Anda di halaman 1dari 14

Bagaimana Saya Tahu Jika Saya Mengalami Kanker Paru-Paru?

Jika pemeriksaan fisik rutin menunjukkan pembengkakan kelenjar getah bening di atas tulang
selangka, massa di perut, pernapasan tidak adekuat, bunyi abnormal di paru-paru, bunyi redup
ketika dada diketuk, kelainan pupil, kelemahan atau pembengkakan pembuluh darah di salah satu
lengan, atau bahkan perubahan pada kuku, dokter dapat mencurigai adanya tumor paru-paru.
Beberapa kanker paru-paru menghasilkan kadar hormon atau zat tertentu dalam darah yang
abnormal yang dapat menyebabkan kadar kalsium tinggi abnormal dalam aliran darah. Jika
seseorang menunjukkan bukti seperti itu dan tidak ada penyebab lain yang jelas, seorang dokter
harus mempertimbangkan diagnosis kanker paru-paru.

Saat tumor ganas mulai menyebabkan gejala, biasanya akan tumor akan terlihat pada X-ray.
Kadang-kadang tumor yang belum menyebabkan gejala dapat terlihat pada rontgen dada yang
diambil untuk tujuan lain. CT scan dada dapat dilakukan untuk tampilan yang lebih detail.

Meskipun tes lendir atau cairan paru-paru dapat mengetahui jenis sel kanker yang berkembang,
diagnosis biasanya dikonfirmasi melalui biopsi. Dengan menggunakan bronkoskopi, pasien
dibius dengan ringan, dokter akan memasukkan selang tipis dengan pencahayaan melalui hidung
atau mulut dan menyusuri saluran udara ke lokasi tumor, tempat sampel jaringan kecil dapat
diambil. Prosedur lain menggunakan CT scan untuk mengarahkan jarum ke lokasi untuk
mengambil biopsi. Jika biopsi mengonfirmasi kanker, tes lain akan menentukan jenis kanker dan
seberapa jauh ia telah menyebar. Kelenjar getah bening di sekitarnya dapat diuji untuk sel-sel
kanker, menggunakan prosedur yang disebut mediastinoscopy, yang memerlukan anestesi umum
dan melalui sayatan kecil yang dibuat di bagian depan leher untuk memasukkan selang ke dalam
dada untuk mengambil biopsi. Ultrasonografi endobronkial dan ultrasonografi endoskopi
esofagus adalah dua cara lain untuk biopsi kelenjar getah bening untuk menguji sel-sel kanker.
Keduanya membutuhkan anestesi ringan. Teknik pencitraan seperti CT, MRI, PET, dan
pemindaian tulang dapat mendeteksi kanker yang mungkin telah menyebar.

Karena tes dahak dan rontgen dada tidak terbukti sangat efektif dalam mendeteksi karakteristik
tumor kecil dari kanker paru-paru fase awal, rontgen dada tahunan untuk skrining kanker paru
tidak dianjurkan. Namun, kelompok-kelompok seperti American Cancer Society dan National
Cancer Institute mengatakan skrining CT harus ditawarkan kepada mereka yang berisiko tinggi
terkena kanker paru-paru. Hal ini termasuk perokok dan mantan perokok berusia 55 hingga 74
tahun yang merokok selama 30 tahun bungkus rokok atau lebih dan terus merokok atau berhenti
dalam 15 tahun terakhir. Satu tahun bungkus rokok adalah jumlah bungkus rokok yang dihisap
setiap hari dikalikan dengan jumlah tahun merokok seseorang.

Apa Tatalaksana untuk Kanker Paru-Paru?

Jika kanker dapat berhasil diangkat melalui pembedahan, pasien memiliki peluang bagus untuk
bertahan hidup setidaknya satu tahun dan biasanya lebih dari 50% kemungkinan hidup pada lima
tahun atau lebih. Tantangannyaadalah mendeteksi kanker paru-paru sejak dini untuk
memungkinkan dioperasi.

Operasi untuk Kanker Paru


Keputusan untuk melakukan operasi didasarkan tidak hanya pada jenis kanker paru-paru dan
seberapa jauh penyebaran, tetapi juga pada kesehatan pasien secara keseluruhan terutama fungsi
paru-paru mereka. Banyak pasien dengan kanker paru-paru, terutama perokok, memiliki masalah
paru-paru atau jantung yang membuat operasi sulit untuk dilakukan. Kanker yang telah
menyebar ke kelenjar getah bening di antara paru-paru sebelumnya dianggap tidak bisa
dioperasi. Namun teknik menggabungkan operasi dengan kemoterapi telah meningkatkan tingkat
kelangsungan hidup.

