PENDAHULUAN
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Teori Gas Ideal
Bila kita menekan gas sambil menajaga temperaturnya konstan, maka kita akan
mendapatkan tekanan bertambah bila volume berkurang. Demikian pula, bila kita
menyebabkan gas memuai pada temperatur konstan, tekanannya akan berkurang
bila volumenya bertambah. Dengan pendekatan yang baik, tekanan gas berubah
secara terbalik dengan volumenya. Ini berarti bahwa pada temperatur konstan,
hasilkali tekanan dan volume gas adalah konstan. Hasil ini ditemukan secara
eksperimen oleh Robert Boyle (1627 – 1691). Hukum Boyle: PV= konstan.
Hukum ini berlaku untuk hampir semua gas dengan kerapatan rendah. Namun
temperatur absolut gas dengan kerapatan rendah sebanding dengan volume gas
jika tekanan dijaga konstan. Jadi pada kerapatan rendah, hasil kali PV sangat
hampir sebanding dengan temperatur T:
PV =CT
2
Dimana P1, V1 dan T1 adalah tekanan, volume dan temperatur pada keadaan awal
dan P2,V2 dan T2 adalah kenanan, volume dan temperatur pada gas dimana sistem
pada keadaan akhir.
Syarat berlakunya hukum Boyle adalah bila gas berada dalam keadaan ideal (gas
sempurna), yaitu gas yang terdiri dari satu atau lebih atom-atom dan dianggap
identik satu sama lain. Setiap molekul tersebut tersebut bergerak swcara acak,
bebas dan merata serta memenuhi persamaan gerak Newton. Yang dimaksud gas
sempurna (ideal) dapat didefinisikan bahwa gas yang perbangdingannya PV/nT
nya dapat idefinisikan sama dengan R pada setiap besar tekanan. Dengan kata
lain, gas sempurna pada tiap besar tekanan bertabiat sama seperti gas sejati pada
tekanan rendah.
Persamaan gas sempurna:
PV =nRT
Keterangan:
P : Tekanan Gas
V : Volume Gas
n : Jumlah mol gas
T : Temperatur mutlak (K)
R : Konstanta Gas universal (0,082 L.atm.mol-1.K-1)
2.3 Tekanan
Adalah satuan fisika untuk menyatakan gaya (F) per satuan luas (A). Satuan
tekanan sering digunakan untuk menguku rkekuatan darisuatu cairan
atau gas. Satuan tekanan dapadihubungkan dengansatuan volume (isi) dan suhu.
Semakin tinggi tekanan di dalam suatutempat dengan isi yang sama, maka suhu
akan semakin tinggi.
3
dan gravitasi juga menentukan tekanan air tersebut. Hubungan ini dirumuskan
sebagai berikut: "P = ρgh" dimana ρ adalah masa jenis cairan, g (10 m/s2)
adalah gravitasi, dan h adalah kedalaman cairan.
4
BAB III
METODE PRAKTIKUM
3.1 Alat
1. Manometer pipa U, sebagai tempat air raksa
2. Penggaris, digunakan untuk mengukur tinggi air raksa
3. Kalkulator, digunakan untuk menghitung tekanan udara pada setiap posisi
selang plastik, sebagai alat yang mengaliri udara
4. Alat suntik, digunakan untuk merubah volume dalam pipa U.
3.1 Bahan
1. Air raksa, digunakan untuk mengisi manometer pipa U
5
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
a. Hasil
Data Hasil Pengukuran Tekanan Udara akibat Perubahan Volume
No. Awal Akhir
P1 (atm) V1 (mL) F1 (N) P2 (atm) V2 (mL) F2 (N)
1 1 5 35,693 0,625 8 22,229
2 1 6 35,693 0,666 9 23,74
3 1 7 35,693 0,7 10 24,98
4 1 8 35,693 0,727 11 25,93
5 1 9 35,693 0,75 12 26,768
6 1 10 35,693 0,769 13 27,452
Perhitungan:
Percobaan 1
Pada percobaan ini nilai P1 = 1,031 . 105 Pa, maka:
P1 . V 1 F1awal = P1 . A
P 2=
V2 F1awal = P1 . πr2
1 atm. 5 . 10−6 m 3 F1awal = 1,031 . 105 Pa . 3,14 . (1,05 x 10-2 m)2
P 2=
8. 10−6 m 3 F1awal = 35,693 N
P2=0,625 atm F2akhir = P2 . A
