Anda di halaman 1dari 9

STUDI LITERATUR INTERIOR

A. PENGERTIAN
Desain interior awalnya kerap disebut sebagai Home Decoration, Seni Interior,
kemudian Interior Architecture. Namun Federasi Interior Internasional (IFI) melalaui
kesepakatan internasional, demikian pula Himpunan Desainer Interior Indonesia (HDII)
tetap menggunakan istilah Interior Design, kemudian di Indonesiakan menjadi Desain
Interior atau ada pula yang memakai istilah Teknik Desain Interior dan ada juga yang
menggunakan istilah Desain Ruang Dalam (Derudal). Pertimbangan-pertimbangan untuk
menempatkan diri menjadi bagian dari arsitektur oleh beberapa pihak kurang strategis
dari sudut pengembangan keilmuan. Untuk itu, penggunaan nama keilmuan menjadi
Arsitektur Interior kemudian dievaluasi untuk tetap menggunakan nama Desain Interior
yang memiliki kesempatan kesetaraan dengan disiplin Arsitektur yang jauh lebih tua
usianya.
Desain Interior merupakan ilmu yang mempelajari tentang perancangan suatu karya
seni yang ada di dalam suatu bangunan dan digunakan untuk memecahkan masalah
manusia. Dimana bidang keilmuan ini akan memecahkan masalah dengan memberikan
solusi-solusi desain sehingga memberikan naungan yang baik bagi penggunanya.
Menurut D.K Ching (2002), Desain interior adalah merencanakan tata letak dan
merancang ruang dalam di dalam bangunan. Pengaturan kondisi fisik dapat memenuhi
kebutuhan dasar akan naungan dan perlindungan, mempengaruhi bentuk atau pola
aktivitas, mendewasakan aspirasi dan mengekspresikan ide yang sejalan dengan aksi,
desain interior juga berefek kepada tampilan kita, mood dan kepribadian. Maka dari itu,
tujuan desain interior adalah untuk meningkatkan fungsi, meningkatkan estetika dan
psikologis. Sedangkan menurut Suptandar (1995) Desain interior berarti suatu sistem
atau cara pengaturan ruang dalam yang mampu memenuhi persyaratan kenyamanan,
keamanan, kepuasan kebutuhan fisik dan spiritual bagi penggunanya tanpa mengabaikan
faktor estetika
Apabila dilihat dari segi pelaku desain menurut The American Society of Interior
Designer (ASID), Interior Designer adalah seorang yang terlatih secara profesional untuk
menciptakan lingkungan interior yang fungsional dan berkualitas. Karena telah
terkualifikasi melalui pendidikan, pengalaman dan ujian, seorang desainer interior dapat
mengidentifikasi, meneliti dan secara kreatif memecahkan permacalahan dan
mengarahkan perancangan menuju lingkungan fisik yang sehat, aman dan nyaman.
Dari beberapa penjelasan diatas maka dapat dielaborasikan menjadi satu kesatuan
dimana Desain Interior merupakan Seni atau ilmu tentang sistem pengaturan ruang
dalam yang dapat memecahkan permasalahan sekaligus memberikan solusi kreatif dan
berkualitas sehingga dapat meningkatkan faktor kualitas fungsi, estetika, dan kenyamanan
dari pengguna ruang tersebut.
B. ELEMEN
Desain interior merupakan kegiatan merencanakan, merancang dan menata ruang-
ruang interior dalam bangunan. Desain interior berfungsi untuk memenuhi kebutuhan
dasar akan sarana untuk bernaung dan berlindung, menentukan sekaligus mengatur
aktivitas, memelihara aspirasi dan mengekspresikan ide, tindakan serta penampilan,
perasaan dan kepribadian. Menurut Wicaksono dan Tisnawati (2014), terdapat beberapa
elemen dasar dalam desain interior, yaitu sebagai berikut:
a. Garis (line)
Sebuah garis adalah unsur dasar seni, mengacu pada tanda menerus yang dibuat di
sebuah permukaan. Dua titik bidang yang berbeda bila digunakan akan menjadi
sebuah garis. Titik adalah dasar terjadinya bentuk yang menunjukkan suatu letak di
dalam ruang. Titik tidak mempunyai ukuran panjang, lebar, atau tinggi. Oleh karena
itu, tidak mempunyai arah gerak, dan terpusat.
