Anda di halaman 1dari 11

Ukhuwah Islamiyah Sebagai Pondasi Masyarakat Dalam Menghadapi Pandemi

Covid-19

Sukmawan Azahro’a

IAIN Salatiga

Abstrak

Ukhuwah Islamiyah adalah adanya persaudaraan antara sesama umat Islam, di dalam Al-Qur’an dan Hadits
menunjukan bahwa hal tersebut merupakan sesuatu yang perlu diperhatikan oleh kaum muslimin. Ukhuwah
Islamiyah merupakan suatu ikatan akidah yang dapat menyatukan hati semua umat Islam walaupun tanah
tumpah darah mereka berjauhan, bahasa dan bangsa mereka berbeda, sehingga setiap individu umat Islam
senantiasa terikat antara satu sama lainya, membentuk suatu bangunan umat yang kokoh. Oleh karena itu,
Ukhuwah Islamiyah merupakan landasan utama untuk membangun masyarakat yang ideal yang kita idam-
idamkan dan kita upayakan agar dapat terwujud. Jadi, Ukhuwah Islamiyah merupakan dasar bagi umat Islam
untuk membangun kekuatan yang kokoh, yang mana kekuatan tersebut di bentuk dengan ikatan akidah sebagai
landasan utama untuk membangun masyarakat yang ideal, yang senantiasa terikat antara satu sama lainya.

A. Pendahuluan

Sejak merebaknya kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di seluruh dunia semua


kegiatan harus mengikuti protokol kesehatan yang telah dibuat oleh pemerintah dan pihak
kementerian kesehatan, seperti mencuci tangan, memakai masker, menjaga jarak, dan
dibatasinya kegiatan-kegiatan sosial, perkumpulan organisasi, resepesi pernikahan pun
dibatasi tamu undangannya, bahkan dalam kehidupan agama sehari-hari pun harus
mengikuti protokol kesehatan, dimana biasanya kegiatan agama terbuka selebar-lebarnya
dilaksanakan tanpa ada aturan yang berlaku seperti saat sekarang ini, kegiatan agama
tersebut adalah seperti menyampaikan pesan agama lewat dunia virtual, melalui zoom,
google meet, pendidikan keagamaan disekolah pun disampaikan lewat virtual, semestinya
dilaksanakan secara face to face agar mendapat pemahaman yang puas, menggali ilmu
dengan sungguh-sungghu kepada guru, sedangkan pelajaran agama hari ini diterima bisa
dikatakan sangat cepat, sangat instan sekali, padahal mendapatkan pesan agama itu
seharusnya dengan melalui beberap tahap atau periodisasi seperti bertemu langsung dulu
atau sowan agar mendapat keberkahan.1

1
Parluhutan,Siregar,dkk, Peran Otoritas Agama di Masa Pandemi Covid-19 dalam Jurnal Pendidikan dan Keagamaan, Vol 16, No.2,
Desember 2020, hlm. 129.
Kondisi kerukunan umat beragama juga berimbas terhadap program-program yang
sudah di rancang dalam sebuah agenda tahunan. Sosialisasi hukum dan perundang-
undangan, kunjungan kerja ke daerah-daerah percontohan kerukunan ditiadakan, bahkan
anggaran untuk Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) pun di-refocusing untuk
penanggulangan pandemi di dalam negeri.2

Dalam hal ini, ukhuwah islamiyah sangat berperan sebagai pondasi masyarakat agar
selalu kokoh dan tak tergoyahkan dalam menjaga persatuan dan kesatuan antar umat
beragama. Ukhuwah Islamiyah adalah hubungan yang dijalankan oleh rasa cinta yang
didasari oleh akidah dalam bentuk persahabatan bagaikan satu bangunan yang kokoh. Dari
persatuan yang kokoh tersebut timbulah kemampuan yang besar untuk mencapai
kemenangan dalam setiap perjuangan.

