PERANAN MEKANIKA

BATUAN DALAM PEMILIHAN

GEOMETRI PELEDAKAN DI
TAMBANG TERBUKA
MINERAL

Oleh:
J. D. Heru Utama
Superintendent – Drill & Blast
PT Indo Muro Kencana
 ISTILAH – ISTILAH
• Blast Hole diameter
• Burden (B)
• Spacing (S)
• Bench Height (H or BH)
• Sub drill (Sd or J)
• Blast hole depth (L)
• PC (Explosive Charge)
• Explosive density (gr/cc)
• Explo. Loading density (kg/m)
• T (Stemming Height)
• Blast Volume (m3)
• Blast tonnage (ton)
ISTILAH – ISTILAH
• Powder Factor (PF)
• SDoB (Scaled Depth of Burial)
• Blastability Index (BI)
• Ore & Waste blasting
• From Mine to Mill
• Ore Line
• PF = kg/ton.
• Fly rock
• Ground Vibration
• Air Blast
 ISTILAH – ISTILAH
• BVI
• Ore Loss
• Ore & Waste blasting
• Drill Design
• Blasting Design
• Explosive Charging Sheet
• Mekanika Batuan (Rock Mechanics)
• Heave: Blast induced movement ➔ Efek pengangkatan
pada batuan sebagai akibat dari peledakan.
• Ore-Waste dilution berpotensi terjadi akibat kegiatan
peledakan di Ore Line area pada D&B di tambang emas.
 ISTILAH – ISTILAH
• Geotechnical Engineering
• Drill & Blast Engineering
• Rock Breakage
• Fragmentation
• Free Digging – Ripped - Blasting
• Blast Geometry
• Rock Texture
LOOSENING METHODS OF ROCK
ROCKS BREAKAGE METHOD
BASED ON ITS STRENGTH
BLASTING PARADIGM
 OPTIMUM BLASTING
• WHAT IS OPTIMUM BLASTING?
• Distribution of blast fragmentation meets the conditions
for further process
• With a controlled blasting effect
• With a guaranteed work safety
• With controlled blasting costs
OPTIMUM CONTROL OF BLASTING
BLASTHOLE EXPLOSIVES ENERGY
DISTRIBUTION
BLASTHOLE EXPLOSIVES ENERGY
DISTRIBUTION
 TEKANAN DETONASI
• Dari hasil penelitian Cook menggunakan foto
sinar-x, tekanan detonasi adalah:

ρe x VoD 2
PD =
4

Dimana:PD = tekanan detonasi, kPa

e = densitas handak, g/cc
VoD = kecep detonasi, m/s

 Contoh ANFO yang dgn e = 0,85 g/cc dan

VoD=3700 m/s menghasilkan PD= 2900 MPa
 TEKANAN TERHADAP
LUBANG LEDAK
• Tekanan terhadap dinding lubang ledak (PB) terjadi
karena ekspansi detonasi gas hasil reaksi kimia bahan
peledak.
• Besarnya PB diestimasi oleh para akhli sekitar 50% dari
tekanan detonasi (PD).

 Jadi ledakan ANFO dari contoh di atas meng-hasilkan

PB= 1455 MPa.
 Apabila PB dibandingkan dgn UCS batuan utuh
masih mampu menghacurkannya
 IMPEDANCE FACTOR

• Pendekatan rock brekage process di atas meng-

gunakan perbandingan kekuatan daya ledak
dengan massa batuan.
• Pendekatan lain dapat digunakan Impedance
Factor (Berta, 1985, dalam Jimeno, 1995)
2
𝑍𝑒 − 𝑍𝑟
1 = 1 − 2
𝑍𝑒 + 𝑍𝑟
Di mana: 1 = Impedance factor
Ze = Impedansi handak, kg.m-2.s-1
Zr = Impedansi batuan, kg.m-2.s-1
• Contoh perhitungan 1 pada suatu peledakan
batuan dengan r = 2400 kg/m3 dan VSr = 3800
m/s (rock seismic propagation) memakai ANFO
berdensitas E = 850 kg/m3 dan VOD = 3700
m/s sebagai berikut:

Zr = r x VSr

Ze = E x VOD
2
850 × 3700 − 2400 × 3800
1 = 1 − 2
850 × 3700 + 2400 × 3800
1 = 0,76
• Dengan 1 = 0,76 berarti energi hasil reaksi kimia ANFO
dalam lubang ledak terbuang 76%, sedangkan untuk
fragmentasi (produksi) hanya diperlukan energi 24%.

• Energi yang terbuang sebanyak 76% itu

sesungguhnya yang menjadi penyebab ground
vibration, air blast, dan noise.

• Dua pendekatan di atas memberikan hasil yang setara,

dalam arti bhw energi dan kekuatan bahan peledak
jauh lebih besar dibanding kekuatan inherent massa
batuan.
• Dengan menggunakan handak emulsi yang
densitas dan VOD nya > ANFO, diyakini
energi yg tersisa lebih besar dari ANFO, shg
menimbulkan dampak ground vibration, air
blast, dan noise lebih hebat lagi.

