Anda di halaman 1dari 65

LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI

RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH BANDUNG

JL. K.H AHMAD DAHLAN NO. 53, TURANGGA, KEC. LENGKONG, KOTA
BANDUNG, JAWA BARAT 40264

Disusun Oleh:

Nama : Nursuci Amalia


NIS : 18191968
Program Keahlian : Keperawatan

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NUSA BHAKTI BANDUNG

PROGRAM KEAHLIAN 1. ANALIS KIMIA 2. FARMASI 3.


KEPERAWATAN

STATUS TERAKREDITASI “A” No. 02.00/218/SK/BAN-SM/XII/2018

Izin Pendirian dan Penyelenggaraan Dinas Pendidikan

No. 421.5/2039/Dikmenjur/2006

Jln. Cilentah No. 30, Burangrang, Kec. Lengkong, kota Bandung, Jawa
Barat 40262

2021
LEMBAR PENGESAHAN
Menyetujui/Mengesahkan
Laporan Praktek Kerja Industri
Nama: Nur Suci Amalia NIS: 18191968
Kompetensi Keahlian: Keperawatan
Bandung, Februari 2021

Pembimbing Sekolah

Efan Anugrah, AMD. Kep.

Pembimbing Sekolah Pembimbing Sekolah

Robi Darmawan CHt.,S.Kep.,Ners., Femi Rahayuningsih, SKM.

Mengetahui, Kepala Sekolah

Ayi Fatkhurohma,S.Pd.I.
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya Kepada kami sehingga kami dapat
menyelesaikan laporan prakerin ini dengan baik.

Laporan ini di buat sebagai salah satu syarat kelulusan Ujian Akhir
Nasioal.

Pada kesempatan ini, kami mengucapkan terimakasih kepada pihak yang


telah membantu Bapak dr. M. Kautsar Boesoirie,Sp.M.(K).MM selaku direktur
Rumah Sakit Muhammadhiyah Bandung .

1. Bapak H. Aep Dadi Kartadarma,SE. Selaku Ketua Yayasan SMK NUSA


BHAKTI Bandung.
2. Bapak dr. M. Kautsar Boesoirie,Sp.M.(K).MM Selaku Direktur RS.
Muhammadhiyah Bandung.
3. Bapak Ayi Fatkhurohma,S.Pd.I. Selaku Kepala Sekolah SMK NUSA
BHAKTI Bandung.
4. Ibu Dian Mulyadi, S.Kep.Ners Selaku Kepala Bidang Keperawatan.
5. Ibu Femi Rahayuningsih, SKM.
6. Bapak Efan Anugrah, AMD. Kep.
7. Bapak Robi Darmawan CHt., S.Kep.,Ners.
8. Perawat Rawat Inap RS.Muhammadhiyah Bandung.
9. Staff Rumah Sakit Muhammadhiyah Bandung.
10. Dan juga teman-teman seperjuangan.

Kami Menyadari Banyak kekurangan dan kesalahan dalam penulisan laporan


ini. Untuk kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari
pembaca. Kami mengucapkan terimakasih atas segala dukungan dan bantuan
sehingga laporan ini dapat tersusun dengan baik.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................i

DAFTAR ISI..................................................................................................ii

1. BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar
Belakang.................................................................................1
1.2. Tujuan :
a. Tujuan Umum...........................................................................
b. Tujuan Khusus...........................................................................
1.3. Waktu Pelaksanaan Prakerin...........................................................
1.4. Sistematika Laporan........................................................................

2. BAB II PROFIL PERUSAAHAN/INSTANSI


2.1. Sejaran RS. Muhammadiyah Bandung...........................................
2.2. Visi dan Misi RS. Muhammadiyah Bandung.................................
a. Visi............................................................................................
b. Misi............................................................................................
2.3. Motto RS. Muhammadiyah Bandung……………………………..
2.4. Sasaran RS. Muhammadiyah Bandung……………………………
2.5. Struktur Organisasi RS. Muhammadiyah Bandung……………….

