NEUROMUSKULOSKELETAL LEHER
OLEH:
dr. Mohammad Herwindrio
PEMBIMBING
dr. Eko Arisetijono, Sp.S (K)
LABORATORIUM/SMF NEUROLOGI
RUMAH SAKIT UMUM DR.SAIFUL ANWAR
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2021
Sistem Muskuloskeletal Leher Pemeriksaan Khusus Daerah Leher
Leher dapat berdiri tegak karena ditopang oleh sistem otot leher dan struktur tulang
belakang leher, yang merupakan bagian dari columna vertebralis. Tulang belakang terdiri dari
26 ruas tulang belakang, yang bentuknya tidak beraturan dan terhubung sedemikian rupa
sehingga membentuk struktur yang melengkung dan fleksibel. Tulang belakang adalah
penopang aksial tubuh, membentang dari dasar tengkorak ke panggul, di mana berat tubuh
ditransfer ke kaki. Tulang belakang juga menutupi dan melindungi sumsum tulang belakang
dan merupakan tempat bertemunya otot punggung dan leher. Ada bantalan di antara setiap
tulang belakang, yang merupakan struktur elastis dan tekan datar yang disebut cakram
intervertebralis (diskus intervertebralis), yang memberikan fleksibilitas dan kompresibilitas
ke tulang belakang.1
Leher memiliki tiga fungsi utama pada bagian sumsum tulang belakang yang paling
banyak bergerak:
1. Menyangga kepala dan memberikan stabilitas.
2. Kepala dapat bergerak dalam semua aspek gerakan.
3. Melindungi struktur yang melewati tulang belakang, terutama sumsum tulang belakang,
akar saraf, dan arteri vertebralis. 1
Terdapat lapisan fascia servikal pada leher yang membungkus leher seperti kerah. Lapisan ini
dipisahkan oleh m. Otot sternokleidomastoid dan m. Rekstok gantung. Dua lapisan fasia
(trakea anterior dan vertebra anterior) terletak di lapisan fasia internal, membagi leher
menjadi kompartemen frontal dan posterior. 10
Kanalis vertebralis pada kolumna vertebra servikalis adalah tempat berjalannya
medula spinalis. Akar dari nervus spinal servikalis keluar dari foramina intervertebralis pada
regio leher ini. Rami ventral dari 4 nervus kranialis akan berjalan bersama dengan ramus dari
T1 untuk membentuk pleksus brakialis10.
Regio pada leher dibagi menjadi 4 yaitu:
1. Regio anterior
2. Regio lateral kanan
3. Regio lateral kiri
4. Regio posterior (nucha/tengkuk)
A. Regio Anterior
Regio anterior menurut leher terdiri dari beberapa otot lurik, traktus digestif (faring &
esofagus), traktus respirasi (laring & trakea), pembuluh darah dari dan menuju otak, empat
nervus kranialis terakhir, kelenjar tiroid & paratiroid. Struktur tadi akan mudah dipalpasi
dalam regio anterior berdasarkan leher :10
Struktur pada garis tengah:
• Tulang hioid: terletak sedikit pada bawah dagu & bisa teraba jika leher sedikit
diekstensikan. Tulang hioid bisa teraba menggunakan bunda jari , jari telunjuk & bisa
digerakkan dari satu sisi ke sisi lain.
• Kartilago tiroid: Lekukan tiroid, bagian melengkung dalam batas atas kartilago tiroid akan
gampang dipalpasi.
• Kartilago krikoid: adalah struktur yg bisa teraba pada bawah kartilago tiroid.
• Cincin trakea: dipalpasi pada bawah kartilago krikoid dengan cara menekan ke belakang
permukaan lekukan jugularis.
• Lekukan suprasternal / jugular: adalah struktur menurut bagian superior sternum antara
ujung medial klavikula.
Struktur lain pada daerah garis tengah:
• Lobus tiroid: bisa dipalpasi dalam bagian bawah kartilago krikoid
• Arteri karotis komunis: bisa terlihat & dipalpasi dalam perbatasan antara laring & trakea
sepanjang batas anterior m. Sternokleidomastoideus.
