Covid-19
Sukmawan Azahro’a
IAIN Salatiga
Abstrak
Ukhuwah Islamiyah adalah adanya persaudaraan antara sesama umat Islam, di dalam Al-Qur’an dan Hadits
menunjukan bahwa hal tersebut merupakan sesuatu yang perlu diperhatikan oleh kaum muslimin. Ukhuwah
Islamiyah merupakan suatu ikatan akidah yang dapat menyatukan hati semua umat Islam walaupun tanah
tumpah darah mereka berjauhan, bahasa dan bangsa mereka berbeda, sehingga setiap individu umat Islam
senantiasa terikat antara satu sama lainya, membentuk suatu bangunan umat yang kokoh. Oleh karena itu,
Ukhuwah Islamiyah merupakan landasan utama untuk membangun masyarakat yang ideal yang kita idam-
idamkan dan kita upayakan agar dapat terwujud. Jadi, Ukhuwah Islamiyah merupakan dasar bagi umat Islam
untuk membangun kekuatan yang kokoh, yang mana kekuatan tersebut di bentuk dengan ikatan akidah sebagai
landasan utama untuk membangun masyarakat yang ideal, yang senantiasa terikat antara satu sama lainya.
A. Pendahuluan
1
Parluhutan,Siregar,dkk, Peran Otoritas Agama di Masa Pandemi Covid-19 dalam Jurnal Pendidikan dan Keagamaan, Vol 16, No.2,
Desember 2020, hlm. 129.
Kondisi kerukunan umat beragama juga berimbas terhadap program-program yang
sudah di rancang dalam sebuah agenda tahunan. Sosialisasi hukum dan perundang-
undangan, kunjungan kerja ke daerah-daerah percontohan kerukunan ditiadakan, bahkan
anggaran untuk Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) pun di-refocusing untuk
penanggulangan pandemi di dalam negeri.2
Dalam hal ini, ukhuwah islamiyah sangat berperan sebagai pondasi masyarakat agar
selalu kokoh dan tak tergoyahkan dalam menjaga persatuan dan kesatuan antar umat
beragama. Ukhuwah Islamiyah adalah hubungan yang dijalankan oleh rasa cinta yang
didasari oleh akidah dalam bentuk persahabatan bagaikan satu bangunan yang kokoh. Dari
persatuan yang kokoh tersebut timbulah kemampuan yang besar untuk mencapai
kemenangan dalam setiap perjuangan.
2
M.Ridwan Lubis, dkk, Dinamika Aktivitas Keagamaan di Masa Pandemi, (Jakarta : LITBANGDIKLAT PRESS,2020),hlm. Xii.
3
Musthafa Al-Qudhat, Prinsip-Prinsip Ukhuwah Dalam Islam. Hasanah Ilmu, (Solo: Hasanah Ilmu 1994), hal. 12.
4
M. Qurais Shihab, Membumikan Al-Qur’an, (Bandung: Mizan, 1992), cet. I,hal. 358.
5
Abdullah Nashih Ulwan, Persaudaraan Islam, (Jakarta: Al-Ishlahy Press, 1985), hal. 4.
mengakibatkan persaudaraan.6 Ukhuwah Islamiyah yang secara jelas dinyatakan dalam Al-
Qur’an adalah persaudaraan antar agama Islam, dan persaudaraan yang terjalin bukan
karena agama.7 Petunjuk Al-Qur'an Untuk Memantapkan Ukhuwah Islamiyah Al-Qur’an
menjelaskan bahwa perbedaan adalah suatu hukum yang berlaku dalam kehidupan
manusia. Perbedan bukanlah sebuah alasan untuk menjalin ikatan Ukhuwah Islamiyah,
demi tercapainya tujuan kehidupan yang damai, aman, dan sejahtera. Allah SWT
berfirman: Allah SWT berfirman:
6
M. Qurais shihab, Membumikan Al-Qur’an, (Bandung: Mizan, 1992), cet. I,hal. 358.
7
M. Qurais shihab, Wawasan Al-Qur’an, (Bandung: Mizan, 1996), cet. III,hal. 490.
8
Abu Bakar Al-Jaza’iri, Mengenal Etika dan Ahlak Islam, (Jakarta: Lentera, 2003), cet. 1, hal.136.
