Anda di halaman 1dari 9

Pengaruh Teknik Distraksi Imajinasi Terbimbing......................Zidni Nuris Yuhbaba., hal.

373-381

PENGARUH TEKNIK DISTRAKSI IMAJINASI TERBIMBING MELALUI


REFLEKSI WARNA HIJAU DALAM MENGATASI NYERI PADA LANSIA
DENGAN PENYAKIT RHEMATIK DI PSLU KASIAN KABUPATEN JEMBER

Zidni Nuris Yuhbaba*, Megawati**


Program Studi Ilmu Keperawatan STIKES dr.Soebandi Jember

ABSTRAK

Distraksi adalah mengalihkan perhatian klien untuk meningkatkan toleransi terhadap nyeri
Tujuan penggunaan teknik distraksi idalam intervensi keperawatan adalah untuk
pengalihan atau menjauhkan perhatian klien terhadap rasa nyeri salah satunya teknik
distraksi imajinasi. Teknik distraksi imajinasi dapat dilakukan untuk menurunkan nyeri.
Teknik ini menggunakan imajinasi seseorang dalam suatu cara yang direncanakan secara
khusus yaitu melalui refleksi warna hijau untuk mencapai efek positif tertentu yaitu
menurunkan rasa nyeri. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh teknik
distraksi imajinasi terbimbing melalui refleksi warna hijau dalam mengatasi nyeri pada
lansia dengan penyakit rheumatoid arthritis. Penelitian ini menggunakan one group
pretest-postets design. Populasi dalam penelitian berjumlah 60 lansia penderita rheumatoid
arthritis di PSLU Kasian Kabupaten Jember tahun 2015 dengan sampelnya berjumlah 53
lansia. Pada penelitian ini teknik imajinasi terbimbing diberikan 1 kali dengan durasi 10
menit. Metode pengumpulan data menggunakan Visual Analog Scale kemudian data
dianalisi menggunakan Uji statistik T-test dengan hasil p value 0,00< α 0,05. Kesimpulan
dari penelitian ini adalah ada pengaruh distraksi imajinasi terbimbing melalui refleksi
warna hijau terhadap tingkat nyeri pada penderita rheumatik athritis. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa teknik imajinasi terbimbing menggunakan refleksi warna hijau dapat
dimanfaatkan sebagai salah satu intervensi keperawatan dalam menurunkan tingkat nyeri.

Kata Kunci: Distraksi, Nyeri, Refleksi warna hijau

PENDAHULUAN lanjut. Keadaan demikian itu tampak pula


Proporsi penduduk lanjut usia pada semua sistem muskuloskeletal dan
Lanjut usia merupakan proses penuaan, jaringan lain yang ada kaitannya dengan
dengan segenap keterbatasanya, yang kemungkinan timbulnya beberapa jenis
pasti di alami oleh seseorang bila panjang rematik yang sering menyertai usia lanjut
umur dan umur lebih dari 40 tahun. Di dan menimbulkan gangguan
Indonesia, kelompok untuk usia ini muskuloskeletal, terutama rheumatoid
belum baku, orang memiliki sebutan arthritis (Soenarto, 2004 dalam Darmojo,
yang berbeda beda, ada yang 2006).
menggunakan istilah usia lanjut ada pula Penderita rheumatoid arthritis di
lanjut usia, atau jompo dengan padanan seluruh dunia telah mencapai angka 355
kata dalam bahasa Inggris bisa disebut juta dari 2130 juta jiwa, artinya 1 dari 6
the aged, the elders, older adults, serta orang di dunia ini menderita rheumatoid
senior citizen (Setiawan, 2002 dalam arthritis. Di perkirakan angka ini terus
Nurbaiti, 2013). meningkat hingga tahun 2025 dengan
Perubahan-perubahan akan terjadi indikasi lebih dari 25% akan mengalami
pada tubuh manusia sejalan dengan kelumpuhan. Organisasi kesehatan dunia
makin meningkatnya usia. Pada semua (WHO) melaporkan bahwa 20%
orang perubahan tubuh dan jaringanya penduduk dunia terserang rheumatoid
terjadi sejak awal kehidupan hingga usia arthritis. Dengan jumlah 5-10% adalah