b. Bentuk (form)
Bentuk adalah suatu sosok geometris tiga dimensi, seperti bola, kubus, silinder,
kerucut, dan lain-lain. Bentuk memungkinkan pengguna ruang untuk menangkap
keberadaan sebuah benda dan memahaminya dengan persepsi. Dari hal di atas, yang
paling jelas adalah bentuk bidang primer, yaitu lingkaran, segi tiga, dan bujur sangkar.
Lingkaran adalah sederetan titik-titik yang disusun dengan jarak yang sama dan
seimbang terhadap sebuah titik. Segi tiga adalah sebuah bidang datar yang dibatasi
tiga sisi dan mempunyai tiga sudut. Bujur sangkar adalah sebuah bidang datar yang
mempunyai empat sisi yang sama panjang dan empat sudut siku-siku.
c. Bidang (Shape)
Bidang adalah sebuah luasan yang tertutup dengan batas-batas yang ditentukan oleh
unsur-unsur seni lainnya, yaitu garis, warna, nilai, tekstur, dan lain-lain. Dua garis
sejajar yang dihubungkan kedua sisinya akan menghasilkan sebuah bidang. Menurut
jenisnya, sebuah bidang terdiri atas tiga bagian: bidang atas, bidang dinding, dan
bidang dasar.
d. Ruang (Space)
Ruang adalah sebuah bentuk tiga dimensi tanpa batas karena objek dan peristiwa
memiliki posisi dan arah relatif. Ruang juga dapat berdampak pada perilaku manusia
dan budaya, menjadi faktor penting dalam arsitektur, dan akan berdampak pada
desain bangunan dan struktur. Ruang memiliki panjang, lebar, dan tinggi; bentuk;
permukaan; orientasi; serta posisi. Sebuah bidang yang dikembangkan (menurut arah,
selain dari yang telah ada) berubah menjadi ruang. Berdasarkan konsepnya, sebuah
ruang mempunyai tiga dimensi, yaitu panjang, lebar, dan tinggi. Sebagai unsur tiga
dimensi di dalam perbendaharaan perancang arsitektur, suatu ruang dapat berbentuk
padat. Dalam hal ini ruang yang berada di dalam atau dibatasi oleh bidang-bidang
akan dipindahkan oleh massa atau ruang kosong.
e. Cahaya (light)
Cahaya adalah unsur interior yang berperan dalam mempengaruhi atmosfer ruang dan
mendukung fungsi ruang. Pada ilmu interior, pencahayaan dibagi menjadi dua jenis,
yaitu:
 Pencahayaan alami, adalah pencahayaan yang didapatkan dari sinar matahari
langsung dengan menempatkan posisi bukaan jendela pada posisi yang tepat
hingga cahaya dapat masuk ke dalam ruang.
 Pencahayaan buatan, adalah pencahayaan yang memanfaatkan teknologi
buatan manusia atau energi olahan seperti lampu dengan intensitas cahaya
yang stabil dan beberapa varian warna.
f. Warna (color)

Semua warna dapat menimbulkan efek psikologis tertentu terhadap orang yang
melihatnya. Dalam ilmu arsitektur dan interior, setiap warna dapat menimbulkan
kesan berbeda-beda terhadap keberadaan sebuah ruang, seperti kesan gelap dan terang
yang dapat mempengaruhi keberadaan sebuah ruangan.
g. Pola (pattern)
Pola adalah desain dekoratif yang digunakan secara berulang. Pola juga dapat disebut
sebagai susunan dari sebuah desain yang sering ditemukan pada sebuah objek. Motif
garis horizontal akan memperluas kesan ruangan, sedangkan motif garis vertikal akan
meninggalkan kesan ruangan.
h. Tekstur (texture)
Tekstur adalah nuansa, penampilan, ataupun konsistensi permukaan atau zat. Tekstur
juga berkaitan dengan material dan bahan yang digunakan. Material kayu akan
menghangatkan ruangan, sedangkan material batu akan mendinginkan ruangan.
