JL. K.H AHMAD DAHLAN NO. 53, TURANGGA, KEC. LENGKONG, KOTA
BANDUNG, JAWA BARAT 40264
Disusun Oleh:
No. 421.5/2039/Dikmenjur/2006
Jln. Cilentah No. 30, Burangrang, Kec. Lengkong, kota Bandung, Jawa
Barat 40262
2021
LEMBAR PENGESAHAN
Menyetujui/Mengesahkan
Laporan Praktek Kerja Industri
Nama: Nur Suci Amalia NIS: 18191968
Kompetensi Keahlian: Keperawatan
Bandung, Februari 2021
Pembimbing Sekolah
Ayi Fatkhurohma,S.Pd.I.
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya Kepada kami sehingga kami dapat
menyelesaikan laporan prakerin ini dengan baik.
Laporan ini di buat sebagai salah satu syarat kelulusan Ujian Akhir
Nasioal.
KATA PENGANTAR....................................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................ii
1. BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar
Belakang.................................................................................1
1.2. Tujuan :
a. Tujuan Umum...........................................................................
b. Tujuan Khusus...........................................................................
1.3. Waktu Pelaksanaan Prakerin...........................................................
1.4. Sistematika Laporan........................................................................
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Masa kanak-kanak merupakan tahap awal yang haru dilalui oleh setiap orang
sebelum masuk ke dalam tahap dewasa. Anak harus melewati tahap periode yang
penting dalam masa kanak-kanak, periode yang dilalui yaitu periode pertumbuhan
dan perkembangan. Pertumbuhan adalah pertambahan jumlah dan juga besarnya
sel diseluruh bagian tubuh, sedangkan perkembangan merupakan bertambah
sempurnanya fungsi alat yang dapat dicapai melalui tumbuh, seperti kematangan
dan cara belajarnya (Mami & Raharjo, 2012).
Salah satu penyakit yang sering dialami kanak-kanak yaitu diare. Diare
menjadi salah satu penyakit yang menyebabkan kesakitan dan kematian dinegara
berkembang, dan bisa diperkirakakan jumlah kematian yang disebabkan oleh
penyakit diare ini bisa mencapai 1,3 hingga 3,2 juta setiap tahun nya (Sodikin
2011).
Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan tinja berbentuk cair atau
setengah cair (setengah padat), kandungan air tinja lebih banyak daripada
frekuensi yaitu buang air besar encer lebih dari 3 kali/ hari. Buang tersebut
dapat/tanpa disertai lendir dan darah (Nurarif & Kusuma 2015).
Perubahan yang terjadi berupa perubahan peningkatan, volume, keenceran,
dan frekuensi dengan atau tanpa lendir darah, pada neonatus lebih dari 4kali/haris
(Aziz Alimul Hidayat, 2008).
Faktor yang menyebabkan terjadinya diare pada umumnya, akibat makanan
dan minuman yang terpapar virus, bakteri, atau parasite.
Biasanya tanda dan gejala yang ditimbulkan dari penyakit diare ini yaitu,
seseorang akan mengalami Bab yang terus menerus, mengalami dehidrasi,
demam, lemah, perubahan tekanan darah, nadi, dan pernapasan cepat, kemudian
akan merasakan kram abdominal.
Kementrian Kesehatan telah menyusun 5 langkah dalam penuntasan penyakit
diare, diantaranya teruskan pemberian asi dan makanan, makanan yang dianjurkan
pada penderita diare yaitu pisang, dikarenakan pisang mengandung banyak kalium
dan mudah diserap dagingnya yang padat, sehingga akan membantu memadatkan
feses, kemudian nasi dan roti juga merupakan makanan yang mudah dicerna dan
mengandung karbohidrat yang dapat menyuplai energi pada penderita diare.
Alasan kami mengambil study kasus diare ini karena kami ingin mengetahui
dan mengkaji asuhan keperawatan dengan penyakit diare ini, serta mampu
menentukan rencana tindakan yang sesuai dengan masalah yang timbul pada
pasien diare.
Alasan kami mengikuti kegiatan prakerin agar kami mendapatkan pengalaman
dan memenuhi nilai sekolah.
1.2. Tujuan:
1. Mengetahui dan Mengkaji Asuhan Keperawatan yang timbul pada An.C
dengan penyakit Diare.
2. Mampu mengetahui Diagnosa Keperawatan yang di derita oleh Pasien
An.C.
