AKUNTAN PUBLIK
Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini
dalam bentuk apapun, baik secara elektronik maupun mekanik, termasuk memfotocopi, merekam,
atau dengan menggunakan sistem penyimpanan lainnya, tanpa izin tertulis dari Institut Akuntan
Publik Indonesia.
ISBN: XXX-XXX-XXXXX-X-X
ii SJI 5300
Pemeriksaan Investigatif
PENGANTAR
SJI 5300, “Pemeriksaan Investigatif” telah disetujui oleh Dewan Standar Profesional Akuntan
Publik II pada tanggal 14 Agustus 2021 dan berlaku efektif untuk perikatan jasa investigasi
pada atau setelah tanggal 1 Januari 2022.
SJI 5300 digunakan bagi Akuntan Publik yang memberikan jasa investigasi atas pemeriksaan
investigatif.
Dewan Pengurus Institut Akuntan Publik Indonesia telah menetapkan dan mengesahkan SJI
5300, “Pemeriksaan Investigatif” dan berlaku efektif untuk perikatan jasa investigasi pada atau
setelah tanggal 1 Januari 2022.
Penetapan dan pengesahan SJI 5300 oleh Dewan Pengurus, berdasar kepada persetujuan
Dewan Standar Profesional Akuntan Publik II pada tanggal xx Agustus 2021.
SJI 5300 iv
Pemeriksaan Investigatif
DAFTAR ISI
Paragraf
Ruang Lingkup .......................................................................................................... 1
Penerimaan Masalah, Kasus, dan/atau Perkara ..................................................... 2-7
Perencanaan ............................................................................................................ 8-15
Pelaksanaan ............................................................................................................. 16-29
Pengomunikasian Ekspose Hasil Pemeriksaan Investigatif kepada Pihak yang
Berkepentingan ................................................................................................... 30-35
Pelaporan .................................................................................................................. 36-38
v SJI 5300
Pemeriksaan Investigatif
(Sengaja Dikosongkan)
SJI 5300 vi
Pemeriksaan investigatif
1 Ruang Lingkup
2
3 1. Permintaan jasa pemeriksaan investigatif, baik berdasarkan pendekatan langsung
4 maupun pendekatan litigasi dapat berupa:
5 a. Pengembangan temuan hasil audit sebelumnya.
6 Apabila dalam pelaksanaan audit sebelumnya ditemukan adanya dugaan kuat
7 penyimpangan yang terindikasi dapat merugikan keuangan, maka berdasarkan
8 permintaan yang berwenang, hal tersebut dapat ditindaklanjuti dengan perikatan
9 pemeriksaan investigatif.
10 b. Permintaan entitas usaha atas dugaan penyimpangan keuangan.
11 Permintaan pihak entitas usaha yang menemukan telah terjadi dugaan
12 penyimpangan keuangan, dapat ditindaklanjuti dengan perikatan pemeriksaan
13 investigatif.
14 c. Permintaan Instansi Penyidik, Kejaksaan, Kepolisian, dan/atau Penetapan
15 Pengadilan.
16 Atas permintaan Instansi Penyidik, Kejaksaan, Kepolisian, baik secara langsung
17 maupun melalui penetapan pengadilan, dapat ditindaklanjuti dengan perikatan
18 pemeriksaan investigatif (SJI 5300) dan dilanjutkan dengan perikatan
19 penghitungan kerugian keuangan (SJI 5400), dan dilanjutkan lagi dengan
20 perikatan pemberian keterangan ahli (SJI 5500).
21
22 Penerimaan Masalah, Kasus, dan/atau Perkara
23
24 2. Penerimaan masalah, kasus, dan/atau perkara merupakan tahap awal proses perikatan
25 pemeriksaan investigatif dalam rangka pertimbangan apakah akan menerima atau
26 menolak perikatan pemeriksaan investigatif.
27
28 3. Perikatan pemeriksaan investigatif dilaksanakan berdasarkan hasil penelaahan
29 (ekspose), yaitu proses pengungkapan secara formal suatu masalah, kasus, dan/atau
30 perkara.
