Laporan Pendahuluan Partus Lama
Laporan Pendahuluan Partus Lama
NIM : P1337420114061
Partus lama adalah persalinan yang berlangsung lebih dari 24 jam pada primi, dan
lebih dari 18 jam pada multi.
Partus kasep, menurut Harjono adalah merupakan fase terakhir dari suatu partus
yang macet dan berlangsung terlalu lama sehingga timbul gejala-gejala seperti dehidrasi,
infeksi, kelelahan ibu, serta asfiksia dan Kematian Janin Dalam Kandungan (KJDK).
Berbeda dengan partus tidak maju, yaitu suatu persalinan dengan his yang adekuat
yang tidak menunjukkan pada pembukaan serviks, turunnya kepala, dan putar paksi
selama 2 jam terakhir. Persalinan pada primitua biasanya lebih lama. Pendapat umum
ada yang mengatakan bahwa persalinan banyak terjadi pada malam hari, ini disebabkan
kenyataan bahwa biasanya persalinan berlangsung selama 12 jam atau lebih, jadi
permulaan dan berakhirnya partus biasanya malam hari.
B. ETIOLOGI
Sebab-sebab terjadinya partus kasep (partus lama) ini adalah multikomplek, dan
tentu saja bergantung pada pengawasan selagi selama hamil, pertolongan persalinan yang
baik, dan pelaksanaannya.
2. Kelainan-kelainan panggul
3. Kelainan his
6. Primitua
2. Faktor janin
2. Perinium menonjol
3. Vulva membuka
4. Tekanan anus
5. Meningkatkan pengeluaran darah dan lendir
D. GEJALA KLINIK
1. Pada ibu :Gelisah, letih, suhu badan meningkat, berkeringat, nadi cepat, pernafasan
cepat, dan metrocrismus. Di daerah local sering dijumpai : Ring v/d Bandl, oedema
vulva, oedema serviks, cairan ketuban berbau, terdapat mekonium.
2. Pada janin :
a. Denyut jantung janin cepat / hebat / tidak teratur bahkan negative, air ketuban
terdapat mekonium, kental kehijau-hijauan, dan berbau.
E. PATOFISIOLOGI
Ansietas
Tindakan vacum ekstraksi
G. PENATALAKSANAAN KALA II
1. Setelah pembukaan lengkap memimpin ibu untuk meneran apabila timbul dorongan
spontan untuk melakukan hal itu
2. Beristirahat pada posisi yang nyaman bagi ibu
3. Memantau kondisi janin
4. Bila igin meneran, tetapi pembukaan belum lengkap anjurkan ibu untuk bernapas
cepat atau biasa, atur posisi agar nyaman, upayakan tidak meneran hingga pembukaan
lengkap
5. Bila pembukaan sudah lengkap tetapi ibu tidak ingin meneran anjurkan untuk
mobilisasi atau mengubah-ubah posisi hingga timbul dorongan untuk meneran
6. Bila kontraksi kuat tetapi ibu tidak ingin meneran setelah 60 menit dari sejak
pembukaan lengkap, pimpin untuk meneran saat kontraksi puncak ( beri asupan
nutrisi yang cukup ).
7. Bila 60 menit setelah itu kelahiran bayi masih belum terjadi rujuk ibu ke fasilitas
rujukan.
H. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan dengan proses persalinan
2. Ansietas berhubungan dengan kurang pengetahuan mengenai cara meneran
3. Resiko infeksi berhubungan dengan prosedur invasif (vakum ekstraksi)
4. Ketidakseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan perdarahan
H. Rencana Keperawatan
Rasional: Menjaga klien dari agent patogen yang dapat menyebabkan infeksi
b. Lakukan protap pencucian tangan bagi setiap orang yang kontak dengan klien
Rasional: Mencegah infeksi silang
Chapman, Vicky. 2006. Asuhan Kebidanan Persalinan dan Kelahiran. Jakarta. EGC.
Manuaba , I. B. G. 2001. Kapita Selekta penatalaksanaan rutin obstetri ginekologi dan KB.
Jakarta : EGC.
Saifuddin, Abdul Bari. 2002. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. Jakarta. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Prawirohardjo, S. 2005. Ilmu kebidanan. Jakarta : YBPSP