3. Mampu menentukan rencana tindakan keperawatan yang sesuai dengan
masalah yang di derita pada pasien diare.
4. Mampu melakukan Rencana Tindakan Keperawatan kepada pasien An.C.
5. Mampu mengevaluasi hasil dari tindakan yang telah di berikan kepada
pasien dengan kasus diare.
a. Tujuan Umum:
Tujuan Umum dari kasus ini adalah memberikan pengalaman yang nyata
kepada penulis dalam penatalaksanaan dan pendokumenan asuhan keperawatan
pada pasien diare.
b. Tujuan Khusus:
1. Untuk mengetahui hubungan masyarakat dan para orang tua mengenai
pengetahuan, sikap, tindakan, dan prilaku dalam melakukan
pencegahan penyakit diare dilingkungan sekitar.
2. Melakukan pengkajian asuhan keperawatan kepada pasien yang
mengalami riwayat penyakit diare.
3. Melakukan penetapan diagnosis keperawatan kepada pasien yang
mengalami penyakit diare.
4. Melakukan penyusunan perencanaan asuhan keperawatan kepada
pasien diare.
5. Melakukan pemberian tindakan yang sesuai prosedur kepada pasien
diare.
6. Melakukan evaluasi dari semua asuhan keperawatan yang diberikan
kepada pasien diare.
1.4. Sistematika
Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan tinja berbentuk cair atau
setengah cair (setengah padat), kandungan air tinja lebih banyak daripada
frekuensi nya, yaitu buang air besar encer lebih dari 3 kali/ hari. Perubahan
yang terjadi berupa perubahan peningkatan, volume, keenceran, dan frekuensi
dengan atau tanpa lendir darah.
Secara garis besar beberapa faktor penyebab diare adalah dari faktor
makanan, faktor gizi, faktor kebersihan lingkungan, dan faktor makanan dan
minuman yang dikonsumsi mengandung bakteri, virus dan parasite.
Selain intu proses terjadinya diare dapat disebabkan oleh faktor infeksi,
proses ini dapat diawali dengan adanya mikroorganisme (kuman) yang masuk
kedalam sistem pencernaan yang kemudian berkembang dalam usus dan
merusak sel mukosa intestinal yang dapat menurunkan daerah permukaan
intestinal yang akhirnya mengakibatkan gangguan fungsi dalam absorsi cairan
elektrolit.
Selain itu pada kondisi ini beberapa tanda dan gejala yang ditimbulkan
seperti:
1. Sering BAB dengan konsistensi tinja cair atau encer.
2. Terdapat luka tanda dan gejala dehidrasi, turgor kulit jelek (elastisitas kulit
menurun) ubun-ubun dan mata cekung, membran mukosa kering.
3. Kram abdominal
4. Demam.
5. Lemah.
6. Perubahan TTV, Nadi, dan Pernafasan cepat.
Penyakit ini diderita oleh klien An.c yang berusia ± 8 bln. Klien mengalami
Bab lebih dai 3 kali/ hari dengan tektur encer dan mengalami demam, klien di
rujuk ke RS Muhammadhiyah pada tanggal 28 Januari 2021 pada pukul 03.00
WIB. Hasil dari pemeriksaan klien sebelumnya di IGD, suhu tubuh klien sekitar
39,0℃ , dengan kesadaran klien composmetis, dan dengan Bab yang masih belum
terhenti. Kemudian dilanjutkan perawatan di ruang Multazam 2.
Dalam melakukan penangan ini klien diberikan pengobatan berupa obat:
Dan pemberian makan yang terkontrol dari pihak rumah sakit yang
diberikan kepada klien, dengan jadwal pemberian 3x/ hari, dari mulai pagi, siang,
hingga sore, pemberian makan ini diberikan selama klien berada di RS.
Muhammadhiyah. Untuk membantu pemulihan klien.
Dari intervensi yang telah diberikan selama 4 hari klien di rawat di Rumah
Sakit Muhammadhiyah Bandung di ruangan Multazam 2, klien mengalami
perubahan setiap harinya selama klien berada di rumah sakit, dari Bab klien yang
sulit terhenti hingga Bab klien sudah mulai berkurang dan tektur feses sudah
mulai berampas dan warna feses sudah mulai hijau kekuningan, dan suhu klien
sudah mulai normal sekitar 36,0 ℃, klien sudah terlihat lahap dalam makan, dan
terlihat keadaan klien sudah mulai normal dari hari sebelumnya dan klien terlihat
lebih ceria di banding hari sebelumnya. Dan pada tanggal 1 Februari klien sudah
boleh diizinkan pulang oleh pihak rumah sakit, dan intervensi dihentikan.
