Anda di halaman 1dari 27

tugas

portopolio

Gizi ,olahraga
dan seni dalam
pelayanan
kebidanan
“observasi
pemantauan
status gizi pada
remaja”

POLTEKKES
NAMA KELOMPOK : KEMENKES PALU
PRODI S.TR
SINDI DIVANA DELA
KEBIDANAN
ELISABET TAMPOMBEBU
NUR MITA SARI TAHUN 2021/2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-
Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas membuat materi mengenai “
observasi pemantauan status gizi pada remaja”yang telah membawa kami pada suatu
pemahaman yang lebih mendalam mengenai metari tersebut.

Kami menyadari bahwa penyelesaian tugas pembuatan materi ini tak akan lepas dari
pengawasan dan bimbingan para pengajar dan orang-orang di sekeliling kami dalam
memberikan pengarahan bagi kami dalam menyusun makalah ini. Untuk itu kami
berterimakasih atas bantuan dan perhatian untuk semuanya.

Kami juga menyadari bahwa dalam penyusunan materi ini masih banyak kekurangan baik
dalam bentuk, isi maupun penyusunannya. Oleh karena itu, saran dan kritikan yang sifatnya
membangun sangat diharapkan demi kesempurnaan penulisan makalah selanjutnya.

Semoga apa yang kami paparkan dalam materi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca
dan menambah wawasan kita semua. Dan semoga Tuhan Yang Maha Kuasa melimpahkan
anugrah dan hidayah-Nya kepada kita semua. Amin.

Palu, 16 September 2021

Kelompok 10

1
Daftar isi

Kata pengatar ....................................................................................... 1

Daftar isi................................................................................................. 2

Profil anggota kelompok....................................................................... 3

Satuan acara penyuluhan..................................................................... 4

Leaflet..................................................................................................... 5

Modul pembelajaran teori.................................................................... 6

Daftar pustaka....................................................................................... 7

2
Profil anggota kelompok

Nama : Elizabet Tampombebu Nama :Sindi Divana Dela

Ttl : wawopada, 25 januari 2000 Ttl : Palu, O6 Juni 2000

Alamat : mamboro Alamat : jl. Tanggul utara

Nama ; Nur Mita Sari

Ttl : Buranga,19 Aguatus 2000

Alamat : Mamboro

3
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
OBESITAS PADA REMAJA

A. Pengantar
Topik                  : Obesitas pada remaja
Sasaran               : Remaja
Jam                     : 08.00 WITA
Hari/Tanggal      :
Waktu                : 30 menit
Tempat               :

B. Latar Belakang
Masa remaja adalah waktu terjadinya perubahan perubahan yang berlagsung
tepat dalam hal pertumbuhan dan perkembangan tubuh. Sedangkn obesitas merupakan
pembahasan yang sensitif bagi remaja. Remaja yang mengalamikelebihan berat badan
mungkin memperhatikan perubahan fisiknya tersebut. Di samping risikokesehatan
jangka panjang seperti peningkatan tekanan darah dan diabetes, masalah sosial
danemosional sebagai akibat kelebihan berat badan dapat menyebabkan remaja putus
asa.
Obesitas pada remaja telah menjadi salah satu masalah kesehatan paling
penting di banyak Negara. Dan seiring dengan meningkatnya obesitas, meningkat
pula penyakit-penyakit yang terkait dengannya. Karena itu, peran dokter dan perawat
anak dalam mendidik orang tua mengenai obesitas, mengenali obesitas dalam praktik
sehari-hari, dan menangani obesitas beserta penyakit yang seringkali menyertainya
menjadi sangat penting.
Obesitas di Indonesia sudah mulai dirasakan secara nasional dengan semakin
meningginya angka kejadiannya. Selama ini, kegemukan di Indonesia belum menjadi
sorotan karena masih disibukkan masalah anak yang kekurangan gizi. Meskipun
obesitas di Indonesia belum mendapat perhatian khusus, namun kini sudah saatnya
Indonesia mulai melirik masalah obesitas pada anak.

4
Jika dibiarkan, akan mengganggu sumber daya manusia (SDM) di kemudian
hari. Prevalensi obesitas di Indonesia mengalami peningkatan mencapai tingkat yang
membahayakan. Berdasarkan data SUSENAS tahun 2004 prevalensi obesitas pada
anak telah mencapai 11%. Di Indonesia hingga tahun 2005 prevalensi gizi baik
68,48%, gizi kurang 28%, gizi buruk 88%, dan gizi lebih 3,4% (Data
SUSENAS,2005).

