Di Susun Oleh :
Kelompok 4
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta hidayah-Nya terutama
nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga kami dapat menyelesaikan tugas pada mata
kuliah KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH 2. Tugas makalah ini berjudul “KONSEP
DASAR DAN ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN GANGGUAN SISTEM
PERKEMIHAN DAN GANGGUAN KESEIMBANGAN ASAM BASA”
Kami berharap, tugas ini dapat menambah pengetahuan para pembaca. Namun terlepas dari
itu,kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, sehingga kami
mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun supaya makalah selanjutnya dapat
lebih baik lagi.
Kelompok 4
DAFTAR ISI
Kata pengantar........................................................................................................i
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
3.1 Kesimpulan..........................................................................................36
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................37
BAB I
PENDAHULUAN
1.3. Tujuan
1. Mengetahui Konsep Dasar Gangguan Sistem Perkemihan dan Asam Basa
2. Mengetahui Konsep Dasar dan Asuhan Keperawatan Gagal Ginjal Akut
3. Mengetahui Konsep Dasar dan Asuhan Keperawatan Gagal Ginjal Kronik
4. Mengetahui Konsep Dasar dan Asuhan Keperawatan Asidosis
5. Mengetahui Konsep Dasar dan Asuhan Keperawatan Alkalosis Metabolik
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Gagal ginjal akut (acute renal failure, ARF) merupakan suatu sindrom klinis yang
ditandai dengan fungsi ginjal yang menurun secara cepat (biasanya dalam beberapa hari)
yang menyebabkan azotemia yang berkembang cepat. (Lorraine M. Wilson)
Gagal ginjal akut adalah hilangnya fungsi ginjal secara mendadak dan hampir lengkap
akibat kegagalan sirkulasi renal atau disfungsi tubular dan glomerular. (Keperawatan
Medikal Bedah Vol. 2)
Gagal ginjal akut mengacu pada kehilangan fungsi ginjal yang tiba-tiba (beberapa jam
sampai beberapa hari) yang ditandai dengan peningkatan nitrogen urea darah (BUN) dan
kreatinin serum. (Keperawatan Kritis edisi 8)
Dari beberapa pengertian mengenai gagal ginjal akut diatas, penulis dapat menyimpulkan
bahwa gagal ginjal akut merupakan suatu kumpulan gejala keabnormalan pada ginjal
yang menyebabkan penurunan fungsi ginjal secara mendadak.
2.2 Epidemologi
Frekuensi kejadian gagal ginjal
GGA pada bayi dan anak-anak lebih sering diakibatkan oleh gagal prerenal
GGA sering terjadi pada bayi dan anak-anak yang berpenyakit kritis dan dapat
secara signifikan memengaruhi hasil ( mortalitas dan morbiditas)
Angka mortalitas terkait GGA yang tinggi (sampai 78%) berkaitan dengan suatu
kombinasi GGA dan gagal organ multisistem.
Pria mungkin disebabkan oleh hipertrofi prostat. Pada wanita, infeksi saluran kemih
yang berulang dapat menyebabkan GGA, serta pada wanita yang mengalami
perdarahan pasca melahirkan.
Frekuensi kejadian GGA cukup tinggi yaitu sekitar 25-50 kasus per juta penduduk
pertahun. GGA ini merupakan 1% dari jumlah penderita yang dirawat di rumah sakit
dan 2-5% dari penderita yang dirawat di unit perawatan intensif.
