Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

LOGISTIK, TENDA DAN TUTUP LUMBUNG

Dosen Pengampu : Ridha Yuniara, S. Pd., M. Pd

Anggota Kelompok :

Yulia Silvia 190201020


Rosmawati 200201086
Ridho Cik Serule 190201082
Irsan 2002010
Shilda Al Farra 200201079
Mahdalena 200201058
Ayu Devia Ananda 2002010
Meli Saputri 200201084
Munawirsyah 2002010

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS GAJAH PUTIH TAKENGON

2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, serta shalawat dan
salam kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW, dimana dengan
limpahan rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Pengelolan Karir”.

Ucapan terima kasih tidak lupa kami sampaikan kepada Ibu Ridha
Yuniara, S. Pd., M. Pd , selaku Dosen Mata Kuliah Kebencanaan dan Lingkungan
Hidup yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan
dan wawasan sesuai bidang studi yang kami tekuni. Kami menyadari makalah ini
masih jauh dari kesempurnaan, sehingga akan menjadi suatu kehormatan besar
bagi kami apabila mendapatkan kritikan dan saran yang membangun agar
makalah ini selanjutnya akan lebih baik dan sempurna.

Demikian akhir kata dari kami, semoga makalah ini bermanfaat bagi
semua pihak.

Takengon, 9 Oktober 2021

Penyusun

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................. i


DAFTAR ISI ........................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .............................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................... 2
1.3 Tujuan ........................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ....................................................................... 3
2.1 Konsep Logistik, Tenda Dan Tutup Lumbung............................... 3
2.2 7
Perencanaan Logistik......................................................................

BAB III PENUTUP ............................................................................... 13


3.1 Kesimpulan .................................................................................. 13
3.2 Saran ............................................................................................ 13

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................... 14

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang
mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat
yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau faktor nonalam maupun
faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia,
kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, bencana mempunyai arti sesuatu
yang menyebabkan atau menimbulkan kesusahan, kerugian atau
penderitaan. Sedangkan bencana alam artinya adalah bencana yang
disebabkan oleh alam (Purwadarminta, 2006)
Indonesia sendiri terletak di perbatasan lempeng Eurasia dan
Australia yang bergerak aktif, sehingga Indonesia merupakan salah satu
negara yang memiliki potensi bencana yang tinggi. Menurut Wahana
Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi), sebesar 83% dari wilayah Indonesia
merupakan wilayah yang rawan bencana (Tempo Interaktif, 2010).
Walaupun Indonesia memiliki potensi bencana yang besar, sistem
penanggulangan bencana di Indonesia belum berjalan dengan baik.
Minimnya kesadaran akan perlunya usaha pencegahan dan mitigasi
bencana serta kesiapsiagaan masyarakat menjadikan bencana sebagai
sebuah ancaman yang serius. Hal ini dapat dilihat dari seringnya terjadi
bencana dengan korban dan kerugian 2 yang besar serta dampak yang
berkepanjangan, sehingga suatu rancangan pencegahan bencana
diperlukan untuk meminimalisasi jumlah korban maupun kerugian yang
diakibatkan oleh bencana. Selain usaha pencegahan, diperlukan usaha
peningkatan kemampuan penanggulangan pada saat bencana dan pasca
bencana, yang secara spesifik diperuntukkan untuk menangani kondisi
kritis. Kondisi kritis yang terjadi pada saat bencana dan sesaat setelah
bencana, dinyatakan sebagai fase tanggap darurat. Fase tanggap darurat
tersebut merupakan fase yang membutuhkan penanganan ekstra, terutama
mobilisasi dan suplai sumber daya yang besar. Mobilisasi dan suplai
sumber daya yang besar dalam waktu yang singkat tersebut menjadikan
aktivitas logistik menjadi aspek yang dominan di dalam penanganan
bencana, dimana prioritas dari aspek logistik dalam operasi penanganan
bencana terletak pada delivery time yang singkat dan ketersediaan suplai
yang tinggi. Dengan demikian, dalam makalah ini aka dijelaskan apa itu
logistik sampai dengan bagaimana perencaannya.

1.2 RUMUSAN MASALAH


 Apa itu logistik, tenda dan tutup lumbung?
 bagaimana perencanaan logistik?