• Tentunya kita berupaya menggunakan teknologi

untuk mendapatkan handak dgn densitas
rendah (mis. 0,6-0,7 g/cc) dgn VOD memadai
agar massa batuan tetap hancur.
KONSEP PELEDAKAN DI
TAMBANG TERBUKA
KONSEP PELEDAKAN DI TAMBANG
TERBUKA
KONSEP PELEDAKAN DI TAMBANG
TERBUKA
KONSEP PELEDAKAN DI TAMBANG
TERBUKA
UNCONTROLLABLE FACTORS
UNCONTROLLABLE FACTORS
UNCONTROLLABLE FACTORS
UNCONTROLLABLE FACTORS
UNCONTROLLABLE FACTORS
UNCONTROLLABLE FACTORS
CONTROLLABLE FACTORS
GEOMETRI PELEDAKAN
GEOMETRI PELEDAKAN
GEOMETRI PELEDAKAN
 BLASTING FRAGMENTATION
• Fragmentasi adalah istilah umum
untuk menunjukkan ukuran setiap
bongkah batuan hasil peledakan.
• Ukuran fragmentasi peledakan
tergantung pada proses
selanjutnya.
• Namun kebanyakan diinginkan
ukuran fragmentasi yang kecil
karena penanganan selanjutnya
akan lebih mudah.
• Ukuran fragmentasi terbesar
biasanya dibatasi oleh dimensi
mangkok alat gali (excavator
atau shovel) yang akan
memuatnya ke dalam truck dan
oleh ukuran gap bukaan crusher.
FRAGMENTATION FROM BLASTING
BLASTING FRAGMENTATION

R. F. Chiappetta, 2014
KONSEP PELEDAKAN DI TAMBANG
TERBUKA MINERAL
• Pengeboran dan peledakan atau proses pemberaian
merupakan langkah awal dari rangkaian proses produksi
pada penambangan serta kuari.
• Biaya langkah awal ini normalnya hanya 8% sampai
12% dari biaya produksi total.
• Konsekuensi PF terhadap Ukuran Fragmentasi?
• Konsekuensi PF perbaikan distribusi Fragmentasi?
• Sumber: Dr. Ir. Awang Suwandhi, Msc, “Mengoptimasi
Pengeboran & Fragmentasi Batuan oleh Peledakan”, 1st
Rock Breakage & Fragmentation Workshop, Yogyakarta,
2012.
KONSEP PELEDAKAN DI TAMBANG
TERBUKA MINERAL
• Peledakan Bijih/Ore Blasting ➔ Konsekuensi PF
terhadap ukuran fragmentasi :
– PF kecil ➔ Blasting cost murah
– Ukuran Fragmentasi ➔besar
• Konsekuensi ukuran fragmentasi besar terhadap
proses peremukan-pelumatan:
– Terjadinya pengulangan proses pelumatan butir pada closed
grind-mill circuit.
– Waktu liberasi lama & Milling cost tinggi.
• Sumber: Dr. Ir. Awang Suwandhi, MSc. “Blasting within the concept
of Mine-to-Mill”, 2nd Rock Breakage & Fragmentation workshop,
Yogyakarta, 2013.
KONSEP PELEDAKAN DI TAMBANG
TERBUKA MINERAL
• Konsekuensi perbaikan distribusi fragmentasi?
• Peledakan Bijih/Ore Blasting ➔ Konsekuensi
perbaikan distribusi fragmentasi:
– PF besar ➔ Blasting cost naik
– Ukuran Fragmentasi ➔ kecil
– Konsekuensi ukuran fragmentasi “Kecil” terhadap
proses peremukan-pelumatan ➔ Biaya pelumatan
turun antara 7 – 10 kali.
• Sumber: Dr. Ir. Awang Suwandhi, MSc. “Blasting within the concept
of Mine-to-Mill”, 2nd Rock Breakage & Fragmentation workshop,
Yogyakarta, 2013.
KONSEP PELEDAKAN DI TAMBANG
TERBUKA MINERAL
• Tambang Terbuka Mineral ➔ Ore Blasting = From Mine
to Mill.
• Ore & Waste Blasting = Batuan keras (hard rock),
Batuan Beku (Tekstur batuan Fine Textured Rock ➔
Strong & Hard, densitas batuan tinggi ➔ Geometry
Peledakan: Batuan keras ➔ Burden & Spasi lebih rapat,
diameter lubang bor “Kecil“ (e.g. Blast hole diameter 4.0
inchi atau 5.0 inchi / 127 mm).
• PF “Besar” ➔ Blasting Cost “Besar”
• Diperlukan Explosives ➔ Strength “ Besar ” dan VOD “
Besar ”. Explosives: e.g. ANFO, Emulsion Blend (e.g.70
: 30) , Full Emulsion
ROCK TEXTURE
KONSEP PELEDAKAN DI TAMBANG
TERBUKA MINERAL
 KONSEP PELEDAKAN DI TAMBANG
TERBUKA MINERAL
• Fragmentasi Peledakan “Kecil”
• Ore Blasting = From Mine to Mill
• Waste = from Mine to Waste Dump.
• Waste Blasting: Fresh Rock, kuat tekan 70 Mpa s/d 150
Mpa, densitas batuan rata-rata 2.5 – 2.7 ton/m3)
• Ore Blasting: Drilling & Blasting = Blast holes at area
with High FRD (FRD - Rock Fracture Density).
• Charging Explosives = Ore Line (Grade Control).