JURNAL KESEHATAN dr. SOEBANDI Vol. 5 No. 1 373


Pengaruh Teknik Distraksi Imajinasi Terbimbing......................Zidni Nuris Yuhbaba., hal. 373-381

mereka yang berusia 55 tahun (Wiyono, beragam dan tidak bisa di samakan satu
2010). sama lainnya (Asmadi, 2008). Tujuan
Angka kejadian penyakit keseluruhan dalam pengobatan nyeri
rheumatoid arthritis masih relatif tinggi, adalah mengurangi nyeri sebesar-
yaitu 1-2% dari total populasi penduduk besarnya dengan kemungkinan efek
di Indonesia. Pada tahun 2004 jumlah samping paling kecil. Terdapat dua
pasien rematik mencapai 2 juta orang metoda umum untuk terapi nyeri yaitu
dengan perbandingan pasien wanita tiga farmakologi dan non farmakologi (Potter
kali lebih banyak dari pria, berdasarkan & Perry, 2005 dalam Nurbaiti, 2013)
hasil penelitian terahir dari Zeng et al Salah satu cara terapi non
(2008), prevalansi nyeri rematik di farmakologis untuk mengurangi nyeri
Indonesia mencapai 23,6% hingga pada pasien rheumatoid arthritis adalah
31,3%. Angka ini menunjukkan bahwa imajinasi terbimbing (Guided imagery).
rasa nyeri akibat rheumatoid arthritis Guided Imagery adalah proses
sudah cukup mengganggu aktifitas menggunakan kekuatan pikiran dengan
masyarakat Indonesia, terutama mereka menggerakkan tubuh untuk
yang memiliki aktifitas sangat pesat di menyembuhkan diri dan memelihara
daerah perkotaan seperti mengendarai kesehatan atau rileks melalui komunikasi
kendaraan di tengah arus kemacetan, dalam tubuh yang melibatkan semua
duduk selama ber jam-jam tanpa gerakan indra meliputi sentuhan, penciuman,
tubuh yang berarti, tuntutan untuk tampil penglihatan, pendengaran (Perry, 2005
menarik dan prima, serta kurangnya dalam Nurbaiti, 2013).
berolahraga serta faktor bertambahnya Imajinasi terbimbing (Guided
usia (Purwoastuti, 2009). imagery) menggunakan imajinasi
Berdasarkan pusat data BPS seseorang dalam suatu cara yang di
propinsi jawa timur, rematik merupakan rancang secara khusus untuk mencapai
salah satu penyakit terbanyak yang di dampak positif tertentu. Sebagai contoh,
derita lansia, yaitu pada tahun 2007 imajinasi terbimbing untuk relaksasi
sebanyak 4.209.817 lansia 28% meredakan nyeri dapat terdiri dari
menderita rematik sedangkan menurut menggabungkan nafas berirama lambat
Riskesdas (2013) penderita rheumatoid dengan suatu bayangan mental relaksasi
arthritis mencapai 29,5%. Proses kasus dan kenyamanan, dengan mata terpejam,
rematik semakin tahun semakin banyak, individu di instruksikan untuk
pada tahun 2006 di harapkan angka membayangkan bahwa setiap nafas yang
kejadian rematik di PSLU Kasian diekshalasi secara lambat, ketegangan
Kabupaten Jember tahun 2015 turun, otot dan ketidak nyamanan di keluarkan,
pada rapat yang di adakan tanggal 25 dan menyebabkan tubuh yang rileks serta
desember 2008 mengenai target 10 nyaman (Bruner & Suddart, 2002 dalam
penyakit terbanyak yang di derita lansia, Nurbaiti, 2013).
pada propinsi Jawa Timur rematik Menurut Potter & Perry (2006),
pencapaianya di targetkan hanya 23 % dalam imajinasi terbimbing klien
dari seluruh lansia terkena ancaman menciptakan kesan dalam pikiran,
rematik/nyeri otot, hal ini menjadikan berkonsentrasi dalam kesan tersebut
tugas besar dari para kader dan petugas sehingga secara bertahap klien kurang
kesehatan dalam penanganan merasakan nyeri. Salah satu imajinasi
rematik/nyeri otot pada lansia. terbimbing ialah terapi ditraksi refleksi
Nyeri merupakan sensasi yang warna hijau dimana warna hijau
rumit, unik, universal dan bersifat merupakan salah satu warna sekunder
individual. Dikatakan bersifat individual hasil gabungan antara warna kuning dan
karena respons individu terhadap nyeri biru, dan merupakan komplemen dari

