Askep Dengue Haemorhagic Fever (DHF)
Askep Dengue Haemorhagic Fever (DHF)
A. PENGERTIAN
Demam berdarah dengue atau haemorrogicfever adalah penyaki infeksi akut
yang disebabkan oleh viru dengue (Albovirus) dan ditularkan oleh nyamuk
aedes, yaitu aedes aegypti dan aedes albopictus.
B. PENYEBAB
Virus dengue tergolong famili/grup Flavividae yang dukenal ada 4 Serotipe,
yaitu Den-1, Deb-2,Den-3,dan Den-4. Den- dan Den-3 merupakan serotype
yang paling banyak diketemukan sebagai penyebab.
D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Darah
- Leukopenia dijumpai pada hari ke 2 atau ke 3
- Dujimpai juga trombositopenia dan hemokonsentrasi
- Masa pembekuan normal, masa perdarahan memanjang
- Pada pemeriksaan kimia darah tampak hipoproteinemia, hiponatremia,
SGPT/SGOT, ureum dan pH darah mungkin meningkat.
b. Air Seni
Mungkin ditemukan albuminurea ringan
c. Sumsum Tulang
Pada awal sakit biasanya hiposeluler, kemudian pada hari ke 5 hiperseluler
dengan gangguan maturasi. Pada hari ke 10 kembali normal.
d. Uji Serologi
Dengan serum ganda ( Ig M ) dan serum tunggal ( Ig G )
e. Isolasi Virus
E. PATOFISIOLOGI
Setelah virus dengue masuk ke dalam tubuh, penderita akan
mengalami keluhan dan gejala karena viremia, seperti demam, sakit kepala,
mual, nyeri otot, pegal seluruh tubuh, hyperemia di tenggorok, timbulnya
ruam dan kelainan yang mungkin terjadi pada system retikolo endothelial
seperti pembesaran kelenjar-kelenjar getah bening, hati dan limpa.
Peningkatan premeabilitas dinding kapiler mengakibatkan
berkurangnya volume plasma, terjadinya hipotensi, hemokonsentrasi,
hipoproteinemia, efusi dan renjatan ( Shock ). Sebagai akibat dari pelepasan
zat anafilatoxin, histamine dan serotonin serta aktivitas system kalikrein yang
mangakibatkan ekstravasasi cairan intravaskuler ke ekstravaskuler.
Peningkatan permeabilitas dinding kapiler jyga berakibat
pembesaran kapiler yang kamudian bisa terjadi perdarahan berupa petekie,
epistaksis, haematemesis dan melena, yang dalam hal ini beresiko terjadinya
shock hipovolemik.
Homokonsentrasi ( peningkatan kematokrit > 20 % ) menunjukkan
adanya kebocoran plasma, sehingga nilai hematokrit sangat penting untuk
patokan pemberian cairan intravena.
Setelah pemberian cairan intravena, peningkatan jumlah eritrosit
menunjukkan kabocoran plasta telah teratasi, sehingga pamberian cairan
intravena harus dikurang untuk mencegah edema paru dan gagal jantung.
Sebaliknmya bila tidak mendapatkan cairan yang cukup penderita akan
mengalami kekurangan cairanyang dapat mengalami hipovolemik / renjatan
yang bisa timbul anoksia jaringan, metabolic asidosis dan kematian apabila
tidak teratasi segera.
F. PENGKAJIAN FOKKUS
a. Riwayat Kesehatan meliputi
- Tempat tinggal
- Kondisi lingkungan
- Adakah riwayat bepergian dari kota ( wilayah endemic )
- Riwayat pekerjaan
- Faktor pencetus daan lamanya keluhan
b. Tanda – tanda vital
c. Pola nutrisi
d. Pola aktivitas
e. Nyeri / Kenyamanan
G. PATHWAYS KEPERAWATAN
Virus Dengue
( masuk melalui gigitan nyamuk aedes agypti )
Permeabilitas - Perdarahan
Pireksia kapiler - Petekie
Penekanan pd Peningkatan - Epistaksis
Daerah gaster stimulasi - Hematemesis
nosiseptor Hipertermia Kehilangan - melena
plasna darah
- Anoklosi jaringan
- Asidosis metabolik
H. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Hipertermi berhubungan dengan pelepasan asam arakidonat pada
hipotalamus sekunder terhadap pelepasan zat pirogen.
2. Nyeri berhubungan dengan peningkatan stimulasi nosiseptor sekunder
terhadap peradangan ( proses inflamasi )
3. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan mual, anoreksia sekunder terhadap penekanan pada
daerah gaster.
4. Defisit volume cairan berhubungan dengan kehilangan plasma darah
sekunder terhadap reaksi immunologi
5. Resiko shock hipovolemi berhubungan dengan perdarahan sekunder
terhadap pembesaran kapiler.
J. PENATALAKSANAAN
1. Tirah baring
2. makanan lunak
Minum 1,5 – 2 liter / 24 jam
3. Pemberian medikamentosa yang bersaifat simtomatis
4. Antibiotik diberikan bila terdapat resiko infeksi sekunder
5. Pemberian cairan intravena
DAFTAR PUSTAKA