• Heave & BVI ➔ BVI (Blast Vector Indicator)
• BVI & Survey Data ➔ Monitoring Ore Movement Akibat
Peledakan.
KONSEP PELEDAKAN DI TAMBANG
TERBUKA MINERAL
• Heave ➔ Blast Induced Movement. Efek pengangkatan pada
batuan sebagai akibat dari peledakan.
• Heave ➔ Peledakan di Ore Line Area di tambang terbuka mineral
(e.g. Narrow vein deposit, gold & silver mine) ➔ Ore-waste Dilution
berpotensi terjadi akibat kegiatan peledakan ➔ Ore Loss
• Ore Blasting : ore-waste dilution + Reduce Fly Rocks (Stemming
control)
• Mengurangi Heave ➔ < Dilusi Ore (Ore – Waste Dilution ) ➔ <
Potensi Ore Loss.
• Dilusi Ore : Penambahan Batuan Waste (Material bukan Ore dan
Material yang berada di bawah Cut Off Grade Untuk Ore) selama
proses penambangan.
• Ore-waste Dilution ➔ berpotensi terjadi akibat kegiatan peledakan
di Ore Line area pada D&B Di tambang terbuka mineral (Narrow
vein mining).
KONSEP PELEDAKAN DI TAMBANG
TERBUKA MINERAL
• Rock fragmentation at waste area ➔ The impact of rock
fragmentation on the mining cycle (Exc digging rate, Fuel
consumption, Repair & Maintenance) ➔ Downstream effect of
blasting result ➔ $Mining Cost (Drilling Cost, Blasting Cost, D&B
Cost Per Ton Blasted, R&M, Fuel cost)
• Overall cost of Mining ➔ Fuel cost, D&B cost, R&M (Repair &
Maintenance), Consumables & Others (personnel, equipment
rental, etc).
• Cost of milling process (Crushing, Milling and Mineral
Processing).
KONSEP PELEDAKAN DI TAMBANG
TERBUKA MINERAL
KONSEP PELEDAKAN TAMBANG DI
TAMBANG TERBUKA MINERAL
• Tambang terbuka Mineral ➔ PF_kg/ton ➔ “Besar” ➔ Biaya
peledakan (Blasting cost) ➔ “Besar”
• Fragmentasi ➔ “Kecil”
• Kondisi diatas untuk menurunkan ➔ Pemakaian energi listrik di Mill
➔ Biaya Kominusi ➔ Milling Cost
• D&B ➔ PF “Besar” dan Fragmentasi “Kecil” ➔ Untuk menurunkan
Biaya energi (listrik) di Mill.
• Energi di Mill (Decrease) ➔ Blasting Cost (Increase)
• Mill ➔ Kominusi ➔ Crusher ➔ Energi Listrik ➔ Cost (biaya) ➔
$ Listrik
• Batu (fragmentasi) ukuran “Besar / Boulder” ➔ energi (listrik)
di Mill untuk Kominusi ➔ “Besar”
• Batu (fragmentasi) ukuran “kecil” ; energi (listrik) di Mill untuk
kominusi ➔ “kecil”
 MEKANIKA BATUAN
(ROCK MECHANICS) - PRAKTISI
• Rock Mechanics secara “Science”➔ “scientist”➔
Study & Laboratorium based OR Research &
Development based, Academic ➔ e.g. University Mining
Research Centre ➔ Study & application engineering
mechanics to the design and behavior of
excavations in rock masses.
• Rock Mechanics secara “Praktisi”: penerapan/aplikasi
Rock Mechanics di kegiatan sehari-hari di kegiatan
pertambangan. Praktisi➔ kegiatan yang berkaitan
dengan Mekanika Batuan (e.g. D&B Engineering dan
Geotechnical Engineering) yang kita lakukan sehari-hari
di tambang ➔ tujuannya “How to Reduce Cost?”
 ROCK MECHANICS
• Hebblewhite (1996) : “Rock mechanics plays a vital role in mining
across saveral priority areas for any mining company: (1). Mine
Safety. (2). Mine Productivity and costs. (3). Resource Recovery”.
• “Rock mechanics is that branch of engineering concerned with the
mechanical properties of rock and the application of this knowledge
to engineering problems dealing with rock” (Obert and Duvall,1966,
cited in Hebblewhite, Rock Mechanics: The Key to Mining –
Past, Present and Future, 1996).
• Hebblewhite (1996): “Rock mechanics is the study and application
of fundamental physical principles and structural engineering
mechanics to the design and behavior of excavations in rock
masses”.
• Source: Professor Bruce Hebblewhite (1996), “Rock Mechanics: The Key to
Mining – Past, Present and Future”, Kenneth Finlay Memorial Lecture, The
University of New South Wales, 26 Nov 1996.
 KLASIFIKASI KEKUATAN BATUAN
Protodyakonov (1963)

