Disusun oleh :
218122107
A. Pengadaan Langsung
Metode pemilihan penyedia untuk pengadaan barang/jasa konstruksi/jasa
lainnya dengan nilai pengadaan/harga perkiraan sendiri kurang dari atau sama
dengan Rp. 200.000.000. Selain digunaakn untuk pengadaan barang dan jasa,
metode ini juga digunakan untuk pengadaan jasa konsultasi dengan nilai
pengadaan/harga perkiraan sendiri kurang dari atau sama dengan Rp.
100.000.000. Pengadaan dengan metode ini dilaksanakan oleh Pejabat pengadaan
dengan sistem E-pengadaan langsung dengan bentuk kontrak berupa surat
perjanjian kerja. Berikut ini adalah mekanisme dari pengadaan dengan metode
pengadaan langsung:
1. Pejabat Pembuat Komitmen mengumumkan rencana umum pengadaan di
Sistem Informasi Rencana Umum Pengadaan
2. Pejabat Pembuat Komitmen membuat Kerangka Acuan Kerja, Harga Perkiraan
Sendiri, dan Spesifikasi
3. Pejabat Pembuat Komitmen mengajukan pemilihan penyedia kepada Pejabat
Pengadaan
4. Pejabat pengadaan mengundang penyedia, memberikan penjelasan
pengadaan dan meminta penawaran
5. Pejabat pengadaan melakukan evaluasi penawaran
6. Pejabat pengadaan melakukan klarifikasi dan negosiasi harga
7. Pejabat pengadaan menetapkan penyedia dan mengusulkan ke Pejabat
Pembuat Komitmen
8. Pejabat Pembuat Komitmen membuat Surat Penunjukan Penyedia
9. Pejabat Pembuat Komitmen membuat Surat Penunjukan Penyedia
10. Pejabat Pembuat Komitmen dan penyedia menandatangani kontrak berupa
Surat Perintah Kerja (SPK)
11. Pelaksanaan pekerja oleh penyedia
12. Serah terima pekerjaan antara Pejabat Pembuat Komitmen dan penyedia
B. Penunjukan Langsung
Metode pemilihan untuk mendapatkan penyedia barang/pekerjaan
konstruksi/jasa lainnya dalam keadaan tertentu. Pengadaan dengan metode ini
memiliki beberapa kriteria seperti :
- Kegiatan yang mendadak untuk menindaklanjuti komitmen internasional yang
dihadiri oleh Presiden/Wakil Presiden
- Barang/jasa yang bersifat rahasia untuk kepentingan negara
- Hanya dapat disediakan oleh satu pelaku usaha yang mampu
- Pengadaan dan penyaluran benih unggul kepada petani untuk menjamin
ketersediaan benih dan pupuk secara tepat dan cepat
- Pekerjaan prasarana, sarana, dan utilitas umum di lingkungan perumahan bagi
masyarakat berpenghasilan rendah
- Barang/pekerjaan konstruksi/jasa lainnya yang spesifik dan hanya dapat
dilaksanakan oleh pemegang hak paten
- Barang/pekerjaan konstruksi/jasa lainnya yang setelah dilakukan tender ulang
mengalami kegagalan
- Melanjutkan pengadaan barang/pekerjaan konstruksi/jasa lainnyadalam hal
terjadi pemutusan kontrak
- Penunjukan langsung dalam keadaan darurat (Bencana alam/sosial, namun
telah ditetapkan status keadaan darurat atau keadaan diluar bencana namun
telah ditetapkan sebagai kasus darurat)
C. Pemilihan langsung
Metode pemilihan langsung merupakan metode cara pembelian/pembayaran
secara langsung kepada penyedia oleh pejabat pengadaan, dengan nominal
pengadaan kurang atau sama dengan Rp. 50.000.000. Bentuk kontrak dalam
metode pengadaan ini adalah dengan bukti pembayaran/nota apabila nominal yang
dikeluarkan paling banyak Rp. 10.000.000. Namun, apabila nominal yang
dikeluarkan lebih dari Rp. 10.000.000 namun kurang dari Rp. 50.000.000, maka
digunakan bentuk kontrak kuitansi.