Jika memungkinkan, pengobatan yang lebih disukai untuk kanker paru-paru jenis non-small-cell-
carcinoma adalah pembedahan. Selama operasi, dokter bedah mengangkat tumor bersama
dengan jaringan paru-paru dan kelenjar getah bening di sekitarnya. Terkadang, seluruh paru
harus dikeluarkan. Setelah operasi, pasien tinggal di rumah sakit selama beberapa hari.

Radiasi Kanker Paru

Terapi radiasi mungkin diperlukan untuk membunuh sel-sel kanker yang tersisa, tetapi biasanya
ditunda selama setidaknya satu bulan sampai luka bedah sembuh. Kanker paru-paru jenis non-
small-cell-carcinoma yang tidak dapat diobati dengan pembedahan biasanya dirawat dengan
terapi radiasi, biasanya kombinasi dengan kemoterapi.

Perawatan Rumah untuk Kanker Paru

Jika Anda menjalani operasi paru-paru, seorang perawat atau dokter dapat menunjukkan latihan
khusus untuk meningkatkan pernapasan dan memperkuat otot-otot dada. Anda dapat meredakan
iritasi kulit yang terkait dengan terapi radiasi dengan mengenakan pakaian longgar dan menjaga
dada Anda terlindung dari sinar matahari. Hindari menggunakan lotion kulit kecuali disetujui
oleh dokter Anda.
Kanker paru-paru salah satu jenis atau tipe kanker yang bermula di paru-paru. Kondisi ini
bahkan menjadi salah satu penyebab utama dari kematian akibat kanker di seluruh dunia.

Biasanya, orang yang merokok memiliki faktor risiko yang lebih besar untuk mengalami jenis
kanker yang satu ini, jika dibandingkan dengan orang yang tidak memiliki kebiasaan tersebut.

<br />

Menurut American Cancer Society, kanker ini terbagi ke dalam dua jenis yang dibedakan
berdasarkan ukuran sel dalam tumor kanker.

1. Kanker paru-paru karsinoma sel kecil (KPKSK)

Jenis kanker paru yang satu ini biasanya dialami oleh perokok berat. Bahkan, jenis kanker ini
lebih sedikit dialami dibandingkan jenis lainnya. Namun, jenis ini lebih cepat menyebar ke
seluruh tubuh.

Kira-kira 70% dari pasien yang mengalami kanker ini sudah berada pada stadium kanker paru
yang cukup parah saat menjalani diagnosis.

2. Kanker paru-paru karsinoma bukan sel kecil (KPKBSK)

Istilah kanker ini meliputi beberapa jenis dari kanker paru. Kondisi ini berarti sel-sel kanker
lebih besar daripada KPKSK. Lebih banyak pula orang memiliki jenis kanker ini.

Kondisi ini tidak berkembang secepat KPKSK, sehingga pengobatan untuk jenis kanker ini
berbeda. Biasanya, jenis kanker paru yang termasuk ke dalam jenis ini adalah adenocarcinoma,
squamous cell carcinoma, dan large cell carcinoma.

Seberapa umumkah kanker paru?

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), kanker ini adalah salah satu penyebab utama
kematian yang menyebabkan 1,59 juta kematian pada tahun 2012. Jumlah ini diperkirakan akan
meningkat selama dekade berikutnya.

Jika dokter Anda hanya mengatakan bahwa Anda memiliki kanker ini, penting untuk mengetahui
dasar-dasar yang perlu diketahui sebelum kewalahan dengan perubahan emosional dan fisik yang
dirasakan.

Kanker ini dapat mempengaruhi pasien pada usia berapa pun. Kondisi ini dapat dikelola dengan
mengurangi faktor risiko Anda. Silakan diskusikan dengan dokter Anda untuk informasi lebih
lanjut.
Tanda-tanda & gejala kanker paru
Sebagian besar gejala kanker paru terjadi di paru-paru, tetapi Anda juga mungkin mengalami
gejala lain pada tubuh. Hal ini biasanya terjadi karena kanker telah menyebar (dalam istilah
medis disebut dengan metastasis) ke bagian tubuh lainnya.