3. BAB III TINJAUAN PUSTAKA


3.1. TEORI STUDI KASUS
3.1.1. Definisi Diare…………………………………………….
3.1.2. Etiologi Diare…………………………………………….
3.1.3. Klasifikasi Diare………………………………………….
3.1.4. Manifestasi Klinis………………………………………...
3.1.5. Patofisiologi………………………………………………
3.1.6. Pathway…………………………………………………..
3.1.7. Komplikasi……………………………………………….
3.1.8. Pemeriksaan Penunjang………………………………….
3.1.9. Penatalaksanaan………………………………………….
3.2. PENCEGAHAN DAN PENGOBATAN

4. BAB IV PEMBAHASAN ASUHAN KEPERAWATAN


4.1. Pengkajian data……………………………………………………
4.2. Data Fokus………………………………………….......................
4.3. Analisa Data………………………………………………………
4.4. Diagnosa Keperawatan……………………………………………
4.5. Rencana Keperawatan…………………………………………….
4.6. Catatan Tindakan………………………………………………….
4.7. Evaluasi……………………………………………………………
5. BAB V PENUTUP
5.1. Kesimpulan………………………………………………………..
5.2. Saran………………………………………………………………
a. Institusi Pendidikan…………………………………………..
b. Teman sejawat………………………………………………..

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Masa kanak-kanak merupakan tahap awal yang haru dilalui oleh setiap orang
sebelum masuk ke dalam tahap dewasa. Anak harus melewati tahap periode yang
penting dalam masa kanak-kanak, periode yang dilalui yaitu periode pertumbuhan
dan perkembangan. Pertumbuhan adalah pertambahan jumlah dan juga besarnya
sel diseluruh bagian tubuh, sedangkan perkembangan merupakan bertambah
sempurnanya fungsi alat yang dapat dicapai melalui tumbuh, seperti kematangan
dan cara belajarnya (Mami & Raharjo, 2012).
Salah satu penyakit yang sering dialami kanak-kanak yaitu diare. Diare
menjadi salah satu penyakit yang menyebabkan kesakitan dan kematian dinegara
berkembang, dan bisa diperkirakakan jumlah kematian yang disebabkan oleh
penyakit diare ini bisa mencapai 1,3 hingga 3,2 juta setiap tahun nya (Sodikin
2011).
Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan tinja berbentuk cair atau
setengah cair (setengah padat), kandungan air tinja lebih banyak daripada
frekuensi yaitu buang air besar encer lebih dari 3 kali/ hari. Buang tersebut
dapat/tanpa disertai lendir dan darah (Nurarif & Kusuma 2015).
Perubahan yang terjadi berupa perubahan peningkatan, volume, keenceran,
dan frekuensi dengan atau tanpa lendir darah, pada neonatus lebih dari 4kali/haris
(Aziz Alimul Hidayat, 2008).
Faktor yang menyebabkan terjadinya diare pada umumnya, akibat makanan
dan minuman yang terpapar virus, bakteri, atau parasite.
Biasanya tanda dan gejala yang ditimbulkan dari penyakit diare ini yaitu,
seseorang akan mengalami Bab yang terus menerus, mengalami dehidrasi,
demam, lemah, perubahan tekanan darah, nadi, dan pernapasan cepat, kemudian
akan merasakan kram abdominal.
Kementrian Kesehatan telah menyusun 5 langkah dalam penuntasan penyakit
diare, diantaranya teruskan pemberian asi dan makanan, makanan yang dianjurkan
pada penderita diare yaitu pisang, dikarenakan pisang mengandung banyak kalium
dan mudah diserap dagingnya yang padat, sehingga akan membantu memadatkan
feses, kemudian nasi dan roti juga merupakan makanan yang mudah dicerna dan
mengandung karbohidrat yang dapat menyuplai energi pada penderita diare.
Alasan kami mengambil study kasus diare ini karena kami ingin mengetahui
dan mengkaji asuhan keperawatan dengan penyakit diare ini, serta mampu
menentukan rencana tindakan yang sesuai dengan masalah yang timbul pada
pasien diare.
Alasan kami mengikuti kegiatan prakerin agar kami mendapatkan pengalaman
dan memenuhi nilai sekolah.