SWT maka dia mencapai prestasi puncak. Dan hendaklah dia mewaspadai hal-hal yang
bersifat keuntungan duniawi, karena bisa merusak kemurnian nilainya.9
وْ ا اَل0ُا الَّ ِذ ْينَ ٰا َمن0َ ٰيٓاَيُّه. َوْ ن0وا هّٰللا َ لَ َعلَّ ُك ْم تُرْ َح ُم0ُ َو ْي ُك ْم َواتَّق0َلِحُوْ ا بَ ْينَ اَخ0ص ْ َ اِنَّ َما ْال ُم ْؤ ِمنُوْ نَ اِخْ َوةٌ فَا
َسى اَ ْن يَّ ُك َّن َخ ْيرًا ِّم ْنه ۚ َُّن ٓ ٰ َسى اَ ْن يَّ ُكوْ نُوْ ا خَ ْيرًا ِّم ْنهُ ْم َواَل نِ َس ۤا ٌء ِّم ْن نِّ َس ۤا ٍء ع ٓ ٰ يَسْخَرْ قَوْ ٌم ِّم ْن قَوْ ٍم ع
ٰۤ ُ
كَ 0ِول ِٕٕى ُ ْس ااِل ْس ُم ْالفُسُو
ا ۚ ِن َو َم ْن لَّ ْم يَتُبْ فَا00ق بَ ْع َد ااْل ِ ْي َم َ ب بِ ْئ ِ ۗ َواَل ت َْل ِم ُز ْٓوا اَ ْنفُ َس ُك ْم َواَل تَنَابَ ُزوْ ا بِااْل َ ْلقَا
ٰ
وْ ا0 َّس ُ ْض الظَّنِّ اِ ْث ٌم َّواَل تَ َجس َ وْ ا َكثِيْرًا ِّمنَ الظَّ ۖنِّ اِ َّن بَع00ُوا اجْ تَنِب00ُا الَّ ِذ ْينَ ٰا َمن00َ ٰيٓاَيُّه. َهُ ُم الظّلِ ُموْ ن
وا هّٰللا ۗا َّن هّٰللا00ُوْ ۗه واتَّق0ا فَ َكر ْهتُم00ً ل لَحْ م اَخيْه م ْيت0ض ُكم ب ْعض ًۗا اَيُحبُّ اَح ُد ُكم اَ ْن يَّأْ ُك
َ ِ َ َ ُ ُ ِ َ ِ ِ َ َ ْ َ ِ َ ْ ُ َواَل يَ ْغتَبْ بَّ ْع
ا َرفُوْ ا ۚ اِ َّن00 َل لِتَ َع0ِعُوْ بًا َّوقَبَ ۤا ِٕٕى0 ر َّواُ ْن ٰثى َو َج َع ْل ٰن ُك ْم ُش0
ٍ 0ا النَّاسُ اِنَّا خَ لَ ْق ٰن ُك ْم ِّم ْن َذ َك00َ ٰيٓاَيُّه.َّح ْي ٌم
ِ َّوابٌ ر0 َت
اَ ْك َر َم ُك ْم ِع ْن َد هّٰللا ِ اَ ْت ٰقى ُك ْم ۗاِ َّن هّٰللا َ َعلِ ْي ٌم َخبِ ْي ٌر
9
Fuad Abdul Aziz Asyaihub Harits Bin Zaidan Al-Muzaid, Etika Muslim Sehari-Hari, (Surabaya: Pustaka Elba, 2009), hal. 188.
daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan
bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha
Penyayang. Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki
dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsabangsa dan bersuku-suku
supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara
kamu disisi Allah ialah orang yang paling takwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah
Maha Mengetahui lagi Maha teliti”. (QS al-Hujarat/49:10-13).6
Asbabun Nuzul
(10) Diriwayatkan oleh Qatadah bahwa ayat ini diturunkan berhubungan dengan
peristiwa dua orang dari sahabat Ansar yang bersengketa tentang suatu urusan hak milik.