JURNAL KESEHATAN dr. SOEBANDI Vol. 5 No. 1 374


Pengaruh Teknik Distraksi Imajinasi Terbimbing......................Zidni Nuris Yuhbaba., hal. 373-381

magenta. Hijau melambangkan dengan penyakit rheumatoid arthritis di


kesejukan, dan warna yang banyak PSLU Kasian Kabupaten Jember tahun
dijumpai pada daun-daun ini bermanfaat 2015
untuk mengurangi stress. Refleksi warna
hijau akan memberikan suasana yang METODE PENELITIAN
nyaman pada seseorang sehingga dapat Jenis penelitian yang digunakan
dimanfaatkan sebagai salah satu distraksi dalam penelitian ini adalah pre-
imajinasi terbimbing untuk mengurangi eksperiment dengan rancangan penelitian
rasa nyeri pada lansia dengan penyakit menggunakan desain one group pre-test-
rheumatoid arthritis (Widyastuti, 2010). post-test dengan melakukan observasi
Berdasarkan uraian diatas dan hasil sebanyak 2 kali. Populasi dalam
wawancara dengan perawat yang penelitian berjumlah 60 lansia penderita
bertugas di PSLU Kasian Kabupaten rheumatoid arthritis di Dusun Krajan
Jember tahun 2015 terdapat 60 orang kecamatan Kalibaru dengan sampelnya
mengalami arthritis rheumotoid pada 6 berjumlah 53 lansia. Pada penelitian ini
bulan terahir, serta belum dilakukannya teknik imajinasi terbimbing diberikan 1
teknik imajinasi terbimbing melalui kali dengan durasi 10 menit. Metode
refleksi warna hijau maka penulis sangat pengumpulan data menggunakan Visual
tertarik untuk meneliti teknik imajinasi Analog Scale kemudian data dianalisi
terbimbing melalui refleksi warna hijau menggunakan Uji statistik T-test.
dalam mengatasi nyeri pada lansia

HASIL PENELITIAN

a. Data Umum
Informasi mengenai statistika deskriptif karakteristik responden secara
terperinci dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 1.1 Deskripsi Karakteristik Responden berdasarkan Usia


No Karakteristik Responden Frekuensi Presentase
1 60-69 40 75,5%
2 70-79 13 24,5%
Total 53 100.0%

Tabel 1.2 Deskripsi Karakteristik Responden berdasarkan Jenis Kelamin


No Karakteristik Responden Frekuensi Presentase
1 Laki-Laki 25 47,2%
2 Perempuan 28 52,8%
Total 53 100.0%

b. Data Khusus

Tabel 1.3 Deskripsi Karakteristik Responden sebelum dilakukan Distraksi


Imajinasi Terbimbing Warna Hijau
Sebelum Frekuensi Presentasi
Nyeri Sedang 48 92,3%
Nyeri Berat 4 7,7%
Total 53 100%

JURNAL KESEHATAN dr. SOEBANDI Vol. 5 No. 1 375


Pengaruh Teknik Distraksi Imajinasi Terbimbing......................Zidni Nuris Yuhbaba., hal. 373-381

Tabel 1.4 Deskripsi Karakteristik Responden sesudah dilakukan Distraksi


Imajinasi Terbimbing Warna Hijau
Sesudah Frekuensi Presentasi
Tidak Nyeri 18 34,6%
Nyeri Sedang 34 65,4%
53 100%

Berdasarkan uji t-test didapatkan hasil p value 0,00 < α 0,005 menggunkan uji spss
versi 20. Kesimpulan dari penelitian ini adalah ada pengeruh distraksi imajinasi terbimbing
melalui refleksi warna hijau terhadap tingkat nyeri pada penderita rheumatik athritis.