1.2. Tujuan:
1. Mengetahui dan Mengkaji Asuhan Keperawatan yang timbul pada An.C
dengan penyakit Diare.
2. Mampu mengetahui Diagnosa Keperawatan yang di derita oleh Pasien
An.C.
3. Mampu menentukan rencana tindakan keperawatan yang sesuai dengan
masalah yang di derita pada pasien diare.
4. Mampu melakukan Rencana Tindakan Keperawatan kepada pasien An.C.
5. Mampu mengevaluasi hasil dari tindakan yang telah di berikan kepada
pasien dengan kasus diare.

a. Tujuan Umum:

Tujuan Umum dari kasus ini adalah memberikan pengalaman yang nyata
kepada penulis dalam penatalaksanaan dan pendokumenan asuhan keperawatan
pada pasien diare.

b. Tujuan Khusus:
1. Untuk mengetahui hubungan masyarakat dan para orang tua mengenai
pengetahuan, sikap, tindakan, dan prilaku dalam melakukan
pencegahan penyakit diare dilingkungan sekitar.
2. Melakukan pengkajian asuhan keperawatan kepada pasien yang
mengalami riwayat penyakit diare.
3. Melakukan penetapan diagnosis keperawatan kepada pasien yang
mengalami penyakit diare.
4. Melakukan penyusunan perencanaan asuhan keperawatan kepada
pasien diare.
5. Melakukan pemberian tindakan yang sesuai prosedur kepada pasien
diare.
6. Melakukan evaluasi dari semua asuhan keperawatan yang diberikan
kepada pasien diare.

1.3. Waktu Pelaksanaan

Waktu pelaksanaan praktek kerja industri (PRAKERIN) dilaksanakan pada


tanggal 4 Januari 2021 s/d 20 Februari 2021, namun karena adanya suatu kendala
yang mengharuskan siswa melakukan prakerin hanya sampai tanggal 7 Februari
2021.

1.4. Sistematika
Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan tinja berbentuk cair atau
setengah cair (setengah padat), kandungan air tinja lebih banyak daripada
frekuensi nya, yaitu buang air besar encer lebih dari 3 kali/ hari. Perubahan
yang terjadi berupa perubahan peningkatan, volume, keenceran, dan frekuensi
dengan atau tanpa lendir darah.
Secara garis besar beberapa faktor penyebab diare adalah dari faktor
makanan, faktor gizi, faktor kebersihan lingkungan, dan faktor makanan dan
minuman yang dikonsumsi mengandung bakteri, virus dan parasite.
Selain intu proses terjadinya diare dapat disebabkan oleh faktor infeksi,
proses ini dapat diawali dengan adanya mikroorganisme (kuman) yang masuk
kedalam sistem pencernaan yang kemudian berkembang dalam usus dan
merusak sel mukosa intestinal yang dapat menurunkan daerah permukaan
intestinal yang akhirnya mengakibatkan gangguan fungsi dalam absorsi cairan
elektrolit.
Selain itu pada kondisi ini beberapa tanda dan gejala yang ditimbulkan
seperti:
1. Sering BAB dengan konsistensi tinja cair atau encer.
2. Terdapat luka tanda dan gejala dehidrasi, turgor kulit jelek (elastisitas kulit
menurun) ubun-ubun dan mata cekung, membran mukosa kering.
3. Kram abdominal
4. Demam.
5. Lemah.
6. Perubahan TTV, Nadi, dan Pernafasan cepat.