Strength Strength
Typical rock types
classification range (MPa)
Attewell & Farmer (1976)

Weathered and weakly-campacted

Very weak 10 - 20
sedimentary rocks
Weak 20 - 40 Weakly-cemented sedimentary rocks, schists
Competent sedimentary rocks; some low-
Medium 40 - 80
density coarse-grained igneous rocks
Competent igneous rocks; some metamorphic
Strong 80 - 160
rocks and fine-grained sandstones
Very strong 160 - 320 Quarzites; dense fine-grained igneous rocks
 KLASIFIKASI KEKUATAN
BATUAN
Wyllie & Mah. (2004)
UCS
Grade Deskripsi Identifikasi lapangan
(MPa)
Batuan Percontoh hanya berupa chip menggunakan
R6 >250
kuat sekali palu geologi
Batuan Percontoh membutuhkan banyak pukulan palu
R5 100 - 250
sangat geologi untuk memecahkannya
Batuan Percontoh membutuhkan lebih dari sekali
R4 50 - 100
kuat pukulan palu geologi untuk memecahkannya
Batuan Percontoh dapat dipecahkan melalui sekali
R3 24 - 50
kuat pukulan palu geologi
Batuan Dapat dikelupas menggunakan pisau secara hati-
R2 5 - 25
lemah hati, titik lekukan dangkal menggunakan
Batuan Hancur dipukul menggunakan palu geologi dan
R1 1-5
sangat dapat dikelupas menggunakan pisau
Batuan
R0 Dapat ditusuk menggunakan kuku tangan 0,25 - 1,0
lemah
KLASIFIKASI KEKUATAN BATUAN
1) Umumnya batuan yang diuji berupa Batu Utuh (Intact Rock) yang
hampir tidak memiliki retakan sama sekali.
2) Pengujian tsb menghasilkan UCS yang cukup besar, padahal
kenyataan kondisi massa batuan di lapangan memiliki banyak
retakan.
3) Oleh sbb itu hasil uji UCS batu utuh > UCS massa batuan di
lapangan
 MEKANIKA BATUAN
(ROCK MECHANICS) - PRAKTISI
• Rock Mechanics ➔ Praktisi ➔ Tambang Terbuka
Mineral ➔ Batuan beku ➔ Strength Batuan ➔ batuan
keras).
• Kuat tekan batuan (UCS = Mpa) ➔ Semakin keras
batuan, semakin besar density batuan, semakin
memerlukan energi yang besar untuk “rock breakage”.
• Memerlukan Energi bahan peledak ➔ “Besar”➔
Strength bahan peledak “Besar” + VOD “Besar”
• Konsiderasi secara “Rock mechanics” untuk Desain
Peledakan pada Lubang Produksi (Production Holes)
• “Rock mechanics” untuk Desain Peledakan pada lubang
dekat dinding (Trim Blasting) ➔ Pembentukan dinding
akhir (Final Wall establishment)
 MEKANIKA BATUAN
(ROCK MECHANICS) - PRAKTISI
• Batuan beku ➔ Hard Rock ➔ Ore area ➔ Fracture (e.g. Ore area
with High Fracture Density) ➔ Kendala saat pengeboran lubang
ledak dan saat pengisian bahan peledak
• Ore area ➔ Batuan “ber-Rongga” ➔ potensi untuk terjadinya
explosive losses saat pengisian lubang ledak.
• Dampak bahan peledak ➔ batuan beku ➔ Tambang Terbuka
Mineral ➔ Ground Vibration
• Rock Mechanics secara “Praktisi”➔ penerapan/aplikasi Rock
Mechanics di kegiatan sehari-hari pada kegiatan D&B dan
pertambangan:
– Desain Geometri Peledakan (D&B Engineering)
– Blastability Index_BI
– Scaled Depth of Burial_SDoB
• Tujuan➔ “How to Reduce Cost?”
 MEKANIKA BATUAN
(ROCK MECHANICS) - PRAKTISI
• Kondisi batuan keras ➔ “Ripping” + Alat Gali Mekanis sudah tidak
efektif/tidak produktif + tidak ekonomis lagi ➔ Perlu peningkatan
kecepatan dan kuantitas produksi tambang ➔ Peledakan
• Peledakan ➔ dasar pertimbangan Mekanika Batuan (kondisi
batuan di lapangan) ➔ Mekanika Batuan (Rock Mechanics)
– Texture Batuan
– Kekerasan Batuan
– Kuat tekan batuan (e.g. >70 Mpa)
– Kecepatan gelombang seismik (e.g. >2150 m/s)
– Spacing of Joints (e.g. Spacing of Joints > 3,000mm).
• Pemilihan Geometri peledakan = Burden selection, berdasarkan:
densitas batuan ton/m3, pemilihan bahan peledak dan explosives
density (gr/cc), Diameter lubang ledak (inchi atau mm)
• Blastability Index (BI) & Scaled Depth of Burial (SDoB)
 BI DAN SDOB DALAM KEGIATAN
D&B ENGINEERING
• Peranan BI (Blastability Index) dan SDoB (Scaled Depth of
Burial) cukup besar dalam kegiatan dansesungguhnya harus
diperhitungkan dalam peledakan sebagai langkah antisipatif,
sebagai berikut:
– BI (Blastability Index) adalah salah satu cara mengkuantifikasi
kondisi batuan yg memasukkan parameter Rock Mass
Description, Rock density, Joint Plane Spacing, Joint Plane
Orientation dan Hardness factor.
– SDoB (Scaled Depth of Burial) pd dasarnya berperan utk
mengontrol energy ledakan agar terbentuk fragmentasi optimum
dan tdk terjadi over energy.

• Sumber: Dr. Ir. Awang Suwandhi, MSc (Personal

Communication, Juli 2020):
BLASTABILITY INDEX
BLASTABILITY INDEX (LILLY, 1986)
BLASTABILITY INDEX (LILLY, 1986)
BLASTABILITY INDEX
STEMMING IS THE KEY ON BLASTING

 Ditinjau dari handaknya dapat

disimpulkan bhw semua jenis
handak yg umum digunakan
saat ini sangat mampu
menghan-curkan massa
batuan.

 Kuncinya terletak pada kekuatan dan derajat

keterkungkungan (confinement degree) stemming
untuk menahan daya ledak yg sangat besar.
 STEMMING IS THE KEY ON BLASTING
• Stemming yang ideal adalah agregat berukur-
an butir rata-rata 5% x Diam. Lubang ledak
atau mengikuti rumus berikut ini:
Dh
Sz =
20
Dimana: Sz = Diam. partikel stemming, inci
Dh = Diam. lubang ledak, inci

 Penggunaan sejenis Stem-plug atau Strong-

Plug dapat membantu confinement degree
stemming dalam menahan energi hasil reaksi
handak.
 STEMMING IS THE KEY ON BLASTING

• Stemming is inert material used to confine energy in the blast hole

at the top of the explosive charge.