Gambar 1. Cervical lateral 3
B. Regio lateral kiri dan kanan
Area lateral terdiri dari dua otot superfisial dan kelenjar getah bening servikal. Struktur
tersebut adalah: 10
• Mastoid
• Klavikula
• Otot sternokleidomastoid: Jika pasien diminta untuk memutar kepalanya ke arah yang
berlawanan, terlihat struktur lateral dari mastoid ke sternum. Tendon otot ini terlihat di sisi
cekung vena jugularis.
• M. trapezius: terlihat saat pasien diminta mengangkat bahu dan mencoba melawan
resistensi.
• Prosesus transversal atlas: Dengan tekanan dalam dapat dirasakan pada sudut antara
mandibula dan prosesus mastoideus.
Gambar 2. Gambar superfisial dari regio anterior medial dan lateral10
C. Regio Posterior
Bagian posterior leher berisi struktur tulang belakang leher, sumsum tulang belakang, dan
struktur lainnya. Struktur ini dapat diraba di bagian belakang leher. 10
•Protuberantia oksipitalis eksterna: dapat dipalpasi di atas bidang servikal di garis tengah
posterior leher.
• Garis nuchal superior: Ini adalah garis bergelombang tulang yang dapat disentuh, dengan
lekukan di bawahnya, yang memanjang dari tonjolan ekstraoksipital ke prosesus mastoid.
• Vertebra servikalis C7: Teraba di bawah tulang belakang leher, terutama saat leher ditekuk.
• Ligamentum nuchae: muncul saat leher ditekuk dan kemudian menonjol dari vertebra C7
ke bagian luar oksiput.
Batas bawah leher dibatasi oleh klavikula dan batas atas adalah batas bawah mandibula,
tulang mastoid temporal, garis nuchal superior dari tulang oksipital, memanjang hingga
bagian anterior dari m. Trapezius di punggung. M. Sternokleidomastoideus berjalan
menyilang di leher, membagi leher menjadi segitiga anterior dan posterior.7
Gambar 3. Segitiga leher. Segitiga anterior: 1. Segitiga digastrik, 2. Segitiga karotis, 3. Segitiga
muskular. Segitiga posterior: 1. 4. Segitiga subklavian,
5. Segitiga oksipital.7
Vertebrae cervicalis
Vertebrae cervicalis merupakan fragmen dari kolumna vertebrae yang sangat
fleksibel. Hal ini melahirkan gerakan yang tidak terbatas pada leher dan kepala. Tujuh tulang
vertebrae cervicalis bentuknya lebih pendek dari bagian yang lain. Hal penting yang
membedakan yaitu adanya 3 foramina sedangkan yang lain 1 foramina. Pada vertebrae
cervicalis terdapat renggangan pada setiap prosesus transversus yang disebut foramen
transversum, seperti tempat lewatnya pembuluh darah vertebralis menuju ke otak. 1
Pada segmen anterior dari vertebra terdapat suatu diskus intervertebralis di antara 2
tulang vertebrae yang bekerja seperti sistem penyerap kejut, memungkinkan adanya kompresi
sementara, dan membantu leher bisa gerak. Diskus intervertebralis mengandung cairan elastik
yang memungkin guna tersebut bisa berjalan. Bagian luar dari diskus intervertebralis yaitu
annulus yang menjadikan jaringan finroelastik yang membungkus matrix diskus. Sedangkan
pada bagian posterior vertebrae terdiri dari prosesus transversus dan prosesus spinosus yang
merupakan tempat perlekatan otot-otot leher. 1
Dua vertebrae cervicalis pertama yaitu tulang penampang (C1) dan axis (C2)
memiliki ke ciri-ciri an tersendiri. Vertebrae cervicalis pertama disebut penampang yang
menyokong kepala. Tulang vertebrae ini tidak memiliki korpus dan prosesus spinosus.
Bagian superior dari tulang ini terdapat sendi yang menepel pada condylus occipitalis.
