Anda di halaman 1dari 8

TUGAS PSQDH

TENTANG AL-QUR’AN DAN TAFSIR


Diajukan kepada Dosen mata kuliah PSQDH untuk
memenuhi tugas harian Semester Genap

MAKALAH PRIBADI

Disusun Oleh :
Nama: Fikhi Rahmansyah
Nim: 2013040111

Dosen Pembimbing :
Dra. Nailul Rahmi, MAg

JURUSAN HUKUM EKONOMI SYARI’AH


FAKULTAS SYARI’AH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI IMAM BONJOL
PADANG
1442 H/2021 M
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Segala puji bagi Allah SWT tuhan semesta alam yang telah melimpahkan rahmat dan
karunianya kepada kita semua,sehingga penulis dapat menyesaikan tugas ini dengan
baik.Shalawat dan salam tidak lupa pula kita haturkan kepada nabi junjungan umat islam yakni
nabi Muhammad SAW. Tugas ini membahas tentang“AL-QUR’AN DAN TAFSIR”. Penulis
menyadari jika tugas ini masih banyak kekurangan dan kesalahan. Dan juga oleh keterbatasan
pengetahuan penulis tentang materi tersebut ada beberapa hal yang tidak dapat penulis
sampaikan kepada kita semua. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran
yang membangun untuk perbaikan tugas penulis ke depannya.

Tertanda

Penulis
A. Pengertian Al Qur’an dan Tafsir

1. Al-Qur’an

Al-Qur’an merupakan kitab suci umat islam yang diturunkan Allah kepada rasulnya yang
terakhir yaitu nabi Muhammad SAW sekaligus sebagai mukjizat yang terbesar diantara
mukjizat- mukjizat yang lain. Turunnya Al-Qur’an dalam kurun waktu 23 tahun, dibagi menjadi
dua fase. Pertama diturunkan di Mekkah yang biasa disebut dengan ayat-ayat Makkiyah. Dan
yang kedua diturunkan di Madinah disebut dengan ayat-ayat Madaniyah. (Muhammad Roihan
Daulay, 2014).

Al-Qur’an menurut bahasa berarti bacaan atau yang dibaca. Menurut istilah, Al-Qur’an
adalah wahyu Allah SWT yang diturunkan kepada nabi Muhammad SAW melalui malaikat Jibril
sebagai petunjuk bagi umat manusia. Al-Qur’an diturunkan untuk menjadi pegangan bagi
mereka yang ingin mencapai kebahagian dunia dan akhirat. Al-Qur’an menggunakan bahasa
Arab dan merupakan mukjizat bagi rasul. Sebagian besar ayat-ayat Al- Qur’an diturunkan di kota
Mekah dan kota Madinah. Isi yang terkandung dalam Al-Qur’an terdapat 6.236 ayat 114 surat
dan 30 juz. (Rudiyanto, 2014). Secara etimologis Al-Qur’an adalah mashdar (infinitif) dari qara-
a--yaqra-u—qirâ-atan—qur’â-nan yang berarti bacaan. Al- Qur’an dalam pengertian bacaan ini
misalnya terdapat dalam firman Allah SWT :

“Sesungguhnya atas tanggungan Kami-lah mengumpulkannya (di dadamu) dan


(membuatmu pandai) membacanya. Apabila Kami telah selesai membacakannya, maka ikutilah
bacaannya itu.” (Q.S. Al- Qiyâmah 75:17-18).

2. Tafsir

Kata ilmu tafsir berasal dari kata ilmu dan tafsir. Adapun dilihat dari segi bahasa kata ilmu
menurut Raghib al-Ashfihani berarti mengetahui sesuatu sesuai dengan hakikat atau
kebenarannya. Kata Ilmu itu juga bisa berarti mengetahui dan yakin.

Sedangkan kata tafsir menurut bahasa berarti menjelaskan, menyingkap, dan


menampakkan atau menerangkan mkana yang abstrak. Jadi ilmu tafsir adalah ilmu untuk
menjelaskan atau menerangkan makna yang abstrak (tersembunyi) dalam al-Quran.
Jika kita menggabungkan antara ilmu dan tafsir sebagaimana pengertian di atas, maka kita bisa
menyimpulkan bahwa ilmu tafsir adalah ilmu berupa hakikat dan kebenaran yang didasarkan
pada metode ilmiah yang berhubungan dengan upaya menjelaskan makna yang ada dalam al-
Quran.