• Insufficient, inconsistent or inefficient stemming allows the blast

energy to prematurely vent at the collar, reducing the energy applied
to breaking & moving the rock mass.

• The optimum stemming column height is determined so to

provide proper energy confinement while still allowing for maximum
explosive energy distribution in the blast hole.

• Source: Glenn Tobin, “The Importance of energy containment to the

blast outcome”, 2nd Rock Breakage & Fragmentation Workshop,
Yogyakarta, 2013.
 STEMMING IS THE KEY ON BLASTING

• Stemming Ejection is a common cause of lost energy in the blast,

especially when drill cuttings are used.

• Typically, loss of explosive energy through stemming ejection

➔ reduces the performance of the blast, resulting in: (1) poor
fragmentation & oversize boulders in the blasted material; (2)
air blast & flyrock issues that impacts people and infrastructure
in proximity to the blast area; (3) increased down-stream
processing bottlenecks and costs caused by secondary
processing (blasting or mechanical rock breaking).

• Source: Glenn Tobin, “The importance of energy containment to the

blast outcome”, 2nd Rock Breakage & Fragmentation workshop,
Yogyakarta, 2013.
 STEMMING IS THE KEY ON BLASTING

• Typically, loss of explosive energy through stemming

ejection reduces the performance of the blast,
resulting in:
– Poor fragmentation & oversize
– Air blast & flyrock issues
– Increased down-stream processing bottlenecks and
costs.

• Source: Glenn Tobin, “The importance of energy

containment to the blast outcome”, 2nd Rock Breakage &
Fragmentation workshop, Yogyakarta, 2013.
 ENERGY CONTROL BY
SIGNIFICANCE OF SDOB
Uncontrolled Energy
Controlled Energy
Violent flyrock, airblast, Good fragmentation. Very Controlled Energy
noise and dust.
Maximum volume of broken Larger fragmentation.
Very fine fragmentation. rock in collar zone. Reduced volume of broken
Good craters. Acceptable vibration/airblast. rock in collar zone.

Good heave and muck pile Acceptable vibration/airblast.

mound. Reduced heave and muck
pile mound.
No flyrock.
Minimal Surface Effects
Small surface Insignificant
disturbance surface effects

No Some
fallback fallback

SD = 0 – 0.60 No
breakage
Metric Units 0.64 – 0.88 zone
(m/Kg1/3)
0.92 – 1.40
SD = 0 – 1.5
1.6 – 2.2 1.44 – 1.80
Imperial Units 2.3 – 3.5
(ft/lb1/3) 1.84 – 2.40
3.6 – 4.5
2.40 +
Significance of SD (Scaled Depth of Burial) 4.6 – 6.0
© 1990, 2008 Blasting Analysis International, Inc. 6.0 +
All Rights Reserved
 ENERGY CONTROL BY
SIGNIFICANCE OF SDOB

How to determined SDOB factor for flyrock

& fragmentation controls on surface?