B. Pengertian Ukhuwah Islamiyah

َ ‫َْخ‬0َْ ُ ‫ اَ َخ و – أ‬yang berarti saudara,


Ukhuwah pada mulanya berasal dari bahasa arab ‫ي‬
dan ‫ ٌ ةَّ ُو ُخ أ‬sebagai bentuk masdarnya yang berarti “persaudaraan”. Ukhuwah berasal dari
kata dasar akhun, yang berarti saudara. Kata akhun ini dapat berarti saudara
kandung/seketurunan atau dapat juga berarti kawan. Jadi Ukhuwah bisa diartikan
“persaudaraan”. Secara etimologi juga disebutkan, bahwa kata Ukhuwah berasal dari kata
“akhun” berarti dua orang yang kelahiranya sama dari dua sisi; ayah ataupun ibu, atau
salah satu diantara keduanya, atau karena penyusuan. Kadang kata ini juga di pergunakan
bagi dua orang yang sama ras, agama, karakter, pergaulan atau dalam kecintaan dan lain
sebagainya.3 Sedangkan Islamiyah yang di rangkai dengan Ukhuwah di pahami sebagai
ajektif sehingga Ukhuwah Islamiyah berarti “persaudaraan bersifat Islam,” atau
“persaudaraan secara Islam”.4 Ukhuwah Islamiyah adalah kekuatan iman dan spiritual yang
melahirkan perasaan yang dalam terhadap kasih sayang, mahabah (kecintaan), kemuliaan,
dan saling percaya sesama orang yang terikat dengan aqidah Islam, iman dan takwa.5
Ukhuwah pada mulanya berarti “persamaan dan keserasian dalam banyak hal”. Karenanya
persamaan dalam keturunan mengakibatkan persaudaraan, persamaan dalam sifat-sifat juga

2
M.Ridwan Lubis, dkk, Dinamika Aktivitas Keagamaan di Masa Pandemi, (Jakarta : LITBANGDIKLAT PRESS,2020),hlm. Xii.
3
Musthafa Al-Qudhat, Prinsip-Prinsip Ukhuwah Dalam Islam. Hasanah Ilmu, (Solo: Hasanah Ilmu 1994), hal. 12.
4
M. Qurais Shihab, Membumikan Al-Qur’an, (Bandung: Mizan, 1992), cet. I,hal. 358.
5
Abdullah Nashih Ulwan, Persaudaraan Islam, (Jakarta: Al-Ishlahy Press, 1985), hal. 4.
mengakibatkan persaudaraan.6 Ukhuwah Islamiyah yang secara jelas dinyatakan dalam Al-
Qur’an adalah persaudaraan antar agama Islam, dan persaudaraan yang terjalin bukan
karena agama.7 Petunjuk Al-Qur'an Untuk Memantapkan Ukhuwah Islamiyah Al-Qur’an
menjelaskan bahwa perbedaan adalah suatu hukum yang berlaku dalam kehidupan
manusia. Perbedan bukanlah sebuah alasan untuk menjalin ikatan Ukhuwah Islamiyah,
demi tercapainya tujuan kehidupan yang damai, aman, dan sejahtera. Allah SWT
berfirman: Allah SWT berfirman:

ِ ‫ص ِّدقًا لِّ َما بَ ْينَ يَ َد ْي ِه ِمنَ ْال ِك ٰت‬


‫ٓا‬00‫احْ ُك ْم بَ ْينَهُ ْم بِ َم‬00َ‫ب َو ُمهَ ْي ِمنًا َعلَيْ ِه ف‬ َ ‫ق ُم‬ ِّ ‫ب بِ ْال َح‬ َ ‫زَلنَٓا اِلَ ْيكَ ْال ِك ٰت‬
ْ ‫َواَ ْن‬
‫ ۤا َء‬0 ‫وْ َش‬00َ‫ا ۗ َول‬00‫ق لِ ُكلٍّ َج َع ْلنَا ِم ْن ُك ْم ِشرْ َعةً َّو ِم ْنهَا ًج‬ ِّ ۗ ‫اَ ْن َز َل هّٰللا ُ َواَل تَتَّبِ ْع اَ ْه َو ۤا َءهُ ْم َع َّما َج ۤا َءكَ ِمنَ ْال َح‬
‫ا‬00‫رْ ِج ُع ُك ْم َج ِم ْي ًع‬00‫ت اِلَى هّٰللا ِ َم‬ ِ ۗ ‫َيْر‬
ٰ ‫تَبِقُوا ْالخ‬0‫اس‬ ْ َ‫هّٰللا ُ لَ َج َعلَ ُك ْم اُ َّمةً َّوا ِح َدةً َّو ٰل ِك ْن لِّيَ ْبلُ َو ُك ْم فِ ْي َمٓا ٰا ٰتى ُك ْم ف‬
َ‫فَيُنَبِّئُ ُك ْم بِ َما ُك ْنتُ ْم فِ ْي ِه ت َْختَلِفُوْ ۙن‬

Artinya: “Dan Kami telah menurunkan Kitab (Al-Qur’an) kepadamu (Muhammad)


dengan membawa kebenaran, yang membenarkan kitab-kitab yang diturunkan
sebelumnya dan menjaganya maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang
diturunkan Allah dan janganlah engkau mengikuti keinginan mereka dengan
meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu. Untuk setiap umat di antara
kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang terang. Kalau Allah menghendaki, niscaya
kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap
karunia yang telah diberikan-Nya kepadamu, maka berlombalombalah berbuat
kebajikan. Hanya kepada Allah kamu semua kembali, lalu diberitahukan-Nya kepadamu
terhadap apa yang dahulu kamu perselisihkan.” (Qs. Al-Maidah:48).25

Keinginan tersebut dapat terwujudkan apabila hubungan persaudaraan ini ditandai


dengan mengharap ridha Allah SWT semata dan bebas dari segala tuntutan kebutuhan
duniawi dan materi. Faktor yang mendorong hal tersebut adalah karena iman dan keyakinan
kepada Allah SWT semata. 8 Karena tingkatan tertinggi dari sebuah persahabatan ialah yang
dilakukan karena Allah SWT dan untuk Allah SWT, bukan untuk meraih jabatan,
mendapatkan keuntungan jangka pendek atau jangka panjang dan bukan pula untuk mencari
materi atau yang lainya. Barangsiapa kecintaan dan persahabatanya dilakukan karena Allah

6
M. Qurais shihab, Membumikan Al-Qur’an, (Bandung: Mizan, 1992), cet. I,hal. 358.
7
M. Qurais shihab, Wawasan Al-Qur’an, (Bandung: Mizan, 1996), cet. III,hal. 490.
8
Abu Bakar Al-Jaza’iri, Mengenal Etika dan Ahlak Islam, (Jakarta: Lentera, 2003), cet. 1, hal.136.
SWT maka dia mencapai prestasi puncak. Dan hendaklah dia mewaspadai hal-hal yang
bersifat keuntungan duniawi, karena bisa merusak kemurnian nilainya.9

Walaupun kenyataanya membuktikan bahwa tidak jarang diantara mereka disibukan


dengan perbedaan-perbedaan, hanya karena masalah-masalah kecil, rasa senasib dan
kepedulian antar sesama menjadi hilang. Sehingga mereka mudah tersinggung, marah, saling
mengolok-olok antar sesama, bahkan sampai terjadi perselisihan antar suku, antar bangsa,
antar agama, bahkan dalam satu agama sekalipun. Padahal Allah SWT telah menjelaskan di
dalam Al-Qur’an, Allah SWT berfirman:

Allah SWT berfirman:

‫وْ ا اَل‬0ُ‫ا الَّ ِذ ْينَ ٰا َمن‬0َ‫ ٰيٓاَيُّه‬. َ‫وْ ن‬0‫وا هّٰللا َ لَ َعلَّ ُك ْم تُرْ َح ُم‬0ُ‫ َو ْي ُك ْم َواتَّق‬0َ‫لِحُوْ ا بَ ْينَ اَخ‬0‫ص‬ ْ َ ‫اِنَّ َما ْال ُم ْؤ ِمنُوْ نَ اِخْ َوةٌ فَا‬
‫َسى اَ ْن يَّ ُك َّن َخ ْيرًا ِّم ْنه ۚ َُّن‬ ٓ ٰ ‫َسى اَ ْن يَّ ُكوْ نُوْ ا خَ ْيرًا ِّم ْنهُ ْم َواَل نِ َس ۤا ٌء ِّم ْن نِّ َس ۤا ٍء ع‬ ٓ ٰ ‫يَسْخَرْ قَوْ ٌم ِّم ْن قَوْ ٍم ع‬
ٰۤ ُ
‫ك‬َ 0ِ‫ول ِٕٕى‬ ُ ْ‫س ااِل ْس ُم ْالفُسُو‬
‫ا ۚ ِن َو َم ْن لَّ ْم يَتُبْ فَا‬00‫ق بَ ْع َد ااْل ِ ْي َم‬ َ ‫ب بِ ْئ‬ ِ ۗ ‫َواَل ت َْل ِم ُز ْٓوا اَ ْنفُ َس ُك ْم َواَل تَنَابَ ُزوْ ا بِااْل َ ْلقَا‬
ٰ
‫وْ ا‬0 ‫َّس‬ ُ ‫ْض الظَّنِّ اِ ْث ٌم َّواَل تَ َجس‬ َ ‫وْ ا َكثِيْرًا ِّمنَ الظَّ ۖنِّ اِ َّن بَع‬00ُ‫وا اجْ تَنِب‬00ُ‫ا الَّ ِذ ْينَ ٰا َمن‬00َ‫ ٰيٓاَيُّه‬. َ‫هُ ُم الظّلِ ُموْ ن‬
‫وا هّٰللا ۗا َّن هّٰللا‬00ُ‫وْ ۗه واتَّق‬0‫ا فَ َكر ْهتُم‬00ً‫ ل لَحْ م اَخيْه م ْيت‬0‫ض ُكم ب ْعض ًۗا اَيُحبُّ اَح ُد ُكم اَ ْن يَّأْ ُك‬
َ ِ َ َ ُ ُ ِ َ ِ ِ َ َ ْ َ ِ َ ْ ُ ‫َواَل يَ ْغتَبْ بَّ ْع‬
‫ا َرفُوْ ا ۚ اِ َّن‬00‫ َل لِتَ َع‬0ِ‫عُوْ بًا َّوقَبَ ۤا ِٕٕى‬0 ‫ر َّواُ ْن ٰثى َو َج َع ْل ٰن ُك ْم ُش‬0
ٍ 0‫ا النَّاسُ اِنَّا خَ لَ ْق ٰن ُك ْم ِّم ْن َذ َك‬00َ‫ ٰيٓاَيُّه‬.‫َّح ْي ٌم‬
ِ ‫ َّوابٌ ر‬0 َ‫ت‬
‫اَ ْك َر َم ُك ْم ِع ْن َد هّٰللا ِ اَ ْت ٰقى ُك ْم ۗاِ َّن هّٰللا َ َعلِ ْي ٌم َخبِ ْي ٌر‬

Artinya:”Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu damaikanlah


(perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu dan takutlah terhadap Allah, supaya
kamu mendapat rahmat. Hai orangorang yang beriman, janganlah sekumpulan orang
laki-laki merendahkan kumpulan yang lain, boleh jadi yang ditertawakan itu lebih baik
dari mereka. Dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya,
boleh jadi yang direndahkan itu lebih baik. Dan janganlah suka mencela dirimu sendiri
dan jangan memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan. Seburukburuk
panggilan adalah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barangsiapa yang tidak
bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim. Hai orang-orang yang beriman,
jauhilah kebanyakan berburuk sangka (kecurigaan), karena sebagian dari berburuk
sangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah
menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan

9
Fuad Abdul Aziz Asyaihub Harits Bin Zaidan Al-Muzaid, Etika Muslim Sehari-Hari, (Surabaya: Pustaka Elba, 2009), hal. 188.
daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan
bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha
Penyayang. Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki
dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsabangsa dan bersuku-suku
supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara
kamu disisi Allah ialah orang yang paling takwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah
Maha Mengetahui lagi Maha teliti”. (QS al-Hujarat/49:10-13).6

Asbabun Nuzul

(10) Diriwayatkan oleh Qatadah bahwa ayat ini diturunkan berhubungan dengan

peristiwa dua orang dari sahabat Ansar yang bersengketa tentang suatu urusan hak milik.

Salah seorang dari mereka berkata bahwa ia mengambil haknya dari yang lain dengan

paksaan. Ia mengancam demikian kare banyak pengikutnya, sedangkan yang satu lagi

mengajak dia supaya mintak keputusn Nabi Saw. Ia tetap menolak sehingga perkaranya

hampir-hampir menimbulkan perkelahian dengan tangan dan terompa, meskipun tidak

sampai mempergunakan senjata tajam. Maka dari itu janganlah kalian saling bertengkar

damaikanla antar sesama saudaramu baik saudara sekandung maupun orang lain karena

Allah mencipkatakan manusia adalah untuk saling melenkapi satu sama lain. 10

(11) Diriwayatkan bahawa ayat ini diturunkan berkenaan dengan tingkah laku

kabilah Bani Tamim yang perna berkunjung kepada Rasulullah Saw, lalu mereka

memperolok-olok beberapa sahabat yang fakir dan miskin seperti Ammar, Suhaib, Bilal,

Khabbab, Salman al-Farisi, dan lain-lain karena pakaian mereka sederhana. Ada pula yang

mengemukakan bahwa ayat ini diturunkan berkaitan dengan kisa Safiyyah binti

Huyay bin Akhtab yang perna datang menghadap Rasulullah Saw, melaporkan bahwa

beberapa perempuan di Madinah perna menegur dia dengan kata-kata yang menyakitkan

hati seperti, “ Hai perempuan Yahudi, keturunan Yahudi, dan sebagainya,” sehingga Nabi

10
Kementrian Agama RI, Alquran dan Tafsirnya, (Jakarta: Lentera Abadi, 2010), hlm. 406.
Saw bersabda kepadanya, “ Mengapa tidak engkau jawab saja, ayahku Nabi Harun,

pamanku Nabi Musa, dan suamiku adalah Nabi Muhammad.” Ada pula yang mangatkan

penurunan ayat ini dengan situasi di Madinah. Ketika Rasulullah Saw tiba di kota itu,

orang-orang Ansar banyak yang mempunyai nama lebih dari satu. Jika mereka dipangil

oleh kawan mereka, yang kadang-kadang dipangil dengan nama yang tidak disukainya,

dan setelah hal itu dilaporkan kepada Rasulullah Saw, maka turunlah ayat ini.11

(12) Diriwayatkan oleh Ibnu Mundzir yang bersumber dari Ibnu Juraij bahwa ayat ini

turun berkenaan dengan Salman Al Farisi yang bila selesai makan, suka terus tidur dan

mendengkur. Pada waktu itu, ada orang yang menggunjing perbuatannya. Maka, turunlah

ayat ini yang melarang seseorang mengumpat dan menceritakan keaiban orang lain. Ayat ini

juga menjelaskan bahwa Allah Swt. melarang berprasangka buruk, yaitu menyangka

seseorang melakukan perbuatan buruk. Umar bin Khattab ra. berkata, “ Janganlah kalian

berprasangka terhadap ucapan yang keluar dari saudara mukmin kecuali dengan prasangka

baik. Sedangkan engkau sendiri mendapat kemungkinan ucapan itu mengandung kebaikan.”12