Tingkat keparahan gejala juga berbeda. Beberapa bahkan mungkin tidak merasakan gejala atau
hanya merasa lelah secara umum. Tak jarang, pada tahapan stadium awal, kanker ini tidak
menunjukkan gejala.

Berikut adalah beberapa gejala yang harus Anda ketahui:

 Ketidaknyamanan atau nyeri pada dada.


 Batuk yang tidak hilang atau semakin memburuk dari waktu ke waktu.
 Masalah pernapasan.
 Darah dalam dahak (lendir batuk dari paru-paru).
 Suara serak.
 Masalah dalam menelan.
 Kehilangan selera makan.
 Kehilangan berat badan tanpa alasan.
 Merasa sangat lelah.
 Peradangan atau sumbatan di paru-paru.
 Pembengkakan atau pembesaran kelenjar getah bening dalam dada di daerah paru-paru.

Kanker ini adalah kondisi yang serius yang dapat menyebabkan komplikasi fatal. Kanker paru
bisa menyebabkan komplikasi, seperti:

 Sesak napas.
 Batuk darah.
 Nyeri, umumnya timbul pada stadium lanjut.
 Cairan di dada (efusi pleura).
 Kanker yang menyebar ke bagian lain dari tubuh (metastasis).

Kemungkinan ada tanda-tanda dan gejala yang tidak disebutkan di atas. Bila Anda memiliki
kekhawatiran akan sebuah gejala tertentu, konsultasikanlah dengan dokter Anda.

Kapan harus periksa ke dokter?

Jika Anda memiliki tanda-tanda atau gejala yang tercantum di atas atau memiliki pertanyaan,
silakan berkonsultasi dengan dokter Anda. Tubuh masing-masing orang berbeda.

Selalu konsultasikan ke dokter untuk menangani kondisi kesehatan Anda. Orang berisiko tinggi
antara lain perokok (30 pak per tahun), pekerja yang terkena paparan karsinogenik, dan perokok
pasif.
Penyebab kanker paru
Penyebab utama dari kanker paru-paru adalah kebiasan merokok. Bahkan, kebiasaan ini tidak
hanya buruk untuk perokok aktif, atau orang yang melakukan aktivitas merokok.

Namun, kebiasaan merokok juga tak baik untuk perokok pasif, yaitu orang yang menghirup asap
rokok karena orang di sekitarnya melakukan aktivitas merokok.

Kanker ini dapat berkembang cepat pada perokok karena racun zat karsinogenik yang berasal
dari rokok masuk ke dalam paru-paru, baik secara sengaja maupun tidak. Bisa dikatakan,
kebiasaan ini bertanggung jawab kepada hampir 70% kasus kanker ini.

Faktor risiko kanker paru


Setelah memahami apa itu penyebab dari kanker paru, Anda kini perlu memahami lebih lanjut
mengenai faktor risiko yang mungkin dimiliki. Kanker ini memang bisa terjadi kepada siapa
saja.

Akan tetapi, ada beberapa hal yang bisa meningkatkan risiko dari kanker ini, termasuk di
antaranya adalah:

 Pernah merokok atau sedang merokok.


 Perokok pasif.
 Punya anggota keluarga dengan kanker paru.
 Riwayat kesehatan pribadi.
 Radioterapi untuk kondisi lain yang dapat mempengaruhi daerah dada.
 Kontak dengan racun seperti asbes, kromium, nikel, arsenik, jelaga, atau tar di tempat
kerja.
 Terkena paparan radon di rumah atau tempat kerja.
 Hidup di lingkungan yang tercemar.
 Sistem kekebalan tubuh lemah secara genetik atau akibat human immunodeficiency virus
(HIV).
 Konsumsi suplemen beta karoten dan menjadi perokok berat.

Oleh karena itu, jika Anda mengalami satu dari berbagai kondisi yang telah disebutkan di atas,
tak ada salahnya untuk melakukan deteksi dini terhadap kanker paru.

Diagnosis & pengobatan kanker paru


Bagaimana cara mendiagnosis kanker paru?

Ada beberapa cara yang bisa dilakukan jika Anda ingin melakukan pemeriksaan terhadap kondisi
paru-paru Anda. Di antaranya adalah:
1. CT scan

Biasanya, dokter akan menyarankan pasien yang memiliki risiko kanker ini untuk melakukan
pemeriksaan rutin dengan CT scan. Biasanya, pemeriksaan ini dilakukan kepada perokok berat
yang berusia 55 tahun ke atas, atau kepada mantan perokok yang sudah berhenti selama 15
tahun.

