Anda di halaman 1dari 2

Review Jurnal Konstitualisme & Hak-Hak Asasi Manusia

Konsepsi Tanggung Jawab Negara dalam


Sistem Ketatanegaraan Indonesia

Konstitualisme merupakan paham mengenai pembatasan kekuasaan entitas


yang berkuasa atau memerintah suatu negara melalui konstitusi. Dapat dikatakan
bahwa konstitusi merupakan instrumen rakyat untuk mencegah kesewenang-
wenangan pemerintah yang berkuasa saat itu. Apabila ditelisik, konsep konstitualisme
ini pertama kali dicetuskan oleh Rosseau, yang merupakan dasar dibentuknya
Konstitusi Prancis (1791), dimana Prancis yang menganut tradisi Civil Law
mengutamakan hukum yang tertulis, yang menginspirasi konstitusi-konstitusi
modern. Dimana konstitusi modern di dunia dicirikan salah satu sifatnya adalah
adanya pengakuan atas hak-hak asasi manusia yang dilindungi oleh negara, baik
implementasi, penghormatan, perlindungan, dan pemenuhan hak-hak asasi manusia.

Dalam konteks yang terjadi di Indonesia, terjadi pasang surut dalam dinamika
hak asasi manusia, sesuai perubahan peta kekuatan politik. Sehingga mau tidak mau
pemerintah yang berkuasa memiliki tafsirannya sendiri atas hak asasi manusia yang
telah diatur sejak awal dalam UUD 1945.

Terdapat delapan prinsip didalam hak asasi manusia. Prinsip pertama yaitu
universalitas, yang berisikan bahwa hak asasi manusia haruslah dihormati oleh
seluruh manusia, tidak memandang kewilayahan, atau suku bangsa tertentu.Prinsip
kedua adalah pemartabatan pada sesame manusia. Dimana setiap orang perlu
menghormati hak orang lain. Prinsip ketiga adalah non-diskriminasi. Dimana tidak
ada perlakuan yang berbeda dalam perlakuan dan pemenuhan hak asasi manusia, baik
berdasarkan kelas/bangsa, agama, suku, adat, keyakinan, dan lain-lain. Prinsip
keempat, yaitu persamaan. Setiap orang dilahirkan merdeka dan memiliki martabat
serta hak-hak yang sama dan tidak boleh dikecualikan. Prinsip kelima, yaitu hak-hak
asasi manusia tidak bisa dipisahkan antara satu dengan lainnya.Prinsip keenam, yaitu
ham tidak dapat dipidanakan. Prinsip ketujuh yaitu saling ketergantungan . Setiap
hak-hak yang dimiliki setiap orang itu tergantung dengan hak-hak asasi manusia
lainnya dalam ruang atau lingkungan manapun. Sehingga manusia juga tidak dapat
semena-mena dengan manusia lainnya. Prinsip kedelapan, yaitu pertanggungjawaban
perlunya mengambil langkah atau tindakan tertentu untuk menghormati, melindungi
dan memenuhi hak-hak asasi manusia

Penelusuruan terhadap pengakuan hak-hak asasi manusia dalam konstitusi


akan menjadi penting dilihat sebagai bagian dari kajian sistem ketatanegaraan yang
ada. Dalam konteks hak-hak asasi manusia, khususnya yang diberlakukan dalam
sistem hukum di Indonesia, kita mengenal adanya lembaga-lembaga yang menjadi
sarana perlindungan hak-hak masyarakat. Lembaga peradilan yang menangani
persoalan hak-hak asasi manusia, khususnya terhadap pelanggaran HAM berat
dilakukan oleh Pengadilan HAM. Sedangkan lembaga non-peradilan yang dibentuk
pemerintah untuk melakukan upaya perlindungan dan pemenuhan hak-hak asasi
manusia, antara lain Komisi Nasional Hak Asasi Manusia

Konstitutionalisme yang berwujud pada upaya penyejahteraan hak-hak warga


negara, belum cukup bila dipahami secara tekstual. harus dilihat pula bagaimana
tafsir dan implementasinya. Oleh sebab itu, mendorong pengaturan secara normatif
dalam konstitusi tidak kalah pentingnya dengan pelaksanaannya yang melandasi
kehidupan berbangsa dan bernegara.

Anda mungkin juga menyukai