(13) Diriwayatkan oleh Abu Dawud mengenai turunnya ayat ini yaitu tentang

pristiwa yang terjadi pada seorang sahabat yang bernama Abu Hindin yang biasa

berkhidmad kepada nabi Muhammad untuk mengeluarkan darah kotor dari kepalanya

dengan membekam, yang bentuknya seperti tanduk. Rasulullah SAW menyuruh kabila

Bani Bayadah agar menikahkan Abu Hindin dengan seorang perempuan dikalangan

mereka. Mereka bertanya : “Apakah patut kami mengawinkan gadis-gadis kami dengan

budak-budak? ” maka Allah menurunkan ayat ini agar kita tidak mencemoohkan seseorang

karena memandang rendah kedudukannya. Diriwayatkan oleh Abu Mulaikah bahwa ketika

terjadi pembesaran mekah yaitu kembalinya negeri mekah dibawah pimpinan Rasulullah

Saw pada tahun 8H, maka bilal disuruh Rasulullah Saw untuk mengumandangkan

11
Kementrian Agama RI, Alquran dan Tafsirnya, (Jakarta: Lentera Abadi, 2010), hlm. 409.
12
Ibid.,hlm. 414.
adzan. Ia memanjat Ka’bah dan mengumandangkan adzan, berseruh kepada kaum

muslimin untuk sholat berjama’ah.

‘Attab bin ushaid ketika melihat Bilal naik ke atas ka’bah untuk beradzan,

berkata,”Segala puji bagi Allah yang telah mewafatkan ayahku sehingga tidak sempat

menyaksikan kejadian hari ini.’’Harist bin Hisyam, ia berkata.”Muhammad tidak akan

menemukan orang lain untuk beradzan kecuali burung gagak yang hitam ini.” Maksudnya

mencemoohkan Bilal karena kulitnya yang hitam maka datanglah Malaikat Jibril

memberitahukan kepada Rasulullah Saw, apa yang mereka ucapkan itu. Maka turunlah

ayat ini yang melarang manusia yang menyombongkan diri karena kedudukan,

kepangkatan, kekayaan, keturunan, dan mencemoohkan orang-orang musrik, diterangkan

pula bahwa kemuliaan itu dihubungkan kepada ketaqwaan kepada Allah.13

C. Penerapan Ukhuwah Islamiyah di Masyarakat selama Masa Pandemi

Kehidupan masyarakat di Indonesia sangat beragam, mulai dari keberagaman suku,

ras, agama, pekerjaan, jenis kelamin, dan warna kulit, hal tersebut tidak menjadi sebuah

perbedaan yang harus dipertentangkan di lingkungan masyarakat. Keberagaman tersebut

mendominasi masyarakat dan berlangsung begitu lama, sehingga terjalin sebuah

komunikasi dalam kehidupan sehari-hari diantara anggota masyarakat, sebuah interaksi

antara individu dengan individu, kelompok dengan individu, dan kelompok dengan

kelompok juga berlangsung dalam keseharian mereka.14

Interaksi tersebut menumbuhkan rasa simpati dan empati, rasa saling menghormati,

dan menghargai kepentingan yang dimiliki setiap anggota masyarakat. Terjalinnya berbagai

bentuk hubungan antara anggota masyarakat menumbuhkan karakter kepedulian sosial, yang

tertanam dalam diri setiap masing-masing individu. Karakter kepedulian sosial di

13
Ibid.,hlm. 420.
14
Indri Irianti,dkk, Pentingnya Kepedulian Sosial Sebelum dan Semasa Pandemi, (Semarang, 2020), hlm. 1.
masyarakat begitu kuat, tidak peduli ras, suku, agama, pekerjaan, warna kulit, jenis kelamin,

kaya, miskin, semua bekerjasama saling peduli satu dengan yang lain. Segala bentuk

pekerjaan yang sifatnya kepentingan umum maupun pribadi dilakukan secara bergotong

royong.