2. Foto rontgen dada

Biasanya dari foto paru yang diambil menggunakan sinar X-ray ini akan ditemukan adanya
kondisi yang tak normal. Bahkan, jika Anda menjalani CT scan, akan lebih mudah terlihat
adanya luka pada paru-paru yang mungkin tidak dapat terdeteksi dengan sinar X-ray.

3. Sitologi dahak (sputum cytology)

Saat Anda batuk hingga mengeluarkan dahak, akan dilakukan pemeriksaan dahak dengan cara
melihatnya di bawah mikroskop untuk mencari tahu adanya sel kanker di dalamnya.

4. Biopsi

Dokter biasanya akan melakukan biopsi dengan beberapa cara. Salah satunya adalah
bronkoskopi, di mana dokter akan memeriksa bagian paru yang abnormal menggunakan tabung
bercahaya yang dimasukkan melalui tenggorokan menuju paru.

Ada pula mediastinoskopi, di mana dokter akan membuat irisan pada dasar leher dan
memasukkan alat operasi untuk mengambil sampel jaringan dari kelenjar getah bening.kjjj
Biopsi jarum juga biasanya menjadi pilihan, di mana dokter akan menggunakan X-ray untuk
memandu sebuah jarum yang dimasukkan ke dalam tubuh menuju ke paru demi mengumpulkan
sel-sel yang diduga sel kanker.

Sampel dari biopsi biasanya diambil dari kelenjar getah bening atau bagian tubuh lain tempat sel
kanker telah tersebar.

Apa saja pilihan pengobatan untuk kanker paru?

Ada beberapa cara pengobatan untuk kanker paru, tapi tergantung pada jenis kanker dan
seberapa jauh kanker telah menyebar. Berikut adalah beberapa jenis pengobatan yang perlu Anda
ketahui.

1. Operasi

Jika Anda menjalani operasi, dokter akan mengangkat kelenjar getah bening untuk memastikan
apakah ada gejala kanker pada kelenjar tersebut.

Sementara itu, jika kanker ini sudah menyebar ke bagian tubuh lainnya, dokter akan
merekomendasikan kemoterapi atau radioterapi sebelum menjalani operasi.
Apabila setelah menjalani operasi ternyata muncul risiko bahwa ada sel kanker yang masih
tersisa, atau kanker kemungkinan muncul kembali, dokter akan menyarankan kemoterapi atau
radioterapi setelah operasi.

2. Radioterapi

Bagi pasien yang sudah mengalami tahapan stadium kanker yang cukup parah, terapi radiasi
akan dilakukan sebelum atau sesudah operasi. Biasanya, terapi radiasi ini dikombinasikan
dengan pengobatan lain, seperti kemoterapi.

3. Kemoterapi

Salah satu pilihan pengobatan kanker ini biasanya menggunakan obat-obatan untuk membunuh
sel kanker. Obat yang digunakan biasanya merupakan kombinasi dari obat oral atau obat minum,
maupun obat yang diberikan dengan cara disuntikkan melalui pembuluh vena.

4. Terapi target

Biasanya pengobatan menggunakan metode terapi target ini diberikan kepada pasien yang
mengalami kanker lagi setelah sembuh dari kanker ini, atau pasien yang tahapan stadium kanker
sudah pada tingkatan yang cukup parah.

5. Imunoterapi

Imunoterapi merupakan pengobatan kanker yang menggunakan sistem imun di dalam tubuh
untuk melawan kanker.

Pengobatan kanker ini biasanya diberikan kepada pasien kanker yang sudah menyebar ke bagian
tubuh lain atau bisa dikatakan sudah mengalami kanker pada tahapan yang cukup parah.

Selain menjalani salah satu dari berbagai jenis pengobatan kanker yang telah disebutkan, Anda
juga bisa menerapkan gaya hidup sehat sebagai pasien kanker paru. Di samping itu, ada pula hal-
hal yang bisa Anda lakukan untuk mengatasi kanker paru secara alami.

Pengobatan di rumah untuk kanker paru


Biasanya, pasien kanker ini akan sedikit merasa kesulitan dengan pernapasannya. Maka itu,
beberapa hal yang bisa dilakukan untuk membantu meredakan gejala kanker ini secara alami
adalah beberapa hal berikut ini.