C. Tujuan Instruksional Umum


setelah diberiksn penyuluhan remaja remaja dapat memahami dan mengetahui tentang
obetisitas pada remaja

D. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS


Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan selama 30 menit, diharapkan siswa
dan guru akan dapat menjelaskan tentang :
1. Apa itu kesehatan reproduksi remaja.
2. Mengenal alat reproduksi manusia.
3. Perubahan pada masa remaja.
4. Menjaga kesehatan alat reproduksi perempuan & laki-laki.
5. Masalah kesehatan reproduksi saat ini.
6. Tips menjalani masa remaja dengan baik

E. Materi
Terlampir
F. Media
1. Materi SAP
2. Leaflet
G. Metode
1. Penyuluhan
2. Tanya jawab

H. Kegiatan Pembelajaran
No Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta
1. 3 menit Pembukaan :

5
Mmemberi salam Menjawab salam
2.   Menjelaskan tujuan penyuluhan Mendengarkan dan
3.   Menyebutkan materi/pokok bahasan memperhatikan
yang akan disampaikan
2. 25 Pelaksanaan : Mendengar dan
menit a. Menjelaskan memperhatikan
pengertianobesitas 
b. Menjelaskan penyebab dariob
esitas
c. .Menjelaskan komplikasidari
obesitas
d. Menjelaskam Pencegahan
yang akan dilakukan untuk
meminimalisir obesitas
e. Menjelaskan dan meyebutkan
Penanganan obesitas
f. Menyebutkan klasifikasi
obesitas

3. 5 menit Evaluasi Memperhatikan


-Menyimpulkan inti penyuluhan dan mendengarkan
-Menyampaikan secara singkat  materi
penyuluhan
-memberi kesempatan kepada responden
untuk bertanya

4. 5 menit Penutup Menjawab salam


-menyimpulkan materi yang telah
disampaikan
-menyampaikan terima kasih atas
perhatian dan waktu yanga telah
diberikan kepada peserta

6
-Mengucapkan salam

I. EVALUASI
1. Metode Evaluasi      : Diskusi dan Tanya jawab
2. Jenis Pertanyaan      : Lisan

J. LAMPIRAN MATERI
a. Pengertian
Obesitas adalah keadaan patologis yaitu dengan terdapatnya terdapatnya
penimbunan lemak yang berlebihan dari yang diperlukan untuk fungsi tubuh Yang
normal. Dan seiring dengan meningkatnya obesitas, meningkat pula penyakit-
penyakit yang terkait dengannya. Karena itu, perandokter dan perawat anak dalam
mendidik orang tua mengenai obesitas, mengenali obesitas dalam praktik sehari-hari,
dan menangani obesitas beserta penyakit yangseringkali menyertainya menjadi sangat
penting.
Remaja perlu diingatkan bahwa tidak ada gambaran tubuh yang sempurna
yang dapatdicapai. Berat yang sesuai untuk seseorang belum tentu tepat untuk orang
lain. Remaja harusdidorong untuk mencapai berat badan yang sehat. Biasakan remaja
untuk sarapan sebelum memulai aktivitas. Walaupun kadang dianggapsepele, namun
sesungguhnya sarapan merupakan hal yang penting. Sarapan yang bergizi
akanmemberi energi untuk menghadapi aktivitas sepanjang hari. Selain itu, sarapan
dapat mencegahremaja makan berlebihan pada siang dan malam harinya. Bekali juga
remaja dengan cemilansehat seperti buah-buahan. (Soetjiningsih, 1995).

b. Faktor penyebab
1. Kebiasaan makan yang buruk
Tidak makan makanan yang tepat pada jumlah yang tepat pada waktu yang tepat
adalahalasan utama yang berkontribusi terhadap obesitas pada remaja. Makanan
cepat saji danminuman ringan adalah penyebab utama. Di samping itu, remaja
cenderung makan yang cukup kuantitas tetapi gagaluntuk mendapatkan nutrisi
yang tepat dari makanan yang mereka konsumsi.
2. Kemalasan dan kurangnya berolahraga.

7
Karena teknologi yang sekarang menawarkan otomatisasi dalam hampir segala
sesuatuyang kita lakukan sebagian besar tugas-tugas yang membutuhkan semacam
mengerahkanupaya telah efektif digantikan dengan gadget dan barang-barang
berteknologi tinggilainnya.
3. Faktor psikologis
Stres, kegelisahan dan terutama depresi dapat menyebabkan seorang remaja untuk
makanhanya untuk menenangkan diri. Ini adalah faktor penting yang pada
akhirnya akanmenyebabkan kegemukan di remaja.
4. Kondisi-kondisi medis.
Beberapa kondisi penyakit dapat menyebabkan remaja menjadi kelebihan berat
badanseperti masalah tiroid
5. Heredity
Ini adalah situasi di mana masalah kelebihan berat badan hanya berjalan di
dalamkeluarga..