Dengan adanya persendian ini, seseorang bisa menggerakkan kepala ke depan dan ke
belakang. 2
Vertebrae cervicalis kedua disebut axis mudah dikenali dengan adanya prosesus
odontoid yang menyembul ke atas dar korpus. Aksis (C2) memiliki badan, prosesus spinosus
yang bifida. Prosesus ini masuk ke tulang penampang dan memberikan gerakan rotasi.
Vertebrae cervicalis ke tujuh memiliki prosesus spinosus yang menonjol sehigga bisa
dipalpasi pada leher. 2
Pergerakan dari sendi yang menjadi pusat perhatian adalah range of movementnya
bukan jumlah gerakannya. Sendi diperkuat oleh ligament anterior dan posterior. Ligament ini
berjalan di tengah midline sepanjang permukaan anterior dan posterior dari korpus vertebrae.
Mereka melekat pada discus interventebralis. Ligament longitudinalis anterior merupakan
yang kuat dan melekat pada tuberculus anterior pada atlas dan bagian basis dari tulang
occipital. Ligament longitudinalis posterior berjalan dalam canalis vertebralis dan melekat di
atas korpus dari 2
Ligamen pada spina servikal adalah:
1. Ligamen transversum : menahan prosesus odontoid ke dalam notch yang terletak
posterior di pusat lengkung anterior, memungkinkan kepala dan atlas rotasi ke kiri dan kanan.
Selain itu mempertahankan prosesus odontoid di daerah anterior kanal spina serta memberi
ruangan cukup bagi medulla spinalis. Apabila terjadi kerusakan pada ligamen, prosesus
odontoid dapat bergerak ke posterior dan menekan medulla spinalis. Derajat penekanan dapat
dilihat secara klinis dengan pemeriksaan neurologik yang menunjukkan tanda upper motor
neuron.
2. Ligamen alar : membatasi rotasi dan membatasi gerakan lateral prosesus odontoid,
Apabila salah satu ligamen alar rusak, dapat menyebabkan kepala dan atlas subluksasi ke
lateral,
3. Ligamen accessory atlantoaksial : membatasi derajat rotasi kepala terhadap atlas dan
atlas terhadap aksis, Kerusakan salah satu ligamen tersebut dapat menyebabkan gerakan
berlebihan ke sisi berlawanan. Dapat dilihat melalui pencitraan mulut terbuka (open mouth)
dengan rotasi kepala ke dua arah. Ligamen alar dan accessory adalah ligamen pendek yang
terikat pada dua struktur tulang berdekatan sehingga mudah cedera, misalnya karena rotasi
berlebihan, tiba-tiba atau paksa (forceful).
OTOT LEHER
a. m. Trapezius
b. m. Sternokleidomastoideus
c. m. Digastrikus
Origo dari m. Digastrikus adalah fossa digastrikus dari mandibula, dan bagian medial
dari prosesus mastoideus. Insersi dari m. Digastrikus adalah korpus os hioid. Fungsi dari m.
Digastrikus adalah mengangkat os hioid saat proses menelan dan membantu terbukanya
mandibula. M. Digastrikus diinervasi oleh n. Trigeminus (N. V) dan n. Fasialis (N. VII).3
d. m. Geniohioid
Origo dari m. Geniohioid adalah bagian mental inferior dari mandibula. Insersi dari
m. Geniohioid adalah korpus dari os hioid. Fungsi dari m. Geniohioid adalah mengangkat os
hioid ke depan saat proses menelan, dan membantu terbukanya mandibula. M. Geniohioid
diinervasi oleh ramus ventral CI .3
e. m. milohioid
M. milohiod memiliki insersi di garis milohioid di mandibula. Fungsi dari m.
Milohioid adalah mempererat dan mengangkat bagian bawah mulut, mengangkat os hioid ke
depan selama proses menelan, dan membantu terbukanya mandibula dan menggerakkan dari
sisi ke sisi (mastikasi). M. Milohioid diinervasi oleh n. Milohioid (dari N. Mandibular,
cabang dari N. V).3
f. m. Stilohioid
Origo dari m. Stilohioid adalah prosesus stiloideus dari os. Temporal. Insersi dari m.