P2 = 0,625 x 1,031 x 105 Pa F2akhir = P2 . πr2
P2 = 0,644 x 105 Pa F2akhir = 0,644 . 105 Pa . 3,14 . (1,05 x 10-2 m)2
F2akhir = 22,229 N
Percobaan 2
Pada percobaan ini nilai P1 = 1,031 . 105 Pa, maka:
P1 . V 1 F1awal = P1 . A
P 2=
V2 F1awal = P1 . πr2
1 atm. 6 . 10−6 m F1awal = 1,031 . 105 Pa . 3,14 . (1,05 x 10-2 m)2
P 2=
9 .10−6 m F1awal = 35,693 N
P2=0,666 atm F2akhir = P2 . A
P2 = 0,666 x 1,031 x 105 Pa F2akhir = P2 . πr2
P2 = 0,686 x 105 Pa F2akhir = 0,686 . 105 Pa . 3,14 . (1,05 x 10-2 m)2
F2akhir = 23,74 N
6
Percobaan 3
Pada percobaan ini nilai P1 = 1,031 . 105 Pa, maka:
P1 . V 1 F1awal = P1 . A
P 2=
V2 F1awal = P1 . πr2
−6
1 atm. 7 . 10 m F1awal = 1,031 . 105 Pa . 3,14 . (1,05 x 10-2 m)2
P 2=
10. 10−6 m F1awal = 35,693 N
P2=0,7 atm F2akhir = P2 . A
P2 = 0,7 x 1,031 x 105 Pa F2akhir = P2 . πr2
P2 = 0,721 x 105 Pa F2akhir = 0,721 . 105 Pa . 3,14 . (1,05 x 10-2 m)2
F2akhir = 24,98 N
Percobaan 4
Pada percobaan ini nilai P1 = 1,031 . 105 Pa, maka:
P1 . V 1 F1awal = P1 . A
P 2=
V2 F1awal = P1 . πr2
1 atm. 8 . 10−6 m F1awal = 1,031 . 105 Pa . 3,14 . (1,05 x 10-2 m)2
P 2=
11 . 10−6 m F1awal = 35,06 N
P2=0,727 atm F2akhir = P2 . A
P2 = 0,727 x 1,031 x 105 Pa F2akhir = P2 . πr2
P2 = 0,749 x 105 Pa F2akhir = 0,749 . 105 Pa . 3,14 . (1,05 x 10-2 m)2
F2akhir = 25,93 N
Percobaan 5
Pada percobaan ini nilai P1 = 1,031 . 105 Pa, maka:
P1 . V 1 F1awal = P1 . A
P 2=
V2 F1awal = P1 . πr2
1 atm. 9 . 10−6 m F1awal = 1,031 . 105 Pa . 3,14 . (1,05 x 10-2 m)2
P 2=
12. 10−6 m F1awal = 35,06 N
P2=0,75 atm F2akhir = P2 . A
P2 = 0,75 x 1,031 x 105 Pa F2akhir = P2 . πr2
P2 = 0,773 x 105 Pa F2akhir = 0,773 . 105 Pa . 3,14 . (1,05 x 10-2 m)2
F2akhir = 26,768 N
Percobaan 6
Pada percobaan ini nilai P1 = 1,031 . 105 Pa, maka:
P1 . V 1 F1awal = P1 . A
P 2=
V2 F1awal = P1 . πr2
7
1 atm. 10 . 10−6 m F1awal = 1,031 . 105 Pa . 3,14 . (1,05 x 10-2 m)2
P 2=
13 . 10−6 m F1awal = 35,06 N
P2=0,769 atm F2akhir = P2 . A
P2 = 0,769 x 1,031 x 105 Pa F2akhir = P2 . πr2
P2 = 0,793 x 105 Pa F2akhir = 0,793 . 105 Pa . 3,14 . (1,05 x 10-2 m)2
F2akhir = 27,452 N
10
grafik perbandingan tekanan
8 awal dengan volume awal
6
0
0.8 1 1.2 1.4 1.6 1.8 2 2.2
12
0
0.6 0.62 0.64 0.66 0.68 0.7 0.72 0.74 0.76 0.78
b. Pembahasan
8
Percobaan pertama yang dilakukan dalam praktikum ini adalah dengan
menggerakkan suntikan masuk atau keluar tabungnya sehingga tinggi air raksa
pada manometer sama tingginya. Hal ini bertujuan untuk membuktikan bahwa
tekanan awal yang terjadi adalah sebesar 1 atm. Tekanan awal adalah tekanan
udara yang berada pada tabung ataupun tekanan yang berada di udara luar,
yaitu sebesar 1 atm atau dapat dikonversikan ke dalam satuan Pascal sebesar
1,013 x 105 Pa. Percobaan dilakukan sebanyak 5 kali pada posisi yang
berbeda-beda. Untuk mendapatkan volume udara awal, tempatkan posisi awal
suntikan pada volume tertentu.
Karena satuan tekanan masih dalam atm (atmosfir), maka agar menjadi
satuan Internasional (SI) perlu dikonversikan ke Pa, yaitu dengan mengalikan
tekanan, baik tekanan awal maupun tekanan akhir, dikalikan dengan 1,013 x
105 Pa. Begitu juga dengan volume udara, masih dalam ml. Agar menjadi
satuan Internasional (SI) maka ml perlu dikonversikan ke dalam m 3 dengan ml
= cm3 dan dari 1 cm3 = 10-6 m3. Kemudian, setelah itu didapatkan hasil tekanan
dan volume dalam satuan Internasional.