c. Komplikasi
Berbagai keadaan yang erat hubungannya dengan obesitas antara lain:
1. Terhadap kesehatan
Obesitas ringan sampai sedang, morbiditasnya kecil pada masaanak-anak.
Tetapi bila obesitas masih terjadi masa dewasa,makamorbiditas maupun
mortalitas akan meningkat.Terdapatkorelasipositif antara tingkatobesitas
dengan berbagai penyakit infeksi,kecuali TBC. Morbiditas dan mortalitas yang
tinggi tersebut,dikaitkan dengan menurunnya respon imunologik sel T
danaktivitas sel polimorfonnuklear.
2. Saluran pernafasan
Pada remaja obesitas merupakan resiko terjadinyainfeksi
saluranpernafasan bagian bawah, karena terbatasnya kapasitas paru-paru.Adanya
hipertrofi tonsil dan adenoid akan mengakibatkanobstruksi saluran nafas bagian
atas, sehingga mengakibatkananoksia dan saturasi oksigen rendah yang disebut
sindrom
chubby puffer. Obstruksi kronis saluran pernafasan dengan hipertrofi danadenoid
akan mengakibatkan gangguan tidur, gejlala-gejala jantungdan kadar oksigen
dalam darah yang abnormal. Keluhan lainnyaadalah nafas yang pendek.
3. Kulit

8
Kulit sering lecet karena gesekan. Badan merasa gerah
ataupanasseringdisertaimiliaria, maupun jamur pada lipatan-lipatankulit.

4. Ortopedi
Anak yang obesitas pergerakannya lambat. Sering terdapatkelainan ortopedi
seperti legg-perthee, gemu valgum, slippedfemoral capital epiphyses, tibia vara
dll.
5. Efek psikologis
Kurang percaya diri, Anak pada masa remaja yang
obesitas biasanya pasifdan depresif. Karena sering tidak dilibatkan padakegiatan
yang dilakukan oleh teman sebayanya. Juga sulitmendapatkan pacar karena
merasa potongan tubuhnya jelek, tidakmodis, merasa rendah diri sehingga
mengisolasi dari pergaulandengan teman- temannya.Bila obesitas pada masa anak
terus berlanjut sampai masa dewasa, dapatmengakibatkan:
1) Hipertensi pada masa adolesensi
2) Hiperlipidemia, aterosklerosis, penyakit jantung koroner, hipertensimaligna
pada dewasa
3) Diabetes
6. Diabetes tipe 2 (timbul pada masa dewasa)
7. Tekanan darah tinggi (hipertensi)
8. Stroke
9. Serangan jantung (infark miokardium)
10. Gagal jantung

d. Pencegahan
1. Pencegahan harus sedini mungkin sejak dari bayi, yaitu denganmemberikan ASI.
Bayi yang minum ASI jarang yang menjadi obesitaskarena komposisi ASI
mempunyai mekanisme tersendiri dalammengontrol berat badan.
2. Memberikan contoh yang baik dengan cara memperhatikan makanan yang orang
tua makan sehingga hal itu dapat tetap konsisten menjaga berat badanideal.
3. Aktif dan mengundang anak untuk bergabung menjalankan kebiasaanyang sehat
bersama-sama.
4. Harus menyadari, bahwa tekanan yang terlalu besar pada kebiasaanmakan dan
berat badan anak dapat memberi efek terbalik dimana sianak makan terlalu

9
banyak, atau mungkin membuat mereka rawanterjangkit kelainan pada pola
makan.
5. Tidak perlu menjadi terlalu kritis, orang tua hanya perlu menekankan pada
apayang baik.
6. Tekankan keuntungan dari banyak beraktivitas selain dari membantumereka untuk
menjaga berat badan.

e. Penanganan
1. Makan dengan Pola Makan yang Sehat
Makanan selalu dibeli oleh para orangtua, mereka juga memasak makanan
danmereka juga yang menentukan makanan mana yang akan dimakan. Bahkan
perubahansekecil apapun dapat menyebabkan perubahan besar pada kesehatan
anak.
1) Bila sedang berbelanja untuk sehari-hari, pilihlah buah dan
sayurandibandingkan makanan cepat saji. Selalu sediakan kudapan yang sehat.
Dan jangan pernah menggunakan makan sebagai hadiah atau hukuman.
2) Batasi pembelian minuman yang manis, termasuk juga minuman
yangmemiliki rasa buah. Minuman seperti ini hanya memberikan sedikit
nutrisidibandingkan dengan kalori tinggi yang mereka miliki. Minuman ini
jugadapat membuat anak anda merasa terlalu kenyang untuk makan makanan
yanglebih sehat.
3) Pilih resep dan metode memasak yang menggunakan lemak sesedikitmungkin.
Contohnya, anda bisa memanggang ayam bukan menggorengnya.
4) Sajikan makanan berwarna-wani di atas meja: sayuran hijau dan kuning,
buahaneka warna, dan roti yang terbuat dariwhole-grain. Batasi sajian
karbohidrat berwarna putih: beras, pasta, roti putih dan gula (sebagai makanan
penutup).
5) Duduk bersama untuk menikmati makanan sekeluarga. Buat makan
bersamasebagai kebiasaan saat untuk berbagi berita dan cerita. Jangan makan
di depantelevisi atau komputer, yang akan menyebabkan anak mengunyah
tanpa berpikir.
6) Batasi kebiasaan makan di luar rumah, terutama di restoran cepat saji.
Banyak pilihan menu pada restoran seperti ini yang tinggi lemak dan kalori.