Ilmu tafsir menurut istilah adalah ilmu untuk mengetahui-memahami maksud al-Qur’an,
menjelaskan maknanya, megeluarkan hukum dan hikmahnya, yang disandarkan kepada ilmu
bahasa dan sastra, usul fiqh, ilmu qiraa’at, asbab nuzul, dan nasakh-mansukh. Sementara Ulama
mendefinisikannya dengan lebih ringkas atau lebih panjang tetapi tetap mencakup point-point
tersebut.

B. Nama-nama al-alqur’an

1. Al-Qur'an

Sesungguhnya Al Quran ini memberikan petunjuk kepada jalan yang lebih lurus dan
memberi khabar gembira kepada orang-orang Mumin yang mengerjakan amal saleh bahwa bagi
mereka ada pahala yang besar.” Q.S. Al-Isra’ 17:9 Dinamai Al- Qur’an, karena kitab suci
terakhir yang diturunkan Allah SWT ini berfungsi sebagai bacaan sesuai dengan arti kata Qur’an
itu sendiri sebagaimana yang sudah dijelaskan pada bagian awal bab ini.

2. Al-Kitab

Penamaannya dengan Al- Qur’an dan Al-Kitâb, dua nama yang paling populer,
mengisyaratkan bahwa kitab suci Al- Qur’an haruslah dipelihara melalui dua cara secara
bersama, tidak dengan salah satu saja, yaitu melalui hafalan hifzhuhu fi as-suthûr dan melalui
tulisan hifzhuhu fi as- shudûr .

3. Al-furqan

Al-Furqan, masdar dari asal kata faraqa, dalam wazan fu’lân, mengambil bentuk sifat
musyabahah dengan arti ‘yang sangat memisahkan’. Dinamai demikian karena Al-Qur’an
memisahkan dengan tegas antara haq dan batil, antara benar dan salah dan antara baik dan buruk.
4. Adz-Dzikr

Dinamai Adz-Dzikr karena di dalam kitab suci ini terdapat pelajaran dan nasehat dan
kisah umat masa yang lalu. Adz-Dzikr juga berarti asy-syaraf kemuliaan.

5. At-Tanzil

At-Tanzil artinya yang benar-benar diturunkan. Dinamai demikian karena Al- Qur’an
adalah kitab suci yang diturunkan oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW melalui
Malaikat Jibril

C. Sifat dan Fungsi Al-Qur'an

 Sifat Al-qur’an

1. Nur

"Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu bukti kebenaran dari Tuhanmu.
Muhammad dengan mukjizatnya dan telah Kami turunkan kepadamu cahaya yang terang
benderang Al Quran.” Q.S. An-Nisa’ 4:174

2. Mubin

"Sesungguhnya telah datang kepadamu cahaya dari Allah, dan kitab yang menerangkan.”
Q.S. Al-Maidah 5:57

3. Mau’izhah, Syifa', Hudan dan Rahmah "Hai manusia, sesungguhnya telah datang
kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit yang berada dalam
dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman.” Q.S. Yunus 11:57

4. Mubarak

“Dan ini Al Quran adalah kitab yang telah Kami turunkan yang diberkahi; membenarkan
Kitab- Kitab yang diturunkan sebelumnya...” Q.S. Al-An’am 6: 92

5. Basyir dan Nadzir


"Kitab yang dijelaskan ayat-ayatnya, yakni bacaan dalam bahasa Arab, untuk kaum yang
mengetahui. Yang membawa berita gembira dan yang membawa peringatan, tetapi kebanyakan
mereka berpaling, tidak mau mendengarkan.” Q.S. Fushilat 41: 3-4

6. Majid

“Bahkan yang didustakan mereka itu ialah Al Quran yang mulia. “ Q.S. Al-Buruj 85:21