SDOB factor = D/W1/3

D = Distance from surface to center of defined crater charge

W = Weight of explosive occupied only in the top part of the
explosive column  10 x diameter borehole
 ENERGY CONTROL BY
SIGNIFICANCE OF SDOB
Let’s consider a case sample of blasthole below:
 ENERGY CONTROL BY
SIGNIFICANCE OF SDOB
Sample of blasthole using (in Metric units):
- Emulsion exp. @ density 1.15 g/cc
- Explosive diameter 311 mm
- Stemming 7 m
Calculations:
- A length of 10 expl. diameter = 10 x 311 mm = 3110 mm = 3.1 m
- Loading density of emulsion = (1.15 x 311²)/1273 = 87.4 kg/m
- Thus, W = 3.1 x 87,4 = 271 kg; W1/3 = 2711/3 = 6.5 kg1/3
- D = Stemming +1/2(3.1 m) = 7 + 1,6 = 8.6 m
- SDOB factor = D/W1/3 = 8.6/6.5 = 1.3
▪ Controlled energy & Good fragmentation
▪ Max.volume of broken rock in collar zone
▪ Acceptable vibration/airblast
▪ Good heave and muck pile mound
STEMMING BLOWOUTS
STEMMING METHOD
 SCALED DEPTH OF BURIAL
• Frank Chiappetta (Masterclass Blasting, Drill & Blast QLD,
2014) ➔ SDoB : Practical step techniques to determine stemming
height above an explosive charge.
• SDoB is ideal when, SDoB is ideal for D&B Engineering new blast in
intermediate to hard geological formation.
• SDoB calculation is an engineering tool for factoring:
– Safety ; Performance ; Predetermined control of heave to the
blast hole collar and ; Preventing fly rocks.
• Practical step techniques to determine stemming height above
an explosive charge.
• Using SDoB when designing a blast to observe in blast
designing to prevent wasteful energy lost and dangerous
flyrock or over confinement that can create poor fragmentation
and unproductive recovery.
SCALED DEPTH OF BURIAL
SCALED DEPTH OF BURIAL
 APLIKASI DI LAPANGAN
• Tambang Terbuka Mineral (Open Pit Mining operation).
• Narrow vein mining deposit. Tambang Terbuka Mineral ➔ Ore &
Waste ; Epithermal Gold & Silver deposit ➔ Blasting = Ore Blasting
& Waste Blasting.
• Target peledakan (Ore + Waste) = broken muck ➔ 1,3 juta ton – 1,5
juta ton/bulan.
• Frekuensi Peledakan / bulan = 25 – 30 x peledakan/bulan.
• Peledakan Konvensional (Nonel detonator)
• Conventional Blasting (non Sleep Blast)
• Sleep Blast Application (Peledakan Tidur)
• Densitas batuan rata-rata = 2.5 ton/m3. (Waste & Ore blasting,
Fresh rock).
• Ore area = Rock with high FRD (FRD-Rock Fracture Density)
• batuan keras, kuat tekan > 70 Mpa) ➔ range = 50 – 150 Mpa
(average 100 Mpa)
 APLIKASI DI LAPANGAN
• Untuk pemilihan desain Burden (Burden selection) ➔ Formula C.J
Konya ➔ ISEE Blaster’s Handbook.
• Parameter Burden: Rock density (ton/m3), Explosive density
(gr/cc), Explosive diameter (Inchi).
• Densitas batuan rata-rata = 2.5 ton/m3 ; Densitas bahan peledak
= 1.15 gr/cc ; Diameter explosives = 127mm or 5.0 inchi
• B x S = 3.5 x 4.0 m ; 4.0 x 4.5 m ; 4.0 x 5.0 m.
• BH = 5.0 m, 6.0 m, 7.5 m, 10.0 meter.
• WASTE Stemming Height = 2.5m - 3.0m (for Waste area, SDoB=
0.92–1.4m/kg 1/3, Controlled Energy) and
• ORE Stemming Height = 3.5m – 4.0 m (for Ore area, SDoB = 1.44 -
1.8 m/kg 1/3, Very Controlled Energy)
 APLIKASI DI LAPANGAN
• Blastability Index (BI ) ➔ cara mengkuantifikasi kondisi batuan yg
memasukkan parameter Rock Mass Description, Rock density,
Joint Plane Spacing, Joint Plane Orientation dan Hardness factor.
• SDoB ➔ Scaled Depth of Burial ➔ berperan utk mengontrol
energy ledakan agar terbentuk fragmentasi optimum dan tdk terjadi
over energy.
• D&B Planning oleh D&B Engineer ➔ Drill & Blast Proposal (e.g.
Surpac software + MS Excel)
• Drill Design (e.g. Surpac software)
• Blast Design ➔ Tie Up Design ➔ Blast design software (e.g
JKSimblast) ➔ Tie up design.
• Explosive Charging Sheet ➔ MS Excel worksheet
• Prediksi Fragmentasi Hasil Peledakan ➔ MS Excel worksheet
• Prediksi Ground Vibration & Air Blast ➔ JKSimBlast OR MS Excel
worksheet
 APLIKASI DI LAPANGAN
• Bahan peledak ➔ Emulsi ➔ Terukur untuk Strength, Densitas,
Explosive loading density, VOD
• Explosive: Emulsion Blend (70 : 30) ➔ 70 % Emulsion Matrix + 30
% ANFO ➔ densitas 1.15 gr/cc
• Explosive Loading density (127mm) = 14.57 kg/m.
• Strength bahan peledak (ANFO = 100).
• Strength Emulsion Blend (FRG series 1,15 gr/cc ➔ Emulsion Blend
70 : 30 ➔ Strength = 125.
• Accessories = Surface delay detonator, In Hole delay detonator,
Lead in Line (LIL), Booster (Dinamit).
• In Hole detonator 500 ms dan 3,000ms
• Booster (dinamit) = 200 gram (Trim Blast) & 400 gram (produksi).
 APLIKASI DI LAPANGAN
• Rock Mechanics secara “Praktisi”➔ penerapan Rock Mechanics
di kegiatan yang kita lakukan sehari-hari di area kerja Drill & Blast
Engineering dan Geotechnical Engineering ➔ tujuannya “How to
Reduce Cost (Mining Cost) dan Safer mining condition.
• Interaksi Geotechnical Engineer dengan D&B Engineer dalam
kegiatan D&B:
– Drill & Blast proposal untuk peledakan dekat dinding (Final Wall
establishment) – Review & approval by Geotechnical Engineer
– D&B Proposal / D&B operasional untuk peledakan khusus
perapian slope design (undercut) – Review & approval by
Geotechnical Engineer.
– Special Blasting Project : Join project Geotechnical Engineering
& D&B.
 APLIKASI DI LAPANGAN
• Tie Up design, e.g. JKSimblast software.
• MIC - Maximum holes blasted instantaneous ➔ Scaled Distance ➔
Prediksi Ground Vibration + Prediksi Air Blast
• Blasting radius 300 m (unit) ; radius 500 m (manusia)
• Tie up design untuk area Ore (Ore-Waste Blasting) :
– Hindari penempatan Control Row di Ore Line.
– SDoB application ➔ Stemming control (Reduce Excessive Fly
Rock & Control Heave)
– Stemming material: Gravel / Crushed Rock.
• Tie Up design: Echelon / Corner cut, V-Cut, Row by Row, Box cut
(Ore - Waste blasting)
• Pada kegiatan peledakan di tambang terbuka mineral (Narrow Vein
Mining) ➔ Ore – Waste Blasting ➔ Fragmentasi ➔ Ore Blasting
= From Mine to Mill ; Fragmentasi ➔ Waste Blasting = from
Mine to Waste Dump.
 DRILL & BLAST ENGINEERING

