CRITICAL BOOK REPORT: Cara Membuat Critical Book Report dan Contoh CBR Evaluasi
BAB I. PENDAHULUAN
Memasuki tahun 2016 Perguruan Tinggi khususnya keguruan menggunakan kurikulum
baru yaitu Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI). Pada kurikulum ini, mahasiswa
diberikan beberapa tugas pokok pada setiap mata kuliah yang salah satunya adalah Critical Book
Report. Hal ini dilakukan karna sangat baik sebagai pegangan ataupun modal para mahasiswa
untuk kedepannya terutama pada jurusan kependidikan.
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan tentang tujuan, isi dan bahan
pengajaran yang dikembangkan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk
mencapai tujuan pendidikan tertentu. Tujuan tertentu ini meliputi tujuan pendidikan nasional
serta kesesuaian dengan kekahsan, kondisi dan potensi daerah, satuan pendidikan dan peserta
didik serta kebutuhan lapangan kerja. Subandiyah (2001:4-6) mengemukakan ada 4 komponen
kurikulum yaitu, komponen tujuan, komponen isi/materi, komponen media (sarana dan
prasarana), komponen strategi, dan komponen proses belajar mengajar.
Kurikulum yang pernah digunakan di Indonesia adalah kurikulum KTSP. Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah sebuah kurikulum operasional pendidikan yang
disusun dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan di Indonesia. KTSP secara yuridis
diamanatkan oleh Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasioanal
dijabarkan ke dalam sejimlah peraturan antara lain peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005
tentang Standar Nasional Pendidikan.
2. Bagaiamana pembahasan isi buku, kekurangan serta kelebihan yang terdapat dalam
buku yang di kritik?
C. Tujuan Penulisan
2. Mengetahui materi pembahasan isi buku, kekurangan serta kelebihan yang terdapat
dalam B]buku yang dikritik.
D. Manfaat Penulisan
A. Identitas Buku
Pengarang : Dra. Ratna Tanjung, M.Pd dan Dra. Ida Wahyuni, M.Pd
Ukuran : 16 x 22 cm
ISBN : 978-602-0888-35-4
1. Pengertian Kurikulum
Istilah kurikulum berasal dari bahasa latin, yaitu curriculum; awalnya mempunyai
pengertian a running caurse, dan dalam bahasa perancis yakni courier berarti to run = berlari.
Istilah ini kemudian digunakan untuk sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh untuk
mencapai suatu gelar penghargaan dalam dunia pendidikan, yang dikenal dengan ijazah.
Berikut ini dikemukakan beberapa definisi yang cukup dipandang sebagai definisi yang
populer yang pantas tampaknya untuk ditelaah.
Ralp Tyler (1949), mengemukakan bahwa semua pelajaran-pelajaran murid yang
direncanakan akan dilakukan oleh pihak sekolah untuk mencapai tujuan-tujuan pendidikan.
E. Eisner (1979), dengan kurikulum kita mengaitkan dengan pengalaman yang
ditawarkan kepada murid dibawah petunjuk dan bimbingan sekolah.
G. Saylor. W Alexander & A.J. Lewis (1981), mendefinisikan kurikulum sebagai suatu
rencana untuk memberikan sejumlah kesempatan-kesempatan belajar pada orang lain untuk
dididik.
M. Skillbeck (1984), pengalaman-pengalaman murid yang diekspresikan dan
diantisipasikan dalam cita-cita dan tujuan-tujuan, rencana-rencana, dn desain-desain untuk
belajar dan implementasi dan rencana dan desain-desain tersebut di lingkungan sekolah.
A. Glatton (1987), Kurikulum ialah rencana-rencana yang dibuat untuk membimbing
dalam belajar di sekolah yang biasanya meliputi dokumen, level secara umum, dan
aktualisasi dari rencana-rencana itu dikelas.
Berdasarkan Beberapa pengertian Para Ahli diatas dapat disimpulkan bahwa Kurikulum
adalah perangkat mata pelajaran dan program pendidikan yang diberikan oleh suatu
lembaga penyelanggaraan pendidikan yang berisi rancangan pelajaran yang akan diberikan
kepada peserta pelajaran dalam suatu periode jenjang pendidikan
2. Kurikulum sebagai suatu rencana tertulis yang sebenarnya merupakan perwujudan dari
kurikulum sebagi suatu ide
4. Kurikulum sebagai suatu hasil yang merupakan konsekuensi dari kurikulum sebagai suatu
kegiatan
3. Karakteristik Kurikulum
Beberapa karakteristik kurikulum dapat dipaparkan sebagai berikut :
1. Curriculum as subject Matter
Kurikulum sebagai bahan belajar (subject meter) adalah gambaran kurikulum yang paling
tradisional yang menggambarkan kurikkulum sebagai kombinasi bahan untuk
membentuk kerangka isi (content) untuk diajarkan.
2. Curriculum as Experience
Suatu gambaran melihat kurikulum sebagai seperangkat pengalaman-pengalaman
menemukan hubungan dengan pendidikan.