PEMBAHASAN semakin tua pengalaman yang dimiliki


Tingkat Kesepian Lansia Pretest maka akan semakin memahami
Sekala Nyeri sebelum dilakukan permasalahan yang dihadapi termasuk
Teknik Distraksi Imajinasi nyeri. Orang yang lebih tua memiliki
Terbimbing kecenderungan akan mampu menghadapi
Berdasarkan hasil penelitian nyeri karena telah memiliki pengalaman
diketahui bahwa sebagian besar skala yang banyak mengenai nyeri. Hal ini
nyeri rheumatoid arthritis pada lansia sesuai dengan pernyataan Tamsuri (2007)
sebelum dilakukan intervensi teknik menyatakan bahwa anak-anak lebih
distraksi imajanasi terbimbing melalui kesulitan untuk memahami nyeri
refleksi warna hijau di PSLU KASIAN sedangkan orang dewasa kadang
tahun 2015 adalah nyeri sedang dengan melaporkan nyeri jika sudah patologis
rata-rata nyeri 5,62. dan mengalami kerusakan fungsi.
Menurut Tamsuri, (2007) nyeri Hasil penelitian menunjukkan
adalah suatu pengalaman sensorik dan bahwa sebagian besar responden adalah
emosional yang tidak menyenangkan perempuan sejumlah 28 orang (52.8%)
yang berhubungan dengan adanya sedangkan laki-laki 25 orang (47.2%).
kerusakan jaringan baik secara aktual Menurut Potter dan Perry (2006)
maupun potensial, atau menggambarkan menyatakan bahwa individu berjenis
keadaan kerusakan seperti tersebut di kelamin perempuan lebih mengartikan
atas. Sifatnya sangat subjektif karena negatif terhadap nyeri. Beberapa
perasaan nyeri berbeda pada setiap orang kebudayaan yang mempengaruhi jenis
dalam hal skala atau tingkatannya, dan kelamin, Laki-laki lebih mempersepsikan
hanya orang tersebutlah yang dapat nyeri itu sendiri sebagai suatu hal yang
menjelaskan. biasa dan akan hilag apabila seseorang
Terdapat beberapa faktor yang tersebut melakukan aktivitas hal ini
berkaitan dengan tingkat nyeri seseorang. berbeda dengan wanita yang cenderung
Menurut Potter dan Perry (2006) adalah menganggap bahwa nyeri itu adalah
usia dan jenis kelamin. Hasil penelitian keadaan yang bahaya dan harus segera
menunjukkan bahwa umur responden diobati.
sebagian besar berada pada kelompok Rheumatoid arthritis merupakan
umur 60-69 tahun sejumlah 40 orang Jenis Penyakit Rematik yang biasanya
(75.5%), sedangkan usia 70-79 sebanyak menyerang persendian tangan dan kaki.
13 lansia (24.5%). Gejalanya adalah terjadi peradangan,
Usia berkaitan dengan kematangan sehingga terjadi pembengkakan, nyeri
berpikir seseorang dalam mengatasi suatu dan seringkali menyebabkan kerusakan
masalah termasuk nyeri. Usia juga bagian dalam sendi secara simetris.
berkaitan dengan pengalaman seseorang, Rheumatoid arthritis lebih cenderung

JURNAL KESEHATAN dr. SOEBANDI Vol. 5 No. 1 376


Pengaruh Teknik Distraksi Imajinasi Terbimbing......................Zidni Nuris Yuhbaba., hal. 373-381