Stilohioid adalah korpus os hioid. Fungsi dari m. Stilohioid adalah mengangkat os hioid
selama proses menelan dan membantu terbukanya mandibula. Inervasi dari m. Stilohioideus
adalah n. Fasialis (N. VII) .3
g. m. Sternohioid
Origo dari m. Sternohioid adalah bagian posterior dari manubrium sterni dan sendi
sternoklavikula. Insersi dari m. sternohioid adalah garis oblik dari tiroid. Fungsi dari m.
sternohioid adalah menggerakkan laring dan os hioid ke arah bawah, depresi laring dan os
hioid untuk fonasi dan fase terminal dari menelan. Innervasi dari m. sternohioid adalah ansa
servikalis dari pleksus servikal (C1-C4).3
h. m. sternotiroid
Origo dari m. Sternotiroid adalah bagian posterior dari manubrium sterni. Insersi dari
m. sternotiroid adalah garis oblik dari tiroid. Fungsi dari m. sternotiroid adalah
menggerakkan laring dan os hioid ke arah bawah, depresi laring dan os hioid untuk fonasi
dan fase terminal dari menelan. Innervasi dari m. Sternotiroid adalah ansa servikalis dari
pleksus servikal (C1-C4).3
i. m. Tirohioid
Origo dari m. tirohioid adalah garis oblik dari tiroid. Insersi dari m. tirohioid adalah
korpus os hioid. Fungsi dari m. tirohioid adalah depresi dan menfiksasi os hioid dan
mengangkat laring saat menelan. Innervasi dari m. Tirohioid adalah ramus ventral C1 dan
C4.3
j. m. Omohioid
Origo dari m. Omohioid adalah batas superior dari skapula. Insersi dari m. omohioid
adalah korpus os hioid. Fungsi dari m. omohioid adalah memfiksasi os hioid, menggerakkan
laring dan os hioid ke bawah untuk fonasi dan fase terminal dari menelan, dan mengikat
fascia servikal dengan tendon intermediatenya untuk mempertahankan patensi dari v.
jugularis interna. Innervasi dari m. Omohioid adalah ansa servikalis dari pleksus servikalis
C1-C4.3
k. m. Longus Capitis
Origo dari m. Longus Capitis adalah teberkulus anterior dari prosesus transversus
vertebrae C3-C6. Insersi dari m. Longus Capitis adalah bagian basilaris dari os oksipital.
Fungsi dari m. Longus Capitis adalah bagian rotasi minimal kepala ke sisi yang sama dan
memfleksikan kepala. Innervasi dari m. Longus Capitis adalah cabang langsung dari pleksus
servikal (C1-C4).3
l. Longus Colli
Origo dari m. Longus Colli adalah bagian anterior dari C5-C7 dan T1-T3. Insersi dari
m. Longus Colli adalah bagian anterior dari C2-C4, tuberkulus anterior dari atlas, dan
prosesus transversus C5-C6. Fungsi dari m. Longus Colli adalah rotasi dan fleksi dari
servikal. Innervasi dari m. Longus Colli adalah cabang langsung dari pleksus servikal (C2-
C4).
Gambar 7. Otot Prevertebralis3
Origo dari m. Rektus capitis anterior adalah bagian lateral dari atlas. Insersi dari m.