1. Menghentikan kebiasaan merokok

Hal pertama yang harus Anda lakukan setelah mendapatkan diagnosis dari penyakit ini adalah
berhenti merokok. Jika kanker yang dialami disebabkan karena Anda adalah perokok pasif,
jangan ragu untuk lantang meminta orang di sekitar berhenti merokok.
2. Mengelola nyeri

Mengelola nyeri adalah bagian paling penting dari mengatasi kanker ini. Anda mungkin akan
diberi obat untuk mengatasi rasa sakit. Bila menggunakan obat-obatan, Anda perlu
menggunakannya sesegera mungkin saat nyeri muncul.

Selain itu, Anda bisa meminta dokter agar membantu mengobati kanker dan memberikan tips
mengontrol rasa sakit secara mandiri. Ingat, rasa sakit yang dialami bisa Anda kontrol hingga
membuatnya hilang.

Perawatan nyeri lainnya yang dapat membantu:

 Teknik relaksasi.
 Biofeedback.
 Terapi fisik.
 Kompres hangat dan atau dingin.
 Olahraga dan pijat.

Selain itu, dukungan dari keluarga, teman, dan support group dapat membantu mental Anda
untuk mengatasi rasa sakit setelah pengobatan kanker.

3. Mengatasi sesak napas

Sesak napas juga merupakan salah satu kondisi yang mungkin dialami saat mengalami kanker
ini. Pasalnya, Anda yang biasanya menggunakan paru-paru untuk bernapas mungkin akan
kesulitan bernapas saat terjadi masalah pada organ tersebut.

Oleh karena itu, Anda perlu memerhatikan beberapa metode yang dapat Anda gunakan untuk
mengelola sesak napas, seperti:

 Berusaha untuk rileks

Anda mungkin panik saat mendadak sesak napas. Namun, tetaplah tenang saat hal tersebut
terjadi, karena rasa takut dan khawatir justru membuat Anda semakin susah bernapas.

Saat mengalaminya, cobalah lakukan sesuatu yang menurut Anda mampu membuat tubuh
menjadi lebih tenang, misalnya mendengarkan musik tertentu, bermeditasi, atau berdo’a.

 Tentukan posisi yang nyaman

Saat mengalami sesak napas, cobalah untuk mencari posisi yang nyaman agar lebih mudah
bernapas.

 Fokus pada pernapasan


Fokuslah pada sistem pernapasan Anda jika tiba-tiba mengalami sesak napas. Tidak perlu
berusaha “mengisi” paru-paru dengan udara, tapi berkonsentrasilah untuk menggerakkan otot
yang dapat mengontrol diafragma.

Cobalah untuk tetap bernapas melalui mulut Anda, dan “temukan” napas yang hilang dengan
gerakan tubuh yang ringan.

 Simpan energi

Biasanya, pasien kanker ini akan lebih mudah mengalami sesak napas karena mudah merasa
lelah. Oleh sebab itu, untuk mencegah kondisi ini, Anda bisa mengurangi aktivitas yang berat
dan menyimpan energi dengan baik untuk digunakan dalam melakukan hal-hal yang lebih
penting.

4. Menerapkan gaya hidup sehat

Sebenarnya, gaya hidup yang sehat tidak hanya penting dilakukan saat sedang mengidap suatu
penyakit. Bahkan, hal ini bisa menjadi salah satu cara untuk mencegah Anda mengalami kanker
paru.

Artinya, saat sedang sehat sekali pun, penting untuk melakukan hal ini, misalnya rutin
berolahraga dan juga menerapkan pola makan sehat. Sebagai pasien kanker, cobalah untuk
berolahraga semampunya.

Bila ada pertanyaan, konsultasikanlah dengan dokter untuk solusi terbaik masalah Anda.

Umumnya, penanganan untuk mengatasi tumor ganas menggunakan metode operasi pengangkatan,
kemoterapi, serta radioterapi. Kemudian, dibutuhkan kombinasi dari ketiga metode tersebut bagi
pengidap tumor.
Tumor adalah benjolan yang muncul akibat sel yang memperbanyak diri secara
berlebihan, atau akibat sel lama yang seharusnya mati masih terus bertahan hidup,
sementara pembentukan sel baru terus terjadi.

Tumor dapat terjadi di bagian tubuh mana pun, semisal di tulang, rahang, mulut, dan kulit, dan
ada yang bersifat jinak maupun ganas. Yang dimaksud dengan tumor jinak adalah tumor yang
tidak menyerang sel normal di sekitarnya dan tidak menyebar ke bagian tubuh lain. Sedangkan
tumor ganas bersifat sebaliknya, dan disebut dengan kanker.

