OLEH
NIM.711490121014
A. Definisi
Rabdomiosarkoma berasal dari bahasa Yunani, (rhabdo yang artinya bentuk
lurik, dan myo yang artinya otot). Rabdomiosarkoma merupakan suatu tumor
ganas yang aslinya berasal dari jaringan lunak ( soft tissue ) tubuh, termasuk disini
adalah jaringan otot, tendon dan connective tissue. Rabdomiosarkoma adalah
tumor yang sangat agresif dan cenderung berinfiltrasi di permukaan dan dalam
jaringan di sekitarnya dan juga menyebar secara limfogen dan hematogen.
(Djajadiman Gatot dan Bulan G.M. 2005).
Tumor ini dapat ditemukan terutama di kepala, leher, kandung kemih, vagina,
tangan, kaki, dan batang tubuh. Rabdomiosarkoma juga dapat ditemukan pada
bagian tubuh yang memiliki sedikit atau tanpa otot serat lintang, seperti prostat,
telinga bagian tengah, dan saluran empedu.Umumnya terjadi pada anak-anak
usia 1-5 tahun dan bisa ditemukan pada usia 15-19 tahun walaupun
insidennya sangat jarang. Rabdomiosarkoma relatif jarang terjadi. Dua bentuk
yang sering terjadi adalah embrional rabdomiosarkoma dan alveolar
rabdomiosarkoma.
B. Etiologi
Penyebab dari Rabdomiosarkoma sendiri sampai saat ini belum jelas.
Beberapa sindroma genetik dan faktor lingkungan dikatakan berkaitan dengan
peningkatan prevalensi dari RMS.
Beberapa sindroma genetik yang berhubungan dengan angka kejadian RMS :
Neurofibromatosis (4-5% risk of any of a number of malignancies)
Li-Fraumeni syndrome (germline mutation of the tumor suppressor gene
TP53)
Rubinstein-Taybi syndrome
Beckwith-Wiedemann syndrome
Beberapa faktor lingkungan yang diduga berperan dengan prevalensi RMS :
Penggunaan orang tua terhadap marijuana dan kokain
Penyinaran sinar X
Makanan dan pola makan
Sering kontak dengan sinar matahari terutama pada anak-anak
Penggunaan alkohol sebelumnya
Kontak dengan zat-zat karsinogen di daerah tempat bekerja khususnya
pada orang dewasa
C. Patofisiologi
Meskipun rabdomiosarkoma berasal dari sel otot skeletal, tumor ini bisa
menyerang bagian manapun dari tubuh kecuali tulang. Botrioid adalah
bentuk dari embrional rabdomiosarkoma yang berasal dari mukosa daerah
yang berongga, seperti kandung kencing, vagina, nasofaring dan telinga tengah.
Lesi pada ekstremitas lebih banyak merupakan alveolar rabdomiosarkoma.
Metastasis ditemukan terutama di paru, sumsum tulang, tulang, kelenjar limfe,
payudara dan otak.
Walaupun merupakan tumor yang paling sering dijumpai pada anak-anak,
etiologi dari rabdomiosarkoma tidak diketahui. Rabdomiosarkoma diduga
timbul dari mesemkim embrional yang sama dengan otot serat lintang. Atas
dasar gambaran mikroskopik cahaya, rabdomiosarkoma termasuk kelompok
“tumor sel bulat kecil”, yang meliputi sarkoma Ewing, neuroblastoma, tumor
neuroektodermal primitif dan limfoma non hodgkin. Diagnosis pasti adalah
histopatologi atau perlu ditambah pemeriksaan imunohistokimia dengan
menggunakan antibody terhdap otot skelet (desmin, aktin khas otot) dan
mikroskop elektron untuk membedakan gambaran khas.