10
7) Jangan biasakan makan di depan layar, seperti televisi, komputer
atauvideo game.Kebiasaan ini akan menyebabkan anak makan secara terburu-
buru danmenurunkan kesadaran akan berapa banyak makanan yang telah
dimakan.

Jangan sampai jatuh ke dalam perangkap kebiasaan makan yang kurang baik:

1) Jangan berikan permen atau jajanan sebagai hadiah bagi anak


yangberkelakuan baik atau untuk menghentikan kelakuan buruk. Cari
solusilain untuk mengubah perilaku mereka.
2) Jangan biasakan anak untuk selalu menghabiskan isi piringnya.
3) Soal “makanan yang jelek” atau sama sekali melarangadanya permen dan
makanan favorit dari menu makanan anak yangmengalami kelebihan berat
badan.
2. Meningkatkan Aktivitas Fisik
Satu komponen yang sangat penting dalam penurunan berat badan, terutama
padaanak-anak, adalah aktivitas fisik.Untuk meningkatkan tingkat aktivitas anak
anda:
1) Batasi waktu santai di depan layar menjadi hanya dua jam dalam sehari.
2) Tekankan pada aktivitas bukan olahraga.
3) Temukan aktivitas yang disukai oleh anak anda.
4) Bila anda ingin memiliki anak yang aktif, anda sendiri harus aktif
5) Buat pekerjaan rumah tangga sebagai kegiatan keluarga.
6) Buat aktivitas yang bervariasi
7) Buat sebagai Komitmen Keluarga
8) Pembedahan dan Penggunaan Obat

f. Klasifiksi
Obesitas digolongkan menjadi 3 kelompok:
1) Obesitas ringan : kelebihan berat badan 20-40%
2) Obesitas sedang : kelebihan berat badan 41-100%
3) Obesitas berat : kelebihan berat badan >100% (Obesitas berat ditemukansebanyak 5% dari antara
orang-orang yang gemuk).

11
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
KURANG ENERGI KRONIS PADA REMAJA PUTRI

K. Pengantar
Topik                  : Kurang Energi Kronis pada remaja putri
Sasaran               : Remaja putri
Jam                     : 08.00 WITA
Hari/Tanggal      :
Waktu                : 30 menit
Tempat               :

L. Tujuan Instruksional Umum


setelah diberiksn penyuluhan remaja remaja dapat memahami dan mengetahui tentang
apa ituKEK atau Kurus

M. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS


Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan selama 30 menit, diharapkan remaja
putriakan dapat menjelaskan tentang :
7. Remaja dapat mengetahui pengertian KEK atau kurus
8. Remaja dapat mengetahui penyebab KEK atau kurus
9. Remaja dapat mengetahui tanda dan gejala KEK atau kurus
10. Remaja dapat mengetahui akibat dari KEK atau kurus
11. Remaja dapat mengetahui cara pencegahan KEK atau kurus

N. Materi
Terlampir
O. Media
3. Materi SAP
4. Leaflet
P. Metode
3. Penyuluhan

12
4. Tanya jawab

Q. Kegiatan Penyuluhan
No Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta
1. 3 menit Pembukaan :
Mmemberi salam Menjawab salam
2.   Menjelaskan tujuan penyuluhan Mendengarkan dan
3.   Menyebutkan materi/pokok bahasan memperhatikan
yang akan disampaikan
2. 25 Pelaksanaan : Mendengar dan
menit - Menjelaskan tentang pengertian, penyebab, memperhatikan
tanda gejala, akibat dan cara pencegahan
KEK
- Diskusi dan menjawab pertaanyaan
mengenai KEK

3. 5 menit Evaluasi Memperhatikan


-Menyimpulkan inti penyuluhan dan mendengarkan
-Menyampaikan secara singkat  materi
penyuluhan
-memberi kesempatan kepada responden
untuk bertanya

4. 5 menit Penutup Menjawab salam

13
-menyimpulkan materi yang telah
disampaikan
-menyampaikan terima kasih atas
perhatian dan waktu yanga telah
diberikan kepada peserta
-Mengucapkan salam