Selain itu, di antara tumor jinak dan tumor ganas, ada jenis tumor yang dinamakan tumor
prakanker. Tumor prakanker bukanlah kanker, tetapi dapat menjadi kanker bila tidak diobati.

Penyebab dan Faktor Risiko Tumor

Tumor terbentuk akibat ketidakseimbangan antara jumlah sel baru yang tumbuh dengan jumlah
sel lama yang mati. Kondisi ini bisa terjadi bila sel baru terbentuk secara berlebihan, atau sel
lama yang seharusnya mati tetap hidup.

Penyebab ketidakseimbangan tersebut dapat berbeda-beda pada setiap jenis tumor, namun
umumnya penyebab belum diketahui secara pasti. Meski begitu, beberapa hal di bawah diduga
berkaitan dengan tumbuhnya tumor:

 Pola makan yang buruk, misalnya terlalu banyak mengonsumsi makanan berlemak.
 Paparan sinar matahari
 Infeksi virus atau bakteri, misalnya HPV, virus hepatitis, dan H. pylori
 Konsumsi alkohol yang berlebihan
 Paparan radiasi akibat tindakan medis, seperti foto Rontgen atau CT scan.
 Konsumsi obat-obatan imunosupresif, misalnya setelah tindakan transplantasi organ.
  Merokok
 Obesitas
 Paparan bahan kimia, misalnya arsen atau asbes.

Gejala Tumor

Gejala utama dari tumor adalah terbentuknya benjolan. Benjolan bisa terlihat dengan mudah dari
luar, namun bisa juga tidak terlihat jika tumbuh pada organ dalam. Biasanya benjolan pada organ
dalam baru diketahui setelah dilakukan pemeriksaan oleh dokter. Pada kasus tertentu, benjolan
yang mirip dengan tumor itu bisa disebabkan oleh adanya kista.

Selain benjolan, gejala lain yang dapat muncul akibat tumor tergantung pada lokasi, jenis, dan
pengaruh tumor terhadap fungsi organ. Tumor yang tumbuh di organ dalam bisa tanpa gejala,
bisa juga menimbulkan gejala berupa:

 Demam
 Lemas
 Tidak nafsu makan
 Berkeringat di malam hari
 Nyeri dada
 Perubahan warna kulit, misalnya menjadi kuning, kemerahan, atau menjadi lebih gelap
 Perdarahan atau memar yang tidak jelas sebabnya
 Penurunan berat badan.

Segera periksakan diri ke dokter bila muncul gejala-gejala di atas, karena bisa saja menandakan
adanya tumor ganas di dalam tubuh.

Tumor yang nampak dari luar juga perlu Anda periksakan ke dokter, terutama jika bentuknya
berubah atau ukurannya terus membesar.

Diagnosis  Tumor

Dalam mendiagnosis suatu benjolan, dokter akan melakukan serangkaian pemeriksaan untuk
menentukan apakah benjolan tersebut jinak atau ganas. Pemeriksaan yang dilakukan meliputi
penelusuran gejala melalui tanya-jawab saat konsultasi, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan
penunjang yang terdiri dari:

 Tes urine atau tes darah, untuk mengidentifikasi kondisi yang tidak normal. Contohnya
adalah pemeriksaan darah lengkap untuk melihat jumlah dan jenis sel darah yang
mengalami gangguan pada penderita leukemia.
 USG, CT scan, MRI, atau PET scan, untuk mengetahui lokasi, ukuran, dan penyebaran
tumor.
 Biopsi, yaitu pengambilan sampel jaringan tumor untuk diperiksa di laboratorium. Dari
pemeriksaan ini, dapat diketahui jenis tumor dan apakah tumor bersifat ganas atau jinak.

Setelah mengetahui jenis, ukuran, letak, dan sifat tumor, dokter dapat menentukan penanganan
yang tepat.

Pengobatan Tumor

Pengobatan tumor ditentukan berdasarkan jenis, ukuran, letak, serta jinak atau ganasnya tumor.
Pada tumor jinak yang ukurannya kecil dan tidak menimbulkan gejala, penanganan tidak perlu
dilakukan. Dokter hanya akan menganjurkan pemeriksaan berkala untuk memantau
perkembangan tumor.

