Anda di halaman 1dari 10

JURNAL PENDIDIKAN BIOLOGI INDONESIA VOLUME 2 NOMOR 3 TAHUN 2017

(p-ISSN: 2442-3750; e-ISSN: 2527-6204) (Halaman 248-257)


Disubmit: Oktober 2016
Direvisi: Oktober 2016
Disetujui: November 2016

ULTRASTRUKTUR POLLEN ANGGREK GENUS DENDROBIUM SEBAGAI


SUMBER BELAJAR BIOLOGI
Pollen Ultrastructure of Genus Dendrobium Orchids as a Learning Resource

Lika Dwi Apriani1, Eko Susetyarini2, Sri Wahyuni3


1,2,3
Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Muhammadiyah Malang
Jl. Raya Tlogomas No. 246, 65114, Malang, HP. 082301372108
e-mail korespondensi: likkhalda@ymail.com

ABSTRAK
Anggrek genus Dendrobium merupakan salah satu genus dari divisi spermatophyta yang merupakan
kelompok tumbuhan yang berkembang dengan menggunakan biji. Tumbuhan berbiji tentu memiliki bunga
sebagai alat perkembangan generatifnya. Perkembangan generatif pada bunga artinya pertemuan antara
sel gamet jantan dan sel gamet betina. Sel gamet betina pada tumbuhan dihasilkan oleh putik, sedangkan
sel gamet jantan disebut serbuk sari atau pollen. Genus Dendrobium merupakan salah satu kekayaan
alam Indonesia, jumlahnya diperkirakan mencapai 275 spesies. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui bagaimana ultrastruktur pollen anggrek genus Dendrobium dari sepuluh spesies yang
diamati menggunakan SEM. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Hasil penelitian
menunjukkan unit pollen untuk semua spesies yaitu kategori pollinia, sedangkan untuk polaritas pollen
adalah apolar. Jenis aperture kesepuluh spesies yang diamati mempunyai aperture dengan pola yang
tidak beraturan dan lebih dari enam yang disebut colpate. Bentuk pollen dari semua spesies yang diteliti
bentuknya adalah subprolate hingga prolate dan ukuran pollen termasuk dalam kategori minuta hingga
media. Ornamentasi pollen atau skluptur pollen tidak teridentifikasi dikarenakan ukuran pollen yang
terlalu kecil, permukaan pollen terlihat kurang jelas. Sumber belajar yang digunakan adalah atlas.

Kata Kunci: genus dendrobium, spermatophyta, scanning electron microscope, pollen, atlas

ABSTRACT
Genus Dendrobium orchid is a genus from spermatophyte division is a category of plants that grow from
seed. Seed plants have a flower as a means generative outgrowth. The generative outgrowth from the
flower it means incorporation between the male gamete cells and female gamete cells. The female gamete
cells in plants produced by the pistil, meanwhile the male gamete cells called serbuk sari or pollen.
Dendrobium genus is one of of IndonesLDQ¶V DVVHWV estimated at 275 species. This research aims to
determine how the ultrastructure of genus Dendrobium orchid pollen from ten species were observed
using SEM. This research using descriptive-qualitative. The research method using selective media. The
results showed that pollen unit for all of the species that is category of pollinia, while the polarity of the
pollen is apolar. Types of tenth aperture where had researched had aperture with the irregular patterns
and more than 6 called colpate. the shape of pollen from all species that had researched are subprolate to
the prolate and the pollen size is in the category of the minuta to the media. Ornamentasi pollen or
skluptur pollen is not identify because the size of pollen is too small, the surface of pollen is less obvious.
Learning sources used atlas.

Keywords: genus dendrobium, spermatophyta, scanning electron microscope, pollen, atlas

Anggrek adalah nama umum untuk semua nutfah yang besar. Kurang lebih 5000
tumbuhan famili Orchidaceae. Famili ini spesies diantaranya tersebar di Indonesia
merupakan salah satu grup terbesar dalam (Sutiyoso, 2005).
angiospermae. Orchidaceae terdiri dari Genus Dendrobium merupakan
sekitar 15.000-20.000 spesies dengan 900 salah satu kekayaan alam Indonesia, dan
genus (marga) yang tersebar di seluruh jumlahnya diperkirakan mencapai 275
dunia. Sebagai salah satu daerah spesies. Anggota dari genus Dendrobium
penyebaran anggrek, Indonesia memiliki yang paling sering ditemui di Indonesia
kekayaan alam dengan ragam plasma adalah D. phalaenopsis, D. macrophyllum,

Lika Dwi Apriani et al., Ultrastruktur Pollen Anggrek 248


JURNAL PENDIDIKAN BIOLOGI INDONESIA VOLUME 2 NOMOR 3 TAHUN 2017
(p-ISSN: 2442-3750; e-ISSN: 2527-6204) (Halaman 248-257)
Disubmit: Oktober 2016
Direvisi: Oktober 2016
Disetujui: November 2016

