RESIRKULASI
OLEH :
Kelompok 1
A. Latar Belakang
Dalam perbenihan dan budidaya biota, ada beberapa macam cara yang
diterapkan, salah satu yang sering digunakan ialah dengan system resirkulasi.
Menurut Satyani (2001), ada beberapa cara untuk memperbaiki kualitas air atau
menghilangkan pengaruh buruk air kotor agar menjadi layak dan sehat untuk
kehidupan ikan dalam budi daya yaitu : aerasi, sirkulasi air, penggunaan
pemanas. Lasordo (1998) juga menyatakan bahwa sistem sirkulasi (perputaran
atau pergerakan) air adalah sistem produksi yang menggunakan air pada suatu
tempat lebih dari satu kali dengan adanya proses pengolahan limbah dan adanya
perputaran air.
Air menjadi variabel yang penting karena air merupakan media tempat
hidup ikan. Ikan nila (Oreochromis niloticus) termasuk jenis ikan air tawar dengan
kualitas adaptasi diri yang baik, sehingga menjadi komoditas unggul bagi
budidaya perikanan di Indonesia. Organisme akuatik ini sama halnya dengan
ikan air tawar pada umumnya yang bernapas menggunakan insang (operculum)
(Putra, 2015).
Tujuan dari praktikum Perbenihan dan Penangkaran Biota Laut ini, ialah
untuk mengetahui bentuk dan dsain wadah perbenihan dan penangkaran Biota
laut dengan system resirkulasi. Adapun kegunannya ialah memberikan
pemahaman kepada Mahasiswa Praktikan mampu memahami konsep dari
deesain pemeliharaan system resirkulasi.
Berdasarkan apa yang telah diuraikan pada latar belakang diatas, maka
ruang lingkup dalam laporan ini meliputi desain wadah system resirkulasi pada
perbenihan dan penangkaran Biota laut.
II. TINJAUAN PUSTAKA
B. Sistem Resirkulasi
Sistem resirkulasi adalah suatu sistem di mana air digunakan lebih dari
satu kali setelah melalui proses pengolahan limbah dan adanya sirkulasi atau
perputaran air. Pada sistem resirkulasi tertutup tidak ada atau sedikit air yang
diganti, dan air adalah subjek dari perlakuan ekstensif (Syafiuddin, et, al, 2020).
Pada sistem resirkulasi, filtrasi merupakan tahap yang sangat menentukan
keberlangsungan hidup biota, karena jika filtrasi tidak berhasil akan
mengakibatkannya turunnya kadar oksigen di dalam air dan memacu timbulnya
penyakit, sehingga dapat menyebabkan kematian pada biota (Hanifah, et, al,
2007).
Satu modul sistem resirkulasi akuakultur terdiri dari unit perlakuan, unit
budidaya, saluran pasok (supply canal), dan saluran air bersih (clean water
canal). Penambahan air ke dalam sistem dilakukan melalui unit karantina
(quarantine unit) dalam jumlah yang relatif sedikit, yaitu hanya mengganti volume
air yang hilang akibat penguapan, rembesan dan pembersihan dasar tambak.
Selain itu juga sering dibantu dengan aksesoris lainnya, seperti pompa, aerator,
dan lain-lain. Dalam desain sistem resirkulasi, hal yang utama untuk
dipertimbangkan adalah penyediaan kondisi yang memungkinkan untuk
membuang limbah padatan, limbah ammonia, dan pengadaan aerasi (Fadhil, et,
al, 2010).
Fungsi dari filter fisik adalah untuk mengurangi kekeruhan air. Bahan
yang dapat dipakai sebagai filter fisik adalah sekat atau substrat penyaring.
Fungsi dari filter biologi adalah merombak zat-zat pencemar berupa NH3 menjadi
nitrat melalui proses nitrifikasi dengan bantuan bakteri autotrop, terutama
nitrosomonas dan nitrobacter. Bahan yang biasa dijadikan media tumbuhnya
filter biologi adalah pasir dan kerikil. Dengan media kerikil, penurunan
konsentrasi amonia bisa mencapai 20%, nitrit 39%, dan nitrat 13.4%. Sedangkan
filter kimia berfungsi menyerap nitrat hasil filtrasi biologi sebagai unsur hara
tanaman. Filter kimia biasanya adalah tanaman akuatik, misalnya kangkung air
(pomoea aquatica) (Hanifah, et, al, 2007).
III. METODE PRAKTIKUM
Peralatan yang gunakan dalam praktikum pertama ini adalah alat tulis
untuk menggambar desain sistem resirkulasi. Bahannya berupa model
pemeliharaan biota dengan sistem resirkulasi telah tersedia di Laboratorium.
C. Prosedur Kerja
A. HASIL
B. PEMBAHASAN
V. KESIMPULAN
A. KESIMPULAN
Adapun simpulan yang dapat ditarik dari pembahasan yang telah di
paparkan sebelumnya adalah:
1. Ada dua jenis system budidaya yakni system budidaya terbuka dan
system budidaya tertutup. System terbuka merupakan system budidaya
yang airnya hanya untuk sekali pakai sehingga setelah pemakaian, air
langsung keluar untuk dibuang sedangkan system tertutup merupakan
suatu system budidaya dimana air digunakan kembali melalui perlakuan
untuk mengembalikan kualitas air sehingga tidak ada atau sedikit saja air
yang di ganti, system ini juga biasa di sebut system resirkulasi tertutup.
2. Limbah yang paling berbahaya adalah amoniak dan padatan terlarut
lainnya, maka dari itu dibutuhkan efektifitas dalam menangani atau
mengolah limbah.
3. Ada 4 komponen penting dalam system resirkulasi yakni wadah budidaya,
wadah pengendapan primer atau wadah mekanik, filter biologi dan
pengendapan sekunder.
4. Ada 2 jenis filter yang di gunakan yakni filter biologis dan filter mekanik.
Filter mekanik berfungsi memisahkan secara fisik partikel dari air
sedangkan filter biologi memanfaatkan mikroba untuk merombak limbah
melalui proses mineralisasi senyawa dan denitrifikasi .
DAFTAR PUSTAKA
Hadie, W., Hadie, L.E., & Sunpangat, A. Pengertian dan Ruang Lingkup Sistem
Budidaya Ikan.
Hanifah, U., & Setiawan, B. I. (2007). Sistem Resirkulasi Air Terkendali Pada
Pembenihan Ikan Patin (Pangasius Hypophthalmus). Jurnal Keteknikan
Pertanian, 21(2).
Syafiuddin, Niartiningsih, A., Nasir. I., & Yusuf, S. (2020). Perbenihan dan
Penangkaran Biota Laut.
Fadhil, R., Endan, J., Taip, F. S., & Ja’afar, M., S. bin. (2010). Teknologi Sistem
Akuakultur Resirkulasi Untuk Meningkatkan Produksi Perikanan Darat Di
Aceh: Suatu Tinjauan. Aceh Development International Conference.
Satyani, D., Sudrajat, A., & Sugama, K. (2007). Ikan Hias Air Tawar Indonesia,
Pusat Riset Perikanan Budidaya. Jakarta.
LAMPIRAN
Aulia Arwita
L011191
Muh. Rifqi Al Farizi
L011191113
Sherly Silfanny
L011191115
Lala Saskia
L011191036
Yunita Nur Fatanah
L011191115
Devilsa Damayanti
L011191133