Rektus capitis anterior adalah bagian basilaris dari os oksipital. Fungsi dari m. Rektus capitis
anterior adalah fleksi lateral dari sendi atlanto-oksipital. Innervasi dari m. Rektus capitis
anterior adalah ramus ventral C1.3
Origo dari m. Rektus capitis lateralis adalah prosesus transversus atlas. Insersi dari m. Rektus
capitis lateralis adalah bagian basilar dari os oksipital. Fungsi dari m. Rektus capitis lateralis
adalah fleksi lateral dari sendi atlanto-oksipital. Innervasi dari m. Rektus capitis lateralis
adalah ramus ventral C1.3
o. m. Skalenus
Origo dari m. Skalenus adalah tuberkulus anterior prosesus transversus dari vertebrae C3-
C6, prosesus transversus dari atlas dan aksis, tuberkulus posterior dari prosesus transversus
C5-C7. Insersi dari m. Skalenus adalah tuberkulus skalenus pada costae I, dan permukaan
luar dari costae II.3
Fungsi dari m. Skalenus adalah gerakan inspirasi, menggerakkan servikal ke sisi yang
sama, dan fleksi dari leher. Innervasi dari m. Skalenus adalah cabang langsung dari pleksus
servikal dan brakial (C3-C6).3
Nervus motorik dan sensorik keduanya ditemukan di wajah. Nervus motorik berasal
dari nervus facialis (N. VII). Untuk inervasi sensori diperankan oleh nervus trigeminal,
dengan sedikit kontribusi juga dari plexus cervicalis melalui nervus auricularis magnus. Otak
memberikan 12 pasang nervus kranialis yang memberikan inervasi motorik dan sensorik
untuk struktur struktur di kepala leher dan bahu.
Beberapa nervus cranial khususnya IV, VI, XI dan XII menginervasi otot striata dan
tidak memberikan inervasi sensori. Telah diterima dengan luas bahwa serabut sensori untuk
otot-otot ini diantarkan menuju CNS melalui cabang dari n. trigeminalis (n. V). N. trigeminal
merupakan nervus cranial yang paling besar. Nervus ini menyuplai serabut sensoris pada
cranium anterior dan wajah dan serabut motorik pada otot mengunyah.6
Nervus trigeminal mempunyai 2 radiks, radiks sensoris dan radiks motorik, menempel
bersama pada sisi pons. Pada radiks sensorik, berjalan lateral menuju fossa crania media,
terdapat ganglion trigeminal (gasserian). Ada 3 cabang utama untuk sensori yang membawa
serabut sensori ke ganglion ini.
Cabang optalmika, cabang maksila dan cabang mandibula. Nervus oftalmikus keluar
dari tengkorak melalui fisura orbitalis uperior, n. maksilaris keluar dari foramen rotundum,
dan cabang mandibula dari foramen ovale. Bagian motorik berjalan dari ganglion trigeminal
menuju nervus mandibularis dan keluar melalui foramen ovale. Serabut motorik
menginervasi m. pterigoid lateral, m. masseter dan m. temporal. Karena hal ini maka serabut
motorik n. V sering disebut nervus masticator. Cabang motorik juga mempersarafi 2 otot di
leher yaitu m. digastricus anterior dan mylohyoid dan m. tensor veli palatine dan m tensor
timpani. M. tensor veli palatine dan M. tensor timpani dipersarafi oleh cabang yang menuju
M. pterigoid medial.6
c. Nervus spinalis C1 –C7 berjalan di atas vertebrae cervical dengan nomer yang sama
untuk keluar dari canalis spinalis
d. Nervus spinalis C8 berjalan di bawah vertebrae C 7 dan diatas T1, sedangkan T1 di
antara vertebrae T 1 dan T2
e. Nervus spinalis dibagi menjadi ramus dorsal dan ramus ventral pada area keluarnya
dari foramen( kecuali C1 yang tidak memiliki ramus dorsal)
f. Ramus dorsal menyuplai kulit dan m. paraspinalis ( kecuali C1, tidak mempunyai
inervasi ke kulit)
g. Ramus dorsal C2 menjadi greater occipital nerve
h. Ventral rami dari C1-4 membentuk plexus cervicalis
i. Ventral rami dari C5-8 dan T1 membentuk brachial plexus.
1. Tes Lhermitte
Tes ini bertujuan untuk mengetahui adanya penekanan pada medula psinalis akibat
trauma, tumor medula spinalis, spondilosis servikalis.
Cara pemeriksaan:
- Kedua tangan pemeriksa ditangkupkan
- Tekan kepala pasien ke bawah dengan kedua tangan
- Tes Lhermitte positif: timbul rasa nyeri seperti dialiri listrik, dan apabila terjadi
peningkatkan nyeri di bagian servikal atau ekstremitas atas, perhatikan
distribusi/penjalarannya untuk menilai lokalisasi secara neurologis.
