Anda di halaman 1dari 5

Perkembangan dari penis dan scrotum dipengaruhi oleh

”ASKEP HYPOSPADIA" testis.


Tanpa adanya testis, maka yang terbentuk struktur
PENGERTIAN wanita seperti klitoris, labia minora dan mayora
dominan, tetapi dg adanya testis, klitoris membesar mjd
“Hypospadia is a congenital anomaly in which penis, sulkus antara labia minora terbentuk mjd urethra
the actual opening ot the urethral meatus is dan labia mayora berkembang mjd scrotum, kedalam
‘below’ the normal placement on the glans of the testis kemudian turun.
penis” Hypospadia terjadi jika sel testis yang berkembang
secara prematur berhenti memproduksi androgen,
karena itu menimbulkan interupsi konversi penuh dr
ETIOLOGI genitalia eksterna mjd bentuk laki-laki.
 Penyebab yg pasti belum diketahui dgn jelas Pada kebanyakan penderita tdpt chordee (penis
melengkung ke bawah) yg tampak jelas pd keadaan
 Kemungkinan dpt dihubungkan dgn faktor ereksi. Ini disebabkan krn jaringan fibrosa yg menyebar
genetik, lingkungan atau pengaruh hormonal mulai dari meatus yg letaknya abnormal ke glans penis.
Dengan penis yg bengkok maka akan timbul kesulitan
INSIDEN dlm fungsi memproduksi.