Selain itu, terdapat 3 elemen yang membentuk ruang dalam atau interior. Yaitu
Elemen Atas berupa plafond, Elemen Samping berupa dinding, dan Elemen bawah
berupa lantai.
 Elemen Atas (Plafond) , merupakan bagian dari interior yang berfungsi melindungi
atau menaungi bagian atas ruang baik dari pengaruh luar maupun di dalam bangunan
itu sendiri. Terkadang ada interior yang menggunakan plafond ekspose, hal ini
diakibatkan oleh kriteria-kriteria tertentu yang ingin dicapai oleh pengguna.
 Elemen Samping(Dinding), merupakan bagian interior yang berfungsi melindungi
ruang secara vertikal sehingga akan mengatur tingkat privasi dari ruang tersebut. Hal
ini dikarenakan ada dinding yang massive maupun dinding yang hanya berfungsi
sebagai partisi.
 Elemen Bawah (Lantai) merupakan bagian interior yang berfungsi menutup bagian
bawah dari ruangan dan melindungi kegiatan pengguna pada ruang tersebut. Elemen
ini juga berpengaruh penting untuk menunjang kelancaran aktivitas sesuai fungsi di
ruangan tersebut.
C. PRINSIP
Selain elemen interior, terdapat prinsip desain yang juga akan menunjang dari segi
esensi. Sehingga semakin kental atau kuat peranan prinsip yang diterapkan ke elemen
interior maka semakin tinggi kualitas dari elemen-elemen interior tersebut. Menurut
Setiono (2015), terdapat beberapa prinsip dalam desain interior yang perlu dijalankan,
yaitu sebagai berikut :
 Kesatuan dan Harmoni, merupakan prinsip pertama yang perlu dicapai dalam
memadupadankan elemen elemen desain. Dengan adanya kesatuan maka kita tidak
dapat secara egois menggabungkan seluruh elemen dengan mentah, melainkan
dibutuhkan suatu proses elaborasi desain yang nantinya menghasilkan desain dengan
kombinasi yang baru dan harmonis.
 Keseimbangan, merupakan cara untuk menggabungkan elemen-elemen agar terlihat
seimbang baik dalam bentuk seimbang asimetris, simetris dan radial. Keseluruhan
bentuk tersebut pada dasarnya harus memberikan atau menyumbang unsur yang
senilai dan merata sehingga tercipta situasi seimbang tersebut.
 Focal Point, merupakan suatu titik fokus utama yang ingin ditampilkan dalam suatu
ruang dalam yang menjadi suatu ciri khas atau karakteristik ruang, namun focal point
juga bisa saja menjadi suatu ciri yang ingin ditonjolkan dalam ruangan sehingga dapat
menunjukkan nilai lebih.
 Ritme, merupakan pengulangan yang memiliki intensitas atau interval yang
disesuaikan sedemikian rupa. Sehingga menciptakan desain yang tidak monoton tetapi
lebih dinamis.
 Skala dan Proporsi, merupakan prinsip yang sering dilewatkan namun memiliki
peranan yang sangat krusial dalam penentuan skala desain. Dikarenakan proporsi
akan menentukan nilai dari desain tersebut. Semakin monumental skala tersebut maka
nilainya akan semakin tinggi. Sedangkan, untuk permainan skala maupun proporsi
dalam interior yaitu berhubungan secara langsung dengan pengguna maupun
peruntukan fungsi sehingga dapat menunjang fungsi secara baik.