Salah seorang dari mereka berkata bahwa ia mengambil haknya dari yang lain dengan
paksaan. Ia mengancam demikian kare banyak pengikutnya, sedangkan yang satu lagi
mengajak dia supaya mintak keputusn Nabi Saw. Ia tetap menolak sehingga perkaranya
sampai mempergunakan senjata tajam. Maka dari itu janganlah kalian saling bertengkar
damaikanla antar sesama saudaramu baik saudara sekandung maupun orang lain karena
Allah mencipkatakan manusia adalah untuk saling melenkapi satu sama lain. 10
(11) Diriwayatkan bahawa ayat ini diturunkan berkenaan dengan tingkah laku
kabilah Bani Tamim yang perna berkunjung kepada Rasulullah Saw, lalu mereka
memperolok-olok beberapa sahabat yang fakir dan miskin seperti Ammar, Suhaib, Bilal,
Khabbab, Salman al-Farisi, dan lain-lain karena pakaian mereka sederhana. Ada pula yang
mengemukakan bahwa ayat ini diturunkan berkaitan dengan kisa Safiyyah binti
Huyay bin Akhtab yang perna datang menghadap Rasulullah Saw, melaporkan bahwa
beberapa perempuan di Madinah perna menegur dia dengan kata-kata yang menyakitkan
hati seperti, “ Hai perempuan Yahudi, keturunan Yahudi, dan sebagainya,” sehingga Nabi
10
Kementrian Agama RI, Alquran dan Tafsirnya, (Jakarta: Lentera Abadi, 2010), hlm. 406.
Saw bersabda kepadanya, “ Mengapa tidak engkau jawab saja, ayahku Nabi Harun,
pamanku Nabi Musa, dan suamiku adalah Nabi Muhammad.” Ada pula yang mangatkan
penurunan ayat ini dengan situasi di Madinah. Ketika Rasulullah Saw tiba di kota itu,
orang-orang Ansar banyak yang mempunyai nama lebih dari satu. Jika mereka dipangil
oleh kawan mereka, yang kadang-kadang dipangil dengan nama yang tidak disukainya,
dan setelah hal itu dilaporkan kepada Rasulullah Saw, maka turunlah ayat ini.11
(12) Diriwayatkan oleh Ibnu Mundzir yang bersumber dari Ibnu Juraij bahwa ayat ini
turun berkenaan dengan Salman Al Farisi yang bila selesai makan, suka terus tidur dan
mendengkur. Pada waktu itu, ada orang yang menggunjing perbuatannya. Maka, turunlah
ayat ini yang melarang seseorang mengumpat dan menceritakan keaiban orang lain. Ayat ini
juga menjelaskan bahwa Allah Swt. melarang berprasangka buruk, yaitu menyangka
seseorang melakukan perbuatan buruk. Umar bin Khattab ra. berkata, “ Janganlah kalian
berprasangka terhadap ucapan yang keluar dari saudara mukmin kecuali dengan prasangka
baik. Sedangkan engkau sendiri mendapat kemungkinan ucapan itu mengandung kebaikan.”12
(13) Diriwayatkan oleh Abu Dawud mengenai turunnya ayat ini yaitu tentang
pristiwa yang terjadi pada seorang sahabat yang bernama Abu Hindin yang biasa
berkhidmad kepada nabi Muhammad untuk mengeluarkan darah kotor dari kepalanya
dengan membekam, yang bentuknya seperti tanduk. Rasulullah SAW menyuruh kabila
Bani Bayadah agar menikahkan Abu Hindin dengan seorang perempuan dikalangan
mereka. Mereka bertanya : “Apakah patut kami mengawinkan gadis-gadis kami dengan
budak-budak? ” maka Allah menurunkan ayat ini agar kita tidak mencemoohkan seseorang
karena memandang rendah kedudukannya. Diriwayatkan oleh Abu Mulaikah bahwa ketika
terjadi pembesaran mekah yaitu kembalinya negeri mekah dibawah pimpinan Rasulullah
Saw pada tahun 8H, maka bilal disuruh Rasulullah Saw untuk mengumandangkan
11
Kementrian Agama RI, Alquran dan Tafsirnya, (Jakarta: Lentera Abadi, 2010), hlm. 409.