BAB II
PROFIL PERUSAHAAN
Sesuai dengan berita acara serah terima gedung No. 130-47/13 tertanggal
1 September 1967, maka Panti Asuhan Taman Harapan Muhammadiyah yang
semula terletak di Jl. Banteng No. 53 dipindahkan ke Jl. Nilem No. 9 (Bekas
Poliklinik Bersalin Muhammadiyah Cabang Lengkong), sedangkan Asrama Putri
‘Aisyiyah dipindah ke Asrama Muslihat Jl. Buahbatu Bandung.
A. Visi
“Menjadi Rumah sakit Islam unggulan dalam pelayanan Kesehatan berorientasi
kemaslahatan umat”.
B. Misi
BPH
DIREKTUR
SUPERVISOR
Ima Maryana,S.Kep,Ners
Widayanti, S.Kep.Ners
Ka TIM II
Ka TIM 1
Nurlela Karmila, AMK
Nining Ningrum, AMK
Pen SAK
PAN LOG
Ratih R, S.Kep.Ners
PERKARYA KES
Lina Marlina
Anggota: Anggota:
BAB III
Widiyanti,S.Kep.Ners Teti Supriatin, AMK
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
3.1.1. DEFINISI
Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan tinja berbentuk cair atau
setengah cair (setengah padat), kandungan air tinja lebih banyak daripada
frekuensi yaitu buang air besar encer lebih dari 3 kali/ hari. Buang air tersebut
dapat/tanpa disertai lendir dan darah (Nurarif & Kusuma 2015).
Diare adalah perubahan yang terjadi berupa perubahan peningkatan, volume,
keenceran, dan frekuensi dengan atau tanpa lendir darah, seperti lebih dari 3
kali/hari dan pada neonatus lebih dari 4kali/haris (Aziz Alimul Hidayat, 2008).
Diare adalah buang air besar yang berlebihan dari biasanya, atau BAB yang
disertai dengan tinja yang encer, dan tidak berbentuk padat (Ngatsiyah, 2011).
3.1.2. ETIOLOGI
Secara garis besar, penyebab diare dikelompokan menjadi penyebab langsung
atau faktor yang dapat memepermudah atau mempercepat terjadinya diare.
Penyebab diare akut dapat dibagi menjadi dua golongan, yaitu diare sekresi dan
diare osmotic (Sodikin, 2011).
Menurut sudarti, (2010) diare adalah sebagai berikut:
1. Faktor infeksi
a. Infeksi enternal :
Merupakan infeksi saluran percernaan makanan yang merupakan penyebab utama
diare pada anak. Meliputi infeksi enternal sebagai berikut :
Infeksi bacterial : Vibrio, ecoli, salmonella, shigella, champylobacter,
tersima, aeromans.
Infeksi virus: enterovirus (virus ECHO, coxsacke, rotavirus, astovirus).
Infeksi Parasit : Cacing (ascaria, trichuris, oxyuris, strongyloides) protozoa
(entaomoebahistolicia, giardilambia, trichomonashominis), jamur
(candidasibcans).
b. Infeksi Parenteral :
Ialah infeksi diluar alat pencernaan makanan seperti : otitis media akut (OMA),
tonsilitis/tonsifangritis, bronkopneumonia, ensafalitis. Keadaan ini terutama
terdapat pada bayi dan anak berumur dibawah 2 tahun.
2. Faktor Malabsorbsi :
a. Malabsorbsi karbon hidrat: disakarida (intoleransi laktosa, multosa dan
sukrosa), monoskarida (intoleransi gukosa, dan glaktosa), pada bayi dan
anak yang terpenting dan tersering (intoleransi laktosa).
b. Malabsorbsi lemak.
c. Malabsorbsi protein.
3. Faktor Makanan : Makanan basi, beracun, alergi makanan.
4. Faktor biologis : Rasa takut dan cemas (jarang tetapi dapat terjadi pada
anak yang lebih besar).
5. Faktor Lingkungan : Dua faktor yang dominan yaitu sarana air bersih dan
pembuangan tinja. Kedua faktor ini akan berinteraksi bersama dengan
perilaku manusia. Apabila faktor lingkungan tidak sehat karena tercemar
kuman diare akibat perilaku manusia yang tidak sehat pula, yaitu melalui
makanan dan minuman.