1.3 TUJUAN
Adapun tujuan penulisan dari makalah ini yaitu :
 Untuk mengetahui konsep logistik, tenda dan tutup lumbung?
 Untuk mengetahui perencanaan logistik?

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 KONSEP LOGISTIK, TENDA DAN TUTUP LUMBUNG


A. LOGISTIK
Pengertian logistik secara umum adalah suatu ilmu pengetahuan
atau ilmu seni dalam melakukan kegiatan penyimpanan, pemeliharaan
dan penyaluran, serta penghapusan beberapa barang atau alat tertentu.
Burg berpendapat bahwa pengertian logistik adalah suatu integrasi
dalam hal pengadaan, transportasi, manajemen persediaan, serta
kegiatan pergudangan yang menyediakan atau atau metode berbiaya
yang efektif dalam memenuhi keperluan konsumen, baik itu dalam
internal maupun eksternal.
1. Tujuan dan Manfaat Logistik
Seluruh aktivitas logistik dilakukan untuk mencapai suatu
tujuan tertentu, yaitu demi tersedianya suatu produk barang
yang tepat waktu dan hingga di lokasi yang tepat. Sehingga,
ada beberapa serangkaian kegiatan logistik yang harus
dilakukan perusahaan, yaitu pengadaan barang, kegiatan
produksi, dan distribusi. Dalam prosesnya, aktivitas logistik
mempunyai standar performa tertentu yang harus diraih.
Adapun tingkatan kinerja yang harus diraih dalam kegiatan
logistik adalah lahirnya keseimbangan antara kualitas
pelayanan yang diinginkan oleh pelanggan dengan seluruh
biaya yang dikeluarkan demi menyentuh tujuan akhir
perusahaan. Bowersox mengatakan setidaknya terdapat dua
faktor utama dalam menentukan tingkat kinerja logistik.
Pertama  faktor pelayanan, yaitu suatu tingkat pelayanan yang
dihadirkan perusahaan pada konsumennya. Kedua faktor biaya,
yaitu besarnya nominal biaya yang dikeluarkan perusahaan
untuk menghadirkan pelayanan yang baik pada konsumennya.

2. Peran Logistik
logistik mempunyai peran penting dalam upaya
penanggulangan bencana, terutama pada saat prabencana,
kesiapsiagaan, dan respon penanganan bencana, untuk dapat
memastikan tujuh tepat, yaitu: (1) tepat jenis bantuan barang;
(2) tepat kuantitas; (3) tepat kualitas; (4) tepat sasaran; (5) tepat
waktu; (6) tepat pelaporan; dan (7) tepat biaya. Pengelolaan
logistik yang efektif, efisien, dan andal menjadi faktor penting
dalam penanggulangan bencana.

