Anda di halaman 1dari 4

Bagaimana upaya terhadap perlindungan konsumen dalam kasus penjualan

daging babi di kota jambi


Adapun upaya yang dapat dilakukan dalam memberikan perlindungan terhadap konsumen yaitu:

1. Sosialisasi Mengenai Pentingnya Sertifikasi Halal


Adapun upaya yang dilakukan untuk memberikan perlindungan terhadap konsumen,
terutama perlindungan dari produk tidak halal yaitu dengan melakukan sosialisasi
mengenai halal haram suatu produk makanan itu sendiri, baik terhadap masyarakat
maupun pengusaha, melakukan sosialisasi terhadap industri agar dapat melakukan
sertifikasi halal, dan melakukan pengawasan terhadap produk makanan yang beredar.
Sosialisasi adalah proses penanaman atau transfer kebiasaan atau nilai dan aturan dari
satu generasi ke generasi lainnya dalam sebuah kelompok atau masyarakat. sejumlah
sosiolog menyebut sosioalisasi sebagai teori mengenai peranan. Karena dalam proses
sosialisasi diajarkan peran-peran yang harus dijalankan oleh individu Adapun pernyataan
bapak Muhammad Yusuf bagian penyelenggaraan Syariah kementrian agama kota jambi
yang disampaikan, bahwa: “upaya yang dilakukan Kementrian Agama Kota Jambi yaitu
melakukan sosialisasi terhadap pengusaha atau para industri rumahan agar dapat
melakukan sertifikasi halal terhadap produknya”. Selanjutnya Pernyataan Bapak ferdi,
Selaku Sekretariat MUI memberikan pernyataan yang sama: “Untuk sosialisasi yang kita
lakukan kepada masyarakat itu salah satunya dengan cara memasukkannya kedalam
kotbah jumat yg rutin dilakukan. Yang disitu disampaikan mengenai pentingnya halal dan
haram mengenai umat islam, hukumnya mengkonsumsi makanan haram, dan hal-hal
yang berkaitan lainnya. Sedangkan sosialisasi kepada prodesen itu kita lakukan dengan
cara kita datangi ketempat usahanya atau dengan cara seperti seminar yang nantinya kita
undang para industri itu untuk dapat hadir”.
2. Pengawasan Terhadap Labelisasi Halal di Kota Jambi
Selain melakukan sosialisasi pemerintah juga melakukan pengawasan terdadap produk-
produk makanan yang ada. Pengawasan secara umum diartikan suatu kegiatan yang
ditujukan untuk mengadakan evaluasi terhadap kegiatan yang akan atau telah dilakukan.
Pengawasan terhadap peredaran makanan sangat penting dilakukan itu semua agar dapat
menjaga keamanan dan kenyamanan masyarakat dalam mengkonsumsi suatu makanan.
Islam sebagai agama yang senantiasa terikat pada ketentuan syaria’ah, memiliki
pengaturan yang jelas terkait pelaksanaan syariat dalam kehidupan sehari-hari, termasuk
dalam aspek pangan. Salah satu wujud perlindungan dalam aspek pangan tersebut adalah
dalam bentuk pencantuman label halal dalam bentuk produk pangan kemasan yang di jual
di pasaran, sehingga dengan demikian maka pihak konsumen dapat mengetahui secara
pasti perihal kondisi dari produk pangan yang akan dikonsumsinya tersebut. Perihal apa
yang semestinya dicantumkan dalam label pangan, ketentuan UU pangan No. 18 Tahun
2012 Pasal 97 ayat (3), mengatur bahwa label sekurangkurangnya memuat:
1. Nama produk
2. Daftar bahan yang digunakan
3. Berat bersih atau isi bersih
4. Nama dan alamat pihak yang memproduksi
5. Halal bagi yang dipersyaratkan
6. Tanggal dan kode produksi
7. Tanggal, bulan, dan tahun kadaluarsa
8. Nomor izin edar bagi pangan olahan
9. Asal usul bahan pangan tertentu
Pasal 97 ayat (3) UU Pangan di atas mengatur ketentuan tentang dimuatnya “keterangan
tentang halal” dalam label setiap produk yang dijual di wilayah Indonesia terutama dikota
jambi. Ini menunjukkan bahwa keterangan halal untuk suatu produk pangan sangat
penting bagi masyarakat kota jambi yang mayoritas memeluk agama Islam.
3. Tindakan yang Dilakukan
Kesadaran produsen untuk mencantumkan label halal pada produknya adalah keharusan,
hal ini dikarenakan mayoritas penduduk kota jambi adalah umat Islam. Agar masyarakat
merasa aman dalam mengkonsumsi suatu produk makanan. Dan juga dengan adanya
label halal dapat meningkatkan daya beli masyarakat terhadap suatu produk. Apabila
hasil pengawasan yang dilakukan ternyata ditemukan perbutan yang menyimpang dari
Peraturan Daerah atau undang-undang dan membahayakan konsumen, maka terhadap
pelaku usaha akan dikenakan sanksi administrasif atau diambil tindakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.Sanksi administrasi sebagaimana dimaksud
pada ayat (3) berupa :
a. teguran lisan
b. teguran tertulis
c. penghentian sementara kegiatan
d. penghentian tetap kegiatan
e. pencabutan sementara izin
f. pencabutan tetap izin
g. denda administratif
Apabila hasil pengawasan yang dilakukan ternyata ditemukan perbutan yang
menyimpang dari Peraturan Daerah atau undang-undang dan membahayakan konsumen,
maka terhadap pelaku usaha akan dikenakan sanksi administrasif atau diambil tindakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.Sanksi administrasi
sebagaimana dimaksud pada ayat (3) berupa :
a. teguran lisan
b. teguran tertulis
c. penghentian sementara kegiatan
d. penghentian tetap kegiatan
e. pencabutan sementara izin
f. pencabutan tetap izin
g. denda administratif

Kesimpulan
Adapun upaya yang dilakukan untuk memberikan perlindungan terhadap konsumen,
terutama perlindungan dari produk tidak halal yaitu dengan melakukan sosialisasi
mengenai halal haram suatu produk makanan itu sendiri, baik terhadap masyarakat
maupun pengusaha, melakukan sosialisasi terhadap industri agar dapat melakukan
sertifikasi halal, dan melakukan pengawasan terhadap produk makanan yang beredar.
Sosialisasi adalah proses penanaman atau transfer kebiasaan atau nilai dan aturan dari
satu generasi ke generasi lainnya dalam sebuah kelompok atau masyarakat. « Yang
disitu disampaikan mengenai pentingnya halal dan haram mengenai umat islam,
hukumnya mengkonsumsi makanan haram, dan hal-hal yang berkaitan lainnya.
Sedangkan sosialisasi kepada prodesen itu kita lakukan dengan cara kita datangi
ketempat usahanya atau dengan cara seperti seminar yang nantinya kita undang para
industri itu untuk dapat hadir».

Agar masyarakat merasa aman dalam mengkonsumsi suatu produk makanan. Dan juga
dengan adanya label halal dapat meningkatkan daya beli masyarakat terhadap suatu
produk. Apabila hasil pengawasan yang dilakukan ternyata ditemukan perbutan yang
menyimpang dari Peraturan Daerah atau undang-undang dan membahayakan
konsumen, maka terhadap pelaku usaha akan dikenakan sanksi administrasif atau
diambil tindakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Anda mungkin juga menyukai