Penyakit ini diderita oleh klien An.c yang berusia ± 8 bln. Klien mengalami
Bab lebih dai 3 kali/ hari dengan tektur encer dan mengalami demam, klien di
rujuk ke RS Muhammadhiyah pada tanggal 28 Januari 2021 pada pukul 03.00
WIB. Hasil dari pemeriksaan klien sebelumnya di IGD, suhu tubuh klien sekitar
39,0℃ , dengan kesadaran klien composmetis, dan dengan Bab yang masih belum
terhenti. Kemudian dilanjutkan perawatan di ruang Multazam 2.
Dalam melakukan penangan ini klien diberikan pengobatan berupa obat:

- Cefotaxime 30qtt/mnt (yang berfungsi untuk membunuh bakteri dan


menghambat pertumbuhan nya).
- Ondasetron 3x1/ 4mg (untuk mencegah dan mengobati mual dan
muntah pada klien).
- Zinch 1x1 sendok teh (untuk memperkuat sistem kekebalan tubuh
klien).
- Cairan Rl 110cc/jam (Untuk memenuhi cairan klien dan untuk
mengurangi dehidrasi pada klien).
- Liprolac 1x 6 tts (Untuk memelihara pencernaan pada anak).
- Paracetamol 80 sesuaikan dengan usia (Untuk menurukan demam).

Dan pemberian makan yang terkontrol dari pihak rumah sakit yang
diberikan kepada klien, dengan jadwal pemberian 3x/ hari, dari mulai pagi, siang,
hingga sore, pemberian makan ini diberikan selama klien berada di RS.
Muhammadhiyah. Untuk membantu pemulihan klien.
Dari intervensi yang telah diberikan selama 4 hari klien di rawat di Rumah
Sakit Muhammadhiyah Bandung di ruangan Multazam 2, klien mengalami
perubahan setiap harinya selama klien berada di rumah sakit, dari Bab klien yang
sulit terhenti hingga Bab klien sudah mulai berkurang dan tektur feses sudah
mulai berampas dan warna feses sudah mulai hijau kekuningan, dan suhu klien
sudah mulai normal sekitar 36,0 ℃, klien sudah terlihat lahap dalam makan, dan
terlihat keadaan klien sudah mulai normal dari hari sebelumnya dan klien terlihat
lebih ceria di banding hari sebelumnya. Dan pada tanggal 1 Februari klien sudah
boleh diizinkan pulang oleh pihak rumah sakit, dan intervensi dihentikan.
BAB II

PROFIL PERUSAHAAN

2.1. Sejarah Rumah Sakit Muhammadhiyah Bandung

Pada tahun 1965 sebelum Muktamar Muhammadiyah ke-36


diselenggarakan, Gubernur Propinsi Jawa Barat Bapak Mayjen Masjhudi meminta
kepada Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Barat agar segera memprakarsai
berdirinya sebuah Rumah Sakit Islam di Bandung, alasannya karena atas dasar
tuntutan masyarakat Jawa Barat dan sudah ada 5 Yayasan yang akan mendirikan
Rumah Sakit Islam, tetapi tidak terwujud.

Sebagai tindak lanjut dari keinginan tersebut, maka pada Muktamar


Muhammadiyah ke – 36 yang dilaksanakan pada bulan Juli 1965 di Bandung,
dihasilkan suatu keputusan antara lain agar di setiap Propinsi di seluruh Indonesia
dibangun sebuah Rumah Sakit Muhammadiyah, Sekolah Perawat dan Sekolah
Bidan.

Terdorong atas rasa tanggung jawab dan keprihatinan ummat Islam di


Bandung, khususnya Muhammadiyah dengan melihat kenyataan di Bandung ini
hanya ada 5 buah RS Swasta milik non muslim. Niat ini kemudian disampaikan
dalam sebuah rapat pleno Pimpinan Wilayah Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah
tahun 1967 dan Rapat Kerja Majelis Pendidikan dan Kesejahteraan Ummat ( PKU
), agar di Bandung segera didirikan RS. Muhammadiyah, yang kemudian disetujui
untuk segera didirikan.