D. crumenatum, D. antennatum, D. halus eksin dapat dibedakan menjadi tiga


discolor, D. atriovioleccum, dan D. tire, yaitu tektat, semitektat, dan intektat
chrysotoxum. Anggrek Dendrobium banyak (Hidayat, 1995).
digunakan dalam rangkaian bunga karena Selama ini para ahli taksonomi
memiliki kesegaran yang relatif lama, mengelompokkan tumbuhan menggunakan
warna dan bentuk bunganya bervariasi, morfologi akar, batang, daun, bunga, dan
tangkai bunga lentur sehingga mudah alat-alat tambahan dalam taksonomi.
dirangkai, dan produktivitasnya tinggi. Morfologi serbuk sari dapat digunakan
Dendrobium dapat berbunga beberapa kali untuk mengidentifikasi takson di tingkat
dalam setahun. Tangkai bunganya panjang familia, genus, spesies, dan di bawah
dan dapat dirangkai sebagai bunga potong spesies, penempatan takso yang diragukan,
(Widiastoety, 2010). penyusunan kembali, penggabungan dan
Genus Dendrobium merupakan pemisahan, serta sebagai penguat bukti
salah satu genus dari Divisi spermatophyta. yang lain (Pudjoarinto & Hasanudin, 2013).
Spermatophyta merupakan kelompok Berdasarkan dari pernyataan dan
tumbuhan yang berkembang dengan latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk
menggunakan biji. Tumbuhan berbiji tentu melakukan pengamatan ultrastruktur pollen
memiliki bunga sebagai alat perkembangan genus Dendrobium yang mudah ditemukan
generatifnya. Perkembangan generatif pada di Indonesia. Hasil pengamatan yang telah
bunga artinya pertemuan antara sel gamet dilakukan kemudian akan dibandingkan
jantan dan sel gamet betina. Sel gamet berdasarkan atas ultrastruktur pollen
betina pada tumbuhan dihasilkan oleh tersebut. Setelah itu akan dibuat sumber
putik, sedangkan sel gamet jantan disebut belajar Biologi dalam bentuk atlas biologi.
serbuk sari atau pollen. Serbuk sari Pemilihan atlas sebagai sumber belajar
terbentuk di dalam ruang sari yang karena dengan ditampilkan hasil dari
merupakan bagian dari benang sari. Pollen pengamatan beserta keterangan di dalam
atau serbuk sari memiliki ukuran yang atlas membuat siswa lebih mengerti.
sangat kecil dan berjumlah sangat banyak
(Darjanto & Satifah, 1990). METODE
Pollen umumnya memiliki simetri
Penelitian ini dilakukan di
radial, tanpa kutub (apolar), sebagian besar
Laboratorium Biologi Universitas
berbentuk sferoidal hingga oblat-sferodial,
Muhammadiyah Malang di Jl. Tlogo Mas.
ornamentasi eksin berupa pori (porate) yang
Penelitian dilaksanakan pada tanggal 2 dan
tersebar pada permukaan eksin
26 Agustus 2016. Jenis penelitian yang
(polypantoporate) (El Naggar, 2004). Butir
digunakan adalah deskriptif kualitatif.
pollen sering berperan dalam taksonomi
Deskriptif kualitatif mendeskripsikan
ditaraf famili atau di bawahnya. Dinding
gambar hasil pengamatan ultrastruktur
serbuk sari terdiri dari dua lapisan, yaitu
pollen menggunakan SEM (Scanning
eksin (lapisan luar) tersusun atas
Electron Microscope) sesuai dengan teori.
sporopollenin, dan intin (lapisan dalam)
yang tersusun atas selulosa. Struktur
Alat dan Bahan
dinding serbuk sari, khususnya bagian
Alat yang digunakan dalam
eksin, merupakan salah satu karakter yang
penelitian yaitu SEM (Scanning Electron
digunakan dalam identifikasi. Struktur

Lika Dwi Apriani et al., Ultrastruktur Pollen Anggrek 249


JURNAL PENDIDIKAN BIOLOGI INDONESIA VOLUME 2 NOMOR 3 TAHUN 2017
(p-ISSN: 2442-3750; e-ISSN: 2527-6204) (Halaman 248-257)
Disubmit: Oktober 2016
Direvisi: Oktober 2016
Disetujui: November 2016