terjadi pada wanita dibandingkan pria menyenangkan untuk mengalihkan


dengan perbandingan 2-3 : 1 (Flex Free perhatian menjauhi nyeri. Teknik
Clinic, 2016). Meskipun dapat imajinasi terbimbing, klien akan
menyerang dari segala usia, tingkat menciptakan kesan, berkonsentrasi pada
prevalensi meningkat secara progresif kesan tersebut, sehingga secara bertahap
dengan onset puncak pada dekade kelima klien kurang merasakan nyeri (Mariyam,
dan tingkat insiden lebih tinggi pada 2011)
perempuan dibandingkan pada laki-laki. Berdasarkan hasil penelitian setelah
Tanpa pengobatan dini yang memadai, diberikan terapi nonfarmakologi
Rheumatoid arthritis akan menyebabkan (Imaginasi Terbimbing) rata-rata tingkat
kerusakan sendi permanen serta cacat nyeri responden adalah 3,74 . Tingkat
fungsional yang berat dan mengarah pada seorang klien memfokuskan perhatian
penurunan kualitas hidup penderita kepada nyeri dapat mempengaruhi
(Bykerk et al., 2011) persepsi nyeri. Perhatian yang meningkat
dihubungkan dengan nyeri yang
Skala Nyeri sesudah dilakukan Teknik meningkat, sedangkan upaya pengalihan
Distraksi Imajinasi Terbimbing (distraksi) dihubungkan dengan respon
Distraksi adalah mengalihkan nyeri yang menurun. Konsep ini
perhatian klien ke hal yang lain sehingga merupakan salah satu konsep yang
dapat menurunkan kewaspadaan terhadap perawat terapkan di berbagai terapi untuk
nyeri, bahkan meningkatkan toleransi menghilangkan nyeri, seperti relaksasi,
terhadap nyeri. Distraksi dapat mengatasi teknik imajinasi terbimbing (guided
nyeri berdasarkan teori Gate Control, imagery. Memfokuskan perhatian dan
bahwa impuls nyeri dapat diatur atau konsentrasi klien pada stimulus yang lain,
dihambat oleh mekanisme pertahanan maka perawat menempatkan nyeri pada
disepanjang sistem saraf pusat. Teori ini kesadaran yang perifer. hal ini
mengatakan bahwa impuls nyeri menyebabkan toleransi nyeri individu
dihantarkan saat sebuah pertahanan meningkat, khususnya terhadap nyeri
dibuka dan impuls dihambat saat sebuah yang sedang berlangsung
pertahanan ditutup. Salah satu cara Kemudian sesudah dilakukannya
menutup mekanisme pertahanan ini terapi dangan imajinasi terbimbing
adalah dengan merangsang sekresi melalui refleksi warna hijau respon nyeri
endorfin yang akan menghambat berkurang karena teknik relaksasi ini
pelepasan substansi P. Teknik distraksi dapat menurunkan intensitas nyeri karena
khususnya distraksi pendengaran dapat relaksasi sendiri merupakan suatu bentuk
merangsang peningkatan hormon kebebasan mental dan fisik dari
endorfin yang merupakan substansi ketegangan dan stres sehingga responden
sejenis morfin yang disuplai oleh tubuh. bisa merasakan rileks yang dapat
Individu dengan endorfin banyak lebih menurunkan intensitas nyeri. Melalui
sedikit merasakan nyeri dan individu imajinasi terbimbing responden akan
dengan endorfin sedikit merasakan nyeri terbantu untuk mengalihkan perhatian
lebih besar (Rampengan, 2014) dari nyeri yang dirasakan dengan
Salah satu teknik mengurangi nyeri membayangkan hal-hal yang
adalah imajinasi terbimbing. Imajinasi menyenangkan. Hal ini sehingga secara
terbimbing adalah penciptaan khayalan bertahap dapat menurunkan persepsi
dengan tuntunan yang merupakan suatu klien terhadap nyeri yang dirasakan.
bentuk pengalihan fasilitator yang Keberhasilan terapi yang dilakukan
mendorong pasien untuk disebabkan karena penerapan imajinasi
memvisualisasikan atau memikirkan terbimbing berjalan dengan baik dan
pemandangan atau sensasi yang dilakukan sesuai dengan petunjuk

JURNAL KESEHATAN dr. SOEBANDI Vol. 5 No. 1 377


Pengaruh Teknik Distraksi Imajinasi Terbimbing......................Zidni Nuris Yuhbaba., hal. 373-381