R. EVALUASI
3. Metode Evaluasi      : Diskusi dan Tanya jawab
4. Jenis Pertanyaan      : Lisan

S. LAMPIRAN MATERI
 Pengertian
Kurang Energi Kronik (KEK) adalah kondisi di mana tubuh kekurangan asupan
energi dan protein yang berlangsung terus-menerus (Almatsier 2009). Menurut
Depkes RI (2002) KEK merupakan keadaan dimana penderita kekurangan
makanan yang umunya terjadi pada Wanita Usia Subur (WUS) dari pada ibu hamil.
Kekurangan gizi secara akut ini disebabkan oleh konsumsi makanan yang tidak
tercukupi dan tidak seimbang khususnya energy dan protein yang berlangung lama
atau menahun.
 Penyebab
1. Ketidakseimbangan antara makanan yang masuk/dikonsumsi dan jumlah
energi yang dikeluarkan akibat dari Makan yang tidak teratur , dan pemilihan
menu makan yang salah. Contoh : Tidak menerapkan sarapan dan makan tidak
menggunakan lauk hewani maupun nabati ataupun makan tidak menggunakan
nasi dan sumber karohidrat yang lain.
2. Keinginan atau obsesi untuk menjadi kurus khususnya para wanita demi men-
dapatkan bentuk tubuh ideal dan status pekerjaaannya.
3. Faktor ekonomi , sehingga tidak mampu memenuhi kebutuhan gizi sehari-hari.
4. Umur . Semakin muda dan semakin tua umur seseorang akan berpengaruh terhadap
kebutuhan gizi yang diperlukan. Umur muda perlu tambahan gizi yang banyak
karena masih digunakan dalam pertumbuhan dan perkembangan

14
5. Pengetahuan tentang gizi yang masih kurang, sehingga belum tau mengenai
pola makan yang baik itu seperti apa.

 Tanda dan gejala


Tanda dan gejala KEK adalah badan tampak kurus dan LILA (Lingkar Lengan
Atas) kurang dari 23,5 cm atau berada pada bagian merah pita LILA saat dilakukan pengukuran.
Menurut Depkes RI (1994) di dalam buku Supariasa (2002) pengukuran LILA
pada kelompok Wanita Usia Subur (WUS) adalah salah satu deteksi dini yang
mudah dan dapat dilaksanakan pada masyarakat awam untuk mengetahui kelompok beresiko
KEK. Selain itu, Kurang energi kronis (KEK) juga dapat diketahui dengan indeks
massa tubuh (IMT) yang diukur dari perbandingan antara berat dan tinggi badan.
Jika IMT kurang dari 18,5 dikatakan sebagai KEK.

 Akibat
Akibat yang ditimbulkan jika remaja mengalami KEK adalah terjadinya
anemia atau rendahnya hemoglobin dalam darah. Anemia ini nantinya akan
menyebabkan tubuh menjadi lemah, letih, muka pucat dan mudah lelah. Selain itu
anemia juga dapat mengakibatkan remaja sulit untuk berkonsentrasi saat belajar.
Sementara itu, remaja yang mengalami KEK dan memutuskan untuk menikah dan
mempunyai anak akan berpeluang melahirkan bayi dengan berat badan lahir
rendah (BBLR) <2,5 kg dan Panjang badan bayi yang <48 cm dan akan beresiko
tumbuh menjadi stunting (pendek). Selain itu, perkembangan otak janin juga akan
terlambat, hingga kemungkinan nantinya kecerdasaan anak kurang dan bayi lahir sebelum
waktunya (Prematur).

 Pencegahan
1. Makan dengan menu yang seimbang yaitu terdapat makanan pokok, lauk hewani, lauk nabati,
sayur dan buah.
2. Makan makanan yang bervariasi dan cukup mengandung kalori
dan protein termasuk makanan pokok seperti nasi, ubi dan kentang setiap hari

15
dan makanan yang mengandung protein seperti daging, ikan, telur, kacang-
kacangan atau susu sekurang-kurangnya sehari sekali.
3. Budayakan selalu sarapan setiap hari.
Makan secara teratur seperti 3 kali sehari dan jangan lupa selalu rajin ke
posyandu remaja untuk mengecek berat badan, tinggi badan serta LILA.

16
Leaflet

17
MODUL PEMBELAJARAN

I. PENDAHULUAN
1. Sasaran Pembelajaran Yang Ingin dicapai
Mahasiswa dapat menjelaskan tentang masalah status gizi yang terjadi pada remaja
dan dapat melakukanobservasi/pemantauan status gizi pada remaja.

2. Ruang Lingkup Bahan Modul


Bahan Modul terdiri dari :
a. Pendahuluan
b. Materi Pembelajaran
c. Rangkuman
d. Daftar Pustaka
e.
3. Manfaat Mempelajari Modul
Dengan mempelajari modul ini, diharapkan mahasiswa dapat memahami konsep
tentang masalah status gizi pada remaja dan dapat melakukan observasi pemantauan
status gizi pada remaja.