Microscope) Hitachi TM-3000, unit


komputer, pump, pinset, gunting, specimen
holder, carbon tape, holder heigth gauge,
blower, dan handscoon non powder. Bahan
yang digunakan dalam penelitian adalah
Pollen D. antennatum, pollen D.
strepsiceras, pollen D. trilamellatum, Gambar 1. Hasil Pengamatan Pollen Anggrek
pollen D. laxiflorum, pollen D. lasianthera, Dendrobium antennatum Menggunakan
pollen D. stratiotes, pollen D. SEM
Keterangan:
streblosceras, pollen D. schulleri, pollen D. Nama preparat : Pollen Dendrobium antennatum
canaliculatum dan pollen D. capra. Teknik : Pengukuran panjang bidang polar
dan ekuator
Potret : Scanning Electron Microscope
Perbesaran : 1500x
Analisis Data Panjang polar : 32,5 µm
Analisis data dilakukan secara Panjang ekuator : 20,6 µm
Tanggal Pengambilan gambar : 26 Agustus 2016
deskriptif kualitatif, yaitu hasil pengamatan
ultrastruktur pollen meliputi unit pollen,
polaritas, dan simetri pollen, aperture,
struktur dinding pollen, ukuran dan bentuk
pollen, dan skluptur pollen. Hasilnya akan
diuraikan dalam bentuk tabel dan
dinarasikan. Sumber belajar yang
digunakan yaitu atlas yang mampu
memberikan visualisasi yang dapat menarik Gambar 2. Hasil Pengamatan Pollen Anggrek D.
minat siswa dalam proses pembelajaran. strepsiceras Menggunakan SEM
Keterangan:
Nama preparat : Pollen Dendrobium strepsiceras
HASIL DAN PEMBAHASAN Teknik : Pengukuran panjang bidang polar
dan ekuator
Potret : Scanning Electron Microscope
Berdasarkan penelitian yang Perbesaran : 1500x
dilakukan di Laboratorium Biologi Panjang polar : 33,4 µm
Panjang ekuator : 19,3 µm
Universitas Muhammadiyah Malang Tanggal Pengambilan gambar: 26 Agustus 2016
(Kampus III) pada bulan Agustus 2016,
peneliti menyajikan hasil dari penelitian
yaitu: 1) hasil dari ultrastruktur pollen
anggek genus Dendrobium menggunakan
Scanning Electron Microscope (SEM) yang
meliputi unit pollen, polaritas pollen,
apertur pollen, skluptur pollen, ukuran dan
bentuk pollen; 2) Pemanfaatan hasil
penelitian pollen anggrek genus
Dendrobium sebagai sumber belajar Gambar 3. Hasil Pengamatan Pollen Anggrek D.
trilamellatum dengan SEM
Biologi. Hasil dari pengamatan Keterangan:
menggunakan SEM disajikan pada Gambar Nama preparat : Pollen Dendrobium trilamellatum
Teknik : Pengukuran panjangbidang polar
1 sampai Gambar 10. dan ekuator
Potret : Scanning Electron Microscope
Perbesaran : 1800x

Lika Dwi Apriani et al., Ultrastruktur Pollen Anggrek 250


JURNAL PENDIDIKAN BIOLOGI INDONESIA VOLUME 2 NOMOR 3 TAHUN 2017
(p-ISSN: 2442-3750; e-ISSN: 2527-6204) (Halaman 248-257)
Disubmit: Oktober 2016
Direvisi: Oktober 2016
Disetujui: November 2016
Panjang polar (kiri) : 23,3 µm dan ekuator
Panjang polar (kiri) : 19,9 µm Potret : Scanning Electron Microscope
Panjang ekuator (kanan): 15,7 µm Perbesaran : 1800x
Panjang ekuator (kanan): 13,7 µm Panjang polar : 38,2 µm
Tanggal Pengambilan gambar: 26 Agustus 2016 Panjang ekuator : 20,4 µm
Tanggal pengambilan gambar : 26 Agustus 2016

Gambar 7. Hasil Pengamatan Pollen Anggrek


Gambar 4. Hasil Pengamatan Pollen Anggrek D. Dendrobium streblosceras menggunakan
laxiflorum menggunakan SEM SEM
Keterangan: Keterangan:
Nama preparat : Pollen Dendrobium laxiflorum Nama preparat : Pollen Dendrobium streblosceras
Teknik : Pengukuran panjang bidang polar Teknik : Pengukuran panjang bidang polar
dan ekuator dan ekuator
Potret : Scanning Electron Microscope Potret : Scanning Electron Microscope
Perbesaran : 1200x Perbesaran : 1800x
Panjang polar : 31,5 µm Panjang polar : 29,6 µm
Panjang ekuator : 18,5 µm Panjang ekuator : 22 µm
Tanggal Pengambilan gambar: 26 Agustus 2016 Tanggal pengambilan gambar : 27 Agustus 2016

Gambar 5. Hasil Pengamatan Pollen Anggrek Gambar 8. Gambar 8. Hasil Pengamatan Pollen
D.lasianthera menggunakan SEM Anggrek D. schulleri menggunakan
Keterangan: SEM
Nama preparat : Pollen Dendrobium lasianthera Keterangan:
Teknik : Pengukuran panjang bidang polar Nama preparat : Pollen Dendrobium schulleri
dan ekuator Teknik : Pengukuran panjangbidang polar
Potret : Scanning Electron Microscope dan ekuator
Perbesaran : 1800x Potret : Scanning Electron Microscope
Panjang polar : 30,4 µm Perbesaran : 2000x
Panjang ekuator : 17,2 µm Panjang polar : 21,7 µm
Tanggal pengambilan gambar : 26 Agustus 2016 Panjang ekuator : 16,4 µm
Tanggal pengambilan gambar : 27 Agustus 2016

Gambar 6. Hasil Pengamatan Pollen Anggrek D.