D. Tender
Metode pemilihan penyedia untuk pengadaan barang/jasa konstruksi/jasa
lainnya dengan nilai pengadaan/harga perkiraan sendiri lebih dari Rp.200.000.000.
Pengadaan dengan metode tender digunakan apabila tidak dapat melakukan
pengadaan dengan metode lainnya. Metode tender juga dapat digunakan untuk
pengadaan jasa konsultasi dengan nilai pengadaan sebesar Rp. 100.000.000.
Pelaksana pemilihan dari metode tender adalah kelompok kerja pemilihan dengan
bentuk kontrak berupa surat perjanjian.Berikut ini adalah mekanisme dari
pengadaan dengan metode tender
1. Pejabat Pembuat Komitmen mengumumkan rencana umum pengadaan di
Sistem Informasi Rencana Umum Pengadaan.
2. Pejabat Pembuat Komitmen Menyusun Kerangka Acuan Kerja, Harga
Perkiraan Sendiri, Spesifikasi
3. Pejabat Pembuat Komitmen mengajukan pengadaan kepada Kelompok Kerja
Pemilihan (UKPBJ)
4. Kelompok Kerja Pemilihan melaksanakan proses pengadaan, pada pelaksaan
pemilihan penyedia, terdapat beberapa proses, diantaranya
- Kualifikasi penyedia
- Pengumuman
- Pendaftaran dan pengambilan dokumen
- Pemberian penjelasan
- Penyampaian dokumen penawaran
- Evaluasi dokumen penawaran
- Penetapan dan pengumuman pemenang
- Sanggah
- Sanggah banding (khusus pengadaan jasa konstruksi)
5. Kelompok Kerja Pemilihan mengusulkan pemenang tender kepada Pejabat
Pembuat Komitmen
6. Pejabat Pembuat Komitmen membuat surat penunjukan penyedia
7. Pejabat Pembuat Komitmen meminta jaminan pelaksanaan kepada Penyedia
8. Pejabat Pembuat Komitmen dan Penyedia menandatangani Surat Perjanjian
9. Penyedia melaksanakan pekerjaan
10. Berita acara serah terima pekerjaan antara Penyedia dengan Pejabat Pembuat
Komitmen
E. Tender Cepat
Mekanisme pengadaan serta besar nilai minimum pengadaan pada tender
cepat sama dengan metode tender biasa, namun terdapat beberapa kriteria
barang/jasa yang dapat dilakukan pengadaan dengan metode ini, yaitu :
- Penyedia telah terkualifikasi dalam system informasi kinerja penyedia (E-Sikap)
- Spesifikasi dan volume pekerjaannya sudah dapat ditentukan secara rinci
- Dapat menyebutkan merek
- Peserta diundang dan menyampaikan penawaran
- Evaluasi dilakukan melalui aplikasi
- Penetapan pemenang berdasarkan penawaran terendah
F. E-Purchasing
Metode pengadaan Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya yang terdapat
di dalam katalog elektronik (e-catologue) atau Toko Daring. Sebelum melakukan
pengadaan, terlebih dahulu menyampaikan Rencana Kebutuhan Obat paling
lambat dibulan april pada tahun sebelumnya dengan menggunakan aplikasi e-
monev obat. Pengadaan dengan menggunakan metode ini wajib dilakukan untuk
barang/jasa yang menyangkut pemenuhan kebutuhan nasional yang ditetapkan
oleh menteri, kepala lembaga, atau kepala daerah. Pengadaan dengan metode ini
tidak hanya dilakukan di instalasi milik pemerintah saja, namun fasilitas kesehatan
swasta (FKTP atau apotek) maupun industri farmasi yang bekerjasama dengan
BPJS juga dapat melakukan pengadaan dengan metode ini.
G. Seleksi
Metode seleksi hanya dilakukan khusus untuk pengadaan jasa konsultasi.
Pengadaan jasa konsultasi dengan menggunakan metode ini bernilai paling sedikit
diatas Rp.100.000.000.