Langkah awal segera dilakukan dalam menentukan titik lokasi


didirikannya RS. Islam Muhammadiyah, yaitu dengan meminta saran kepada
Waliklota Kotamadya Bandung, Bapak E. Sukarna Widjaya dan Kepala Dinas,
Bapak Dr. Uton Muchtar Rafe’I, MPH, bahwa RS. Muhammadiyah harus segera
dibangun di wilayah Karees, yang setelah dianalisa ternyata sesuai dengan
rencana pengembangan kota, karena di wilayah-wilayah lain pelayanan telah
terpenuhi.

Pimpinan Wilayah Muhammadiyah saat itu mengadakan musyawarah


dengan Pimpinan Muhammadiyah Daerah Priangan, Pimpinan Muhammadiyah
Cabang Bandung Lama, Bagian PKU Cabang, Pimpinan ‘Aisyiyah Cabang
Bandung Lama dan dari musyawarah tersebut dihasilkan suatu keputusan, bahwa
lokasi gedung Panti Asuhan Taman Harapan Muhammadiyah dan Asrama Putri
‘Aisyiyah setuju ditukar amal usahanya dengan RS. Islam Muhammadiyah.

Sesuai dengan berita acara serah terima gedung No. 130-47/13 tertanggal
1 September 1967, maka Panti Asuhan Taman Harapan Muhammadiyah yang
semula terletak di Jl. Banteng No. 53 dipindahkan ke Jl. Nilem No. 9 (Bekas
Poliklinik Bersalin Muhammadiyah Cabang Lengkong), sedangkan Asrama Putri
‘Aisyiyah dipindah ke Asrama Muslihat Jl. Buahbatu Bandung.

Alasan didirikannya RS. Islam Muhammadiyah di bekas lokasi Panti Asuhan


tersebut adalah

 Biaya tidak banyak, hanya perbaikan local, dan kamar-kamar.


 Perijinan dari Departemen sosial sudah ada.
 Dukungan masyarakat dan keluarga Muhammadiyah
 Fasilitas air dan listrik sudah mencukupi
 Pemerintah Kotamadya Bandung akan mudah memberi ijin.
 Bapak Gubernur dan Walikota sudah diberikan laporannya dan setuju.
 Usaha dan kerja terbatas untuk pengadaan peralatan dan renovasi kecil saja
Saatnya untuk membuktikan kepada masyarakat dan pemerintah bahwa
Muhammadiyah mampu mendirikan rumah sakit dan berusaha membentuksebuah
rumah sakit yang disesuaikan dengan kemampuan situasi dan kondisi fisik
bangunan. Untuk mewujudkan keinginan mendirikan Rumah Sakit Islam tersebut,
maka dibentuklah Panitia Pelaksana Pembangunan yang terdiri dari :

 Adang Affandi (Ketua dan Usaha Dana).


 Abu Bakrin (Ketua I, Urusan Pembangunan Fisik dan Logistik).
 Uton Muchtar Rafe’i, MPH (Ketua II, Urusan Medis dan Perijinan).
 Asikin Sanhadji (Sekretaris merangkap urusan perijinan dan usaha dana).
 M. Mustafa (Bendahara).
 Sachron Fadjar (Anggota Urusan Medis).
 Ahmad Wiratmadja (Anggota Urusan Dana).
 Sulaeman Faruq (Publikasi).
Sedangkan rencana renovasinya dipimpin oleh Ketua II yang diserahkan
kepada Sdr. Tengku Z. Abidin dibantu oleh para mahasiswa ITB dan Himpunan
Mahasiswa Islam dan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah yang dilaksanakan pada
bulan Juni 1968.