12
Ibid.,hlm. 414.
adzan. Ia memanjat Ka’bah dan mengumandangkan adzan, berseruh kepada kaum
‘Attab bin ushaid ketika melihat Bilal naik ke atas ka’bah untuk beradzan,
berkata,”Segala puji bagi Allah yang telah mewafatkan ayahku sehingga tidak sempat
menemukan orang lain untuk beradzan kecuali burung gagak yang hitam ini.” Maksudnya
mencemoohkan Bilal karena kulitnya yang hitam maka datanglah Malaikat Jibril
memberitahukan kepada Rasulullah Saw, apa yang mereka ucapkan itu. Maka turunlah
ayat ini yang melarang manusia yang menyombongkan diri karena kedudukan,
ras, agama, pekerjaan, jenis kelamin, dan warna kulit, hal tersebut tidak menjadi sebuah
antara individu dengan individu, kelompok dengan individu, dan kelompok dengan
Interaksi tersebut menumbuhkan rasa simpati dan empati, rasa saling menghormati,
dan menghargai kepentingan yang dimiliki setiap anggota masyarakat. Terjalinnya berbagai
bentuk hubungan antara anggota masyarakat menumbuhkan karakter kepedulian sosial, yang
13
Ibid.,hlm. 420.
14
Indri Irianti,dkk, Pentingnya Kepedulian Sosial Sebelum dan Semasa Pandemi, (Semarang, 2020), hlm. 1.
masyarakat begitu kuat, tidak peduli ras, suku, agama, pekerjaan, warna kulit, jenis kelamin,
kaya, miskin, semua bekerjasama saling peduli satu dengan yang lain. Segala bentuk
pekerjaan yang sifatnya kepentingan umum maupun pribadi dilakukan secara bergotong
royong.
Perilaku peduli sesama manusia dapat menumbuhkan rasa persatuan, kerukunan, dan
seseorang tidak ada maksud untuk mengguruhi atau hanya untuk menyombongkan diri
dikarenakan hanya dengan berkat bantuannya pekerjaan tersebut bisa selesai. Menolong
dalam bentuk apapun juga harus didasari dengan keikhlasan, rasa tulus, dan kerendahan hati
dibutuhkan di tengah pandemi virus covid-19 seperti ini karena dampak dari virus ini
merambah sampai ke sendi-sendi kehidupan, tidak hanya mengancam nyawa dan kesehatan
akan tetapi juga memberi tekanan, ekonomi dan lainnya, tentu yang paling merasakannya
adalah masyarakat kecil yang memiliki usaha sebagai pedangan ritel, para ojek online,
penjual jasa dan lainnya. Mereka mengalami penurunan penghasilan yang drastis,
bahkan karena pandemi covid-19 ini ada juga yang sampai kehilangan pekerjaan karena di
PHK, hal ini sebagai dampak berbagai kebijakan yang harus diterapkan oleh pemerintah
dalam rangka menekan penyebaran covid-19 tersebut, seperti social distanting dan phsycal
distanting serta kebijakan penerapan Pembatasan Sosial Bersekala Besar (PSBB) yang sudah
berlaku di beberapa provisi dan kabupaten/kota Sejak kemunculan wabah virus Corona di
Indonesia dan juga di berbagai Negara yang lain, banyak masyarakat yang tingkat
ekonominya semakin melemah akibat hilangnya suatu pekerjaan yang menjadi sumber
15
Ibid.,hlm. 2.
yang kurang mencukupi akibat tidak bisa membeli kebutuhan pokok akibat mahalnya
kebutuhan karena permintaan konsumen yang cukup tinggi. Selain itu, dampak lain yang
terjadi akibat dari munculnya wabah virus Corona ini menyebabkan banyak kerugian baik
bahkan hak dasar akan pendidikan yang layak pun dirampas oleh sebab pandemi ini.