D. KONSEP
Konsep desain interior adalah dasar pemikiran desainer didalam memecahkan
permasalahan atau problem desain. Konsep interior juga dapat dikaitkan dengan cara
pandang maupun pendekatan yang digunakan oleh desainer untuk menjawab solusi dari
permasalahan desain yang ada. Ada banyak konsep yang diangkat di masyarakat, namun
kali ini akan dibahas 5 konsep yang sedang in- atau menjadi trending pada masa kini.
 Konsep Industrial, merupakan konsep yang menggunakan campuran material yang
masih mentah atau tidak difinishing secara final. Dengan ciri khasnya menggunakan
dinding unfinished dan langit langit tinggi bahkan plafond ekspose. Konsep ini dapat
menghasilkan satu desain rumah yang khas dan bisa diciptakan lewat beberapa
material layaknya palet baja beton, kemudan plat stainless steel, baja serta cermin,
dan juga batu bata ekspos. Kesan industril juga bisa anda lakukan dengan menerapkan
berbagai macam perabotan, pencahayaan, maupun aksesoris ruangan sehingga tampil
lebih dan menawan. Warna dominan yang muncul adalah cokelat, abu, merah, gold.
 Konsep Minimalis, konsep desain minimalis adalah desain yang dipreteli atau
bongkar, dihapus bagian-bagian yang tidak perlu, dan pada akhirnya hanya
meninggalkan elemen-elemen pentingnya saja. Minimalis juga berpegangan kepada
Less Is More. Dengan begitu banyak yang menyoroti konsep ini dikarenakan biaya
yang dikeluarkan tidak sebesar konsep lain. Hanya saja desain yang dihasilkan apabila
tidak di berikan permainan unsur prinsip desain, maka konsep tersebut akan sulit
hidup.
 Gaya Klasik, mengandalkan pada susunan, keteraturan, keseimbangan dan
harmonisasi yang nyaris sempurna. Ciri khas desain gaya ini, tampilan yang elegan,
indah mewah dan kuat menjadi poin dan daya tarik utama dari konsep ini. Properti
biasanya terbuat dari kayu solid, dengan menggunakan warna alam seperti coklat
kayu, kuning emas, hijau daun, warna tanah.

 Konsep Modern, konsep modern adalah gaya desain yang simple, bersih,
fungsional,stylish dan selalu mengikuti perkembangan jaman yang berkaitan dengan
gaya hidup modern yang sedang berkembang pesat. Minim penggunaan ornamen dan
hiasan lain yang tidak fungsional. Dalam mendesain konsep dan gaya modern selalu
melihat nilai benda-benda (furniture) berdasarkan besar fungsi dan banyaknya fungsi
benda tersebut, serta berdasarkan kesesuaiannya dengan gaya hidup yang menuntut
serba cepat dan mudah sehingga tercipta kehidupan dengan gaya hidup yang lebih
efektif, fungsional dan efisien.

 Konsep Rustic, adalah konsep yang memberikan penekanan pada alam dan unsur
natural. Rustic juga biasa dikenal sebagai konsep interior pedesaan. Konsep ini
mengutamakan suasana alam yang diadopsi ke dalam setiap elemen pada ruang
dalam. Konsep rustic banyak menggunakan bahan-bahan dan material dari alam
seperti kayu, bambu atau bebatuan. Memilih konsep interior ini Anda bisa
meminimalkan penggunaan bahan finishing sehingga sangat mengandalkan kualitas
material produknya. Apabila material yang dipililih tidak memiliki kualitas yang baik,
maka pengaruhnya adalah menurunnya kualitas finishing dari ruang tersebut.
SUMBER :
Ching, Franchis D.K. 1996. Ilustrasi Desain Interior. Jakarta: Airlangga.
https://www.researchgate.net/publication/306012610_PENGANTAR_TINJAUAN_DESAIN
https://www.kajianpustaka.com/2020/07/desain-interior.html
Tisnawati. Wicaksono. 2014. Teori Interior. Jakarta : Airlangga

Anda mungkin juga menyukai