6. Faktor Gizi : Bayi dan balita yang gizinya kurang sebagian besar
meninggal karena diare. Hal ini disebabkan karena dehidrasi dan
malnutrisi. Faktor gizi dilihat berdasarkan status gizi yaitu baik = 100-90,
kurang = <90-70, buruk = <70, dengan BB per TB.7.
7. Faktor Sosial Ekonomi Masyarakat: Sosial ekonomi mempunyai pengaruh
langsung terhadap penyebab diare kebanyakan orang mudah menderita
diare berasal dari keluarga besar dengan daya beli yang rendah, kondisi
rumah yang buruk, tidak mempunyai penyediaan air bersih yang
memenuhi persyaratan kesehatan.
8. Faktor Makanan dan Minuman yang dikonsumsi: Kontak antara sumber
dan host dapat terjadi melalui air, terutama air minum yang tidak dimasak
dapat juga terjadi saat mandi atau saat berkumur. Kontaminasi alat-alat
makan dan dapur. Kontak kuman pada kotoran dapat ditularkan pada
orang lain apabila melekat pada tangan dan kemudian dipakai untuk
memegang makanan.
3.1.3. KLASIFIKASI
Beberapa klasifikasi diare, antara lain :
1. Rendle Shortmembuat klasifikasi berdasarkan pada ada atau tidak adanya
infeksi : a. Gastroenteritis (diare dan muntah) diklasifikasi menjadi 2
golongan : Diare infeksi spesifik dan diare non-spesifika.
Diare infeksi spesifik : Tifus abdomen dan paratifus, disentri basil
(Shigella), Enterokolitis stafilokok.
Diare non-spesifik : Diare dietetik.
Klasifikasi lain diadakan berdasarkan organ yang terkena infeksi : Diare infeksi
enteral dan diare infeksi parenterala.
Diare infeksi enteral atau diare karena infeksi saluran pencernaan yang
terjadidiusus.
Diare infeksi parenteral atau diare karena infeksi di luar usus (otitis media
akut (OMA).
2. Ellis dan Mitchel membagi diare pada bayi dan anak secara luas
Berdasarkan lamanya diare :
Diare akut atau diare karena infeksi usus yang bersifat mendadak.
Umumnyaberlangsung kurang dari 7 hari. Diare karena infeksi usus
dapat terjadi pada setiap umur dan bila menyerang bayi umumnya
disebut gastroenteritis infantil. Akibat dari diare akut adalah
dehidrasi, sedangkan dehidrasi merupakan penyebab utama kematian
bagi penderita diare.B. Diare kronik yang umumnya bersifat menahun,
diantara diare akut dan kronik disebut diare subakut (diare persisten).
Diare kronik adalah diare hilang timbul, atau berlangsung lama
dengan penyebab non-infeksi, seperti penyakitsensitif terhadap gluten
atau gangguan metabolisme yang menurun. Lama diare kronik lebih
dari 30 hari.
3.1.5. PATOFISIOLOGI
3.1.6. PATHWAY
3.1.7. KOMPLIKASI
3.1.9. PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan yang dilakukan pada penderita diare adalah sebagai berikut :
Penatalaksanaan Medis :
a. Rencana terapi A : Penanganan diare dirumah.
Menurut kemenkes ( 2008 ) terapu diare sebagai berikut :
1. Berikan cairan tambahan.
2. Beri asi lebih sering.
3. Jika anak memperoleh Asi esklusif, berikan oralit/air matang.
4. Jika anak tidak memperoleh Asi esklusif berikan cairan makanan ( Kuah
sayur).
5. Ajari ibu dan cara mencapur oralit, Beri ibu 6 bungkus oralit 200 ml untuk
digunakan dirumah.
6. Tunjukan kepada ibu ada berapa banyak oralit/Cairan lain yang harus
diberikan kesetiap anak berak.
7. Beri tablet zink selama 10 hari.
8. Lanjut pemberian makan.
5. Setelah 3 Jam.
Ulangi klasifikasinya drajat dehidrasi.
Pilih rencana terapi yang sesuai untuk menlanjutkan pengobatan.
Mulailah Pemberian makan anak.
2. Periksa kembali anak setiap 15-30 menit, jika nadi belum teraba, beri tetesan
lebih cepat.