Saat ini bangsa Indonesia bersama- sama sedang berjuang dan memerangi wabah
pandemic Covid-19 yang mengakibatkan segala aspek social masyarakat terdampak olehnya.
potensi meningkatnya angka kriminalitas, potensi konflik hubungan bisnis, rentan terjadi
pelanggaran hak asasi manusia dan banyak hal lainnya. Hal tersebut menyebabkan
menurunnya pendapatan ekonomi yang dihasilkan selama masa pandemic seperti sekarang
ini.16
memberi bantuan kepada masyarakat yang terdampak wabah pandemic Covid-19, tetapi
masyarakat juga ikut berpartisipasi dan membantu dalam meningkatkan rasa kepeduliaannya
kepada sesama yang dianggap membutuhkan. Kepedulian social yang ditampilkan tidak
hanya berupa visual saja, melainkan masyarakat peduli kepada sesama lewat media social
juga. Banyak hal positif yang ditampilkan dalam upaya penanggulangan pandemic Covid-19
saat ini.17
Upaya yang dilakukan masyarakat untuk memerangi wabah pandemic Covid-19 ini
salah satunya adalah selalu memakai masker saat keluar rumah atau bepergian. Salah satu
penyebaran Covid-19.
16
Ibid.,hlm.9.
17
Ibid.,hlm. 10.
Dampak yang ditimbulkan dari adanya rasa kepedulian ini tentu saja bisa di rasakan
semua orang,dengan ada rasa atau tindakan kepedulian maka orang- orang akan merasa
nyaman ketika akan melakukan suatu hal yang baik,kepedulian sosial juga dapat
memberikan bantuan atau keringanan terhadap orang yang sedang mengalami kesusahan.18
D. Penutup
Ukhuwah Islamiyah merupakan suatu ikatan akidah yang dapat menyatukan hati
semua umat Islam walaupun tanah tumpah darah mereka berjauhan, bahasa dan bangsa
mereka berbeda, sehingga setiap individu umat Islam senantiasa terikat antara satu
sama lainya, membentuk suatu bangunan umat yang kokoh. Oleh karena itu, Ukhuwah
Islamiyah merupakan landasan utama untuk membangun masyarakat yang ideal yang kita
idam-idamkan dan kita upayakan agar dapat terwujud. Jadi, Ukhuwah Islamiyah merupakan
dasar bagi umat Islam untuk membangun kekuatan yang kokoh, yang mana kekuatan
tersebut di bentuk dengan ikatan akidah sebagai landasan utama untuk membangun
masyarakat yang ideal, yang senantiasa terikat antara satu sama lainya.
Kepedulian kita terhadap orang lain sangat dibutuhkan selama masa pandemi ini.
Walaupun masih ada kesulitan kita masih bisa melakukan sesuatu untuk menolong sesama
selama masa krisis ini. Kita mungkin bisa menemukan peluang kegiatan kepedulian sosial
18
Ibid.,hlm. 13.
E. Daftar Pustaka
Al-Jaza’iri, Abu Bakar. 2003. Mengenal Etika dan Ahlak Islam. Jakarta: Lentera.
Al Qudhat, Musthafa. 1994. Prinsip-Prinsip Ukhuwah Dalam Islam. Hasanah Ilmu. Solo:
Hasanah Ilmu.
Harits, Asyaihub, FAA, Bin Al-Muzaid, Zaidan. 2009. Etika Muslim Sehari-Hari.
Surabaya: Pustaka Elba.
Indri Irianti,dkk. 2020. Pentingnya Kepedulian Sosial Sebelum dan Semasa Pandemi.
Semarang.
Kementrian Agama RI. 2010. Alquran dan Tafsirnya. Jakarta: Lentera Abadi.
Lubis, Ridwan,M dkk. 2020. Dinamika Aktivitas Keagamaan di Masa Pandemi. Jakarta :
LITBANGDIKLAT PRESS.
Siregar, Parluhutan. & Ongku, Mara, Hsb. 2020. Peran Otoritas Agama di Masa
Pandemi Covid-19 dalam Jurnal Pendidikan dan Keagamaan, Vol 16, No.2,128-138.
Shihab, Qurais, M. Dr, 1996. Wawasan Al-Qur’an. Bandung: Mizan.
Shihab, Qurais, M. Dr, 1992. Membumikan Al-Qur’an. Bandung: Mizan
Ulwan, Abdullah, Nashih, 1985. Persaudaraan Islam. Jakarta: Al-Islahy press.
Indri Irianti,dkk. 2020. Pentingnya Kepedulian Sosial Sebelum dan Semasa Pandemi.
Semarang.