Anda di halaman 1dari 2

Nama : Elma Indriana

NIM : 191221155

Kelas : BKI 5E

Saya mengamati salah seorang saudari sepupu saya yang usianya sebaya dengan saya
secara mendetail mulai dari ekspresi, gaya bicara, serta gesture tubuh yang meliputi kepala,
mata, tangan, dan kaki.

1. Ketika melakukan aktivitas sehari-hari ia terlihat tenang dan mengerjakan


kegiatannya dengan cepat. Ketika saya ajak berbincang matanya tetap fokus pada
pekerjaannya, sesekali ia menatap saya sambil bertanya balik, tertawa, atau
tersenyum. Nada bicaranya rendah, gaya bicaranya sedikit cepat dan berbelit-belit.
Saat berbicara atau melakukan akivitas kepalanya tidak pernah tertunduk,
pandangannya lurus pada objek tersebut, tangannya sering dilipat dan disilangkan di
depan dada atau kadang ia berkacak pinggang, saat sedang duduk kakinya sering
disilangkan atau kadang ia bersila.
2. Saat sedang bahagia ia akan sering tertawa kecil, wajahnya akan senantiasa
tersenyum, ia juga akan terus menerus membicarakan hal yang kurang penting namun
menurutnya menarik, kadang ia juga melontarkan candaan-candaan. Gaya bicaranya
tetap sama sedikit cepat dan berbelit-belit hanya nada bicaranya yang sedikit lebih
tinggi, ia akan tertawa dengan suara nyaring serta satu tangan menutupi mulutnya.
3. Ketika sedang sedih ia lebih banyak diam, ia juga akan mengurangi intesitas
bicaranya dengan orang lain. Ketika diajak bicara ia akan menjawab dengan singkat
nada bicaranya rendah, gaya bicaranya berubah menjadi lebih lambat dan ketus
dengan jawaban singkat. Kepalanya akan senantiasa tertunduk, ketika sedang sedih ia
lebih senang bermain handphone atau berdiam diri di kamar, daripada bercakap-cakap
dengan orang lain atau melakukan suatu aktivitas.
4. Ketika sedang marah terjadi perubahan drastis dalam diri saudari saya ini, ketika
sedang marah wajahnya akan terlihat memerah begitupula dengan telinganya.
Mulutnya tertutup rapat, pandangan matanya tajam, kadang melirik sinis, dan nada
bicaranya tinggi, gaya bicaranya cepat dan ketus. Ketika sedang marah ia justru tidak
diam seperti halnya ketika sedang sedih, ia akan terus menerus bicara dengan nada
tinggi, biasanya orang yang terkena amukannya memilih diam daripada beradu
argument dengannya.

Anda mungkin juga menyukai