3. Beri oralit ( kira-kira 5ml/kg/jam ) segera setelah anak minum.
4. Periksa kembali bayi sesusah 6 jam atau anak sesudah 3 jam. Klasifikasikan
dehidrasi dan pilih rencana terapi sesuai untuk melanjutkan pengobatan.
5. Mulailah melakukan rehidrasi dengan oralit melalui pipa nasogastrik atau
mulut, beri 20 ml/kg/jam selama 6 jam total 120ml/kg.
6. Periksa kembali setiap anak 1-2 jam.
7. Sesudah 6 jam periksa kembali anak.
( Kemenkes 2008 )
Cara mencegah diare agar tidak menularkan pada anggota keluarga kamu bisa
dengan melakukan langkah-langkah seperti:
c. Pengobatan :
1. Obat antibiotik.
2. Obat pereda nyeri.
3. Obat yang dapat memperlambat gerakan usus.
BAB IV
STUDI KASUS
4.1. PENGKAJIAN
Tanggal Masuk RS : 28-Januari-2021
Jam : 22.25 WIB
No RM : 831168
Tanggal Pengkajian : 29-Januari-2021
Jam : 14.00 WIB
Diagnosa Medis : Gastroenteritis
A. Biodata :
1. Identitas Klien :
Nama : An. C
Umur : 8 bulan
Jenis Kelamin : Perempuan
Pendidikan : Belum Sekolah
Pekerjaan :-
Agama : Islam
Suku/bangsa : Sunda/Indonesia
Alamat : Jln. Karees Timur No. 134/121, rt 002/rw 009
Sumber Informasi : Keluarga
Klien mengeluhkan demam selama 5 hari, disertai BAB mencret > 15 kali.
Klien mengalami demam, muntah muntah > 5 kali, BAB dengan konsistensi lunak
kurang lebih 5x/hari disertai dengan pilek.
P (Provokatif/Paliatif) :
Klien merasakan demam selama 5 hari.
Q (Qualitas/Quantitas) :
Klien mengalami demam disertai BAB mencret.
R (Regoin/Radiasi) :
Keluarga Klien mengatakan demam pada An. C seperti disiram air panas
diseluruh tubuh.
S (Skala) :
2 dari 10.
T (Timing) :
Demam meningkat di pagi dan siang hari.
d. Riwayat Penyakit Terdahulu
Penyakit dahulu :
Klien pernah mengalami batuk batuk selama 3 hari.
Perlukaan :
Klien tidak terdapat perlukaan.
Dirawat di RS :
Keluarga klien mengatakan sebelumnya klien belum pernah di rawat di
RS.
Alergi obat/makanan :
Keluarga klien mengatakan klien tidak ada alergi pada obat ataupun
makanan.
Obat-obatan sekarang ;
Keluarga klien mengatakan saat ini klien sudah mengonsumsi obat obatan.
Keluarga klien mengatakan tidak ada anggota keluarga yang memiliki riwayat
penyakit seperti klien.
f. Genogram
KETERANGAN :
: Pasien.
: Garis keturunan.
B. Pemeriksaan Fisik :
1. Keadaan Umum :
Kesadaran : Composmetis.
Kesadaran Umum : klien tampak cemas dan rewel.
Tanda-Tanda Vital :
Tekanan Darah : - mmHg.
Nadi : 102 x/menit.
Respirasi : 30 x/menit.
Suhu : 39,3 ᵒC.
SPO² : 98%.
GCS : 15.
Eye : 4.
Motorik : 6.
Verbal : 5.
Skala Nyeri : 2.
CRT : 2 detik.
Bentuk kepala klien simeteris, bersih, memiliki rambut berwarna hitam, rambut
agak tebel, dan tidak terdapat luka ataupun nyeri tekan.
b. Wajah
Struktur wajah simetris, bentuk hidung, mulut dan telinga simetris, tidak terdapat
benjolan ataupun nyeri tekan.
c. Mata
Bentuk kedua mata simetris, warna konjungtiva tidak anemis, warna sklera tidak
ikterik, pergerakan bola mata simetris, pupil isokor, kelopak mata tidak cekung,
tidak terdapat luka dan tidak terdapat nyeri tekan.
d. Hidung
Bentuk hidung klien simetris, lubang hidung simetris, penciuman klien normal,
dan tidak terdapat luka dan keadaan hidung bersih, tidak terdapat nyeri tekan
ataupun benjolan.