3. Sistem Logistik
sistem logistik sendiri meliputi beberapa kegiatan dibawah
ini, yaitu :
a. Lokasi Fasilitas Logistik
Jaringan lokasi fasilitas adalah komponen yang harus dan
wajib dimiliki oleh suatu perusahaan. Tujuannya tidak lain
adalah untuk merencanakan dari mana dan kemana material
serta produk barang akan diangkut. Nah, sebagai bentuk
pelayanan yang baik kepada pelanggan yang memiliki
hubungan langsung dengan produk, maka perusahaan harus
menyediakan fasilitas lain yang mencakup pabrik, gudang,
dan toko pengecer. Jika serangkaian struktur lokasi bisa
diatur dengan bagus dan strategis, maka perusahaan akan
mendapatkan banyak keuntungan yang baik. Pihak
perusahaan juga pastinya mengharapkan tingkat efisiensi
yang baik dalam sistem manajemen logistik. Dalam hal ini,
tingkat efisiensi tersebut erat kaitannya dan juga dibatasi
oleh struktur lokasi fasilitas.
b. Transportasi
Transportasi adalah hal penting lainnya yang harus
diperhatikan dalam sistem logistik. Biasanya, suatu
perusahaan memiliki tiga alternatif untuk mendukung
berbagai kemampuan alat transportasinya, yaitu:
 Armada peralatan swasta yang bisa dibeli ataupun
disewa
 Melakukan suatu kontrak tertentu yang bisa diatur
dengan spesialis transport agar bisa memperoleh
kontrak jasa pengangkutan.
 Mendapatkan berbagai jasa dari perusahan transport
yang sudah mengantongi ijin yang menawarkan jasa
pengangkutan dari suatu tempat ke tempat lain
dengan biaya yang sudah disepakati.
Untuk merancang suatu sistem logistik, disarankan untuk
memperhatikan beberapa faktor yang bisa memengaruhi
kualitas pelayanan transport, yaitu biaya, kecepatan, dan
konsistensi pengiriman.
c. Manajemen Pengadaan Persediaan
Manajemen pengadaan persediaan dalam sistem logistik
merupakan bagian dari struktur perusahaan yang berperan
dalam mengatur tingkat persediaan barang. Pihak
perusahaan harus mampu mengelola dan mengatur cara
dalam mendapatkan persediaan, proses penyimpanan, hingga
persediaan tersebut nantinya bisa dikeluarkan atau
dimanfaatkan. Tujuan utamanya adalah untuk bisa
mempertahankan kuantitas barang yang sesuai dengan
sasaran pelayanan.
d. Komunikasi
Komunikasi adalah aktivitas saling berbagi informasi pada
seluruh kegiatan logistik. Komunikasi yang buruk dalam
sistem logistik bisa menimbulkan masalah yang serius.
Pertama, penilaian trend dari laju logistik akan menjadi
keliru. Jika hal ini terjadi, maka arus logistik akan
melahirkan kekurangan persediaan barang, atau melahirkan
komitmen yang berlebihan antara pihak perusahaan dengan
pihak pemasok, pelanggan menengah, hingga pelanggan
tahap akhir. Kedua, komunikasi yang buruk bisa melahirkan
gangguan prestasi sistem yang berimbas pada
ketidakstabilan karena proses evaluasi yang kurang atau
berlebihan.
e. Penyimpanan
Dalam hal ini, penyimpanan mencakup seluruh aspek
operasional logistik, seperti pengepakan, pergerakan, dan
pengemasan. Seluruh aspek tersebut berkaitan dengan arus
persediaan yang berguna untuk memenuhi kebutuhan atas
suatu produk atau material tertentu.

B. TENDA
Hunian Sementara adalah tempat tinggal sementara selama korban
bencana mengungsi, baik berupa tempat penampungan massal maupun
keluarga atau individua. Bantuan peralatan hunian sementara diberikan
dalam bentuk tenda dan alat pendukung lainnya. Adapun Berikut
beberapa peralatan yang berfungsi sebagai hunian sementara:
1. Hunian
a. Tenda Posko, digunakan sebagai tempat administrasi darurat
untuk komando dengan ukuran ( 6 X 12 M2 ) yang berfungsi
ebagai pengganti kantor sementara yang mengurusi bencana.
b. Tenda Peleton ( 5 X 14 M2), digunakan sebagai tempat
penampungan darurat dengan ukuran ( 5 X 14 M2) yang dapat
di huni oleh 20 orang (ukuran Velbed)yang berfugsi sebagai
hunian tempat penampungan masal, tempat tinggal sementara
pada korban bencana.
c. Tenda Regu ( 8 X 4 Ya M2 ) Pemasangan dan pembongkaran
tenda regu memiliki kesamaan dengan tenda peleton.
Perbedaan hanya pada ukuran tenda regu lebih kecil.
Pengertian : digunakan sebagai tempat penampungan darurat
dengan ukuran ( 8 X 4 'A M2) yang dapat di huni oleh 15 orang
(ukuran Velbed). Fungsi : sebagai hunian tempat penampungan
masal, tempat tinggal sementara pada korban bencana.
d. D. Tenda Keluarga ( 4 X 4 M2), Penggunaan dan Pemeliharaan
Tenda Keluarga: Pengertian • digunakan sebagai tempat
penampungan darurat dengan ukuran ( 4 X 4 M2) yang dapat di
huni oleh 4 orang (ukuran Velbed). Fungsi : sebagai hunian
tempat penampungan masal, tempat tinggal sementara pada
korban bencana.
e. Rumah Sakit Lapangan adalah fasilitas yang didirikan saat
bencana terjadi, dengan fungsi bisa memberikan pelayanan
kesehatan didaerah bencana setara dengan rumah sakit pada
umumnya. 6 (enam) unit tenda tiup, 1 (satu) genset, 1 (satu)
tenda prasarana, 2 (dua) set MCK.
 Tenda unit gawat darurat, berfungsi pelayanan
kegawatan kedaruratan.
 Tenda kamar bedah / kebidanan, berfungsi tindakan
operasi dan persalinan
 Tenda perawatan, berfungsi perawatan umum dan semi
intensif.