Jika tumor bersifat jinak, namun berukuran besar hingga menekan saraf, pembuluh darah, atau
mengganggu fungsi organ, maka dokter akan melakukan tindakan untuk mengangkat tumor.
Banyak metode yang bisa digunakan dokter untuk mengangkat tumor, mulai dari dari
penggunaan sinar laser hingga tindakan operasi dengan sayatan pisau bedah.

Selain pengangkatan tumor, ada beberapa terapi untuk tumor yang dapat dilakukan oleh dokter
onkologi, khususnya pada tumor ganas atau kanker, yaitu:
 Kemoterapi. Terapi ini bertujuan untuk membunuh sel kanker, menggunakan obat-
obatan.
 Radioterapi. Terapi ini bertujuan untuk membunuh dan mencegah penyebaran sel
kanker, serta mengurangi ukuran tumor, menggunakan sinar khusus berenergi tinggi.
 Terapi hormon. Pertumbuhan beberapa jenis kanker, seperti kanker payudara atau
kanker prostat, dapat dipengaruhi oleh suatu hormon. Menghambat produksi hormon
tersebut dapat menghambat pertumbuhan sel kanker.
 Imunoterapi atau terapi biologi. Terapi ini menggunakan obat-obatan yang
memanfaatkan sistem kekebalan tubuh untuk memberantas sel kanker.

Kesembuhan penderita tumor tergantung dari jinak atau ganasnya tumor. Tumor jinak
berpeluang lebih tinggi untuk sembuh setelah dilakukan penanganan, dibandingkan dengan
tumor ganas. Peluang kesembuhan tumor ganas tergantung pada tingkat keganasan atau stadium
kanker. Semakin tinggi stadium, terutama bila sudah menyebar ke organ lain (stadium 4),
semakin sulit untuk disembuhkan.

Komplikasi akibat tumor, dapat disebabkan oleh tumor itu sendiri, maupun oleh pengobatan
yang diberikan. Komplikasi yang muncul tergantung pada jenis dan lokasi tumor, atau metode
pengobatan yang dilakukan.

Pencegahan Tumor

Pencegahan tumor khususnya dilakukan untuk mencegah tumor yang bersifat ganas (kanker),
karena dapat menyebabkan kematian. Sejak tahun 2015, Kementerian Kesehatan Indonesia terus
mengajak masyarakat untuk mengurangi risiko timbulnya kanker dengan gerakan ‘CERDIK”,
yang merupakan singkatan dari:

 Cek kesehatan secara berkala


 Enyahkan asap rokok
 Rajin aktivitas fisik
 Diet sehat dengan kalori seimbang
 Istirahat yang cukup
 Kelola stres.

Selain gerakan CERDIK, beberapa jenis kanker juga dapat dicegah dengan melakukan imunisasi.
Kanker yang dimaksud adalah kanker hati yang dapat dicegah dengan vaksin hepatitis B, dan
kanker serviks yang bisa dicegah dengan vaksin human papillomavirus (HPV).

Tumor paru selalu dianggap sebagai pertanda dari kanker paru, padahal tidak semua tumor paru bisa
memicu kanker paru. Tumor paru terkadang menandakan adanya kanker paru, tetapi pemeriksaan lebih
lanjut diperlukan untuk diagnosis yang tepat.

Anda sering mendengar cerita mengenai seseorang yang memiliki tumor, tetapi apa sebenarnya
tumor itu? Tumor adalah sekumpulan jaringan dalam tubuh yang terdiri dari sel-sel tubuh yang
tidak normal. Dalam bahasa latin, tumor artinya adalah benjolan. Sewajarnya, sel tubuh akan
mati dan digantikan dengan sel tubuh yang baru. Namun, sel tubuh yang tidak normal akan terus
menumpuk dan tidak mati yang akhirnya muncul sebagai tumor. Tumor paru merupakan tumor
yang berada di bagian paru-paru dan terlihat dalam bentuk titik di paru-paru saat pemeriksaan
CT scan atau X-ray. Jika Anda tidak merokok, memiliki tumor yang berukuran kecil, dan berusia
di bawah 40 tahun, maka kemungkinan besar tumor yang dimiliki adalah tumor jinak atau bukan
pertanda dari kanker paru stadium awal.

Apa penyebab tumor paru?