31
32 4. Hasil penelaahan (ekspose) dituangkan dalam dokumen hasil penelaahan (ekspose)
33 atau suatu risalah yang ditandatangani pihak yang terkait dengan kegiatan
34 penelaahan (ekspose).
35
36 5. Dalam menerima perikatan, AP harus mempertimbangkan risiko perikatan dan mitigasi
37 risikonya sesuai SJI 5200.
38
39 6. Apabila dipandang perlu, AP dapat berkonsultasi dengan ahli hukum untuk meminta
40 pertimbangan dalam menerima atau menolak permintaan perikatan jasa investigasi.
41
42 7. Apabila dipandang perlu, ahli hukum dapat diikutsertakan dalam penelaahan (ekspose)
43 suatu masalah, kasus, perkara dan dimintakan pendapatnya.
44
45
46
47
48
1 SJI 5300
Pemeriksaan investigatif
1 Perencanaan
2
3 Permintaan Jasa Pemeriksaan Investigatif Berasal dari Entitas Usaha
4 8. Dalam hal permintaan pemeriksaan investigatif berasal dari entitas usaha/klien yang
5 sebelumnya telah dilakukan audit atas laporan keuangan, maka dilakukan kegiatan
6 sebagai berikut:
7 a. Dengan pertimbangan tertentu, pihak klien meminta AP/KAP melakukan
8 penelaahan atas dugaan temuan penyimpangan keuangan.
9 b. AP/KAP melakukan telaah (ekspose) terhadap laporan hasil audit sebelumnya
10 yang akan dikembangkan menjadi perikatan pemeriksaan investigatif.
11 c. Tujuan telaah (ekspose) adalah untuk meyakini layak atau tidaknya
12 penyimpangan tersebut ditindaklanjuti dengan perikatan pemeriksaan investigatif.
13 d. Layak atau tidaknya penyimpangan diukur berdasarkan kecukupan informasi
14 yang memenuhi kriteria 5W+2H sebagai berikut:
15 i. What (Apa – jenis penyimpangan dan dampaknya)
16 Informasi yang ingin diperoleh adalah substansi penyimpangan yang terjadi.
17 Informasi ini berguna sebagai hipotesis awal untuk mengungkapkan jenis-
18 jenis penyimpangan yang tidak sesuai dengan ketentuan perundang-
19 undangan serta dampak adanya penyimpangan.
20 ii. Who (Siapa – pihak yang terkait)
21 Informasi ini berkaitan dengan substansi siapa yang diduga melakukan
22 penyimpangan atau kemungkinan siapa saja yang dapat diduga melakukan
23 penyimpangan, dan pihak-pihak terkait yang nantinya perlu dimintakan
24 keterangan.
25 iii. Where (Di mana – tempat terjadinya penyimpangan)
26 Informasi ini berkaitan dengan tempat dimana terjadinya penyimpangan,
27 khususnya institusi/unit kerja tempat terjadinya penyimpangan. Informasi ini
28 sangat berguna dalam penentuan ruang lingkup perikatan pemeriksaan
29 investigatif serta membantu dalam menentukan locus (tempat terjadinya
30 penyimpangan).
31 iv. When (Kapan – waktu terjadinya penyimpangan)
32 Informasi ini berkaitan dengan kapan penyimpangan ini terjadi yang akan
33 mempengaruhi penentuan ruang lingkup perikatan pemeriksaan investigatif.
34 Penentuan tempus (saat/waktu terjadinya penyimpangan) membantu
35 pemahaman AP atas peraturan perundang-undangan yang berlaku saat
36 terjadinya penyimpangan, sehingga dalam mengungkapkan fakta dapat
37 diselaraskan dengan kriteria yang berlaku.
38 v. Why (Mengapa – penyebab terjadinya penyimpangan)
39 Informasi yang ingin diperoleh adalah mengapa seseorang melakukan
40 penyimpangan. Hal ini berkaitan dengan motif seseorang dalam melakukan
41 penyimpangan yang akan dapat mengarah kepada pembuktian unsur niat
42 (intention).
43 vi. How (Bagaimana – modus penyimpangan)
44 Informasi ini berkaitan dengan bagaimana penyimpangan tersebut terjadi
45 yang akan membantu dalam menyusun modus operandi penyimpangan
46 tersebut serta meyakini penyembunyian (concealment), dan pengonversian
47 (convertion) hasil penyimpangan.