Akhirnya pada hari Sabtu tanggal 17 November 1968 bertepatan dengan


tanggal 27 Sya’ban 1338 H Rumah Sakit Islam Muhammadiyah dibuka secara
resmi oleh Gubernur Jawa Barat Mayjen Masjhudi dan Pimpinan Pusat
Muhammadiyah, Bapak HM. Yunus Anis dan dinyatakan mulai beroperasi pada
tanggal 18 November 1968, dibawah langsung Pimpinan Wilayah
Muhammadiyah Jawa Barat.

2.2. Visi & Misi Rumah Sakit Muhammadhiyah Bandung

A. Visi
“Menjadi Rumah sakit Islam unggulan dalam pelayanan Kesehatan berorientasi
kemaslahatan umat”.
B. Misi

1. Memberikan pelayanan kesehatan berdasarkan pada keselamatan pasien.


2. Mewujudkan SDI yang Profesional dan Islami.
3. Menyediakan Sarana, prasarana dan teknologi yang memadai.
4. Meningkatkan kemitraan yang harmonis.
5. Meningkatkan syi’ar dakwah Islam Amar Ma’ruf Nahi Munkar.
2.3. Motto Rumah Sakit Muhammadhiyah Bandung

1. “Melayani Dengan Nurani”.

2. “Solidaritas, Solid, Sinergi, dan Unggul”.

2.4. Struktur Organisasi Rumah Sakit Muhammadhiyah Bandung

BPH

DIREKTUR

dr. M. Kautsar Boesoirie, Sp.M.(K).MM

WADIR YANMED & KEPERAWATAN

dr. Nur Indah Wuriana, Sp.An.KIC, M.Kes

MANAJER PELAYANAN MEDIK MANAJER KEPERAWATAN

dr. Satrio Waspodo, Sp, KFR,MMRS Dian Mulyadi, S.Kep. Ners

Kn INSTALASI RAWAT INAP


KA SIE MONEY & SDI
Drg. Hj. Dewi Siti Djuariah KA SIE PELAYANAN
KEPERAWATAN
KEPERAWATAN
Miming Husni T,
Sri Rahayu P,.S.Kep
Kn RUANGAN S.Kep.,Ners

Repi Era, AMK

SUPERVISOR

Ima Maryana,S.Kep,Ners

Atep Sutrisna, AMK

Sofi Robbiah, AMK


CLINICAL INSTRUCTURE

Widayanti, S.Kep.Ners

Ka TIM II
Ka TIM 1
Nurlela Karmila, AMK
Nining Ningrum, AMK

Pen SAK

Nani Ratna N, AMD.Kep

PAN LOG

Ratih R, S.Kep.Ners
PERKARYA KES

Lina Marlina

Anggota: Anggota:
BAB III
Widiyanti,S.Kep.Ners Teti Supriatin, AMK

Devi Sophia, AMK Kajirin, AMK

Ratih Rustika, Imam,S.Kep.Ners


S.Kep.Ners
Hendri S,AMd.Kep
Melinda, S.Kep.Ners
Sayed Qisthi, S.Kep.Ners
Nani Ratna N, AMd.Kep

Riska Cantika, AMd.Kep


BAB III

BAB III
TINJAUAN PUSTAKA

Laporan Pendahuluan Diare

3.1. Teori Studi Kasus

3.1.1. DEFINISI
Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan tinja berbentuk cair atau
setengah cair (setengah padat), kandungan air tinja lebih banyak daripada
frekuensi yaitu buang air besar encer lebih dari 3 kali/ hari. Buang air tersebut
dapat/tanpa disertai lendir dan darah (Nurarif & Kusuma 2015).
Diare adalah perubahan yang terjadi berupa perubahan peningkatan, volume,
keenceran, dan frekuensi dengan atau tanpa lendir darah, seperti lebih dari 3
kali/hari dan pada neonatus lebih dari 4kali/haris (Aziz Alimul Hidayat, 2008).
Diare adalah buang air besar yang berlebihan dari biasanya, atau BAB yang
disertai dengan tinja yang encer, dan tidak berbentuk padat (Ngatsiyah, 2011).