Penyebab tumor paru tidak diketahui secara pasti, tetapi tumor paru yang jinak bisa dipicu
karena peradangan di paru-paru. Peradangan dapat diakibatkan oleh infeksi ataupun kondisi
medis tertentu.Beberapa infeksi yang menyebabkan tumor paru jinak adalah tuberkulosis, infeksi
jamur di paru-paru, round pneumonia, dan abses paru. Sementara tumor jinak yang bukan karena
infeksi adalah sarkoidosis, rheumatoid arthritis, cacat bawaan yang mengakibatkan paru-paru
tidak berfungsi dengan baik, dan wegener granulomatosis atau penyakit langka yang
menyebabkan peradangan di pembuluh darah.

Bagaimana membedakan tumor paru jinak dan tumor paru


pertanda kanker paru?
Tumor paru jinak umumnya ditemukan secara tidak sengaja saat pemeriksaan X-ray atau CT
scan. Hal ini karena tumor jinak jarang menimbulkan gejala-gejala yang jelas. Namun, hal itu
tidak berarti penderita tumor jinak tidak bisa merasakan gejala tertentu.Jika tumor jinak
menimbulkan gejala yang jelas, maka penderita dapat mengalami sesak napas, demam, mengi,
serta batuk yang berkepanjangan atau batuk mengandung darah. Pemeriksaan lebih lanjut
diperlukan untuk membedakan tumor paru jinak dan tumor pertanda kanker paru.Pemeriksaan
lebih lanjut tidak hanya sebatas memeriksa fisik dan rekam medis penderita, tetapi juga
mengawasi tumor paru yang muncul melalui pemeriksaan X-ray. Penderita akan melalui
pemeriksaan X-ray secara berulang tergantung dari ukuran tumor paru yang dimiliki.Secara
umum, jika tumor paru memiliki ukuran yang sama selama setidaknya dua tahun, maka tumor
paru dianggap sebagai tumor jinak. Namun, tumor yang menandakan kanker paru akan
bertambah besar dua kali lipat setiap empat bulan.Selain dari segi perkembangan ukuran, tumor
paru yang jinak memiliki warna dan bentuk yang berbeda dengan tumor yang bersifat kanker.
Tumor jinak biasanya memiliki tepian yang lebih halus, warna yang merata, dan berukuran
sedang.Selain pemeriksaan X-ray, dokter mungkin akan meminta penderita untuk mengikuti
pemeriksaan PET scan, pemeriksaan SPECT, pemeriksaan untuk tuberkulosis, pemeriksaan
darah, pemeriksaan sampel tumor (biopsi), maupun pemeriksaan resonansi magnetik.

Penanganan tumor paru


Tumor paru jinak dapat ditangani dengan bedah. Namun, untuk penanganan tumor paru yang
bersifat kanker, penanganan yang dilakukan tidak hanya berupa bedah, tetapi juga bisa meliputi
kemoterapi, terapi radiasi, ataupun penggunaan obat-obatan tertentu. Saat ini, penanganan untuk
kanker paru yang terbaru adalah pemberian obat-obatan imunoterapi yang berpengaruh terhadap
sistem imun tubuh. Sebuah penelitian terhadap pasien kanker menemukan bahwa pasien yang
diberikan kemoterapi dengan obat imunoterapi memiliki tingkat bertahan hidup yang lebih lama
dari pasien kanker yang hanya mengikuti kemoterapi.Obat imunoterapi bekerja dengan cara
membuat sel kanker lebih mudah dideteksi oleh sistem imun tubuh. Pemberian obat imunoterapi
akan lebih efektif jika dikombinasikan dengan kemoterapi.Akan tetapi, pemberian obat
imunoterapi tetap memiliki efek samping tertentu, berupa masalah ginjal yang akut. Selain obat
imunoterapi, obat anti-angiogenesis juga bisa menjadi alternatif lain untuk pengobatan kanker.
Obat anti-angiogenesis bekerja dengan cara menghambat perkembangan pembuluh darah yang
memberikan asupan darah dan nutrisi untuk sel tumor kanker.Berbeda dengan obat-obat lainnya,
obat anti-angiogenesis tidak menghambat pertumbuhan sel tumor kanker, tetapi mencegah
pertumbuhan pembuluh darah yang menyuplai nutrisi dan darah untuk perkembangan sel tumor
kanker.Serupa dengan obat imunoterapi, obat anti-angiogenesis memiliki beberapa efek samping,
yaitu penyumbatan di pembuluh darah arteri, terganggunya proses penyembuhan luka,
pendarahan, hipertensi, adanya kandungan protein dalam urine, dan sebagainya.

Anda mungkin juga menyukai