H. Swakelola
Metode pengadaan dengan menggunakan swakelola dilakukan untuk barang
atau jasa yang kegiatannya direncanakan, dikerjakan, dan atau diawasi sendiri
oleh Kementerian/Lembaga/Perangkat Daerah, Kementerian/Lembaga/Perangkat
Daerah lain, organisasi masyarakat atau kelompok masyarakat. Terdapat beberapa
kriteria barang yang pengadaannya dapat dilakukan dengan metode swakelola,
antara lain:
1. Barang dan jasa yang dilihat dari segi nilai, lokasi, dan/atau sifatnya
2. Penyelenggaraan pendidikan dan/atau pelatihan, kursus, penataran,
seminar, lokakarya atau penyuluhan;
3. barang dan jasa yang dihasilkan oleh usaha ekonomi kreatif dan budaya
dalam negeri untuk kegiatan pengadaan festival, parade seni/budaya;
4. sensus, survei, pemrosesan/pengolahan data, perumusan kebijakan publik,
pengujian laboratorium dan pengembangan sistem, aplikasi, tata kelola,
atau standar mutu tertentu;
5. barang dan jasa yang masih dalam pengembangan sehingga belum dapat
disediakan atau diminati oleh penyedia.
6. Barang dan jasa yang dihasilkan oleh organisasi kemasyarakatan,
kelompok masyarakat, atau masyarakat; atau
7. Barang dan jasa yang pelaksanaan pengadaannya memerlukan partisipasi
masyarakat.
Terdapat beberapa metode pelaksanaan pengadaan dengan swakelola, yakni:
- Swakelola tipe 1 digunakan apabila pekerjaan yang akan diswakelola
merupakan tugas dan fungsi dari kementerian/lembaga/pemerintah
daerah.
- Swakelola tipe 2 digunakan apabila kementerian/lembaga/pemerintah
daerah memiliki tugas sebagai penanggung jawab, namun dilimpahkan
kepada pelaksana diluar kementerian/lembaga/pemerintah daerah.
- Swakelola tipe 3 dilaksanakan berdasar kontrak Pejabat Pembuat
Komitmen dengan pimpinan organisasi kemasyarakatan
- Swakelola tipe 4 digunakan apabila kegiatan melibatkan masyarakat
langsung karena dianggap mampu untuk melaksanakan.
KESIMPULAN SARAN
Pengadaan obat merupakan salah satu aspek penting dalam proses
pengelolaan obat, terdapat beberapa metode pengadaan barang/pekerjaan
konstruksi/jasa publik, antara lain e-purchasing, pengadaan langsung, penunjukan
langsung, tender cepat, tender, pemilihan langsung, seleksi, dan swakelola. Seluruh
metode pengadaan obat publik tersebut dilaksanakan dengan tujuan menjamin
ketersediaan obat secara efektif dengan kuantitas yang tepat, dengan harga pantas
dan sesuai dengan standar kualitas yang telah ditetapkan.
Untuk memenuhi ketersediaan obat publik diharapkan pelaksana dapat
memperbaiki dan mengoptimalkan sistem pengadaan obat. Dinas Kesehatan juga
diharapkan memberikan bimbingan kepada pelaksana di lapangan mengenahi
pemahaman tentang cara merencanakan dan mengadakan kebutuhan obat. Selain
itu, pencatatan dan pelaporan pemakaian obat secara jujur dan tertib juga diperlukan
untuk membuat perencanaan dalam pengadaan obat supaya ketersediaan jumlah
obat dapat tepat.
DAFTAR RUJUKAN
Maspekeh, H., Satibi, dan Widodo, G.P., 2018. Evaluasi Perencanaan dan
Pengadaan Kebutuhan Obat Publik serta Ketersediaan Obat di Wilayah Kerja
Dinas Kesehatan Daerah Kota Tomohon Tahun 2016. Jurnal Farmasi dan
Sains Indonesia. 1(2) : 14-25.
Republik Indonesia, 2009. Undang Undang Repulik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009
Tentang Kesehatan.
Safriantini, D., Ainy, A., dan Mutahar, R., 2011. Analisis Perencanaa dan Pengadaan
Obat di Puskesmas Pembina Palembang. Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat.
2(1) : 30-38.