-Askes

σ 11 : variansi untuk pasien Askes

σ 22: variansi untuk pasien non-Askes

n1: ukuran sampel pasien Askes

n2 : ukuran sampel pasien non-Askes

Aturan pengambilan keputusan pada taraf signifikansi 0,01


adalah tidak menolak Ho jika nilai z hitung sama atau kurang dari
2,33. Sebaliknya menolak Ho dan tak menolak Ha. Gambar 7.3 untuk
pengambilan keputusan tersebut adalah

Daerah Penolakan
5%

Gambar 7.3 Daerah Penolakan 5%

Menghitung nilai z:
❑1−¿❑
z= 2
¿
σ σ 22
2

√ + 1
n1 n 2

8
5,5 – 5,3
= 0,4 2 0,32
√ +
50 100

= 3,13

Nilai z hitung 3,13 jatuh pada sebelah kanan 2,33. Jadi Ho


ditolak pada taraf signifikasi 0,01. Dengan demikian terdapat
perbedaan perlakuan antara pasien Askes dan pasien non-Askes.
Artinya pasien Askes dilayani lebih lambat dibandingkan pasien
lainnya. Dan bahwa perbedaan sebesar 0,2 menit (dari 5,5 - 5,3)
disebabkan oleh pengambilan sampel dapat diabaikan.

Perlu diketahui bahwa dalam menggunakan uji statistik untuk


dua sampel harus memenuhi dua syarat, yaitu:

1. n ₁ dan n ₂ harus sama atau lebih besar dari 30. Namun syarat
ini dapat diabaikan jika dua populasi berdistribusi normal.
2. kedua sampel harus independen. Misalnya jika seorang pasien
Askes bernama andi dipilih dalam sampel pasien Askes, maka
pemilihan dia sebagai sampel tidak memengaruhi pemilihan pasien
lainnya, baik Askes maupun pasien bukan Askes.

9
BAB III KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan

Jadi dapat disimpulkan bahwa hipotesis komparatif sampel besar memiliki


beberapa langkah untuk memperoleh hasil perhitungannya, yaitu dengan cara
menentukan Ho, menentukan taraf signifikasinya, menentukan statistik uji,
menentukan ukuran pengambilan sampel, dan mengambil sampel.

Adapun syarat dalam menggolongkan bahwa data tersebut masuk kedalam


kategori pengujian dua sampel yaitu nilai n1 dan n2 harus lebih dari 30, kedua
sampel harus independen dan tidak mempengaruhi sampel lain.

10
Daftar Pustaka

11
Lampiran

12

Anda mungkin juga menyukai