3. Curriculum as Intention
Kurikulum as intention berpendapat bahwa suatu perencanaan kurikulum yang
komprehensif terhadap pengalaman-pengalaman belajar anak didik telah ditentukan lebih
awal sebelum mereka memulai kurikulum itu.
4. Curriculum as Cultursl reproduction
Salah satu kurikulum yang menerima dukungan addalah pendapat, nahwa kurikulum
harus mereflesikan suatu budaya masyarakat tertentu.
5. Curriculum as Curreve
Kurikulum ini menekankan pada Prespektif pengalaman dan akibat terhadap kurikullum
adalah interprestasi terhadap pengalaman hidup.
TPN adalah tujuan umum yang sarat dengan muatan filosofis.TPN merupakan sasaran akhir
yang harus di jadikan pedoman oleh setiap usaha pendidikan artinya setiap lembaga dan
penyelenggaraan itu,baik pendidikan yang di selenggarakan oleh lembaga pendiddikan
formal,informal maupun non formal. Tujuan pendidikan umum biasanya di rumuskan dalam
bentuk perilaku yang ideal sesuai dengan pandangan hidup dan filsafat suatu bangsa yang di
rumuskan oleh pmerintah dalam bentuk undang-undang. TPN merupakan sumber dan pedoman
dalam usaha penyelenggaraan pendidikan.
2. Tujuan Institusional (TI)
Tujuan institusional adalah tujuan yang harus di capai oleh setiap lembaga pendidikan.
Dengan kata lain tujuan ini dapat di definisikan sebagai kualifikasi yang harus di miliki oleh
setiap siswa setelah mereka menempuh atau dapat menyelesaikan program di suatu lembaga
pendidikan tertentu.tujuan institusional merupakan tujuan antara untuk mencapai tujuan umum
yang di rumuskan dalam bentuk kompetisi lulusan setiap jenjang pendidikan. Seperti misalnya
Standar kompetensi pendidikan dasar, menengah, kejuruan dan jenjang pendidikan tinggi.
3. Tujuan Kurikuler (TK)
Tujuan kurikuler adalah tujuan yang harus di capai oleh setiap bidang studi atau mata
pelajaran.tujuan kurikuler dapat di definisikan sebagai kualifikasi yang harus di miliki anak didik
setelah mereka menyelesaikan suatu bidang studi tertentu dalam suatu lembaga
pendidikan.tujuan kurikuler juga pada dasarnya merupakan tujuan untuk mencapai tujuan
lembaga pendidikan.
4. Pengembangan Tujuan Kurikulum
Dalam pengembangan kurikulum komponen tujuan merupakan salah satu komponen
yang sangat penting. Adapuntujuan kurikulum dirumuskan dalam 2 hal, yaitu:
a. Perkembangan tututan, kebutuhan dan kondisi masyarakat
b. Pemikiran-pemikiran dan terarah pada pencapaian nilai-nilai filosofis terutama falsafah.
Perumusan tujuan merupakan hal yang sangat penting dalam sebuah kurikulum. Ada
beberapa alasan mengapa tujuan perlu di rumuskan dalam kurikulum antara lain :
a. Tujuan erat kaitannya dengan arah dan sasaran yang harus dicapai oleh stiap upaya
pendidikan.
b. Tujuan yang jelas dapat membantu para pengembang kurikulum dalam mendesain
model kurikulum yang dapat digunakan bahkan membantu guru dalam mendesain sistem
pembelajaran
c. Tujuan kurikulum yang jelas dapat digunakan sebagai kontrol dalam menetukan batas
dan kualitas pembelajaran berfikir seperti kemampuan mengigat dan kemampuan
memecahkan masalah.
Dalam perjalanan sejara sejak tahun 1945, kurikulum pendidikan nasional telah
mengalami perubahan,yaitu pada tahun 1947, 1952, 1964, 1968, 1975, 1984, 1994, 2004 dan
yang sekarang 2006. Perubahan tersebut merupakan konsekuensi logis dari terjadinya perubahan
sistem, politik social budaya, ekonomi dan iptek, dalam bemasyarakat berbangsa dan bernegara.