Gambar 18. A. Tes Lhermitte, b. Gambaran Servikal
Prosedur
Pasien posisi duduk. Memegang kepala pasien dengan 1 tangan dan dagu pasien
dengan tangan lainnya, pemeriksa secara pasif mengekstensikan leher (menggerakkan
kepala ke belakang dan merotasi kepala ke 2 sisi).
Penilaian
Pada ekstensi maksimal, regio sendi atlantooccipital terkunci dan rotasi terjadi di
bagian bawah segmen servikal dan cervico thoracic junction. Mobilitas yang terbatas disertai
nyeri merupakan disfungsi segmental. Penyebabnya termasuk degenerative disease
(spondylosis, spondylarthritis, or uncovertebral arthritis). Adanya vertigo menunjukkan
gangguan vaskuler dari arteri vertebralis 9
Gambar 12. (a) menggerakkan kepala ke belakang (b) ke kanan (c) ke kiri9
inflamasi 9
Gambar 13. (a) gerakan fleksi (b) ke kanan (c) ke kiri9
9
Gambar 14. Tes fungsi segmental dari cervical spine
5. O’donoghue test
Tes ini berfungsi membedakan nyeri karena ligamen dan nyeri otot di leher belakang.
Prosedur
Pasien posisi duduk, kepala di miringkan ke kanan dan ke kiri secara pasif.
Kemudian pasien diminta untuk memiringkan kepala lagi melawan tangan pemeriksa yang
diletakkan di os zigomaticus dan temporal.
Penilaian
Terjadinya nyeri selama gerakan aktif kepala ini dengan ketegangan otot ipsilateral
dan otot paravertebral kontralateral menunjukkan disfungsi otot, sedangkan nyeri selama
pasif lateral bending pada cervical spine mengindikasikan gangguan pada ligament atau
sendi atau proses degeratif 9
Gambar 16. Tes O’Donoghue (a) gerakan pasif (b) gerakan aktif9
6. Tes Valsava
Pasien posisi duduk, ibu jari diletakkan di mulut, pasien berusaha meniup ibu jari
keluar mulut.
Penilaian
Penekanan meningkatkan tekanan intraspinal. Menunjukkan adanya massa yang
menekan seperti extruded intervertebral disc, tumor, penyempitan akibat osteophytes, dan
soft tissue swelling. Hal ini memberikan gejala nyeri radikuler sesuai dermatom 9
7. Spurling test
Berfungsi menilai nyeri facet joint dan iritasi radiks saraf.
Prosedur
Pasien posisi duduk. Kepala dirotasikan dan miringkan ke 1 sisi. Pemeriksa berdiri di
belakang pasien dengan 1 tangan diletakkan pada kepala dan tangan satunya menekan
ringan pada tangan dibawahnya. Jika pasien dapat mentoleransi nyeri maka bisa dilanjutkan
ke tes cervical spine extended. 9
Penilaian
Tes ini menunjukkan adanya facet syndrome dan kompresi radiks syaraf. Jika terjadi
iritasi sendi facet dan kompresi radiks pemeriksaan ini akan meningkatkan intensitas nyeri.
Ekstensi cervical spine akan menyempitkan intervertebral foramen sekitar 20-30% . 9
(a) (b)
Gambar 17. (a) Valsava tes (b) spurling test9
9
Gambar 19. (a) lateral bending (b) forced lateral bending
9
Gambar 21. Tes kompresi Jackson (a) right lateral bending, (b) left lateral bending
1. Cantarella, Virginia. 1999. Bones and Muscles: An Illustrated Anatomy. Wolf Fly
Press, South Westerlo, New York
2. Netter, Frank and Machado, Carlos. 2012. Netter’s Neurology. Philadelpia. Saunders.
3. Schuanke,M., Schulte, E., Schumacer, U. 2016. Atlas of Anatomy : Head, Neck, and
Neuroanatomy 2nd Edition. New York: Thieme Publisher.