• Burden Selection ➔ Calvin J. Konya Method (Burden

selection) + ISEE (ISEE Blaster’s Handbook)
• Data required: Rock density (ton/m3), Explosive density
(gr/cc), Explosive diameter (feet).
DRILL & BLAST ENGINEERING
 DRILL & BLAST ENGINEERING
• D&B Planning (Perencanaan D&B) oleh D&B Engineer
• Drill & Blast Planning: Daily Drill Design, Daily Blast Design, Daily
Explosive Charging Sheet,
• Drill & Blast Proposal (e.g. Surpac software + MS Excel)
• Drill Design (e.g. Surpac software)
• Explosive Charging Sheet (Explosive Loading Sheet) ➔
Stemming Design based on SDoB for Ore & Waste Blasting ➔
MS Excel worksheet Stemming design to control excessive fly rock
(based on SDoB).
• Prediksi Ground Vibration & Air Blast
• Blast Design ➔ Tie Up Design ➔ Initiation Point,, MIC (Maximum
Instantenous Charge), Angle of Initiation, Movement Directions,
Ground Vibration Prediction, Air Blast Prediction, Fly Rock
prevention, etc.
 DRILL & BLAST ENGINEERING
• Prediksi Fragmentasi hasil peledakan – model Kuz Ram oleh
Cunningham,C., 1983. (KUZ-Ram – MS Excel Worksheet).
 DRILL & BLAST ENGINEERING
• DRILL & BLAST OPERATION
• Request to Grade Control Geologist ➔ Install Ore Line
• Grade Control Install Ore Line ➔ Panduan Untuk Pengisian Bahan
Peledak (Charging Explosives)
• Charging Explosives (QA / QC) Explosives + Hose handling
• Charging Explosives ➔ Kontrol Stemming Height & Explosives Kg
(Reduce PF) di Area Bijih/Ore Untuk Mengurangi Heave.
• Pastikan Bulk Explosives dalam kondisi Gassing (20 -30 menit)
• Stemming (stemming material= Gravel / Crushed Rock)
• Final Check (before Blasting by Blaster & Blast Controller)
• Blast Clearence
• Road Blocker + Sweeper
• Firing / Blasting by Blaster
 DRILL & BLAST ENGINEERING
• Blaster + Assistant Blaster ➔ Post Blasting Check ;
– No Misfire.
– No Excessive Fly Rock ➔ No Property Damage due to
excessive Fly Rock)
– No Wall / Slope excessive damage (excessive overbreak
@slope)
– Digable Rock Fragmentation
• BVI ; Heave ; Ore dillution ; ore loss.
• Blast Monitoring (Dampak Peledakan) : Air Blast &
Ground Vibration.
• Fragmentation (Actual blast result) ; Photo
• Evaluasi Pasca Peledakan : Exc. Digging rate
 DRILL & BLAST ENGINEER
• Definisi Drill & Blast Engineer (Tambang Terbuka
Mineral)
• Deskripsi dari Posisi / Jabatan
• Purpose of D&B Engineer
• Tugas
• Kualifikasi
• Pengalaman, Skills dan Kompetensi
• Professional Development (PD to support role
competencies)
• Hubungan kerja (antar section dan antar departemen)
 GEOTECHNICAL ENGINEER
• Definisi Geotechnical Engineer (Tambang Terbuka
Mineral)
• Deskripsi dari Posisi / Jabatan
• Purpose of Geotechnical Engineer
• Tugas
• Kualifikasi
• Pengalaman, Skills dan Kompetensi
• Professional Development (PD to support role
competencies)
• Hubungan kerja (antar section dan antar departemen)
INTERAKSI D&B ENGINEERING DAN
GEOTECHNICAL ENGINEERING
• D&B Engineering
• Geotechnical Engineering
• Mekanika Batuan (Rock Mechanics)
• Peranan BI (Blastability Index) dan SDoB (Scaled Depth of
Burial) cukup besar dalam kegiatan dan sesungguhnya harus
diperhitungkan dalam peledakan sebagai langkah antisipatif,
sebagai berikut:
– BI (Blastability Index) adalah salah satu cara mengkuantifikasi
kondisi batuan yg memasukkan parameter Rock Mass
Description, Rock density, Joint Plane Spacing, Joint Plane
Orientation dan Hardness factor.
– SDoB (Scaled Depth of Burial) pada dasarnya berperan utk
mengontrol energy ledakan agar terbentuk fragmentasi optimum
dan tdk terjadi over energy.
INTERAKSI D&B ENGINEERING DAN
GEOTECHNICAL ENGINEERING
• Mekanika Batuan secara “Praktisi” dengan D&B
Engineering:
– Burden Selection
– Blastability Index (BI) ➔ PF (kg/ton), Energy Factor
(MJ/tonne)
– Scaled Depth of Burial (SDoB) ➔ berperan utk
mengontrol energy ledakan agar terbentuk
fragmentasi optimum dan tidak terjadi over
energy.
– SDoB ➔ Desain Stemming Height ➔mengurangi
potensi terjadinya “excessive fly rock”.
INTERAKSI D&B ENGINEERING DAN
GEOTECHNICAL ENGINEERING
• Interaksi Geotechnical Engineer dengan Drill & Blast
Engineer dalam kegiatan Drill design dan Blast
design
– Drill & Blast proposal untuk peledakan dekat dinding
(final wall) – Trim Blast design ➔ D&B Proposal
reviewed & approval ➔ Geotechnical Engineer
– D&B Proposal / D&B operasional untuk peledakan
khusus perapian slope design (Slope undercut) –