2. Perubahan Kurikulum
Kurikulum yang digunakan di Indonesia pra kemedekaan dipengaruhi oeh tatanan sosial
poitik Indonesia. Pada masa penjajahan Belanda, setidaknya ada tiga system pendidikan dan
pengajaran yang berkembang saat itu. Pertama, sistem pendidikan Islam yang diselenggarakan
pesantren. Kedua, system pendidikan Belanda. System pendidikan Belanda pun bersifat
diskriminatif.susunan persekolahan zaman koonial adalah sebagai berikut (Sanjaya, 2007:207)
a. Persekolahan anak-anak pribumi untuk golongan non priayi menggunakan pengantar
bahasan daerah, namanya sekolah desa 3 tahun
b. Untuk orang timur asing disediakan sekoa seperti sekolah Cina 5 tahun dengan
pengantar baasa Cina, Hollandch Chinese (HCS) yang berbahasa Belanda selama 7
tahun
c. Sedangkan untuk orang Belanda disediakan sekoah rendah sampai perguruan tinggi,
yaitu Eropese kurikulum yang digunakan di Indonesia pra kemerdekaan dipengaruhi
oleh tatanan social poitik Indonesia
Perubahan kurikulum tersebut tentu disertai dengan tujuan pendidikan yang berbeda-
beda, karena dalam setiap perubaan tesebut ada suatu tujuan tertentu yang ingin dicapai untuk
memajukan pendidikan nasional kita. Perubahan kurikulum di dunia pendidikan Indonesia
beserta tujan yang ingin dicapai dapat diuraikan sebagai berikut
1. Kurikulum 1947
Ini adalah kurikulum pertama sejak Indonesia merdeka. Perubahan arah pendidikan lebih
bersifat politis, dari orientasi pendidikan Belanda ke kepentingan nasional. Saat itu mulai
ditetapkan asas pendidikan ditetapkan Pancasila. Kurikulum ini sebutan Rentjana Pelajaran 1947,
dan baru dilaksanakan pada 1950.
2. Kurikulum 1952
Adanya kurikulum ini merupakan penyempurnaan kurikulum sebelumnya, merinci setiap
mata pelajaran sehingga dinamakan Rentjana Pelajaran Terurai 1952. Kurikulum ini sudah
mengarah pada suatu sistem pendidikan nasional. Seperti setiap pelajaran dihubungkan dengan
kehidupan sehari-hari. Silabus mata pelajaran menunjukkan secara jelas seorang guru mengajar
satu mata pelajaran.
3. Kurikulum 1964
Pemerintah kembali menyempurnakan sistem kurikulum pada 1964, namanya Rentjana
Pendidikan 1964. Kurikulum ini bercirikan bahwa pemerintah mempunyai keinginan agar rakyat
mendapat pengetahuan akademik untuk pembekalan pada jenjang SD. Sehingga pembelajaran
dipusatkan pada program Pancawardhana, yaitu pengembangan moral, kecerdasan, emosional
atau artistik, keprigelan (keterampilan), dan jasmani.
4. Kurikulum 1968
Kurikulum 1968 merupakan perwujudan dari perubahan orientasi pada pelaksanaan UUD
1945 secara murni. Cirinya, muatan materi pelajaran bersifat teoretis, tidak mengaitkan dengan
permasalahan faktual di lapangan.
5. Kurikulum 1975
Pemerintah memperbaiki kurikulum pada tahun itu. Kurikulum ini menekankan
pendidikan lebih efektif dan efisien. Menurut Mudjito, Direktur Pembinaan TK dan SD
Departemen Pendidikan Nasional kala itu, kurikulum ini lahir karena pengaruh konsep di bidang
manajemen MBO (management by objective). Metode, materi, dan tujuan pengajaran dirinci
dalam Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional (PPSI), dikenal dengan istilah satuan
pelajaran, yaitu rencana pelajaran setiap satuan bahasan.
6. Kurikulum 1984
Kurikulum ini mengusung pendekatan proses keahlian. Meski mengutamakan pendekatan
proses, tapi faktor tujuan tetap penting. Kurikulum ini juga sering disebut “Kurikulum 1975
disempurnakan”. Posisi siswa ditempatkan sebagai subjek belajar. Dari mengamati sesuatu,
mengelompokkan, mendiskusikan, hingga melaporkan. Model ini disebut Cara Belajar Siswa
Aktif (CBSA).
7. Kurikulum 1994
Pada kurikulum sebelumnya, yaitu kurikulum 1984, proses pembelajaran menekankan
pada pola pengajaran yang berorientasi pada teori belajar mengajar dengan kurang
memperhatikan muatan (isi) pelajaran. Akibatnya, pada saat itu dibentuklah Tim Basic Science
yang salah satu tugasnya ikut mengembangkan kurikulum di sekolah. Tim ini memandang
bahwa materi (isi) pelajaran harus diberikan cukup banyak kepada siswa, sehingga siswa selesai
mengikuti pelajaan yang cukup banyak.
KBK tidak lagi mempersoalkan proses belajar, proses pembelajaran dipandang
merupakan wilayah otoritas guru, yang terpenting pada tingkatan tertentu peserta didik mencapai
kompetensi yang diharapkan.
KTSP adalah sebuah kutikulum operasional pendidikan yang disusun oleh dan
dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan di Indonesia. KTSP terdiri dari tujuan
pendidikan tingkat satuan pendidikan, struktur dan muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan,
kalender pendidikan, dan silabus.
10. Kurikulum 2013
Kurikulum 2013 adalah kurikulum yang dirancang baik dalam bentuk dokumen, proses,
maupun penilaian didasarkan pada pencapaian tujuan, konten, dan bahan pelajaran serta
penyelenggaraan pembelajaran yang didasarkan pada Standar Kompetensi Lulusan.
BAB III. Landasan dan Asas Pengembangan Kurikulum
1. Asas Pengembangan Kurikulum
3. Landasan Filosofis Fisika