Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
NAMA KELOMPOK :
Rita sari
Gloria topake
Lidya lande
Ade tri putra humena
Jhosua towehi
PENDAHULUAN
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
TINJAUAN TEORITIS
Perkembangan Intelektual
Perkembangan Social
Perkembangan Kreativitas
Perkembangan Moral
Anak mempelajari nilai benar dan salah dari lingkungannya, terutama dari
orang tua dan guru. Dengan melakukan aktivitas bermain, anak akan mendapatkan
kesempatan untuk menerapkan nilai-nilai tersebut sehingga dapat diterima di
lingkungannya dan dapat menyesuaikan diri dengan aturan-aturan kelompok yang
ada dalam lingkungannya.
Melalui kegiatan bermain anak juga akan belajar nilai moral dan etika,
belajar membedakan mana yang benar dan mana yang salah, serta belajar
bertanggung-jawab atas segala tindakan yang telah dilakukannya. Misalnya,
merebut mainan teman merupakan perbuatan yang tidak baik dan membereskan
alat permainan sesudah bermain adalah membelajarkan anak untuk bertanggung-
jawab terhadap tindakan serta barang yang dimilikinya. Sesuai dengan
kemampuan kognitifnya, bagi anak usia toddler dan prasekolah, permainan adalah
media yang efektif untuk mengembangkan nilai moral dibandingkan dengan
memberikan nasihat. Oleh karena itu, penting peran orang tua untuk mengawasi
anak saat anak melakukan aktivitas bermain dan mengajarkan nilai moral, seperti
baik/buruk atau benar/salah.
1. Meningkatkan Bonding
2. Imajinasi
3. Kecerdasan Bahasa
Selama anak belajar bermain mengarahkan mata pada benda kecil pasti
akan banyak sekali obrolan sehingga bisa meningkatkan kecerdasan bahasa dan
memperbanyak kosakata.
Secara tidak langsung kecerdasan bahasa akan meningkat. Kecerdasan ini bisa
distimulasi dari bermain peran.
4. Bermain Peran
Dari permainan ini ananda akan belajar bermain peran. Menjadi penjual
ataupun pembeli dengan belajar karakter. Dari bermain peran pula akan
menstimulasi kecerdasan bahasa.
5. Motorik Halus
6. Sensori
Beragam alat dan bahan untuk mengarahkan mata pada benda-benda kecil
akan menstimulasi sensori ananda. Dengan memegang dan melihat nya maka
ananda dapat merasakan tekstur bahan-bahan tersebut apakah kasar atau halus
bahkan tekstur yang lain. Bermain sensori memang sangat menyenangkan.
.
2.5 Katagori Bermain
a) Bermain aktif
Bermain mengamati /menyelidiki (Exploratory play)
Perhatikan pertama anak pada alat bermain adalah memeriksa alat permainan
tersebut. Anak memperhatikan alat permainan, mengocok-ngocok apakah ada
bunyi , meraba, menekan, dan kadang-kadang berusaha membongkar.
Bermain konstruksi (construction play)
Pada anak umur 6 bulan, misalnya dengan mencoba melihat apa yang di sukai anak
dan mulai berusaha untuk tersenyum.
Bermain drama (dramatik play)
Misalnya main sandiwara terkadang orang tua nya mengalihkan pembicaraan atau
penglihatan pada anak dengan tidak mengatakan kenyataan yang sebenarnya.
b) Bermain pasif
Dalam hal ini anak berperan pasif, antara lain dengan melihat dan mendengar.
Bermain pasif ini adalah ideal, apabila anak sudah lelah bermain aktif dan
membutuhkan sesuatu untuk mengatasi kebosanan dan keletihannya.
Contohnya:
c) Menonton televisi
d) dan lain-lain
Tujuannya adalah :
Mengembangkan kemampuan menyamakan dan membedakan.
Mengembangkan kemampuan berbahasa.
Mengembangkan kemampuan untuk melihat benda-benda
Merangsang daya imajinansi dengan berbagai cara bermain
pura-pura (sandiwara).
Membedakan benda dengan permukaan.
Menumbuhkan sportivitas.
Mengembangkan kepercayaan diri.
Mengembangkan kreativitas.
Mengembangkan koordinasi motorik (menangkap benda kecil).
Mengembangkan kemampuan mengontrol emosi, motorik
halus dan kasar.
Mengembangkan sosialisasi atau bergaul dengan anak dan
orang diluar rumahnya.
Memperkenalkan pengertian yang bersifat ilmu pengetahuan,
misal : pengertian mengenai melihat dan mencoba mengangkap
benda kecil
Memperkenalkan suasana kompetisi dan gotong royong.
Berbagai benda dari sekitar rumah seperti bola, boneka, gelas
plastic, dan benda kecil lainnya.
Teman-teman bermain : anak sebaya, orang tua, orang lain
diluar rumah.
orang
Media:
- Bola kecil.
c. Pengorganisasian
Fasilitator :
- Rita sari
- Ade tri humena
- Jhosua towehi
d. PembagianTugas
1. Peran Leader
o Katalisator, yaitu mempermudah komunikasi dan interaksi dengan
jalan menciptakan situasi dan suasana yang memungkinkan klien
termotivasi untuk mengekspresikan perasaannya
o Auxilery Ego, sebagai penopang bagi anggota yang terlalu lemah
atau mendominasi
o Koordinator, yaitu mengarahkan proses kegiatan kearah pencapaian
tujuan dengan cara memberi motivasi kepada anggota untuk
terlibat dalam kegiatan
e. Setting Tempat
Karpet
f. Keterangan
= Pembimbing = Peserta
= Co Leader = Fasilitator
g. Susunan Kegiatan
2 10 Kegiatan bermain :
menit 1. Leader menjelaskan Mendengarkan
cara permainan
2. Menanyakan pada Menjawab perta
anak, anak mau nyaan
bermain atau tidak
3. Menbagikan Menerima
permainan permainan
4. Leader ,co-leader, Bermain
dan Fasilitator
memotivasi anak
5. Fasilitator
mengobservasi anak Bermain
6. Menanyakan
perasaan anak Mengungkapka
n perasaan
3 5 menit Penutup :
1. Leader Menghentikan Selesai bermain
permainan
2. Menanyakan perasaan Mengungkapka
anak n perasaan
3. Menyampaikan hasil Mendengarkan
permainan
h. Evaluasi
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
1. Orang tua
Sebaiknya orang tua lebih selektif dalam memilih permainan bagi anak
agar anak dapat tumbuh dengan optimal. Pemilihan permainan yang tepat dapat
menjadi poin penting dari stimulus yang akan didapat dari permainan tersebut.
Faktor keamanan dari permainan yang dipilih juga harus tetap diperhatikan.
2. Rumah Sakit
3. Mahasiswa
https://www.google.co.id/amp/s/suciryzkyaputri.wordpress.com/2018/01/31/manf
aat-bermain-masak-masakan-untuk-menstimulasi-perkembangan-anak-usia-
dini/amp/ Diunduh pada Kamis, 22 November 2018