4. Urutan Pembahasan
Urutan Pembahasan dalam modul ini meliputi :
a. Pokok bahasan
b. Sub pokok bahasan

18
II. MATERI PEMBELAJARAN
Status gizi merupakan suatu keadaan kesehatan tubuh seseorang yang diakibatkan
oleh konsumsi, penyerapan, dan penggunaan zat gizi makanan.Status gizi seseorang
dapat diukur dan dinilai untuk mengetahui apakah status gizinya tergolong normal atau
tidak normal (Almatsier dkk, 2001).Status gizi baik apabila tubuh memperoleh zat-zat
gizi yang seimbang dalam jumlah yang cukup.Status gizi kurang terjadi jika kekurangan
karbohidrat, lemak, protein, dan vitamin.Status gizi lebih jika terdapat
ketidakseimbangan antara konsumsi energi dan pengeluaran energi.Asupan energi yang
berlebih dapat menimbulkan overweight dan obesitas (Nilsapril, 2008).
Status gizi selain dipengaruhi oleh pola konsumsi energi dan protein, dapat juga
dipengaruhi oleh faktor status kesehatan, pengetahuan, ekonomi, lingkungan dan
budaya.Faktor pencetus munculnya masalah gizi dapat berbeda antar wilayah ataupun
antar kelompok masyarakat (Kemenkes RI, 2002).
Masa remaja merupakan suatu fase perkembangan yang dinamis dalam kehidupan
seorang individu.Masa ini merupakan periode transisi dari masa anak ke masa dewasa
yang ditandai dengan percepatan perkembangan fisik, mental, emosional, dan sosial
(Sediaoetama, 1991).Oleh karena itu, remaja memerlukan zat gizi yang sesuai dengan
pertumbuhan dan perkembangannya.

1. Konsep Gizi Pada Remaja


Remaja merupakan masa peralihan antara masa anak dan masa dewasa yakni
antara 12 sampai 21 tahun.Mengingat pengertian remaja, menunjukkan ke masa
peralihan sampai tercapainya dewasa, maka sulit menentukan batas umurnya.Masa
remaja mulai pada saat timbulnya perubahan-perubahanberkaitan dengan tanda-tanda
kedewasaan fisik yakni pada umur 11 tahun atau mungkin 12 tahun pada wanita dan
pada laki-laki sedikit lebih tua. (Fitriani 2018)
Kelompok ini merupakan usia peralihan dari remaja ke dewasa, kelompok ini
umumnya berada di sekolah menengah pertama (SMP) dan sekolah menengah atas
(SMA). Periode ini merupakan periode kritis dalam pertumbuhan fisik, psikis, dan
perilakunya.Banyak kondisi fisik yang mengalami perubahan dalam menuju
kematangan. Mereka telah survive dari penyakit dari masa anak-anak dan masalah

19
kesehatan yang dialami saat ini lebih berkaitan dengan proses menua jauh di masa
depan. (Kemenkes RI. 2017)
Memasuki kelompok remaja umumnya gaya hidup (lifestyle) dan kebiasaan
makan mulai berubah sesuai perubahan kebutuhan karena perubahan fisiknya. Zat gizi
khusus akan diperlukan berkaitan dengan kegiatannya yang dilakukan saat ini seperti
olahraga, merokok, alkohol, persiapan kehamilan, dll. (Kemenkes RI. 2017)

2. Masalah Gizi Yang Terjadi Pada Remaja


1. Masalah Kelebihan Gizi (Obesitas)
Kelebihan berat badan dan obesitas merupakan masalah gizi yang harus
mendapat perhatian.Kelebihan berat beresiko menderita berbagai penyakit seperti
penyakit jantung, atherosklerosis, diabetes mellitus, gangguan ortopedi, gangguan
pada kesehatan mental, dan fungsi kognitif. Menurut World Health Organization
(WHO), terdapat peningkatan prevalensi kegemukan pada anak dan remaja. Menurut
data Riskesdas pada tahun 2010, terjadi peningkatan prevalensi kegemukan di
Indonesia secara nyata terjadi pada balita yaitu dari 12,0% di tahun 2007 menjadi
14,0% di tahun 2010. Prevalensi kegemukan pada anak usia 6 sampai 12 tahun adalah
9,2%, pada usia 13 sampai 15 tahun sebesar 2,5% dan untuk usia 16 sampai 18 tahun
sebesar 1,4%, juga ditemukan sebanyak 26.9% dari perempuan dewasa dan 16.3%
laki-laki dewasa berstatus gizi lebih/obesitas. Berdasarkan hasil PSG tahun 2016
menemukan data bahwa persentase gemuk pada balita sebesar 4,3%, sedangkan pada
dewasa usia lebih dari 19 tahun lebih tinggi lagi yaitu sebesar 29,6%.
Berat badan berlebih dan obesitas pada anak atau remaja akan berlanjut
menjadi obesitas di usia dewasa. Kegemukan pada anak juga dapat menurunkan
fungsi kognitif, anak menjadi malas, kurang aktif disebabkan oleh beban tubuh yang
besar yang akan menambah beban kesehatan dan beban ekonomi sosial ke depannya.
Walaupun kebutuhan energi dan zat-zat gizi lebih besar pada remaja daripada
dewasa, tetapi ada sebagian remaja yang makannya terlalu banyak melebihi
kebutuhannya sehingga menjadi gemuk. Aktif berolah raga dan melakukan
pengaturan makan adalah cara untuk menurunkan berat badan. Diet tinggi serat sangat
sesuai untuk para remaja yang sedang melakukan penurunan berat badan.Pada
umumnya makanan yang serat tinggi mengandung sedikit energi, dengan demikian
dapat membantu menurunkan berat badan, di samping itu serat dapat menimbulkan
rasa kenyang sehingga dapat menghindari ngemil makanan/kuekue.