 Fungsi Al-qur’an

1. Al-Huda (Petunjuk)
Al-quran menjadi petunjuk bagi manusia secara umum yaitu : petunjuk bagi
orang-orang yang bertakwa, dan petunjuk bagi orang-orang yang beriman.
2. Al-Furqon (Pemisah)
Fungsi Al-quran sebagai pemisah adalah Al-quran dapat memisahkan antara yang
hak dan yang batil, atau antara yang benar dan yang salah. Di dalam Al-quran dijelaskan
beberapa hal mengenai yang boleh dilakukan atau yang baik, dan yang tidak boleh
dilakukan atau yang buruk.
3. Al-Asyifa (Obat)
Al-quran bias menjadi obat penyakit mental di mana membaca Al-quran dan
mengamalkannya dapat terhindar dari berbagai hati atau mental. Meskipun Al-quran
hanya sebatas tulisan saja, namun membacanya dapat memberikan pencerahan bagi
setiap orang yang beriman.
4. Al-mau'izah (Nasihat)
Di dalam Al-Quran terdapat banyak pengajaran, nasihat-nasihat, peringatan
tentang kehidupan bagi orang-orang yang bertakwa, yang berjalan di jalan Allah. Nasihat
yang terdapat di dalam Al-Quran biasanya berkaitan dengan sebuah peristiwa atau
kejadian, yang bias dijadikan pelajaran bagi orang-orang di masa sekarangatau masa
setelahnya.
D. Urgensi Tafsir

Al-Qur'an diturunkan kepada Nabi Muhammad melalui Malaikat Jibril dalam bahasa
Arab dengan segala macam kekayaan bahasanya. Di dalamnya terdapat penjelasan mengenai
dasar-dasar aqidah, kaidah-kaidah syariat, asas-asas perilaku, menuntun manusia ke jalan yang
lurus dalam berpikir dan beramal. Namun, Allah tidak menjamin perincian-perincian dalam
masalah-masalah itu sehingga banyak lafal Al-Qur'an yang membutuhkan tafsir, apalagi sering
digunakan susunan kalimat yang singkat namun luas pengertiannya. Dalam lafazh yang sedikit
saja dapat terhimpun sekian banyak makna. Untuk itulah diperlukan penjelasan yang berupa
tafsir Al-Qur'an1

Tujuan pewahyuan Al-Qur'an adalah tadabbur. Tadabbur adalah merenungi lafal-lafal Al-
Qur'an untuk memahami maknanya. Allah berfirman, "Kitab (Alquran) yang Kami turunkan
kepadamu penuh berkah agar mereka menghayati ayat-ayatnya dan agar orang-orang yang
berakal sehat mendapat pelajaran."[Qur'an Sad:29] Jika tidak ada tadabbur, maka manusia akan
kehilangan hikmah tersebut dan lafal-lafal Al-Qur'an tidak akan memberi pengaruh. Firman
Allah yang lain, "Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al-Qur'an ataukah hati mereka
terkunci?"[Qur'an Muhammad:24] Allah mencela orang-orang yang tidak men-tadabbur-i Al-
Qur'an serta menyebutkan tentang terkuncinya dan tidak adanya kebaikan pada hati mereka2

Ulama-ulama terdahulu berpendapat atas wajibnya mempelajari tafsir Al-Qur'an. Mereka


mempelajari lafal dan makna Al-Qur'an sehingga mereka bisa melaksanakan amal yang Allah
maksudkan dalam Al-Qur'an. Tidak mungkin melakukan suatu amal yang tidak diketahui hakikat
maknanya.

2
DAFTAR PUSTAKA

Muhammad Roihan Daulay, 2014. Studi Pendekatan Al-Qur’an

https://www.kangdidik.com/2019/12/pengertian-ilmu-tafsir-secara-bahasa.

Al-Utsaimin, Muhammad Shalih (2001). Tim Editor Al-Maktabah al-Islamiyyah, ed. Ushûl fî at-
Tafsîr (dalam bahasa Arab). Al-Maktabah al-Islamiyyah

Quraish Syihab, M., Wawasan Al-Qur’ān: Tafsir Maudhui Atas Pelbagai Persoalan Umat, Mizan,
Bandung, 1998

Yusuf Ali, Abdullah Qur’an Terjemah dan Tafsirnya, penj. Ali Audah, Pustaka Firdaus, Jakarta,
1995

Anda mungkin juga menyukai