Perilaku peduli sesama manusia dapat menumbuhkan rasa persatuan, kerukunan, dan

keharmonisan dalam lingkungan masyarakat, namun perilaku peduli dalam membantu

seseorang tidak ada maksud untuk mengguruhi atau hanya untuk menyombongkan diri

dikarenakan hanya dengan berkat bantuannya pekerjaan tersebut bisa selesai. Menolong

dalam bentuk apapun juga harus didasari dengan keikhlasan, rasa tulus, dan kerendahan hati

agar tidak menimbulkan kesombongan semata.15

Pentingnya karakter kepedulian sosial dalam lingkungan masyarakat sangat

dibutuhkan di tengah pandemi virus covid-19 seperti ini karena dampak dari virus ini

merambah sampai ke sendi-sendi kehidupan, tidak hanya mengancam nyawa dan kesehatan

akan tetapi juga memberi tekanan, ekonomi dan lainnya, tentu yang paling merasakannya

adalah masyarakat kecil yang memiliki usaha sebagai pedangan ritel, para ojek online,

penjual jasa dan lainnya. Mereka mengalami penurunan penghasilan yang drastis,

bahkan karena pandemi covid-19 ini ada juga yang sampai kehilangan pekerjaan karena di

PHK, hal ini sebagai dampak berbagai kebijakan yang harus diterapkan oleh pemerintah

dalam rangka menekan penyebaran covid-19 tersebut, seperti social distanting dan phsycal

distanting serta kebijakan penerapan Pembatasan Sosial Bersekala Besar (PSBB) yang sudah

berlaku di beberapa provisi dan kabupaten/kota Sejak kemunculan wabah virus Corona di

Indonesia dan juga di berbagai Negara yang lain, banyak masyarakat yang tingkat

ekonominya semakin melemah akibat hilangnya suatu pekerjaan yang menjadi sumber

pendapatan untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari. Banyak masyarakat yang hidupnya

15
Ibid.,hlm. 2.
yang kurang mencukupi akibat tidak bisa membeli kebutuhan pokok akibat mahalnya

kebutuhan karena permintaan konsumen yang cukup tinggi. Selain itu, dampak lain yang

terjadi akibat dari munculnya wabah virus Corona ini menyebabkan banyak kerugian baik

korban meninggal, gangguan mental, pemutusan hubungan kerja, kesulitan ekonomi,

bahkan hak dasar akan pendidikan yang layak pun dirampas oleh sebab pandemi ini.

Saat ini bangsa Indonesia bersama- sama sedang berjuang dan memerangi wabah

pandemic Covid-19 yang mengakibatkan segala aspek social masyarakat terdampak olehnya.

Ancaman tertular penyakit, penurunan produktifitas usaha, pemutusan hubungan kerja,

potensi meningkatnya angka kriminalitas, potensi konflik hubungan bisnis, rentan terjadi

pelanggaran hak asasi manusia dan banyak hal lainnya. Hal tersebut menyebabkan

menurunnya pendapatan ekonomi yang dihasilkan selama masa pandemic seperti sekarang

ini.16

Menariknya bukan hanya pemerintah Indonesia yang berlomba- lomba untuk

memberi bantuan kepada masyarakat yang terdampak wabah pandemic Covid-19, tetapi

masyarakat juga ikut berpartisipasi dan membantu dalam meningkatkan rasa kepeduliaannya

kepada sesama yang dianggap membutuhkan. Kepedulian social yang ditampilkan tidak

hanya berupa visual saja, melainkan masyarakat peduli kepada sesama lewat media social

juga. Banyak hal positif yang ditampilkan dalam upaya penanggulangan pandemic Covid-19

saat ini.17

Upaya yang dilakukan masyarakat untuk memerangi wabah pandemic Covid-19 ini

salah satunya adalah selalu memakai masker saat keluar rumah atau bepergian. Salah satu

kontribusi masyarakat dengan memakai masker akan membantu mengurangi virus

penyebaran Covid-19.