pelaksanaan terapi. Keberhasilan juga sehingga responden fokus pada satu


didukung oleh sikap kooperatif pasien warna yaitu warna hijau yang
yang mengikuti bimbingan peneliti melambangkan ketenangan dan
dengan baik. Keberhasilan penerapan kenyamanan sehingga pasien dapat
imajinasi terbimbing memberikan mengalihkan rasa nyerinya yang dialami.
dampak positif terhadap penurunan nyeri Teknik relaksasi distraksi imajinasi
pada responden. dapat dilakukan untuk menurunkan nyeri.
Teknik ini menggunakan imajinasi
Pengaruh Distraksi Imajinasi seseorang dalam suatu cara yang
Terbimbing terhadap Tingkat Nyeri direncanakan secara khusus untuk
Terapi relaksasi imajinasi mencapai efek positif tertentu. Disisi lain,
terbimbing adalah metode relaksasi keberhasilan teknik ini dipengaruhi oleh
membayangkan tempat dan kejadian faktor yang mendukung dimana kondisi
berhubungan dengan rasa relaksasi yang lingkungan yang tenang akan membuat
menyenangkan (Kaplan dan Sadock, pasien merasa lebih dalam melakukan
2010). Terapi imajinasi ini membantu intervensi relaksasi distraksi imajinasi
individu dalam menciptakan gambaran terbimbing (Urip dkk, 2010 dalam
mental dirinya sendiri, atau bersifat Rampengan 2014). Berdasarkan hasil
terbimbing. Selain itu, teknik ini penelitian bahwa responden yang
melibatkan indera pendengaran, melakukan teknik distraksi imajinasi
pengecapan, dan penciuman (Potter dan terbimbing dengan baik dan didukung
Perry, 2009). dengan lingkungan yang tenang akan
Hart (2008) juga menyatakan memberikan efek penurunan intensitas
bahwa imajinasi positif atau yang nyeri secara nyata. Penurunan intensitas
menyenangkan dapat mengurangi gejala nyeri yang terjadi tersebut tidak hanya
sakit. Guided imagery juga dapat disebabkan oleh distraksi imajinasi
melepaskan endorphin yang melemahkan terbimbing saja tetapi didukung oleh
respon rasa sakit dan dapat mengurangi beberapa faktor yaitu posisi yang tepat,
rasa sakit atau meningkatkan ambang pikiran yang tenang dan lingkungan yang
nyeri. Jacobson (2006) menyatakan tenang. Hal ini sesuai dengan penelitian
bahwa guided imagery dapat berfungsi yang dilakukan dimana responden yang
sebagai pengalih perhatian dari stimulus diteliti ditempatkan pada tempat yang
yang menyakitkan dengan demikian nyaman dan tenang sehingga dari
dapat mengurangi respon nyeri. Imajinasi beberapa responden ada yang tertidur dan
terbimbing adalah suatu teknik yang merasa nyaman.
menggunakan imajinasi individu dengan Teknik relaksasi distraksi imajinasi
imajinasi terarah untuk mengurangi terbimbing membuktikan bahwa
stress. Tetapi relaksasi ini digunakan berpengaruh besar dalam mengurangi
dalam berbagai keadaan antara lain nyeri karena dengan membuat pasien
mengurangi nyeri. Terapi relaksasi merasa rileks dan tenang saat menarik
imajinasi terbimbing merupakan media oksigen di udara melalui hidung, oksigen
yang sederhana dan tidak memerlukan masuk kedalam tubuh sehingga aliran
biaya untuk mengurangi rasa nyeri serta darah menjadi lancar menyebabkan
dapat meningkatkan mekanisme koping pasien mengalihkan perhatiannya pada
(Kalsium, 2007 dalam Rampengan 2014). nyeri ke hal-hal yang membuat pasien
Dalam penelitin ini teknik relaksasi senang dan bahagia sehingga inilah yang
distraksi imajanisi terbimbing menyebabkan intensitas nyeri yang
menggunakan refleksi warna hijau dirasakan pasien berkurang. Penelitian ini
dimana responden dibimbing untuk menunjukkan bahwa teknik relaksasi
melihat sebuah pemandangan yang hijau distraksi imajinasi terbimbing melalui

JURNAL KESEHATAN dr. SOEBANDI Vol. 5 No. 1 378


Pengaruh Teknik Distraksi Imajinasi Terbimbing......................Zidni Nuris Yuhbaba., hal. 373-381

