Anda di halaman 1dari 2

Sumber Historis, Sosiologis, Politik Pendidikan Pancasila

1. Sumber Historis Pendidikan Pancasila


Presiden Soekarno pernah mengatakan, ”Jangan sekali-kali meninggalkan sejarah.” Hal
tersebut kemudian memiliki sebuah makna dimana dalam setiap sejarah terdapat berbagai
macam fungsi yang dimana penting dan akan sangatlah berguna dalam rangka untuk
membangun sebuah kehidupan karena dengan sejarah maka kita akan belajar untuk tidak
mengulangi hal yang sama dikemudian hari. Pengertian lain dari istilah tersebut yang sudah
menjadi pendapat umum (common-sense) adalah “Sejarah merupakan guru kehidupan”.
pengayaan materi Pancasila melalui pendekatan historis adalah amat penting. Melalui
pendekatan ini, kita diharapkan dapat mengambil pelajaran atau hikmah dari berbagai
peristiwa sejarah, baik sejarah nasional maupun sejarah bangsa-bangsa lain.
2. Sumber Sosiologis Pendidikan Pancasila
Sosiologi diimplementasikan sebagai ilmu kehidupan manusia. Di dalamnya mengkaji
berbagai latar belakang, komposisi dan pola kehidupan sosial kelompok dan kelompok
masyarakat, serta penelitian tentang isu-isu sosial, perubahan dan reformasi di masyarakat.
Soekanto (1982: 19) menyatakan bahwa dalam pandangan sosiologis, masyarakat berada pada
waktu dan tempat yang memiliki suatu nilai-nilai tertentu. Selain itu melalui pendekatan
sosiologis ini, Kita diharapkan mampu mengkaji struktur sosial, proses sosial termasuk
perubahan sosial, dan permasalahan sosial yang perlu dilakukan secara arif dengan
menggunakan nilai-nilai Pancasila. Bangsa Indonesia melandaskan perspektifnya tentang
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara pada prinsip-prinsip budaya yang
dimiliki dan tertanam pada bangsa itu sendiri. Nilai-nilai kenegaraan dan sosial yang
terkandung dalam prinsip Pancasila adalah karya besar bangsa Indonesia sendiri yang diambil
dari nilai-nilai budaya yang dimiliki oleh setiap orang yang menggambarkan filosofis para
pendiri negara (Kaelan, 2000: 13).
3. Sumber Politik Pendidikan Pancasila
Kehidupkan politik Bangsa Indonesia dilaksanakan berdasarkan lima sila. Pola pikir untuk
membangun kehidupan politik yang murni dan absolut dilaksanakan semua masyarakat
Indonesia harus sesuai dengan Pancasila. Etika politik Pancasila bisa digunakan sebagai
instrumen dalam pengujian perilaku politik negara, terkhusus sebagai salah satu pilihan
kritis untuk menentukan hak dari kebijakan dan tindakan pemerintah dengan melihat
kesesuaian dan tindakan pemerintah dengan makna prinsip-prinsip Pancasila. Oleh karena
itu, Nilai-nilai Pancasila secara mutlak harus dimiliki oleh otoritas penyelenggara
pemerintahan, agar tidak menyebabkan berbagai penyimpangan, seperti yang sering terjadi
saat ini. Misalnya korupsi, kolusi dan nepotisme, penyuapan, pembunuhan, terorisme, dan
narkotika serta perselingkuhan di kalangan elit politik menjadi streotipe masyarakat.
 Sumber Historis Pendidikan Pancasila
Melalui pendekatan historis kita diharapkan dapat mengambil pelajaran atau hikmah
dari berbagai peristiwa sejarah dengan memperoleh inspirasi untuk berpartisipasi dalam
pembangunan bangsa dan berperan serta secara aktif dan arif dalam berbagai
kehidupan berbangsa dan bernegara.
 Sumber Sosiologis Pendidikan Pancasila

Anda mungkin juga menyukai