stratiotes menggunaan SEM Gambar 9. Hasil Pengamatan Pollen Anggrek D.
Keterangan: canaliculatum menggunaan SEM
Nama preparat : Pollen Dendrobium stratiotes
Teknik : Pengukuran panjang bidang polar

Lika Dwi Apriani et al., Ultrastruktur Pollen Anggrek 251


JURNAL PENDIDIKAN BIOLOGI INDONESIA VOLUME 2 NOMOR 3 TAHUN 2017
(p-ISSN: 2442-3750; e-ISSN: 2527-6204) (Halaman 248-257)
Disubmit: Oktober 2016
Direvisi: Oktober 2016
Disetujui: November 2016
Keterangan: sebutan dyad, kadang pula ada juga dari
Nama preparat : Pollen Dendrobium canaliculatum
Teknik : Pengukuran panjang bidang polar empat hasil haploid dari meiosis tetap
dan ekuator menyatu, yakni dinamakan tetrad, butir
Potret : Scanning Electron Microscope
Perbesaran : 2000x pollen bawaan pada unit yang tepat dengan
Panjang polar : 29,4 µm jumlah lebih dari empat butir disebut
Panjang ekuator : 14,8 µm
Tanggal pengambilan gambar : 27 Agustus 2016 polyads dan penyatuan semua pollen dari
seluruh theca disebut dengan pollinium.
Berdasarkan hasil pengamatan,
sepuluh spesies anggrek dari genus
Dendrobium memiliki sifat pollinium,
dimana semua pollen dari seluruh theca
(kantung serbuk sari) menyatu. Berdasarkan
penelitian sebelumnya, yaitu oleh
Gambar 10. Hasil Pengamatan Pollen Anggrek D.
capra
Chaudhary, dkk. (2012) meyebutkan bahwa
Keterangan: genus Dendrobium merupakan kelompok
Nama preparat : Pollen Dendrobium capra
Teknik : Pengukuran panjang bidang polar
dari pollen yang sudah dewasa terdiri dari
dan ekuator suatu struktur yang kompleks yang disebut
Potret : Scanning Electron Microscope
Perbesaran : 1800x dengan pollinia yang memiliki dinding sel
Panjang polar : 25,5 µm sempurna yang mengandung sel sperma di
Panjang ekuator : 9,88 µm
Tanggal pengambilan gambar: 27 Agustus 2016 dalamnya.
Menurut Simpson (2006), penyatuan
Pengamatan ultrastruktur pollen ini semua pollen dari seluruh theca disebut
menggunakan Scanning Electron dengan pollinium (bentuk jamaknya
Microscope (SEM) karena mampu pollinia), yang ditemukan pada famili
menghasilkan gambar pengamatan dalam Orchidaceae. Berdasarkan penelitian dan
bentuk 3 dimensi dengan resolusi yang dukungan dari beberapa penelitian
lebih baik dari mikroskop cahaya. sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa unit
Berdasarkan hasil pengamatan pollen pollen pada anggrek genus Dendrobium
masing-masing spesies dari genus adalah pollinium.
Dendrobium yang menggunakan Scanning
Electron Microscope (SEM) dapat Polaritas Pollen
dijabarkan sebagai berikut. Polaritas pollen mangacu pada
posisi satu atau lebih apertur pada acuan
Unit Pollen spasial. Acuan spasial ini mendefinisikan
Unit pollen berhubungan dengan polar axis (sumbu kutub) sebagai diameter
jumlah gabungan butir pollen yang pollen yang melewati pusat tetrad pollen
bersamaan ketika dilepaskan. Unit pollen yang asli. Titik potong antara polar axis
dapat ditentukan dengan melihat jumlah dengan permukaan butiran yang dekat
butir serbuk sari atau butir pollen yang dengan pusat adalah proximal pole (kutub
menyusun satu unit serbuk sari bebas. proksimal), daerah yang menjadi belahan
Menurut Simpson (2006), serbuk sari proksimal, sedangkan yang jauh dari pusat
tunggal yang menyatu disebut dengan tetrad adalah distal pole (kutub distal), area
monads, pollen jarang menyatu yang menjadi belahan distal (Simpson,
berpasangan, setiap pasang dikenal dengan 2006). Tiga tipe umum polaritas pollen

Lika Dwi Apriani et al., Ultrastruktur Pollen Anggrek 252


JURNAL PENDIDIKAN BIOLOGI INDONESIA VOLUME 2 NOMOR 3 TAHUN 2017
(p-ISSN: 2442-3750; e-ISSN: 2527-6204) (Halaman 248-257)
Disubmit: Oktober 2016
Direvisi: Oktober 2016
Disetujui: November 2016

