DISUSUN OLEH :
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita sampaikan kehadiran ALLAH SWT, karena denga
rahmat dan ridhonya penulis mendapat hidayah sehingga penulis telah dapat
menyelesaikan Tugas Keperawatan Anak “Asuhan Keperawatan Pada Anak
Dengan Gangguan Sistem Persyarafan : Meningitis” ini yang disusun berdasarkan
materi yang telah ditentukan. Materi yang penulis tulis dalam makalah ini
memang masih minim, karena penulis berharap mahasiswa dapat mengadakan
pengembangan diri untuk mencari lagi materi – materi yang belum lengkap.
Penulis bertujuan dengan makalah ini dapat membantu kita untuk belajar mandiri
dan juga membuat mahasiswa lebih aktiv dan giat dalam belajar.
Demikian makalah ini penulis susun dan penulis berharap bermanfaat dan
dapat mendapingi kita dalam proses belajar, dan penulis juga mengucapkan terima
kasih banyak.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
Infeksi otak merupakan penyakit infeksi yang terjadi pada jaringan otak.
Penyakit infeksi otak bermacam-macam seperti Meningitis,
Meningoensefalitis, dan Abses serebri. Peradangan pada meningen khususnya
pada bagian araknoid dan piamater (leptomeningens) disebut meningitis.
Meningitis merupakan peradangan pada meningen yaitu membrane yang
melapisi otak dan medulla spinalis (Tarwoto, 2013).
Gejala awal yang timbul akibat dari meningitis merupakan akibat dari
infeksi dan peningkatan tekanan intracranial (TIK), nyeri kepala, mual dan
muntah, demam, kejang, pada keadaan lebih lanjut dapat mengakibatkan
penurunan kesadaran sampai dengan koma (Tarwoto, 2013). Dampak yang
timbul akibat meningitis yaitu peningkatan tekanan intracranial,
hyrosephalus, infark serebral, abses otak, dan kejang (Tarwoto, 2003).
B. Meningitis Purulenta
Meningitis purulenta adalah radang bernanah arakhnoid dan
piameter yang melingkupi otak dan medulla spinalis. Penyebab dari
penyakit ini berdasarkan golongan umur adalah masa neonatus oleh
E.coli, streptokokkus beta hemolitikus, dan listeria monositogenes.
Kelompok umur anak dibawah 4 tahun yaitu hemofilus influenza,
meningokokus, dan pneumokokus. Kelompok umur diatass 4 tahun dan
orang dewasa adalah meningokokus dan pneumokokus (Harsono,
2015).
Penderita meningitis purulenta biasanya mengalami kesadaran
yang menurun dan seringkali disertai dengan diare dan muntah-muntah.
Meningitis purulenta umunya terjadi akibat adanya komplikasi lain.
Kuman secara hematogen sampai ke selaput otak seperti pada penyakit
pneumonia, bronkopneumonia, endocarditis, dan lain-lain (Fauziah,
2017).
Menurut Berhman dkk tahun 2000, gambaran klinis meningitis
purulenta seperti :
1. Mulai mendadak, dengan cepat manifestasi syok progresif, purpura,
koagulasi intravaskuler tersebar, dan kadar kesadran mengurangi
progresif, dramatis dan sering menunjukkan sepsis meningokokus
mematikan dengan meningitis. Manifestasi ini dapat berkembang
menjadi kematian selama 24 jam.
2. Tanda-tanda nonspesifik, disertai dengan infeksi sistemik atau
bacteremia dan manifestasi spesifik iritasi meningeal dengan radang
sistem saraf pusat. Tanda nonspesifik adalah demam (90-95%),
anoreksia dan penurunan nafsu makan, gejala infeksi saluran pernafasan
atas, myalgia, atralgia, takikardia, hipotensi dan gejala dikulit, seperti
petekie, purpura, atau ruam macular eritematosa. Iritasi meningeal
seperti kaku kuduk, nyeri pinggang, tanda Kernig (fleksi sendi pinggul
90 derajat dengan nyeri pada ekstensi kaki berikutnya), dan tanda
Brudzinski (fleksi lutut dan pinggul yang tidak disengaja setelah fleksi
leher saat telentang). Pada anak, terutama anak yang masih berusia
kurang dari 12-18 bulan, tanda-tanda ini belum tampak begitu jelas.
3. Kenaikan tekanan intracranial, yaitu nyeri kepala, muntah, fontanela
cembung atau diastis (pelebaran) sutura, paralisis saraf okulomotor atau
abdusens, hipertensi, apnea dan hiperventilasi, sikap dekortikasi atau
desebrasi, stupor, koma, dan tanda-tanda herniasi.