16
Ibid.,hlm.9.
17
Ibid.,hlm. 10.
Dampak yang ditimbulkan dari adanya rasa kepedulian ini tentu saja bisa di rasakan

semua orang,dengan ada rasa atau tindakan kepedulian maka orang- orang akan merasa

nyaman ketika akan melakukan suatu hal yang baik,kepedulian sosial juga dapat

memberikan bantuan atau keringanan terhadap orang yang sedang mengalami kesusahan.18

D. Penutup

Ukhuwah Islamiyah merupakan suatu ikatan akidah yang dapat menyatukan hati

semua umat Islam walaupun tanah tumpah darah mereka berjauhan, bahasa dan bangsa

mereka berbeda, sehingga setiap individu umat Islam senantiasa terikat antara satu

sama lainya, membentuk suatu bangunan umat yang kokoh. Oleh karena itu, Ukhuwah

Islamiyah merupakan landasan utama untuk membangun masyarakat yang ideal yang kita

idam-idamkan dan kita upayakan agar dapat terwujud. Jadi, Ukhuwah Islamiyah merupakan

dasar bagi umat Islam untuk membangun kekuatan yang kokoh, yang mana kekuatan

tersebut di bentuk dengan ikatan akidah sebagai landasan utama untuk membangun

masyarakat yang ideal, yang senantiasa terikat antara satu sama lainya.

Kepedulian kita terhadap orang lain sangat dibutuhkan selama masa pandemi ini.

Walaupun masih ada kesulitan kita masih bisa melakukan sesuatu untuk menolong sesama

selama masa krisis ini. Kita mungkin bisa menemukan peluang kegiatan kepedulian sosial

lainnya terhadap orang lain tanpa meninggalkan rumah.

18
Ibid.,hlm. 13.
E. Daftar Pustaka
Al-Jaza’iri, Abu Bakar. 2003. Mengenal Etika dan Ahlak Islam. Jakarta: Lentera.
Al Qudhat, Musthafa. 1994. Prinsip-Prinsip Ukhuwah Dalam Islam. Hasanah Ilmu. Solo:
Hasanah Ilmu.
Harits, Asyaihub, FAA, Bin Al-Muzaid, Zaidan. 2009. Etika Muslim Sehari-Hari.
Surabaya: Pustaka Elba.
Indri Irianti,dkk. 2020. Pentingnya Kepedulian Sosial Sebelum dan Semasa Pandemi.
Semarang.
Kementrian Agama RI. 2010. Alquran dan Tafsirnya. Jakarta: Lentera Abadi.
Lubis, Ridwan,M dkk. 2020. Dinamika Aktivitas Keagamaan di Masa Pandemi. Jakarta :
LITBANGDIKLAT PRESS.
Siregar, Parluhutan. & Ongku, Mara, Hsb. 2020. Peran Otoritas Agama di Masa
Pandemi Covid-19 dalam Jurnal Pendidikan dan Keagamaan, Vol 16, No.2,128-138.
Shihab, Qurais, M. Dr, 1996. Wawasan Al-Qur’an. Bandung: Mizan.
Shihab, Qurais, M. Dr, 1992. Membumikan Al-Qur’an. Bandung: Mizan
Ulwan, Abdullah, Nashih, 1985. Persaudaraan Islam. Jakarta: Al-Islahy press.
Indri Irianti,dkk. 2020. Pentingnya Kepedulian Sosial Sebelum dan Semasa Pandemi.
Semarang.

Anda mungkin juga menyukai