f. Mulut
Bibir atas dan bibir bawah simetris, tidak ada lubang gigi ataupun karies gigi,
keadaan mulut bersih, tidak ada lesi ataupun perdarahan, tidak ada benjolan,
mulut tidak berbau, lidah bersih, tidak ada pembesaran tonsil, fungsi pengecapan
baik.
g. Telinga
Bentuk kedua telinga simetris, klien tidak mengalami luka, tidak ada benjolan,
daun dan dalam telinga bersih, fungsi pendengaran baik.
h. Leher
Leher klien simetris, tidak ada pembesaran tiroid, vena teraba, pada saat menelan
pergerakkan trakhea simetris, pergerakan otot leher dapat menengok ke kanan dan
ke kiri, leher tampak bersih, tidak ada luka, dan tidak ada rasa nyeri saat menelan.
Pergerakan dada simetris, tidak ada nyeri saat di tekan, tidak ada luka, tidak ada
ronkhi dan wheezing, tidak ada benjolan, suara perkusi dada sonor (normal), tidak
ada respon nyeri, serta auskultasi bunyi pernapasan normal, frekuensi napas klien
normal 30x/menit.
j. Jantung
Jantung dada tampak simetris, tidak ada luka, tidak ada nyeri tekan, tidak
mengalami benjolan, tidak ada keluhan, auskultasi terdengar normal (bunyi S1
dan S2 LUB_DUB), denyut jantung 102x/menit.
k. Abdomen
Warna kulit putih, tidak ada luka, abdomen agak buncit, abdomen terlihat bersih,
merasakan nyeri tekan, tidak ada pembesaran hepar, tidak ada pembesaran lien,
terdengar bunyi thympani, ketika di auskultasi terdengar bising usus 30x/menit.
l. Kulit
Warna kulit putih, kulit klien bersih, tidak ada luka dan tidak ada benjolan.
m. Ekstrimitas atas
Bentuk tangan sejajar dan simetris, tidak ada bengkak tangan kiri terpasang infus,
dan tidak ada nyeri saat ditekan, akral hangat, dapat menggerakkan ROM fleksi,
ekstensi, abduksi, adduksi, dan rotasi, dapat merasakan sensasi saat disentuh,
belum kuat untuk menahan beban.
n. Ekstremitas bawah
Bentuk kaki simetris, tidak ada bengkak, luka, maupun memar, akral hangat,
dapat menggerakkan ROM fleksi, ekstensi, abduksi, adduksi, dan rotasi,refleks
pattela dan babinski ada, dapat merasakan sensasi saat disentuh, belum kuat untuk
menahan beban.
o. Genetalia
Genetalia klien bersih, berbentuk simetris, tidak ada luka ataupun
pembengkakkan, tidak ada pengeluaran secret, tidak ada keluhan nyeri, tidak
terpasang kateter.
p. Anus
Kebersihan anus terjaga, tidak terdapat lesi ataupun pembengkakkan pada anus,
frekuensi BAB lebih dari 5x/hari disertai konsistensi yang lunak agak cair
berawarna keijoan berlendir, tidak ada benjolan.
1. Nutrisi
a. Makan
- Nasi, Ayam,
- Jenis Tempe, dll - Bubur tim, sayur
Makanan dan buah-buahan
- 3 x/ hari
- Frekuensi - 3 x/ hari
- Porsi habis
- Ada keluhan
(muntah dan sering
- Keluhan - Masih ada
BAB)
keluhan
b. Minum
- Air putih, dan susu
- Jenis
Minuman - Air putih dan air
- 7 gelas/ hari asi ibu
- Frekuensi - Ada keluhan
- Keluhan (Muntah dan sering - Tidak menentu
BAB) - Masih ada
keluhan
2. Istirahat dan Tidur
a. Malam
- Perlu
- Penerangan - Perlu
- Tidak ada
- Keluhan - Suka terbangun
keluhan
secara tiba-tiba
b. Siang
- Suka tidur
siang - Dilakukan
- Kadang-kadang
b. BAB
- Frekuensi
- 15x/ hari - 3x/hari
- Warna
- Kuning - Kuning kehijauan
dan berlendir
- Bau
- Khas
- Khas
- Konsistensi
- Lunak sedikit cair
- Lunak
- Keluhan - BAB sudah mulai
- BAB terus-
normal
menerus
4. Personal Hygiene
- Apakah
mampu
miring - Mampu - Mampu
kanan dan
miring
- Apakah
mampu
terlentang - Sedikit mampu - Sedikit mampu
jadi duduk
- ROM dll
4. Data Psikososial
Hubungan klien dengan keluarga sangat baik, pasien dapat berkerja sama dengan
perawat dan team medis dengan di bantu oleh pihak keluarga.