48
SJI 5300 2
Pemeriksaan investigatif
3 SJI 5300
Pemeriksaan investigatif
SJI 5300 4
Pemeriksaan investigatif
1 17. Dalam pengumpulan bukti, yang terkait dengan proses investigasi untuk tujuan litigasi,
2 maka AP perlu mempertimbangkan unsur-unsur yang menjadi indikator terjadinya
3 perbuatan curang, penggelapan, penipuan, dan/atau korupsi sebagaimana dimaksud
4 dalam KUHP, UU Tipikor, dan peraturan perundang-undangan lainnya.
5
6 18. Dalam pemeriksaan investigatif, pengumpulan dan evaluasi bukti dimaksudkan untuk
7 mendukung kesimpulan dan temuan pemeriksaan investigatif, dengan pedoman
8 sebagai berikut:
9 a. Pelaksanaan pengumpulan dan evaluasi bukti harus difokuskan pada upaya
10 pengujian hipotesis untuk mengungkapkan:
11 i. Fakta-fakta dan proses kejadian (termasuk didalamnya dengan
12 membandingkan antara kejadian yang senyatanya terjadi dengan kejadian
13 yang seharusnya terjadi).
14 ii. Sebab dan dampak penyimpangan;
15 iii. Pihak-pihak yang terkait (terlibat atas penyimpangan dan dampaknya).
16 b. Pengumpulan dan evaluasi bukti ditujukan untuk menghindari risiko dari
17 kemungkinan salah, bias, tidak dapat diyakini, dan atau tidak lengkapnya bukti-
18 bukti yang diperlukan.
19 c. Dalam hal pengumpulan bukti, AP harus:
20 i. Mengkaji waktu yang dibutuhkan, metodologi, prosedur, dan teknik yang
21 digunakan;
22 ii. Mengantisipasi untuk memeroleh informasi yang berhubungan dengan fakta
23 mengenai motivasi yang melatarbelakangi permasalahan (intention),
24 penyembunyian (concealment), dan pengonversian (convention);
25 iii. Memaksimalkan sumber-sumber bukti, termasuk dengan melakukan
26 koordinasi dengan instansi yang memberikan mandat penugasan baik
27 Pimpinan/Atasan Pimpinan Objek Penugasan maupun Instansi Penyidik;
28 iv. Melakukan permintaan bukti secara tertulis kepada pihak yang berkompeten
29 mengeluarkan atau menguasai bukti-bukti tersebut dengan memperhatikan
30 peraturan perundang-undangan yang berlaku.
31 v. Dalam hal pihak yang diperiksa (terduga) yang mempunyai kewajiban
32 menyediakan bukti-bukti yang diminta oleh tim audit ternyata tidak segera
33 memenuhi bukti-bukti yang diminta, setelah diminta secara tertulis, maka
34 ketua tim yang bertugas membuat surat permintaan kedua yang ditujukan
35 kepada pihak yang diperiksa (terduga) dan tembusan kepada Pimpinan KAP
36 dengan menyebutkan batas waktu untuk memenuhi permintaan bukti-bukti
37 tersebut.
38 vi. Batas waktu yang dimaksud di atas maksimum 2 (dua) minggu atau selama
39 waktu tertentu sesuai pertimbangan tim yang ditugaskan.
40 vii. Dalam hal setelah permintaan kedua dan dalam jangka waktu yang telah
41 ditetapkan ternyata bukti-bukti yang diminta tersebut belum dipenuhi oleh
42 pihak yang diperiksa, maka AP dapat menghentikan sementara
43 pemeriksaan investigatif dengan surat yang ditujukan kepada pimpinan
44 pihak yang diaudit atau pihak yang melakukan perikatan dengan AP.
45 d. Setiap bukti yang diterima dibuatkan daftarnya dan dicatat berdasarkan sumber
46 informasi yang mengeluarkan bukti-bukti tersebut.