refleksi warna hijau yang dilakukan pada berkurang”. Guided imagery juga dapat
53 responden mampu menurunkan melepaskan endorphin yang melemahkan
tingkat nyeri dan nyeri berat menjadi respon rasa sakit dan dapat mengurangi
sedang, dengan hasil rata 5,62 menjadi rasa sakit atau meningkatkan ambang
3,74. nyeri (Hart, 2008).
Dalam imaginasi terbimbing, klien Keberhasilan penurunan nyeri
menciptakan kesan dalam pikiran, menggunakan imajinasi tebimbing juga
berkonsentrasi pada kesan tersebut, didukung oleh objek warna hijau dimana
sehingga secara bertahap klien kurang responden fokus terhadap instruksi yang
merasakan nyeri. Tujuan dari teknik diberikan peneliti dan mengatur pola
imaginasi terbimbing dalam penelitian ini nafas dengan membayangkan hijaunya
adalah untuk mencapai relaksasi dan bumi, gunung, hutan dan pemandangan
kontrol. Imaginasi seseorang yang lainnya. Hijau adalah salah satu warna
dirancang secara khusus untuk mencapai alam, sehingga membuatnya selalu
efek positif tertentu untuk relaksasi dan nampak bersahabat dengan alam.
meredakan nyeri yang dapat dilakukan Memancarkan kesegaran, ketenangan,
dengan menggabungkan napas berirama dan kesejukan. Warna ini mampu
lambat dengan suatu bayangan mental menurunkan stress, dan melambangkan
relaksasi dan kenyamanan. Dengan mata penyembuhan atau kesehatan. Di sisi lain
terpejam individu diinstruksikan untuk warna ini juga mendorong perasaan
membayangkan bahwa dengan berada empati. Secara umum warna ini bisa
dilingkungan pemandangan yang penuh diartikan sebagai
dengan hijaunya rerumputan dan pohon keberuntungan, kehidupan, fertilitas,
dengan udara yang segar dan diikuti uang, harmoni, keseimbangan, cinta
dengan setiap napas yang diekshalasi universal, istirahat, pemulihan, jaminan,
secara lambat serta ketegangan otot dan kesadaran, lingkungan, keamanan,
ketidaknyamanan dikeluarkan secara kedamaian, keinginan, ketabahan dan
perlahan. Banyak pasien mulai kekerasan hati
mengalami efek rileks dari imaginasi .
terbimbing setelah mereka mencobanya. SIMPULAN
Nyeri mereda dapat berlanjut selama Berdasarkan hasil penelitian yang
berjam-jam setelah imaginasi digunakan. dilakukan terhadap 53 responden
Dengan nyeri yang mereda, responden penderita nyeri akibat rheumatoid
dapat melakukan aktivitas tanpa adanya arthritis di Dusun Krajan Kalibaru Kulon
perasaan nyeri yang mengganggu. PSLU KASIAN Kabupaten Jember
Perbedaan penurunan skala nyeri peneliti mengambil kesimpulan sebagai
pada responden dengan terapi imajinasi berikut :
terbimbing melalui refleksi warna hijau a. Skala nyeri yang dirasakan oleh
dapat menurunkan nyeri. Keberhasilan responden sebelum dilakukan distraksi
mekanisme imajinasi terbimbing yang imajinasi terbimbing melalui refleksi
positif dapat melemahkan warna hijau tingkat nyeri berada pada
psikoneuroimmunologi yang skala rata-rata 5.62.
mempengaruhi respon stres, hal ini b. Skala nyeri yang dirasakan oleh
berkaitan dengan teori Gate Control yang responden sesudah dilakukan distraksi
menyatakan bahwa “hanya satu impuls imajinasi terbimbing melalui refleksi
yang dapat berjalan sampai sumsum warna hijau tingkat nyeri berada pada
tulang belakang ke otak pada satu waktu skala rata-rata 3.74.
“ dan “ jika ini terisi dengan pikiran lain c. Perlakuan teknik distraksi imajinasi
maka sensasi rasa sakit tidak dapat terbimbing melalui refleksi warna
dikirim ke otak oleh karena itu rasa sakit hijau berpengaruh signifikan

JURNAL KESEHATAN dr. SOEBANDI Vol. 5 No. 1 379


Pengaruh Teknik Distraksi Imajinasi Terbimbing .....................Zidni Nuris Yuhbaba., hal. 373-381

menurukan sensasi nyeri dari (rata-rata http://ojs.


skala 5.62) menjadi (rata-rata skala akbidylpp.ac.id/index.php/Prada/a
3.74) dengan signifikansi p value rticle/download/98/88 Diakses
0,000 < α 0,005 tanggal 01 Juli 2015
Hart, J. (2008). Guided Imagery. Mary
DAFTAR PUSTAKA Ann Liebert, INC, 14(6), 295-
Anonim. 2008. Laporan Hasil Riset 299.
Kesehatan Dasar (Riskesdas) Insaffita. 2005.
Indonesia Tahun 2007. Jakarta : http://digilib.umm.ac.id/files/disk
Badan Penelitian dan 1/182/jiptummpp-gdl-s1-2007-
pengembangan Departemen suryainsaf-9064-KTI.pdf. Diakses
Kesehatan RI. tanggal 30 Juli 2015.
Abdurahman, Maman. 2011. Dasar- Jacobson, A.F. (2006). Cognitive-
Dasar Metode Statistika. Bandung behavioral interventions for IV
: CV Pustaka Setia. insertion pain. AORN JOURNAL,
Arikunto, Suharsimi. 2013. Prosedur 84(6), 1031-1045.
Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta. Long, Barbara C. 1996. Perawatan
Asmadi, 2008. Teknik Prosedural Medika Bedah, (Volume 2),
Keperawatan Konsep dan Penerjemah : Kamaen, Adam,
Aplikasi Konsep Dasar Manusia. Olva, dkk. Bandung : Yayasan
Jakarta:Salemba Medika. Alumni Pendidikan Keperawatan.
BKKBN. 2014. Laporan Program KB Maryam, S dkk. 2008. Mengenal Usia
Nasional Tahun 2014. Lanjut dan Perawatannya. Jakarta
www.BkKBN.go.id : Salemba Medika.
Brunner & suddarth. 2002 Keperawatan Morton, Patricia G, Fontaine. Dorrie.
Medikal Bedah. Jakarta : Buku 2008. Keperawatan Kritis.
Kedokteran EGC. Pendekatan Asuhan Holistic.
Buffer. 2010. Rheumatoid Arthritis. Volume 1. Jakarta : EGC.
http://www.rheumatoid National Safety Council, T.C, Gilchrest.
arthritis.net/download.doc 2004. Manajemen Stres Alih
Diakses pada tanggal 02 Agustus Bhasa Widyastutik. Jakarta :
2016. EGC.
Engram, Barbara. 1998. Rencana Asuhan Notoatmodjo. 2012. Metodologi
Keperawatan Medika Bedah. Alih Penelitian Kesehatan. Jakarta:
bahasa, Suharyati Salemba. Rineka Cipta.
Jakarta : Penerbit Buku Padila. 2013. Buku Ajar Keperawatan
Kedokteran EGC. Gerontik. Yogyakarta : Nusa
Gordon, N.F. 2002. Radang Sendi. Medika.
Jakarta : PT Raja Grafindo. Potter & Perry. 2005. Punda Mental
Guyton & Hall, 2008. Buku Ajar Keperawatan. Jakarta : Buku
Fisiologis Kedokteran. Edisi II, Kedokteran.
Jakarta: EGC Potter dan Perry. 2006. Fundamental of
Darmojo dan Martono. 2006. Geriatri. Nursing, USA: Mosby
Jakarta : Yudistira. Prasetyo, Sigit Nian. 2010. Konsep Dan
Handayani, R, Fajarsari, D, Asih, T, R, Proses Keperawatan Nyeri. edisi
D, Rohmah, N, D. 2015. pertama. Yogyakarta : Graha
Pengaruh Terapi Murottal Al- Ilmu.
Quran untuk penurunan nyeri Purwoastuti, 2009. Gangguan Rematik.
persalinan dan kecemasan pada Yogyakarta: Kanisius
ibu bersalin kala 1 fase aktif.