5. Data Psikologis
6. Data Spiritual
Klien masih belum bisa melakukan ibadah yang sesuai agama dan kepercayaan
yang di anut nya, karena usia klien yang masih kecil yang masih perlu bimbingan
dari pihak orang tua.
7. Pemeriksaan/Data Penunjang
a. Terapi Obat
b. Pemeriksaan Laboratorium
Imuno-Serologi
c. Pemeriksaan diagnostik
Tidak ada pemeriksaan diagnostik pada klien, baik itu pemeriksaan Radiologi,
USG, MRI, ataupun CT SCAN, dan lain-lain.
DATA FOKUS
ANALISA DATA
DIARE.
Agen pirogenik.
Hipertermi.
2. Ds : An. C mengalami Faktor mal absorbsi, faktor BAB terus menerus
BAB terus menerus makanan, faktor psikologi. berhubungan dengan
dengan konsistensi Gangguan Eliminasi
cair kehijauan Penyerapan sari-sari BAB diare.
berlendir. makanan.
Do :
- Frekuensi Saluran pencernaan tidak
BAB 15x/hari. adekuat.
- Klien tampak
cemas. Gangguan sekresi.
- Nyeri dibagian
abdomen Sekresi air dalam elektrolit
(skala nyeri dalam usus meningkat.
2).
Merangsang usus
mengeluarkan isinya.
DIARE.
Frekuensi.
Defekasi.
PERENCANAAN
NO DIAGNOSA
KEPERAWATAN
INTEVENSI TUJUAN RASIONAL
2 03.30 A. Tindakan:
1. Pemberian obat Cefotaxime 3x450 mg, dan
Ondancentron 3x1/4 mg, melalui intravena.
B. Hasil
1. Setelah diberikan obat untuk mengurangi
BAB, dan obat penghilang mual muntah, klien
sudah terasa sedikit tenang, bab sedikit
berkurang, mual muntah terhenti.
1 05.30 A. Tindakan:
1. Mengobservasi TTV.
B. Hasil:
1. N: 120x/mnt.
S: 36.3℃.
1 08.55 A. Tindakan:
1. Melakukan Pemeriksaan TTV.
2. Pemberian obat Parecetamol 120mg melalui
infusan (IV).
B. Hasil:
1. Suhu badan klien kembali naik menjadi 38.2
℃.
2. Untuk menurunkan demam klien.
1 10.00 A. Tindakan:
1. Melakukan kembali pemeriksaan TTV.
B. Hasil:
1. N: 120x/mnt.
S:36,5℃.
2 14.10 A. Tindakan
1. Kontroling pasien An. C.
B. Hasil:
1. Klien sudah mulai terlihat baik, rasa cemas
sudah mulai berkurang, dan sudah bisa
merespon dengan baik.
2 20.00 A. Tindakan
1. Memberikan obat cefotaxime 450mg.
2. Memberikan obat ondacentron ¼ amp.
B. Hasil:
1. Bab Klien sudah mulai normal dan sudah
mulai berampas.
2. Klien sudah tidak mengeluhkan rasa mual
dan muntah.
2 23.00 A. Tindakan
1. Kontroling malam pasien An. C.
B. Hasil
1. Klien sudah terlihat bisa tidur dengan
nyenyak.
30/01/2021 1 05.00 A. Tindakan
1. Melakukan pemeriksaan TTV.
B. Hasil
1. N: 120x/mnt.
S: 35,9℃.
R: 90.
2 07.15 A. Tindakan
1. Kontroling pasien An. C.
B. Hasil
1. Klien sudah mulai bisa sedikit aktif dan
sedikit bisa merespon.
1 10.00 A.Tindakan
1. Melakukan pemeriksaan TTV.
B. Hasil
1. S: 36,0°C.
2 12.27 A. Tindakan
1. Memberikan obat cefotaxime 450mg.
B. Hasil
1. Bab klien sudah mulai normal, dengan
frekuensi 3x/hari, dan dengan tekstur feses
sudah mulai berampas dan sedikit berlendir
dan berwarna kehijauan.
2 14.30 A. Tindakan
1. Kontroling pasien An. C.
B. Tindakan
1. Klien sudah mulai terlihat ceria dan sedikit
aktif.