20
2. Kurang Energi Kronis
Pada remaja badan kurus atau disebut Kurang Energi Kronis tidak selalu berupa
akibat terlalu banyak olah raga atau aktivitas fisik.Pada umumnya adalah karena
makan terlalu sedikit.Remaja perempuan yang menurunkan berat badan secara drastis
erat hubungannya dengan faktor emosional seperti takut gemuk seperti ibunya atau
dipandang lawan jenis kurang seksi.

3. Anemia
Anemia karena kurang zat besi adalah masalah yang paling umum dijumpai terutama
pada perempuan.Zat besi diperlukan untuk membentuk sel-sel darah merah,
dikonversi menjadi hemoglobin, beredar ke seluruh jaringan tubuh, berfungsi sebagai
pembawa oksigen.Remaja perempuan membutuhkan lebih banyak zat besi daripada
laki-laki.Agar zat besi yang diabsorbsi lebih banyak tersedia oleh tubuh, maka
diperlukan bahan makanan yang berkualitas tinggi.Seperti pada daging, hati, ikan,
ayam, selain itu bahan makanan yang tinggi vitamin C membantu penyerapan zat
besi.Mengatasi persoalan kurang dan kelebihan gizi ini bisa dilakukan dengan
memahami dan mempraktekkan pola makan bergizi seimbang. Caranya, konsumsi
makanan bergizi dalam jenis dan jumlah yang sesuai kebutuhan tubuh, usia, jenis
kelamin, aktivitas fisik dan kondisi biologis. Memperhatikan variasi makanan juga
penting, selain menerapkan gaya hidup sehat seperti olahraga rutin, mengontrol berat
badan, dan menjaga kebersihan diri.
3. Faktor yang mempengaruhi kebutuhan gizi remaja
Faktor–faktor yang mempengaruhi kebutuhan zat gizi usia remaja seperti :
1. Aktivitas fisik.
2. Lingkungan.
3. Pengobatan.
4. Depresi dan kondisi mental.
5. Penyakit.
6. Stres.

Kecukupan gizi remaja akan terpenuhi dengan pola makan yang beragam dan
gizi seimbang. Modifikasi menu dilakukan terhadap jenis olahan pangan dengan

21
memperhatikan jumlah dan sesuai kebutuhan gizi pada usia tersebut dimana sangat
membutuhkan makanan yang sangat bergizi.

4. Kebutuhan Energi dan Zat gizi pada remaja


Pada usia remaja tubuh memerlukan zat gizi tidak hanya untuk pertumbuhan
fisiknya saja tetapi juga untuk perkembangan organ tubuh khususnya organ
seksualnya. Oleh karena itu tubuh memerlukan zat gizi makro seperti karbohidrat,
lemak dan protein serta zat gizi mikro baik vitamin maupun mineral.
1. Energi
Energi untuk tubuh di ukur dengan kalori di perlukan untuk melakukan
aktivitas fisik sehari-hari.Secara umum remaja laki-laki memerlukan
energi lebih banyak dari pada perempuan.Remaja laki-laki memerlukan
2400 – 2800 Kkal/hari sementara perempuan memerlukan energi sebesar
2000 – 2200 Kkal/hari.Angka tersebut dianjurkan sebanyak 50 - 60%
berasal dari karbohidrat kompleks yang diperoleh dari bahan makanan
seperti beras, terigu, umbi-umbian, jagung dan hasil olahnya.

2. Karbohidrat
Karbohidrat merupakan sumber energi utama untuk aktivitas tubuh
sehingga pemenuhannya dianjurkan sebesar 50 – 60% total kalori.Bahan
makanan sumber karbohidrat yang baik untuk dikonsumsi antara lain
beras, umbi-umbian, jagung, dll.

3. Protein
Peranan protein yang utama adalah memelihara dan mengganti sel-sel
yang rusak, pengatur fungsi fisiologis organ tubuh. Kebutuhan protein bagi
remaja masih cukup tinggi karena proses pertumbuhan cepat sedang
terjadi.

Anjuran kebutuhan protein pada kelompok remaja laki-laki adalah 66 – 72


g/hr, sedang untuk remaja perempuan 59 - 69 g/hari atau 14 - 16% dari kalori total.
Sumber protein utama adalah ikan, daging, ayam, tempe, tahu, dan kacang-kacangan.