C. TUTUP LUMBUNG

Keberadaan lumbung pangan masyarakat (LPM) di Sumbar benar-


benar dirasakan masyarakat. Saat keadaan darurat atau dilanda bencana
seperti banjir, longsor dan kekeringan, kebutuhan pangan terpenuhi.
Lumbung pangan hadir menjadi solusi. Lumbung pangan masyarakat
ditumbuhkembangkan untuk menampung cadangan pangan. Jika
terjadi bencana yang menyebabkan pasokan bahan pangan terputus,
musim paceklik atau gagal panen, persediaan pangan tetap ada di
tengah masyarakat. Sumbar yang ditakdirkan berada di daerah rawan
bencana, menuntut kehadiran lumbung pangan itu menjadi penting
sehingga pasokan bahan pangan bagi masyarakat tidak terputus.
Minimal untuk masyarakat yang berada di sebuah daerah yang saat itu
ditimpa keadaan darurat.
2.2 PERENCANAAN LOGISTIK
Logistik adalah unsur yang paling penting dalam setiap upaya
bantuan kemanusiaan atau bantuan bencana dan bagaimana cara kita
mengelola logistik bantuan kemanusiaan akan  menentukan apakah operasi
penanggulangan bencana tersebut sukses atau gagal (Van Wassenhove,
2006).
A. Ruang Lingkup Logistik Bantuan Kemanusiaan
Manajemen bencana sering digambarkan sebagai proses yang
terdiri dari beberapa tahap, yaitu:
1) mitigasi;
2) persiapan;
3) respon; dan
4) rekonstruksi
Keempat tahapan itu merupakan siklus manajemen bencana. Fokus
pada logistik dan manajemen rantai pasokan, proses yang melibatkan
logistik terutama menyangkut persiapan, respon, dan rekonstruksi
secara bersama-sama merupakan aliran logistik kemanusiaan. Tahapan
mitigasi mengacu pada identifikasi dan sistem hukum, sosial, dan
infrastruktur untuk mengurangi dampak risiko bencana. Mitigasi
bencana berhubungan dengan tanggung jawab pemerintah dan tidak
melibatkan partisipasi langsung logistik. Tahapan persiapan mengacu
pada berbagai operasi yang terjadi selama periode sebelum bencana
terjadi. Tahap ini menggabungkan berbagai strategi yang
memungkinkan pelaksanaan respon operasional penanggulangan
bencana yang sukses. Tahapan ini sangat penting karena untuk
menghindari konsekuensi kemungkinan bencana. Tahapan ini juga
mencakup upaya yang dibuat dan pengalaman dalam beradaptasi dari
kejadian bencana di masa lalu sehingga dapat memenuhi tantangan
baru. Tahapan respon mengacu pada berbagai operasi yang langsung
diimplementasikan setelah bencana terjadi. Pada tahap respon,
koordinasi dan kolaborasi antara semua pihak yang terlibat dalam
darurat bantuan kemanusiaan perlu dilakukan. Tahapan ini memiliki
dua tujuan utama (Cozzolino et al, 2012), yaitu:
a. Tujuan pertama adalah untuk segera merespon dengan
mengaktifkan jaringan sementara atau jaringan darurat;
b. Tujuan kedua adalah untuk mengembalikan dalam waktu sesingkat
mungkin layanan dasar dan pengiriman barang ke penerima bantuan
bencana;

Tahap rekonstruksi mengacu pada operasi yang berbeda setelah


terjadinya bencana. Tahapan ini melibatkan rehabilitasi dan bertujuan
untuk mengatasi masalah dampak bencana dari perspektif jangka
panjang. Efek dari bencana dapat terus berdampak untuk jangka waktu
yang panjang dan memiliki konsekuensi parah pada penduduk yang
terkena bencana.

B. Logistik Penanggulangan Bencana


Logistik bantuan kemanusiaan mencakup beberapa aktivitas dan
melibatkan banyak pihak, mulai dari aktivitas persiapan, perencanaan,
pengadaan, transportasi & distribusi, penyimpanan, tracking, dan
pelalubeaan (customs clearance). Umumnya para pihak yang terlibat
dalam serangkaian aktivitas rantai pasok bantuan kemanusian, antara
lain:
1. Donor dari dalam negeri maupun luar negeri, donor dari
pemerintah, perusahaan, warga, maupun NGO.