menurut Simpson (2006) adalah Isopolar, meyebutkan bahwa semua spesies anggrek
di mana dua belahan kutub adalah sama genus Dendrobium dari India yang telah
tetapi dapat dibedakan dari wilayah diamati adalah apertur jenis colpate.
ekuatornya. Heteropolar, yaitu dua belahan Aperture dengan pola yang tidak teratur
kutub adalah berbeda, disebabkan juga telah diamati pada D. clavatum, D.
pemindahan yang berbeda dari satu atau falconeri, D. fimbriatum, D. ochreatum,
lebih apartur. Sedangkan apolar, di mana dan D. primulinum.
daerah ekuator dan kutub tidak bisa
dibedakan setelah pembelahan pollen dari Bentuk Pollen
tetrad. Bentuk pollen dapat diketahui
Pengamatan ultrastruktur pollen dengan melihat perbandingan panjang aksis
sepuluh spesies anggrek genus polar (P) dan panjang ekuatorial (E) yang
Dendrobium, menunjukan hasil bahwa selanjutnya disebut dengan indeks P/E.
polaritas pollen sepuluh spesies tersebut Pada pengamatan pollen Dendrobium
adalah apolar. Pengamatan polar/kutub antennatum, rata-rata indeks P/E 1,57 µm;
ditemukan kesulitan untuk megidentifikasi dan 1,40 µm. Menurut Erdtman (1952),
bagian polarnya karena letak aperture yang angka tersebut menunjukkan bentuk pollen
menyebar. Kesulitan dalam menentukan prolate karena nilai tersebut berada diantara
bidang ekuator dan kutub ini menurut 1,33 µm dan 2 µm.
Simpson (2006) dikategorikan dalam tipe Pengamatan pollen Dendrobium
apolar. strepsiceras, rata-rata indeks P/E 1,73 µm;
dan 1,33 µm. Pollen pertama memiliki
Aperture Pollen bentuk prolate karena menurut Kapp (1969)
Apertur pollen merupakan wilayah dan Erdtman (1952), nilai tersebut berada
batasan khusus dari dinding serbuk sari. diantara 1,33 µm dan 2 µm, sedangkan
Permukaan butir pollen ada yang pollen kedua mempunyai bentuk subprolate
mempunyai celah (apertur) ada yang tidak karena indeks P/E 1,14-1,3326 µm. Dengan
mempunyai. Apertura merupakan daerah demikian, bentuk pollen pada D.
tipis pada permukaan butir pollen. Baik strepsiceras adalah subprolate hingga
berupa alur, celah maupun area yang tipis. prolate atau berdasarkan klasifikasi pollen,
Apertura yang panjang disebut alur, celah ukuran tersebut tergolong prolate.
maupun area yang tipis (Simpson, 2006). Pengamatan pollen Dendrobium
Sepuluh spesies anggrek genus trilamellatum, rata-rata indeks P/E 1,48 µm;
Dendrobium bentuk aperturenya adalah 1,45 µm; 1,61 µm dan 1,30 µm. Pollen
panjang atau disebut colpus dengan pola pertama, kedua dan ketiga berbentuk
yang tidak beraturan atau menyebar. Karena prolate. Menurut Erdtman (1952), angka
mempunyai pola yang tidak beraturan, tersebut menunjukkan bentuk pollen prolate
pengamatan polar view untuk semua karena nilai tersebut berada diantara 1,33
spesies mendapat kesulitan. Semua spesies µm dan 2 µm. Pollen yang keempat
yang diamati mempunyai aperture yang berbentuk subprolate. Menurut Erdtman
tidak beraturan dan lebih dari enam yang (1952), angka tersebut berada diantara 1,14
disebut colpate. µm dan 1,33 µm. Dengan demikian, bentuk
Berdasarkan penelitian sebelumnya, pollen pada D. trilamellatum adalah
yaitu oleh Chaudhary et al. (2012) subprolate hingga prolate.

Lika Dwi Apriani et al., Ultrastruktur Pollen Anggrek 253


JURNAL PENDIDIKAN BIOLOGI INDONESIA VOLUME 2 NOMOR 3 TAHUN 2017
(p-ISSN: 2442-3750; e-ISSN: 2527-6204) (Halaman 248-257)
Disubmit: Oktober 2016
Direvisi: Oktober 2016
Disetujui: November 2016