5 SJI 5300
Pemeriksaan investigatif
SJI 5300 6
Pemeriksaan investigatif
1 b. Pada kondisi ketika seseorang merasa perlu untuk melakukan akses ke data asli,
2 harus dipastikan dilakukan oleh orang yang ahli dan kompeten serta dapat
3 memberikan penjelasan yang cukup terhadap tindakan yang dilakukannya serta
4 penjelasan mengapa hal tersebut dilakukan;
5 c. Harus dilakukan jejak audit (audit trail) yang menggambarkan kesinambungan
6 penguasaan (chain of custody) bukti yang dapat dipertanggungjawabkan, bahkan
7 jika menggunakan alat bantu lain;
8 d. AP harus bertanggung jawab untuk memastikan tidak ada pelanggaran hukum
9 atau aturan lain yang terjadi;
10 e. Pengumpulan dan pengevaluasian bukti dokumen elektronik secara teknis dan
11 terperinci dapat mengacu ke panduan teknis.
12
13 25. Dalam hal terdapat penolakan penugasan, maka AP harus memeroleh bukti tertulis
14 penolakan tersebut.
15 a. Dalam hal pihak yang diperiksa (terduga) atau bagian dari pihak yang diperiksa
16 (terduga) tidak bersedia membuat penolakan secara tertulis, maka AP membuat
17 risalah penolakan yang ditandatangani oleh pihak terkait.
18 b. AP melaporkan secara tertulis mengenai alasan penolakan yang dikemukakan
19 pihak yang diperiksa (terduga).
20 c. Dalam hal pihak yang diperiksa (terduga) atau bagian dari pihak yang diperiksa
21 (terduga) tidak kooperatif dalam pelaksanaan penugasan, maka diambil langkah
22 sebagai berikut:
23 i. AP memberitahukan secara tertulis segala permasalahan.
24 ii. Pimpinan KAP melakukan koordinasi dengan pihak terkait yang kompeten
25 guna menghilangkan hambatan yang dijumpai dalam pelaksanaan
26 pemeriksaan investigatif.
27
28 26. Dalam hal terdapat hambatan dalam pengumpulan bukti, AP dapat meminta bantuan
29 Penyidik untuk membantu mencari dan mengumpulkan bukti-bukti yang diperlukan
30 apabila pemeriksaan investigatif dilakukan atas permintaan Instansi Penyidik.
31
32 27. Dalam hal pemeriksaan investigatif dilanjutkan dengan penghitungan kerugian
33 keuangan, AP mengumpulkan dan mengevaluasi bukti sesuai dengan SJI 5300 dan SJI
34 5400.
35
36 28. AP harus melakukan pengendalian yang memadai terhadap setiap perikatan
37 pemeriksaan investigatif terutama untuk penugasan yang sudah melampaui batas
38 waktu agar diidentifikasi hambatan dan kendala yang dihadapi.
39
40 29. Dalam hal perikatan pemeriksaan investigatif sedang berjalan dan dijumpai kondisi yang
41 tidak diharapkan dan di luar kendali sehingga terdapat risiko penugasan investigasi tidak
42 dapat dilanjutkan (seperti pembatasan informasi), maka AP/KAP dapat menghentikan
43 penugasan dengan menerbitkan surat penghentian penugasan beserta alasan
44 penyebabnya.
45
46
47
48
7 SJI 5300
Pemeriksaan investigatif
SJI 5300 8
Pemeriksaan investigatif
9 SJI 5300
Pemeriksaan investigatif
1
2 Uraian hasil pelaksanaan pemeriksaan investigatif dan kesimpulan AP pada butir (6)
3 dan (7) di atas mengacu pada beberapa hal berikut:
4 a. Dasar Hukum
5 b. Materi temuan investigasi:
6 i Jenis Penyimpangan.
7 ii Pengungkapan Fakta dan Proses Kejadian.
8 iii Penyebab dan Dampak yang Ditimbulkan.
9 iv Pihak yang Terkait.
10 v Bukti-bukti yang Diperoleh.
11 c. Pembahasan (ekspose) dengan pihak terkait
12 d. Simpulan Akhir.
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
SJI 5300 10
STANDAR JASA INVESTIGASI 5300
PEMERIKSAAN INVESTIGATIF