Patofisiologi
Genetik Lingkungan
Mutasi gen
RABDOMIOSARKOMA
Pembengkakan
Kepala Anggota
gerak
Mata Nasofaring
Terdapat
benjolan
Mata Sel mudah Terjadi
menonjol rapuh obstruksi Sulit
pernafasan bergerak
Paralisis otot- Mudah terjadi
otot mata pendarahan Sulit Gangguan
Bersihan
bernafas jalan nafas mobilitas fisik
Gangguan Epitaksis tidak
penglihatan Pola nafas efektif
tidak efektif
Resiko
Resiko cidera kekurangan Traktus
cairan Resiko ISK Genitourinaria
penyebaran
infeksi
kemoterapi Mual, muntah Obstruksi Pendarahan
uretra pd vagina
Sel darah
Rambut Nafsu makan Resiko HB
mati
rontok kurang penyebaran
eliminasi urin
Anemia Anemia
Gangguan Nutrisi
citra tubuh kurang dari
kelemahan kebutuhan Gangguan
perfusi jaringan
serebral
Ganggun Gangguan
pemenuhan integritas kulit
ADL
D. Manifestasi Klinis
Gejala klinik sesuai dengan tempat di mana tumor tersebut tumbuh:
1. Kepala dan leher : jika mengenai mata atau alis mata, maka dapat
menyebabkan mata menonjol, bengkak pada palpebra, atau paralisis otot-
otot mata. Jika mengenai sinus, maka dapat menyebabkan hidung tersumbat,
terkadang sekret hidung berupa darah atau nanah. Bila mengenai
parameningeal, maka dapat terjadi kelumpuhan saraf kranial.
(William.W.H., Levin.M.J., Sondhimer.J.M., Deterding.R.R., 2005). Pada
lokasi lain kepala dan leher, gejala umum yang timbul adalah benjolan yang
tidak sakit atau bengkak yang cepat membesar. Rabdomiosarkoma yang
terdapat dekat dengan tulang tengkorak
2. Tractus genitourinaria : sulit berkemih, hematuria, kontipasi, benjolan pada
vagina, sekret vagina yang mengandung darah, atau pembesaran salah satu
scrotum namun tidak sakit.
3. Ekstremitas dan batang tubuh : berupa benjolan dengan atau tanpa rasa
sakit, lunak, dan berwarna kemerahan. (Rudolph. A. M., 2002.)
E. Pemeriksaan penunjang
CT-Scan digunaan untuk mengetahui adanya kanker yang telah
bermetastasis(menyebar kebagian organ lain) pemeriksaan ini dilakukan
sesuai standart penyembuhan penyakit kanker.
Cara pemeriksaan ini yaitu dengan menganjurkan pasien masuk ke
dalam alat yang berbentuk tube(tabung) serta menganjurkan pasien untuk
diam tanpa adanya gerakan untuk memberikan hasil yang maksimal,
biasanya pasien dalam keadaan berbaring.
Hasil dari gambar jaringan lunak dan pembuluh darah terlihat lebih
jelas dan lebih detail serta menyediakan informasi yang lebih rinci
mengenai cedera, bahawa adanya daerah yang terinfeksi(metatase) pada
organ lain
Bone-scans digunakan untuk mendeteksi adanya gangguan yang terjadi di
tulang yang diakibatkan kanker Rabdomiosarkoma(RMS)
Cara pemeriksaan ini yaitu dengan menganjurkan pasien untuk
mengambil posisi di depan alat dengan menganjurkan pasien diam dalam
posisi tegak dan tangan dalam keadaan terbuka (tidak boleh
menggenggamkan tangan)
Hasil dari pemeriksaan ini adalah gambar yang akurat mengenai
tulang yang terinfeksi, lebih akurat pada bagian tulang. Dengan adanya
lesi tulang akibat kanker ini.
F. Penatalaksanaan
Farmakologi/obat-obatan
A. Golongan Alkilator
Jenis-jenis obat yang termasuk dalam golongan alkilator yaitu :
1. Siklofosfamid
2. Klorambusil
Fungsi obat ini yaitu sebagai obat kanker yang sudah stadium lanjut,
bisa di kategorikan obat keras yaitu obat yang mematikan perjalanan
kanker ganas.