 Tahun 2002 Januari – Juli


Tercatat 14 pasien dari 416 pasien [3,37%]
 Tahun 2003 Januari – Juli KOMPLIKASI
Tercatat 40 pasien dari 185 penyakit kelainan  Infertiliti
kongenital [21,62%]  Risiko hernia inguinalis
 Gg. psikososial
PATOFISIOLOGI
KLASIFIKASI
1. Type Glandular :
Meatus urinarius berada pd aspek ventral
2. Type Koronal dan Penil : nelaton, kemudian dg jarum halus/wingneedle
Meatus urinarius berada pd dasar penis dan glandula disuntikan NaCl 0,9% kedlm corvora cavernosa
korona yg umumnya diasosiasikan dg ventral kemudian dilihat apakah penis sudah lurus atau
chordee belum, kemudian kulit penis dijahit kembali
3. Type Penoskrotal :
Meatus urinarius berada pd sambungan penis dan  Tahap Kedua
skrotum Urethroplasty :
4. Type Perineal : Dilakukan insisi pararel sepanjang daerah calon
Meatus urinarius berada pd perineum urethra, kemudian dilakukan undermeaning
secukupnya sepanjang calon tsb. Pasang katheter ssi
MANIFESTASI KLINIS ukuran urethra kemudian kulit yg mjd calon urethra
 Terbuka urethral pd saat lahir, posisi ventral atau dibuat pipa utk membentuk urethra, kemudian kulit
dorsal yg mjd calon urethra tsb dijahit.
 Adanya chordee Setelah urethra terbentuk, luka operasi ditutup dg
 Adanya lekukan pada ujung penis flap dari kulit prepusium di bagian lateral yg ditarik
ke ventral dan dipertemukan pd garis median
PEMERIKSAAN DIGNOSTIK kemudian dijahit. Usahakan katheter dipertahankan ±
 Pemerikasaan fisik 7 – 10 hari untuk mencegah terjadinya kebocoran
PENATALAKSANAAN MEDIS pada calon urethra
Tindakan operasi yg dilakukan dua tahap :
 Tahap Pertama PENGKAJIAN
Chordectomy / eksisi chorde :
dimana dilakukan insisi melingkar sulkus korona
glandis dan kulit penis dilepaskan dari batang penis  Pemeriksaan genitalia
(de glooving).  Palpasi abdomen untuk melihat distensi bladder atau
Chordee di dorsal di eksisi sampai penis tampak pembesaran pada ginjal
lurus, bila perlu dilakukan ereksi buatan, dg cara :  Kaji fungsi perkemihan
dipangkal penis dipasang torniquet dg katheter
 Adanya lekukan pada ujung penis 2. ANAK AKAN BEBAS DARI INFEKSI DENGAN DITANDAI
 Melengkungnya penis ke bawah dengan atau tanpa ANALISA URINE NORMAL, DAN TEMPERATUR TUBUH
ereksi DI BAWAH 37,8 C
 Terbukanya urethral pada ventral (hypospadias) 3. ANAK AKAN MERASA NYAMAN YG DITANDAI DG
atau dorsal (epispadias) TIDAK ADA TANGISAN, KEGELISAHAN DAN TIDAK
 Pengkajian setelah pembedahan, pembengkakan ADA EKSPRESI NYERI
penis, perdarahan, dysuria, drainage 4. RASA CEMAS ORANGTUA MENURUN YANG DITANDAI
DIAGNOSA KEPERAWATAN DG MENGEKSPRESIKAN PERASAAN TENTANG ADANYA
KECACATAN PADA GENETALIA ANAK
5. ANAK AKAN BEBAS DARI INJURY YANG DITANDAI
1. KURANGNYA PENGETAHUAN ORANGTUA B.D DENGAN PEMASANGAN KATETER TETAP BERTAHAN
DIAGNOSA, PROSEDUR PEMBEDAHAN, DAN HINGGA DILEPAS OLEH DOKTER ATAU PERAWAT
PERAWATAN SETELAH OPERASI
2. RESIKO INFEKSI B.D PEMASANGAN KATHETER IMPLEMENTASI
3. NYERI B.D PEMBEDAHAN
4. KECEMASAN ORANGTUA B.D PROSEDUR
PEMBEDAHAN
5. RESIKO INJURY B.D PEMASANGAN KATHETER ATAU
1. dan 4. Memberikan pengajaran dan penjelasan pada
PENGANGKATAN KATHETER
orang tua sebelum operasi tentang prosedur
pembedahan, perawatan setelah operasi, pengukuran
TTV, pemasangan kateter
PERENCANAAN  Kaji tingkat pemahaman orang tua
 Gunakan gambar-gambar atau boneka untuk
1. ORTU MEMAHAMI TENTANG HYPOSPADIA DAN menjelaskan prosedur, pemasangan kateter
ALASAN PEMBEDAHAN, SERTA ORTU AKAN AKTIF memenetap, mempertahankan kateter dan
DLM PERAWATAN SETELAH OPERASI perawatan kateter, pengosongan kantong urine,
keamanan kateter, monitor urine, warna dan
kejernihan dan perdarahan
 Jelaskan tentang pengobatan yang diberikan, efek  Gunakan “restrain” atau pengaman yang tepat
samping dan dosis serta waktu pemberian pada saat anak tidur atau gelisah
 Ajarkan untuk ekspresi perasaan dan perhatian  Hindarkan alat-alat tenun atau yang lainnya yg
tentang kelainan pada penis dapat mengkontaminasi kateter dan penis
 Ajarkan orangtua untuk partisipasi dalam
perawatan sebelum dan sesudah operasi (pre dan
post) PERENCANAAN PULANG

2. Mencegah infeksi  Ajarkan tentang perawatan kateter dan pencegahan


 Pemberian air minum yang adekuat infeksi dgn disimulasikan
 Monitor intake dan output  Jelaskan tanda dan gejala infeksi saluran kemih dan
 Kaji gaya gravitasi urine atau berat jenis urine lapor segera ke dokter atau perawat
 Monitor TTV  Jelaskan pemberian obat antibiotik dan tekankan
 Kaji urine, drainage, purulen, bau dan warna untuk kontrol ulang (follow up)
 Gunakan teknik aseptik untuk perawatan kateter
 Pemberian antibiotik ssi program

3. Meningkatkan rasa nyaman


 Pemberian analgetik ssi program
 Perhatikan setiap saat yaitu posisi kateter tepat
atau tidak Thank You…!!!
 Monitor adanya “kink-kink” (tekukan pada
kateter) atau kemacetan
 Pengaturan posisi tidur anak ssi kebutuhannya

5. Mencegah injury
 Pastikan kateter pd anak terbalut dengan benar
dan tidak lepas
Thank You…!!!

Anda mungkin juga menyukai