Pengamatan pollen D. laxiflorum, Ukuran Pollen


rata-rata indeks P/E 1,70 µm; dan 1,76 µm. Ukuran pollen dapat diketahui
Menurut Erdtman (1952) angka tersebut dengan mengukur diameter pada butir
menunjukkan bentuk pollen prolate karena pollen. Diameter pollen sama dengan
nilai tersebut berada diantara 1,33 µm dan 2 ukuran pollen. Besar kecil ukuran butir
µm. pollen juga tergantung pada tingkat
Pengamatan pollen D. lasianthera kematangan pollen (El Nagar, 2004).
dan D. stratiotes, rata-rata indeks P/E 1,76 Pengamatan hasil pengukuran
µm; dan 1,87 µm . Menurut Erdtman diameter butir pollen D. antennatum, yaitu
(1952), angka tersebut menunjukkan bentuk 20,6 µm; dan 15,6 µm. Dilihat dari ukuran
pollen prolate karena nilai tersebut berada diameter tersebut maka dapat ditentukan
diantara 1,33 µm dan 2 µm. bahwa pollen D. antennatum berjenis
Berdasarkan pengamatan pada minuta karena diameternya berada diantara
pollen D. streblosceras, rata-rata indeks P/E 10 sampai 25 µm (Erdmant, 1952).
1,34 µm; dan 1,76 µm. Menurut Erdtman Hasil pengamatan diameter butir
(1952), angka tersebut menunjukkan bentuk pollen D. strepsiceras yaitu 19,3 µm; dan
pollen prolate karena nilai tersebut berada 25,5 µm. Dilihat dari ukuran diameter
diantara 1,33 µm dan 2 µm. Pengamatan tersebut maka dapat ditentukan bahwa
pollen D. schulleri, rata-rata indeks P/E pollen yang pertama berjenis minuta karena
2,26 µm; dan 1,32 µm. Pollen pertama diameternya berada diantara 10 sampai 25
berbentuk perprolate. µm sedangkan pollen yang kedua berjenis
Menurut Erdtman (1952), angka media karena diameternya terletak diantara
tersebut menunjukkan bentuk pollen 25 sampai 50 µm (Erdmant, 1952).
perprolate karena nilai tersebut sebesar 2 Pengamatan hasil pengukuran
µm atau lebih. Sedangkan pollen yang diameter butir pollen D. trilamellatum yaitu
kedua berbentuk prolate karena nilai 15,7 µm; 13,7 µm; 17,7 µm; dan 13,8 µm.
tersebut berada diantara 1,33 µm dan 2 µm. Dilihat dari ukuran diameter tersebut maka
Berdasarkan pengamatan pada dapat ditentukan bahwa pollen D.
pollen D. capra, rata-rata indeks P/E 2,58 trilamellatum berjenis minuta karena
µm; dan 1,75 µm. Pollen pertama berbentuk diameternya berada diantara 10 sampai 25
perprolate. Menurut Erdtman (1952), angka µm (Erdmant, 1952).
tersebut menunjukkan bentuk pollen Hasil pengamatan diameter butir
perprolate karena nilai tersebut sebesar 2 pollen D. laxiflorum yaitu 18,5 µm; dan
µm atau lebih. Pollen yang kedua berbentuk 14,6 µm. Dilihat dari ukuran diameter
prolate karena nilai tersebut berada diantara tersebut maka dapat ditentukan bahwa
1,33 µm dan 2 µm. pollen D. laxiflorum berjenis minuta karena
Berdasarkan penelitian sebelumnya, diameternya berada diantara 10 sampai 25
yaitu oleh Chaudhary et al (2012) µm (Erdmant, 1952).
meyebutkan bahwa semua spesies anggrek Pengamatan hasil pengukuran
genus Dendrobium dari India yang telah diameter butir pollen D. lasianthera dan D.
diamati melalui perhitungan, pollen dari stratiotes yaitu 17,2 µm; dan 20,4 µm.
semua spesies yang diteliti bentuknya Dilihat dari ukuran diameter tersebut maka
adalah subprolate. dapat ditentukan bahwa pollen D.
lasianthera dan D. stratiotes berjenis

Lika Dwi Apriani et al., Ultrastruktur Pollen Anggrek 254


JURNAL PENDIDIKAN BIOLOGI INDONESIA VOLUME 2 NOMOR 3 TAHUN 2017
(p-ISSN: 2442-3750; e-ISSN: 2527-6204) (Halaman 248-257)
Disubmit: Oktober 2016
Direvisi: Oktober 2016
Disetujui: November 2016

minuta karena diameternya berada diantara Skluptur Pollen


10 sampai 25 µm (Erdmant, 1952). Menurut Simpson (2006), skluptur
Hasil pengamatan diameter butir pollen atau ornamentasi eksin mengarah
pollen D. streblosceras yaitu 22,0 µm; dan pada karakteristik eksternal dari dinding
17,5 µm. Dilihat dari ukuran diameter pollen. Hasil pengamatan pollen anggrek
tersebut maka dapat ditentukan bahwa genus Dendrobium dengan sepuluh spesies
pollen D. streblosceras berjenis minuta tidak dapat diidentifikasi. Hal tersebut
karena diameternya berada diantara 10 karena ukuran pollen yang terlalu kecil
sampai 25 µm (Erdmant, 1952). meskipun sudah menggunakan SEM,
Pengamatan hasil pengukuran permukaan pollen terlihat kurang jelas.
diameter butir pollen D. schulleri yaitu 13,0 Berdasarkan penelitian sebelumnya,
µm; dan 16,4 µm. Dilihat dari ukuran yaitu oleh Chaudhary et al. (2012),
diameter tersebut maka dapat ditentukan mengamati eksin melalui pollinia. Hasil
bahwa pollen D. schulleri berjenis minuta dari penelitian menunjukkan permukaan
karena diameternya berada diantara 10 pollinia adalah psilate dan unsculptured.
sampai 25 µm (Erdmant, 1952). Namun, transisi yang bertahap dari psilate
Hasil pengamatan diameter butir ke rugular atau scabrate pollinia dengan
pollen D. canaliculatum yaitu 14,8 µm; dan beberapa tahap peralihan juga diamati. D.
16,0 µm. Dilihat dari ukuran diameter anceps dari dan D. di- fundibulum, D.
tersebut maka dapat ditentukan bahwa longicornu dan D. williamsonii
pollen D. canaliculatum berjenis minuta menunjukkan jenis rugular dari morfologi
karena diameternya berada diantara 10 eksin, sedangkan D. chrysotoxum, D.
sampai 25 µm (Erdmant, 1952). densiflorum dan D. thrysiflorum dari
Pengamatan hasil pengukuran menunjukkan jenis rugular-scabrate dari
diameter butir pollen D. capra yaitu 9,88 morfologi exine. Anggota pada bagian
µm; dan 18,3 µm. Dilihat dari ukuran Dendrobium juga menunjukkan jenis
diameter tersebut, pollen pertama berjenis psilate dari morfologi eksin dengan adanya
perminuta karena diameternya lebih kecil berbagai perbedaan variasi. Ringkasan
dari 10 µm, sedangkan pollen yang kedua mengenai panjang polar, panjang
berjenis minuta karena diameternya berada ekuatorial, indeks p/e, bentuk pollen dan
diantara 10 sampai 25 µm (Erdmant, 1952). jenis aperture pada genus Dendrobium.