JURNAL KESEHATAN dr. SOEBANDI Vol. 5 No. 1 380


Pengaruh Teknik Distraksi Imajinasi Terbimbing......................Zidni Nuris Yuhbaba., hal. 373-381

Rampengan, stania, F.Y, 2014, Pengaruh WHO. 2009. Tentang Kesehatan Lansia.
Teknik Relaksasi Dan Teknik Jakarta. http:www.tentang
Distraksi Terhadap Perubahan kesehatan.com. Diakses 16
Intensitas Nyeri Pada Pasien Post April 2013
Operasi Di Ruang IRINA A Atas
RSUP PROF.DR.R.D.KANDAU.
MANADO: Universitas Sam
Ratulangi.
R, Siti Maryam, Rita H Widyastuti. 2010.
Buku Panduan Bagi Kader
Pospindu Lansia. Jakarta : TIM
Reeves, Charlene J., Roux, Gayle,
Lockhart, Robin. 2001.
Keperawatan Medikal Bedah.
Edisi 1. Penerjemah : dr. Joko
Setyono. Jakarta : Salemba
Medika.
Setiawan G.W, Herlina I.S.W dan
Damajanty H.C.P. 2013.
Pengaruh Senam Bugar Lanjut
Usia (Lansia) terhadap Kualitas
Hidup Penderita Hipertensi.
Manado : Fakultas Kedokteran
Universitas Brawijaya.
Smeltzer & Bare, 2002. Buku Ajar
Keperawatan Gerontik E/2. EGC,
Jakarta.
Suratun dkk. 2008. Klien Gangguan
Sistem Muskuloskeletal. Seri
Asuhan Keperawatan. Editor
Monika Ester. Jakarta : EGC.
Sugiyono. 2014. Statistik Non Prametrik.
Jakarta: CV. Alfabeta
Swarjana, I. 2015. Metodologi Penelitian
Kesehatan. Semarang : Badan
Penerbit Universitas Diponegoro.
Tamsuri, A. 2007. Konsep dan
Penatalaksanaan Nyeri. Jakarta:
EGC.
Wiyono. 2010. Keperawatan keluarga
terutama pada keluarga yang
mempunyai masalah kesehatan
dengan nyeri sendi dalam
memberikan asuhan
keperawatan keluarga dengan
Artritis.
(http://digilib.unimas.ac.id/files/1
10/jtptunimus-gdl-zulipurnaw-
5461-1-bab.pdf) diakses 27 juli
2015 pukul 14:30 WIB

JURNAL KESEHATAN dr. SOEBANDI Vol. 5 No. 1 381

Anda mungkin juga menyukai