2.3 Etiologi
Menurut The Series For Clinical Execellence Nursing, penyebab dari gagal ginjal akut
ini terbagi menjadi 3 penyebab:
Gagal ginjal prerenal akibat berkurangnya aliran darah ke ginjal, yang bisa
disebabkan oleh:
Gangguan autoimun misalnya skleroderma
Kehilangan darah
Gangguan kardiovaskular, misalnya gagal jantung, aritmia, dan temponade
Gangguan darah misalnya trombositopenik purpura idiopatik, reaksi transfusi,
gangguan hemodilitik lainnya
Gangguan akibat pendarahan mirip melahirkan (berkaitan dengan abrupsi
plasental atau plasenta previa) yang bisa merusak ginjal
Embolisme
Hipovolemia
Hipertensi ganas
Genangan cairan dalam asites atau pembakaran
Sepsis
Syok
Gagal ginjal intrarenal akibat kerusakan ginjal, yang bisa disebabkan oleh:
Glomerulonefritis poststreptokokal akut
Pielonefritis akut
Nekrosis tubular akut
Trombosis vena renal bilateral
Iskemia
Nefrotoksin
Mieloma renal
Penyakit sel sabit
Lupus eritematosus sistemik
Vaskulitis
Gagal postrenal akibat obstruksi bilateral di aliran urin keluar, yang bisa disebabkan
oleh:
Hiperplasia prostatik jinak
Gumpalan
Papila dari nekrosis papiler
Kalkulus renal
Striktur
Tumor
Edema uretral akibat kateterisasi
Kondisi Prarenal adalah masalah aliran darah akibat hipoperfusi ginjal dan turunnua
laju filtrasi glomerulus. Kondisi klinis yang umum adalah status penipisan volume
(hemoragi atau kehilangan cairan melalui saluran gastrointestinal), vasodilatasi (sepsis
atau anafilaksis), dan gangguan fungsi jangtung (infark miokardium, gagal jantung
kongestif, atau syok kardiogenik)
Penyebab intrarenal gagal ginjal akut adalah akibat dari kerusakan struktur
glomerulus atau tubulus ginjal. Kondisi seperti rasa terbakar, cedera akibat benturan, dan
infeksi serta agens nefrotoksik dapat menyebabkan nekrosis tubulus akut (ATN) dan
berhentinya fungsi renal. Cedera akibat terbakar dan benturan menyebabkan pembebasan
hemoglobin dan mioglobin (protein yang dilepaskan dari otot ketika terjadi cedera),
sehingga terjadi toksik renal, iskemia atau keduanya. Reaksi transfusi yang parah juga
menyebabkan gagal intrarenal; hemoglobin dilepaskan melalui mekanisme hemolisis
melewati membran glomerulus dan terkonsentrasi di tubulus ginjal menjadi faktor
pencetus terbentuknya hemoglobin. Faktor penyebab lain adalah pemakaian obat-obat
antiinflamasi nonsteroid (NSAID), terutama pada pasien lansia. Medikasi ini
mengganggu prostaglandin yang secara normal melindungi aliran darah renal,
menyebabkan iskemia ginjal.
Pascarenal yang menyebabkan gagal ginjal akut biasanya akibat dari obstruksi di
bagian distal ginjal. Tekanan di tubulus ginjal meningkat; akhitnya laju filtrasi
glomerulus meningkat.
Meskipun patogenesis pasti dari gagal ginjal akut dan oliguri belum diketahui,
namun terdapat masalah mendasar yang menjadi penyebab. Beberapa faktor mungkin
reversibel jika diidentifikasi dan ditangani dengan tepat sebelum fungsi ginjal terganggu.
Beberapa kondisi berikut menyebabkan pengurangan aliran darah renal dan gangguan
fungsi ginjal: (1) hipovolemia; (2) hipotensi; (3) penurunan curah jantung dan gagal
jantung kongestif; (4) obstruksi ginjal atau traktus urinarius bawah akibat tumor, bekuan
darah, atau batu ginjal; dan (5) obstruksi vena atau arteri bilateral ginjal. Kondisi ini
ditangani dan diperbaiki sebelum ginjal rusak secara permanen, peningkatan BUN,
oliguria, dan tanda-tanda lain yang berhubungan dengan gagal ginjal akut dapat
dikurangi.
Tahapan: terdapat empat tahapan klinik dari gagal ginjal akut; periode awal,
periode oliguria, periode diuresis, dan periode perbaikan.
Periode awal: dengan awitan awal dan diakhiri dengan terjadinya oliguria.
Periode oliguria: (volume urin kurang dari 400 ml/24 jam) disertai dengan
peningkatan konsentrasi serum dari substansi yang biasanya diekskresikan oleh ginjal
(urea, kreatinin, asam urat, dan kation intraseluler – kalium dan magnesium). Jumlah urin
minimal yang diperlukan untuk membersihkan produk sampah normal tubuh adalah 400
ml. Pada tahap in gejala uremik untuk pertamakalinya muncul, dan kondisi yang
mengancam jiwa seperti hiperkalemia terjadi.
Pada banyak pasien hal ini dapat merupakan penurunan fungsi ginjal disertai
kenaikan retensi nitrogen, namun pasien masih mengekskresikan urin sebanyak 2 liter
atau lebih setiap hari. Hal ini merupakan bentuk nonoligurik dari gagal ginjal dan terjadi
terutama setelah antibiotik nefrotoksik deberikan kepada pasien; dapat juga terjadi pada
kondisi terbakar, cedera traumatik, dan penggunaan anastesi halogen.
2.5 Komplikasi
(source: buku saku patofisiologi Elisabeth J. Corwin)
Retensi cairan akibat kegagalan fungsi ginjal dapat menyebabkan edema, gagal
jantung kongestif, atau intoksikasi air.
Gangguan elektrolit dan pH dapat menimbulkan ensefalopati.
Apabila hiperkalemianya parah (≥ 6,5 miliekuivalen per liter), dapat terjadi
distritmia dan kelemahan otot.