2 20.30 A. Tindakan
1. Memberikan obat cefotaxime 450mg.
B.Hasil
1. BAB klien sudah mulai membaik dengan
frekuensi 3x/hari, dengan tekstur feses sudah
mulai berampas namun berwarna kehijauan
dan sedikit berlendir.
2 21.10 A. Tindakan
1. Kontroling pasien An. C.
B. Hasil
1. Klien sudah bisa tidur dengan nyenyak, dan
tidak merasa cemas.
31/01/2021 2 04.30 A. Tindakan
1. Memberikan obat cefotaxime 450mg.
B. Hasil
1. BAB klien sudah membaik dengan
frekuensi 3x/hari, dengan tekstur feses sudah
mulai berampas, namun masih berwarna
kehijauan dan sedikit berlendir.
1 06.00 A. Tindakan
1. Melakukan pemeriksaan TTV.
B. Hasil
1. S : 36,0°C.
SpO₂ : 99.
PRbpm : 130.
2 07.05 A. Tindakan
1. Kontroling Pasien An. C.
B. Hasil
1. Klien sudah terlihat sangat membaik dari
hari sebelumnya, dan terlihat lebih ceria.
1 10.00 A. Tindakan
1. Melakukan pemeriksaan TTV.
B. Hasil
1. S: 36,5℃.
2 14.10 A. Tindakan
1. Kontroling pasien An. C.
B. Hasil
1. Klien sudah terlihat sudah sangat membaik
dari hari-hari sebelumnya, dan sudah bisa
merespon gerakan perawat.
1 16.00 A. Tindakan
1. Melakukan pemeriksaan TTV.
B. Hasil
1. S: 36.0°C.
2 20.05 A. Tindakan
1. Memberikan obat cefotaxime 450mg.
2. Memberikan obat Zinch 1cc.
B. Hasil
1. BAB klien sudah membaik dengan
frekuensi 3x/hari, dengan tekstur feses sudah
mulai berampas, namun masih berwarna
kehijauan dan sedikit berlendir karena efek
dari obat.
2. Klien tidak mengeluhkan rasa nyeri
kembali.
2 21.10 A. Tindakan
1. Kontroling malam pasien An. C.
B. Tidakan
1. Pola tidur malam klien sudah membaik, dan
terlihat nyenyak.
01/02/2021 1 06.30 A. Tindakan
1. Melakukan pemeriksaan TTV.
B. Hasil
1. S : 36,5°C.
SpO₂ : 99.
PRbpm : 110.
2 07.10 A. Tindakan
1. Kontroling pasien An. C.
B. Hasil
1. Keadaan klien sudah sangat membaik, dan
klien rencana pulang.
EVALUASI
O : BAB 2x.
Klien tampak tenang, rileks, ceria
dan tidak rewel.
A : Tujuan tercapai, masalah teratasi.
P : Intervensi diberhentikan, klien
boleh pulang.
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan tinja berbentuk cair
atau setengah cair (setengah padat), yang di sebabkan oleh bakteri, virus
dan parasite yang terdapat pada makanan dan minuman yang di konsumsi.
Perubahan yang terjadi berupa perubahan peningkatan, volume, keenceran,
dan frekuensi. Tanda dan gejala yang ditimbulkan dari penyakit ini adalah
sering buang air besar, demam, tidak berselera makan, dan mengalami
dehidrasi.
5.2. Saran
Dalam melakukan perawatan penyakit Diare hendaknya lebih
memperhatikan kembali mengenai makanan dan minuman yang di
konsumsi oleh penderita dan selalu teliti dalam memberikan tindakan agar
memepercepat prose penyembuhan.
http://www.rsmb.co.id/sejarah/
https://stikesmuh-pringsewu.ac.id/perpustakaan/index.php?p=fstream-
pdf&fid=924&bid=3237
file:///C:/Users/sony/AppData/Local/Temp/5.%20BAB%20II.pdf
file:///C:/Users/sony/AppData/Local/Temp/3.%20Chapter1.pdf
http://pustaka.poltekkes-
pdg.ac.id/repository/KTI_LIDIA_PARAMITA.pdf
file:///C:/Users/sony/Downloads/J200060055%20(1).PDF
http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/1023/3/3. Chapter1.pdf
http://eprints.ums.ac.id/6075/2/J200060055.PDF
https://www.alodokter.com/diare/pengobatan
https://www.halodoc.com/kesehatan/diare