D&B Proposal reviewed & approval ➔ Geotechnical
Engineer.
– Special Blasting Project
 KESIMPULAN
• Rock Mechanics secara “Praktisi” adalah penerapan Rock
Mechanics di kegiatan yang kita lakukan sehari-hari di area
tambang (e.g. Drill & Blast Engineering dan Geotechnical
Engineering) yang bertujuan ➔ Reduce Cost.
• Geometri Peledakan ➔ Tujuh parameters ➔ blasting geometry :
S, B, T, PC, L, H, J ➔ with hole diameter (d) as a principal
consideration.
• Burden (B) ➔ “firstly calculated” ➔ based on (d) with
fragmentation distribution as a reference.
• Peranan Mekanika batuan (Rock Mechanics) ➔ Pemilihan
Geometri Peledakan ➔ Optimum Blasting.
• Rock Texture➔ Fine Textured Rocks ➔ Strong & Hard.
• Klasifikasi Kekuatan Batuan
• Blastability Index (BI, Peter A. Lilly, 1986)
• Scaled Depth of Burial (SDoB, Frank Chiappetta, 1997)
 KESIMPULAN
• Pemilihan Geometri peledakan ➔ OPTIMUM BLASTING:
– Distribution of blast fragmentation meets the conditions for further
process
– With a controlled blasting effect
– With a guaranteed work safety
– With controlled blasting costs
• OPTIMUM BLASTING ➔ OPTIMUM CONTROL OF BLASTING :
• Productivity: (1). Quantity. (2). Quality
• Negative impact to environment: (1). Ground vibration. (2).
Airblast dan noise. (3). Fly rock
• Health and safety aspect.
• Costs: (1). Owning cost. (2). Operating cost
 KESIMPULAN
• Blastability Index (BI) ➔ cara mengkuantifikasi kondisi batuan yg
memasukkan parameter Rock Mass Description, Rock density,
Joint Plane Spacing, Joint Plane Orientation dan Hardness factor.
• Scaled Depth of Burial (SDoB) ➔ berperan utk mengontrol
energy ledakan agar terbentuk fragmentasi optimum dan tdk terjadi
over energy.
• Over Energy ➔ Desain Stemming Height “terlalu dangkal” ➔
potensi “excessive fly rock”.
• Stemming is the key on Blasting ➔ kekuatan dan derajat
keterkungkungan (confinement degree) stemming untuk
menahan daya ledak yg sangat besar.
• Mekanika Batuan (Rock Mechanics) juga berperan dalam Prediksi
Fragmentasi Hasil Peledakan (Kuz – Ram)
 KESIMPULAN
• Fragmentasi adalah istilah umum untuk menunjukkan
ukuran setiap bongkah batuan hasil peledakan.
• Ukuran fragmentasi peledakan tergantung pada proses
selanjutnya.
• Komponen – komponen yang mempengaruhi
Fragmentasi Hasil Peledakan adalah:
– Rock Characteristics
– Type of Explosives
– Blasting Geometry.
• Ukuran fragmentasi terbesar biasanya dibatasi oleh
dimensi mangkok alat gali (excavator atau shovel)
dan oleh ukuran gap bukaan crusher.
 KESIMPULAN
• How to Reduce Cost?” ➔ Optimum Blasting ➔ Optimum
control of blasting.
– Maintain $Mining Cost ➔ Impact rock fragmentation on the
mining cycle (Dig rate, Fuel consumption, Repair & Maintenance
/ R&M cost)
– Safety ➔ Mengurangi potensi excessive Fly rock ➔ Reduce
Property Damage akibat peledakan
– Safety ➔ Pembentukan Final Wall ➔ Blasting dekat dinding
final➔ kolaborasi Geotechnical Engineering + D&B.
• Peledakan Bijih (Ore Blasting) = Konsekuensi PF terhadap ukuran
fragmentasi:
• PF besar ➔ Blasting cost naik ➔ Ukuran Fragmentasi “Kecil”
➔ Konsekuensi ukuran fragmentasi Kecil terhadap proses
peremukan-pelumatan ➔ Biaya pelumatan turun (Menurunkan
biaya energi listrik di Mill ➔ Reduce “Milling Cost”.
 REFERENSI
• Dr. Ir. Awang Suwandhi, MSc (2012), “Mengoptimasi Pengeboran dan Fragmentasi
Batuan oleh Peledakan”, 1st Rock Breakage & Fragmentation Workshop, Yogyakarta,
2012.
• Dr. Ir. Awang Suwandhi, MSc (2013), “Blasting within the concept of Mine-to-Mill”,
2nd Rock Breakage & Fragmentation workshop, Yogyakarta, 2013.
• Frank R. Chiappetta, Master Class Blasting, Drill & Blast Queensland, Brisbane,
Queensland, Australia, 1 May 2014.
• Bruce Hebblewhite (1996), “Rock Mechanics: The Key to Mining – Past, Present
and Future”, Kenneth Finlay Memorial Lecture, The School of Mining Engineering,
University of New South Wales (UNSW), Sydney, Australia, 26 No 1996.
• Glenn Tobin (2013), “The Importance of energy containment to the blast
outcome”,2nd Rock Breakage & Fragmentation Workshop, Yogyakarta, 2013.
• Peter A. Lilly, An Empirical Method of Assessing Rock Mass Blastability, AusIMM
Large Open Pit Mining Conference, October 1986.
• William Hustrulid (1999), Blasting Principles for Open Pit Mining, Volume 1- General
Design Concepts. A.A.Balkema, Rotterdam.
• ISEE Blaster’s Handbook 18th Edition, 2014, International Society of Explosives
Engineers (www.isee.org)