2.8 Penatalaksanaan
Ginjal memiliki kemampuan pulih yang luar biasa dari penyakit. Oleh karena itu,
tujuan penanganan gagal ginjal akut adalah untuk menjaga keseimbangan kimiawi
normal dan mencegah komplikasi sehingga perbaikan jaringan ginjal dan pemeliharaan
fungsi ginjal dapat terjadi. Penelitian dilakukan untuk mengidentifikasi, menangani dan
mengeliminasi setiap kemungkinan penyebab kerusakan.
Identifikasi dan tangani penyebab yang bisa disembuhkan, misalnya terapi obat
nefrotoksik, uropati obstruktif, dan penipisan volume.
Tindakan suportif meliputi makanan kaya kalori dan rendah protein, natrium, dan
kalium, dengan suplemen vitamin dan pembatasan cairan.
Pemantauan elektrolit secara saksama penting untuk mendeteksi hiperkalemia. Beri
glukosa hipertonik dan insulin I.V. sesuai perintah-dan resin pertukaran kalium oral
atau rektal-untuk membuang kalium dari tubuh bila terjadi hiperkalemia
Hemodialisis atau dialisis peritoneal bisa diperlukan jika tindakan tersebut tidak bisa
mengontrol hiperkalemia dan gejala uremik.
Terapi penggantian ginjal secara kontinu bisa dilakukan bagi pasien yang tidak bisa
menoleransi hemodialisis atau yang tidak stabil secara hemodinamik.
BAB III
A. Pengkajian
a. Anamnesa:
1. Identitas:
Nama :Ny. A
Umur :35 Tahun
Jenis kelamin: Pria mungkin disebabkan oleh hipertrofi prostat. Pada
wanita, infeksi saluran kemih yang berulang dapat menyebabkan GGA,
serta pada wanita yang mengalami perdarahan pasca melahirkan.
Alamat :Wonogiri
Pekerjaan :Wiraswasta
Agama :Islam
Status :Menikah
2. Riwayat sakit dan kesehatan:
a. Keluahan utama: penurunan produksi urine
b. Riwayat kesehatan sekarang : pengkajian ditujukan sesuai dengan
predisposisi etiologi penyakit terutama pada prerenal dan renal. Secara
ringkas perawat menanyakan berapa lama keluhan penurunan jumlah urine
output dan apakan penurunan jumlah urine output tersebut ada
hubungannya dengan predisposisi penyebab, seperti pasca-perdarahan
setelah melahirkan, diare, muntah berat, luka bakar luas, cedera luka
bakar, setelah mengalami episode serangan infark, adanya riwayat minum
obat NSAID atau pemakaian antibiotik, adanya riwayat pemasangan
transfusi darah, serta adanya riwayat trauma langsung pada ginjal.
c. Riwayat kesehatan dahulu: kaji adanya riwayat batu saluran kemih, infeksi
sistem perkemihan yang berulang, penyakit diabetes melitus dan penyakit
hipertensi pada masa sebelumnya yang menjadi presisposisi penyebab
pasca-renal. Penting untuk dikaji tentang riwayat pemakaian obat-obatan
masa lalu dan adanya riwayat alergi terhadap jenis obat dan
dokumentasikan.
B. Diagnosa Keperawatan
Diagnosis keperawatan yang muncul untuk pasien gagal ginjal akut meliputi :
D. Tindakan Keperawatan
Tindakan keperawatan dilakukan dengan mengacu pada rencana tindakan/intervensi
keperawatan yang telah ditetapkan/dibuat
E. Evaluasi keperawatan
Evaluasi keperawatan dilakukan untuk menilai apakah masalah keperawatan telah
teratasi, tidak teratasi atau teratasi sebagian dengan mengacu pada kriteria evaluasi
F. Pendidikan pasien
1. Jelaskan tentang penyebab episode gagal ginjal akut
2. Jelaskan derajat fungsi ginjal setelah fase akut lewat
3. Jelaskan makanan dan minuman yang harus dipantang
4. Ajarkan keterampilan untuk mengobservasi suhu, nadi, pernafasan, TD, intake
dan output, mengukur BB setiap hari dan mencatatatnya
5. Jelaskan tentang pentingnya personal hygiene yg baik
6. Jelaskan tentang bagaimana menghindari infeksi
7. Jelaskan tentang latihan dan istirahat dan jenis latihan atau olahraga yg
diperbolehkan
8. Beri penjelasan tentang obat-obatan: nama, tujuan, dosis, waktu dan reaksi yg
merugikan dan tulis semua obat yang diminum
9. Jelaskan jadwal kunjungan follow up ke dokter dan pentingnya kegiatan tersebut
10. Jelaskan tentang kemungkinan dialisa ginjal dan tranplantasi di masa mendatang
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
Suyono, Slamet, (2001), Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Jilid II, Edisi 3, Balai
Penerbit FKUI, Jakarta.
Underwood, J.C.E, (1999), Patologi Umum dan Sistematik, Edisi 2, EGC, Jakarta.
https://id.scribd.com/document/116978383/ASKEP-Gagal-Ginjal-Akut