Dalam hal ini, selain Hukum Boyle yang menjelaskan tentang rumus
tekanan, adapula rumus tekanan yang dinyatakan sebagai perbandingan antara
Gaya (F) dengan luas permukaan (A) yang dirumuskan:
Maka dalam hal ini, gaya yang bekerja pada suatu wadah (dalam
praktikum kali ini yang digunakan adalah suntikan (pompa) udara) harus dihitung
juga menggunakan rumus di atas, yaitu menjadi F = p . A dengan p = tekanan
awal atau akhir dan A = luas permukaan dari suntikan (pompa) udara tersebut.
Diameter suntikan (pompa) udara tersebut didapatkan sebesar 2,1 cm atau dengan
kata lain jari-jarinya sebesar 1,05 cm dan dikonversikan ke satuan meter menjadi
1,05 x 10-2 m. Kemudian didapatkanlah besar gaya yang bekerja pada suntikan
(pompa) udara tersebut.
Pada data percobaan perbandingan antara tekanan awal dengan volume
awal, terjadi bentuk grafik vertikal. Hal tersebut disebabkan karena faktor – faktor
berikut:
9
1. Tekanan awalnya sama, yaitu 1 atm, akan tetapi 1/Pawal
2. Volume udara awalnya semakin menurun
Pada grafik kedua, perbandingan antara tekanan akhir dengan volume
akhir juga terjadi kesalahan dengan kurva grafik yang tidak berbentuk linear. Hal
tersebut dikarenakan volume dari awal sampai akhir terus membesar yang
seharusnya mengecil.
Faktor – faktor kesalahan lain yang menyebabkan tidak akuratnya data
yang di dapat oleh praktikan antara lain:
1. Kesalahan praktikan dalam mengukur volume pada suntikan (pompa)
udara
2. Praktikan menekan suntikan (pompa) udara terlalu keras sehingga air
raksa melebihi batas ambang
3. Kesalahan perhitungan
Maka yang faktor-faktor mempengaruhi tekanan adalah volume udara, gaya yang
bekerja dan luas permukaan.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
1.1 Kesimpulan
Dari hasil praktikum ini, dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai
berikut:
1. Tekanan adalah satuan fisika untuk menyatakan gaya per satuan luas
2. PV = konstan atau yang sebelum dan sesudah volume dan tekanan dari
jumlah gas tetap
3. Perubahan volume mempengaruhi perubahan tekanan
4. Semakin besar nilai volume udara, maka nilai tekanan yang dihasilkan
semakin kecil. Begitupun sebaliknya, jika nilai volume udara semakin
kecil, maka nilai tekanan yang dihasilkan semakin besar.
5. Volume udara berbanding terbalik dengan tekanan
10
6. Semakin besar nilai tekanan dan luas permukaan, semakin besar pula
gaya yang bekerja. Begitu juga sebaliknya, semakin kecil nilai tekanan
dan luas permukaan, maka semakin kecil pula gaya yang bekerja.
7. Gaya yang bekerja berbanding lurus dengan tekanan dan luas
permukaan
8. Faktor-faktor yang mempengaruhi tekanan adalah volume udara, gaya
yang bekerja dan luas permukaan.
1.2 Saran
Berikut beberapa saran yang disampaikan agar mendapatkan data yang
akurat:
1. Sebelum memulai praktikum, diharapkan untuk memahami terlebih
dahulu materi-materi atau konsep-konsep dasar yang berhubungan
tentang Hukum Boyle
2. Praktikan disarankan harus benar-benar teliti dalam mengukur volume
udara yang terjadi pada suntikan (pompa) udara
3. Disarankan menggunakan alat-alat yang masih dalam kondisi yang
baik dan layak untuk digunakan dalam praktikum.
DAFTAR PUSTAKA
- Alonso, M & Finn, E.J. 1992. Dasar-dasar Fisika Universitas. Jilid 1. Edisi
kedua. Penerbit Erlangga. Jakarta.
- Tipler, P.A. 1998. Fisikia untuk Sains dan Teknik Jilid-1 (Terjemahan).
Penerbit Erlangga. Jakarta.
11
- Young, Hugh D. & Freedman, Roger A et-al. 2002. Fisika Universitas
(Terjemahan). Penerbit Erlangga. Jakarta.
- http://www.mahasiswasibuk.co.cc/1_36_Mengukur-Perubahan-Tekanan-
Udara-Akibat-Perubahan-Volume.html (diakses pada: 02/04/2012; 20.54
WIB)
- http://www.scribd.com/doc/47175546/9/Konsep-Tekanan-pada-Fluidaboyle
(diakses pada: 02/04/2012; 21.40 WIB)
LAMPIRAN
12
(Gambar manometer pipa U dan alat suntik)
13