Tabel 1. Panjang polar, panjang ekuatorial, indeks p/e, bentuk pollen dan jenis aperture pada genus Dendrobium
Panjang Polar &
Diameter Ekuatorial Indeks Bentuk Jenis
No Nama Spesies (µm) P/E Pollen Aperture
P E
32,5 20,6 1,57 Prolate
1 Dendrobium antennatum Colpate
21,7 15,6 1,40 Prolate
33,4 19,3 1,73 Prolate
2 Dendrobium strepsiceras Colpate
33,9 25,5 1,33 Subprolate
23,3 15,7 1,33 Prolate
19,9 13,7 1,45 Prolate
3 Dendrobium trilamellatum Colpate
28,6 17,7 1,61 Prolate
18,0 13,8 1,30 Subprolate
31,5 18,5 1,70 Prolate
4 Dendrobium laxiflorum Colpate
25,8 14,6 1,76 Prolate
5 Dendrobium lasianthera 30,4 17,2 1,76 Prolate Colpate

Lika Dwi Apriani et al., Ultrastruktur Pollen Anggrek 255


JURNAL PENDIDIKAN BIOLOGI INDONESIA VOLUME 2 NOMOR 3 TAHUN 2017
(p-ISSN: 2442-3750; e-ISSN: 2527-6204) (Halaman 248-257)
Disubmit: Oktober 2016
Direvisi: Oktober 2016
Disetujui: November 2016
Panjang Polar &
Indeks Bentuk Jenis
No Nama Spesies Diameter Ekuatorial
P/E Pollen Aperture
(µm)
6 Dendrobium stratiotes 38,2 20,4 1,87 Prolate Colpate
29,6 22,0 1,34 Prolate
7 Dendrobium streblosceras Colpate
30,9 17,5 1,76 Prolate
29,5 13,0 2,26 Perprolate
8 Dendrobium schulleri Colpate
21,7 16,4 1,32 Subprolate
29,4 14,8 1,98 Prolate
9 Dendrobium canaliculatum Colpate
31,1 16,0 1,94 Prolate
25,5 9,88 2,58 Peprolate
10 Dendrobium capra Colpate
32,2 18,3 1,75 Prolate

Tabel 2. Diameter pollen, unit pollen dan polaritas pollen pada genus Dendrobium
Kelas Ukuran Pollen Polaritas
No Nama Spesies Unit Pollen
(Diameter Pollen) Pollen
1 Dendrobium antennatum Minuta Pollinium Apolar
Minuta
2 Dendrobium strepsiceras Pollinium Apolar
Media
3 Dendrobium trilamellatum Minuta Pollinium Apolar
4 Dendrobium laxiflorum Minuta Pollinium Apolar
5 Dendrobium lasianthera Minuta Pollinium Apolar
6 Dendrobium stratiotes Minuta Pollinium Apolar
7 Dendrobium streblosceras Minuta Pollinium Apolar
8 Dendrobium schulleri Minuta Pollinium Apolar
9 Dendrobium canaliculatum Media Pollinium Apolar
Perminuta
10 Dendrobium capra Pollinium Apolar
Minuta