2. NGO nasional, PMI, dan BNPB/BPBD.


3. Penyedia jasa transportasi: darat, udara, laut, sungai, dan kereta
api.
4. Penyedia jasa pergudangan.
5. Perusahaan pengurusan jasa transportasi (freight forwarding).
6. Bea cukai.
7. Penerima bantuan.
Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana No. 13
Tahun 2008 tentang Pedoman Manajemen Logistik dan Peralatan
Penanggulangan Bencana telah menetapkan bahwa proses manajemen
logistik dalam penanggulangan bencana ini meliputi delapan tahapan
sebagai berikut:

1. Perencanaan kebutuhan bantuan kemanusiaan.


2. Pengadaan dan penerimaan bantuan kemanusiaan.
3. Pergudangan dan/atau penyimpanan bantuan kemanusiaan.
4. Perencanaan pendistribusian bantuan kemanusiaan.
5. Pengangkutan bantuan kemanusiaan.
6. Penerimaan bantuan kemanusiaan di tujuan.
7. Penghapusan bantuan kemanusiaan.
8. Pertanggungjawaban.

Pemahaman terhadap manajemen rantai pasok merupakan hal


penting dalam mengelola logistik bantuan kemanusiaan. Delapan
tahapan manajemen logistik bantuan kemanusiaan tersebut
dilaksanakan secara keseluruhan menjadi satu sistem terpadu.
BAB III

PENUTUP

3.1 SIMPULAN
Kondisi Indonesia secara geografis dan struktur geologi terletak
pada kawasan rawan bencana, sehingga sering terjadi bencana gempa
bumi, banjir, tanah longsor, badai, tsunami, kebakaran hutan dan lahan,
dan lain lain. Oleh karena itu untuk mengantisipasi bencana tersebut
diperlukan dukungan peralatan yang memadai sesuai jenis bencananya.
Peralatan sangat penting dalam penanggulangan bencana, terutama pada
saat situasi kedaruratan. Dalam penanggulangan bencana, logistik
memainkan peran penting Logistik memberikan layanan antara
kesiapsiagaan dengan penanggulangan bencana, antara pengadaan dan
distribusi bantuan kemanusiaan dengan peralatan, antara BNPB dengan
BPBD, dan logistik juga memainkan peran penting dalam efektivitas dan
tanggap dalam hampir semua program bantuan kemanusiaan, seperti:
kesehatan, makanan, shelter, air, dan sanitasi.

3.2 SARAN
Dalam konteks bencana, tentu penting untuk memastikan
pengiriman bantuan kemanusiaan yang efisien dan efektif, sehingga
kebutuhan jenis bantuan kemanusiaan yang sesuai dan relawan dapat
mencapai ke lokasi korban dengan cepat dan tepat. Dengan demikian perlu
adanya optimalisasi kinerja logistik bantuan kemanusiaan mensyaratkan
bahwa semua hubungan antara pihak atau pelaku yang terlibat dalam
penanggulangan bencana dikelola melalui pendekatan terpadu secara
efisien dan efektif dalam mengkoordinasikan kinerja antar-organisasi,
menghilangkan redundansi, dan memaksimalkan efisiensi seluruh rantai
pasok darurat.
DAFTAR PUSTAKA

 https://www.bnpb.go.id/definisi-bencana
 http://repository.umy.ac.id/bitstream/handle/123456789/15632/G.
%20BAB%20III%20LANDASAN%20TEORI.pdf?
sequence=7&isAllowed=y#:~:text=Bencana%20alam%20adalah
%20bencana%20yang,(Kamadhis%20UGM%2C%202007).
 https://accurate.id/marketing-manajemen/pengertian-logistik/
 https://supplychainindonesia.com/manajemen-logistik-penanggulangan-
bencana-bagian-1/
 https://bnpb.go.id/uploads/24/peraturan-kepala/2013/perka-7-tahun-2013-
tentang-petunjuk-pelaksanaan-penggunaan-dan-pemerliharaan-peralatan-
pb.PDF
 https://dinaspangan.sumbarprov.go.id/details/pages/21

Anda mungkin juga menyukai