4. Lemak

22
Lemak merupakan sumber energi yang dapat di simpan di dalam tubuh
sebagai cadangan energi. Konsumsi lemak yang berlebihan pada usia
remaja tidak di anjurkan karena dapat meningkatkan kadar lemak dalam
tubuh khususnya kadar kolesterol darah yaitu 20- 25% dari kalori total,
sumber : minyak, mentega. Konsumsi lemak berlebih akanmengakibatkan
timbunan lemak sehingga dalam jangka waktu tertentu dapat menyumbat
saluran pembuluh darah terutama artei jantung. Kondisi penyumbatan akan
membahayakan kesehatan jantung. Konsumsi lemak yang kurang dari
kebutuhannya juga akan mengakibatkan asupan energi tidak adekuat.
Pembatasan asupan lemak hewani yang berlebihan akan menyebabkan
asupan zat besi dan zink rendah karena bahan makanan hewani merupakan
sumber dua mineral ini.
5. Serat
Pada manusia usia remaja serat di perlukan untuk memungkinkan proses
buang air besar menjadi teratur dan menghindari penyakit. Serat dapat
memberi rasa kenyang pada waktu lama.Sumber : sayuran-sayuran dan
buah-buahan yang tinggi serat.
6. Mineral
Mineral di butuhkan remaja di perlukan dalam jumlah sedikit, sungguh
demikian peranannya sangat penting dalam berbagai proses metabolisme
di dalam tubuh.
5. Observasi pemantauan status gizi

Menilai status gizi dapat dilakukan melalui beberapa metode pengukuran, tergantung
pada jenis kekurangan gizi.Hasil penilaian status gizi dapat menggambarkan berbagai
tingkat kekurangan gizi, misalnya status gizi yang berhubungan dengan tingkat
kesehatan, atau berhubungan dengan penyakit tertentu.

1. Antropometri
Antropometri berasal dari kata anthropo yang berarti manusia dan metri adalah
ukuran.Metode antropometri dapat diartikan sebagai mengukur fisik dan bagian
tubuh manusia.Jadi antropometri adalah pengukuran tubuh atau bagian tubuh
manusia.Dalam menilai status gizi dengan metode antropometri adalah
menjadikan ukuran tubuh manusia sebagai metode untuk menentukan status

23
gizi.Konsep dasar yang harus dipahami dalam menggunakan antropometri untuk
mengukur status gizi adalah konsep dasar pertumbuhan.
2. Klinis
Pemeriksaan fisik dan riwayat medis merupakan metode klinis yang dapat
digunakan untuk mendeteksi gejala dan tanda yang berkaitan dengan kekurangan
gizi.Gejala dan tanda yang muncul, sering kurang spesifik untuk menggambarkan
kekurangan zat gizi tertentu.Mengukur status gizi dengan melakukan pemeriksaan
bagian-bagian tubuh dengan tujuan untuk mengetahui gejala akibat kekurangan
atau kelebihan gizi.
Pemeriksaan klinis adalah pemeriksaan yang dilakukan untuk mengetahui ada
tidaknya gangguan kesehatan termasuk gangguan gizi yang dialami seseorang.
Pemeriksaan klinis dilakukan dengan beberapa cara, di antaranya melalui kegiatan
anamnesis, observasi, palpasi, perkusi, dan/atau auskultasi.
3. Konsumsi pangan
Pengukuran konsumsi makanan sering juga disebut survei konsumsi pangan,
merupakan salah satu metode pengukuran status gizi. Asupan makan yang kurang
akan mengakibatkan status gizi kurang. Sebaliknya, asupan makan yang lebih
akan mengakibatkan status gizi lebih. Tujuan umum dari pengukuran konsumsi
pangan adalah untuk mengetahui asupan gizi dan makanan serta mengetahui
kebiasaan dan pola makan, baik pada individu, rumah tangga, maupun kelompok
masyarakat.

24
III. RANGKUMAN

Masa remaja merupakan masa terjadinya perubahan yang berlangsung cepat dalam hal
pertumbuhan fisik, kognitif dan psikososial. Masa ini merupakan peralihan dari masa anak ke
masa dewasa sehingga terjadi banyak perubahan dari segi fisik karena bertambahnya massa
otot dan lemak pada jaringan tubuh serta perubahan hormonal. Kondisi ini tentu
mempengaruhi kebutuhan gizinya.

Masa remaja mengalami kecepatan pertumbuhan sehingga perlu dilakukan pemantauan


status gizi untuk mengidentifikasi remaja baik yang berisiko gizi kurang maupun gizi lebih
untuk selanjutnya dilakukan intervensi untuk perbaikan gizinya sebelum terjadi komplikasi
penyakit lain. Pemenuhan kebutuhan gizi pada masa ini perlu diperhatikan karena terjadi
peningkatan kebutuhan gizi untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangannya.
Perubahan gaya hidup dan kebiasaan makan pada remaja akan sangat mempengaruhi
asupannya

25
IV. DAFTAR PUSTAKA

Bukusakupemantauan status gizi2017 http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-


content/uploads/2017/11/PENILAIAN-STATUS-GIZI-FINAL-SC.pdf

http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/2760/3/3.%20Chapter%201.pdf

26

Anda mungkin juga menyukai