Pemanfaatan Hasil Penelitian sebagai pollen yang diamati dan klasifikasi dari
Sumber Belajar Biologi masing-masing spesies beserta foto bunga.
Penyusunan atlas yang akan Oleh karena itu ketersediaan atlas sangat
digunakan harus mengikuti sistematika. penting keberadaannya sebagai bahan
Penyusunan dimulai dengan pemilihan referensi untuk menambah pengetahuan
materi Dunia Tumbuhan (mengamati alat siswa.
reproduksi tumbuhan biji melalui obyek Bagian penutup atlas dilengkapi
nyata atau gambar), pada kompetensi dasar dengan indeks dan daftar pustaka.
(KD) 3.7 kelas X SMA. Kompetensi dasar Penyusunan atlas harus mengikuti suatu
yang digunakan adalah menerapkan prinsip sistem tertentu yang logis secara keilmuan
klasifikasi untuk menggolongkan tumbuhan dan dilengkapi dengan bahasan yang
ke dalam divisio berdasarkan pengamatan relevan dan informatif. Pemilihan sumber
morfologi dan metagenesis tumbuhan serta belajar dalam bentuk atlas bertujuan untuk
mengaitkan peranannya dalam menarik minat siswa dalam membaca dan
kelangsungan kehidupan di bumi. meningkatkan motivasi belajar peserta
Tahap selanjutnya merancang cover didik karena kebanyakan siswa merasa
depan dan belakang yang disesuaikan kurang tertarik membaca buku paket yang
dengan kriteria atlas yang baik. Judul yang disediakan di sekolah. Analisa terhadap
GLFDQWXPNDQ SDGD FRYHU GHSDQ \DLWX ³$WODV proses dan hasil penelitian mengenai
Pollen Anggrek Genus Dendrobium´ ultrastruktur pollen yang akan diterapkan
Setelah cover lalu ada kata pengantar, dalam bentuk atlas sudah memenuhi syarat-
daftar isi dan pendahuluan. Isi dilengkapi syarat sumber belajar dan juga atlas. Atlas
dengan foto hasil dari penelitian berupa memiliki keunggulan, yaitu mudah

Lika Dwi Apriani et al., Ultrastruktur Pollen Anggrek 256


JURNAL PENDIDIKAN BIOLOGI INDONESIA VOLUME 2 NOMOR 3 TAHUN 2017
(p-ISSN: 2442-3750; e-ISSN: 2527-6204) (Halaman 248-257)
Disubmit: Oktober 2016
Direvisi: Oktober 2016
Disetujui: November 2016

disimpan, mudah dibawa, mudah dalam DAFTAR RUJUKAN


penggunaannya dan tidak memerlukan alat-
alat elektronik untuk mempelajarinya. Atlas Darjanto & Satifah, S. (1990). Pengetahuan
juga dapat digunakan sebagai pedoman dasar biologi bunga dan teknik
dalam praktikum sehingga lebih efektif dan penyerbukan silang buatan. Jakarta:
efisien dalam kegiatan pembelajaran. PT. Gramedia.
El Naggar, S. M. (2004). Pollen
PENUTUP morphology of Egyptian malvaceae:
An assessment of taxonomic value.
Hasil penelitian ultrastruktur pollen
Turkey Journal of Botany, 28, 227-
anggrek pada genus Dendrobium memiliki
240. Retrieved from https://pdfs.
banyak persamaan antar spesies, yaitu 1)
semanticscholar.org/e334/256345ed
Unit pollen untuk semua spesies yaitu
fb2b05bca6dc8f1cabaab4bcb515.pd
dalam kategori pollinia, sedangkan untuk
f
polaritas pollen adalah apolar. Jenis
Erdtman, G. (1943). An Introduction to
aperture kesepuluh spesies yang diamati
pollen analysis. USA: Chronica
mempunyai aperture dengan pola yang
Botanica Company.
tidak beraturan dan lebih dari enam yang
Hidayat, E. B. (1995). Anatomi tumbuhan
disebut colpate. Bentuk pollen dari semua
berbiji. Bandung: Institut Teknologi
spesies yang diteliti bentuknya adalah
Bandung.
subprolate hingga prolate dan ukuran pollen
Pudjoarinto, A., & Hasanudin. (1996).
termasuk dalam kategori minuta hingga
Kedudukan taksonomi duku,
media. Ornamentasi pollen atau skluptur
kokosan, dan pisitan: Ditinjau dari
pollen tidak teridentifikasi dikarenakan
morfologi serbuk Sari. Jurnal
ukuran pollen yang terlalu kecil meskipun
Biologi, 2(1), 1-10.
sudah menggunakan SEM, permukaan
Simpson, M. G. (2006). Plant systematics.
pollen terlihat kurang jelas. 2) Peneliti
USA: Elsevier Academic Press.
memanfaatkan atlas sebagai sumber belajar
Sutiyoso, Y. & Sarwono, B. (2005).
yang digunakan karena atlas memiliki
Merawat anggrek. Jakarta: Penebar
keunggulan, yaitu mudah disimpan, mudah
Swadaya.
dibawa, mudah dalam penggunaannya dan
Widiastoety, D., Sovia, N., & Soedarjo, M.
tidak memerlukan alat-alat elektronik untuk
(2010). Potensi anggrek
mempelajarinya. Atlas juga dapat
Dendrobium dalam meningkatkan
digunakan sebagai pedoman dalam
variasi dan kualitas anggrek bunga
praktikum sehingga lebih efektif dan efisien
potong. Jurnal Litbang Pertanian,
dalam kegiatan pembelajaran.
29(3), 101-106. Retrieved from
http://dokumen.tips/documents/p329
3104.html.

Lika Dwi Apriani et al., Ultrastruktur Pollen Anggrek 257

Anda mungkin juga menyukai