3. Prokarbazin
B. Golongan Antimetabolit
Jenis-jenis obat yang termasuk dalam golongan antimetabolit
yaitu:
1. Methotrexat
A. Pengkajian
Pemeriksaan Fisik
1. Kepala dan leher
a. Kepala :
Inspeksi: terdapat bengkak, penyebaran rambut tidak merata,
mudah rontok.
Palpasi: terdapat benjolan, adanya nyeri tekan pada bagian
luka.
b. Muka :
Inspeksi: Tidak simetris, warna kulit kemerahan karena adanya
inflamasi.
Palpasi: ada nodul, dan nyeri pada muka.
c. Mata :
Inspeksi: tidak simetris, pada muka tampak mata menonjol,
bengkak pada palpebra, bulu mata rontok.
Palpasi: adanya nyeri tekan pada bola mata.
d. Hidung :
Inspeksi: tidak simetris, hidung tersumbat, sekret hidung
berupa darah atau nanah.
Palpasi: ada nodul yang lebih dari 1 cm yang berisi pust.
e. Leher:
Inspeksi: tidak simetris, ada bengkak pada daerah kanker,
pemebsaran pada daerah kelenjar tiroid.
Palpasi: Ada massa pada sekitar kelenjar tiroid. Tekstur kasar
pada kulit.
B. Diagnosa Keperawatan
1. Bersihan jalan nafas tak efektif b.d terjadinya obstruksi
2. Pola nafas tidak efektif b.d sulit benafas
3. Gangguan perfusi jaringan serebral b.d pendaran pada vagina
4. Resiko kekurangan cairan b.d epitaksis
5. Gangguan mobilitas fisik b.d sulit bergerak
C. Intervensi Keperawatan
D. Implementasi Keperawatan
No Diagnosa Implementasi
Keperawatan
1 Bersihan jalan nafas 1. BHSP
tak efektif b.d 2. Posisikan pasien dengan nyaman
terjadinya obstruksi 3. Mengajarkan tehnik relaksasi
4. Melakukan Auskultasi area paru, catat area
penurunan/tak ada aliran udara dan bunyi nafas,
misalnya : krekels, mengi.
5. Membantu pasien latihan nafas sering.
Tunjukkan / Bantu pasien mempelajari
melakukan batuk, missal menekan dada dan
batuk efektif sementara posisi duduk tinggi.
6. Membantu Pengisapan sesuai indikasi
7. Membantu mengawasi efek pengobatan
2 Pola nafas tidak 1. BHSP
efektif b.d sulit 2. Melakukan Auskultrasi bunyi napas dan catat
benafas adanya bunyi nafas adventisius
3. Melakukan Observasi pola batuk dan karakter
sekret
4. Mengarahkan pasien dalam nafas dalam dan
latihan batuk
5. Memberikan oksigen tambahan
3 Gangguan perfusi 1. BHSP
jaringan cerebral 2. Meletakkan kepala dengan posisi agak
b.d pendaran pada ditinggikan
vagina 3. Mempertahankan tirah baring
4. Memantau tanda-tanda vital
5. Mengkolaborasikan dengan tenaga medis lain
dalam pemberian oksigen
E. Evaluasi
Dilakukan dengan pemeriksaan penunjang seluruh tubuh, dikombinasi
dengan pemeriksaan darah secara berkala pada 1-3 bulan pertama
Evaluasi berkala sangat penting karena Kanker Rabdomiosarkoma yang
sudah dinyatakan berhasil ablasinya ternyata setelah 5-10 tahun proses
keganasan bisa timbul kembali. Dianjurkan kontrol 1 tahun untuk 5 tahun
pertama setelah dinyatakan ablasi total berhasil, kemudian tiap 2 tahun
sekali.
DAFTAR FUSTAKA