3.1.2. ETIOLOGI
Secara garis besar, penyebab diare dikelompokan menjadi penyebab langsung
atau faktor yang dapat memepermudah atau mempercepat terjadinya diare.
Penyebab diare akut dapat dibagi menjadi dua golongan, yaitu diare sekresi dan
diare osmotic (Sodikin, 2011).
Menurut sudarti, (2010) diare adalah sebagai berikut:
1. Faktor infeksi
a. Infeksi enternal :
Merupakan infeksi saluran percernaan makanan yang merupakan penyebab utama
diare pada anak. Meliputi infeksi enternal sebagai berikut :
 Infeksi bacterial : Vibrio, ecoli, salmonella, shigella, champylobacter,
tersima, aeromans.
 Infeksi virus: enterovirus (virus ECHO, coxsacke, rotavirus, astovirus).
 Infeksi Parasit : Cacing (ascaria, trichuris, oxyuris, strongyloides) protozoa
(entaomoebahistolicia, giardilambia, trichomonashominis), jamur
(candidasibcans).

b. Infeksi Parenteral :
Ialah infeksi diluar alat pencernaan makanan seperti : otitis media akut (OMA),
tonsilitis/tonsifangritis, bronkopneumonia, ensafalitis. Keadaan ini terutama
terdapat pada bayi dan anak berumur dibawah 2 tahun.
2. Faktor Malabsorbsi :
a. Malabsorbsi karbon hidrat: disakarida (intoleransi laktosa, multosa dan
sukrosa), monoskarida (intoleransi gukosa, dan glaktosa), pada bayi dan
anak yang terpenting dan tersering (intoleransi laktosa).
b. Malabsorbsi lemak.
c. Malabsorbsi protein.
3. Faktor Makanan : Makanan basi, beracun, alergi makanan.
4. Faktor biologis : Rasa takut dan cemas (jarang tetapi dapat terjadi pada
anak yang lebih besar).
5. Faktor Lingkungan : Dua faktor yang dominan yaitu sarana air bersih dan
pembuangan tinja. Kedua faktor ini akan berinteraksi bersama dengan
perilaku manusia. Apabila faktor lingkungan tidak sehat karena tercemar
kuman diare akibat perilaku manusia yang tidak sehat pula, yaitu melalui
makanan dan minuman.
6. Faktor Gizi : Bayi dan balita yang gizinya kurang sebagian besar
meninggal karena diare. Hal ini disebabkan karena dehidrasi dan
malnutrisi. Faktor gizi dilihat berdasarkan status gizi yaitu baik = 100-90,
kurang = <90-70, buruk = <70, dengan BB per TB.7.
7. Faktor Sosial Ekonomi Masyarakat: Sosial ekonomi mempunyai pengaruh
langsung terhadap penyebab diare kebanyakan orang mudah menderita
diare berasal dari keluarga besar dengan daya beli yang rendah, kondisi
rumah yang buruk, tidak mempunyai penyediaan air bersih yang
memenuhi persyaratan kesehatan.
8. Faktor Makanan dan Minuman yang dikonsumsi: Kontak antara sumber
dan host dapat terjadi melalui air, terutama air minum yang tidak dimasak
dapat juga terjadi saat mandi atau saat berkumur. Kontaminasi alat-alat
makan dan dapur. Kontak kuman pada kotoran dapat ditularkan pada
orang lain apabila melekat pada tangan dan kemudian dipakai untuk
memegang makanan.

3.1.3. KLASIFIKASI
Beberapa klasifikasi diare, antara lain :
1. Rendle Shortmembuat klasifikasi berdasarkan pada ada atau tidak adanya
infeksi : a. Gastroenteritis (diare dan muntah) diklasifikasi menjadi 2
golongan : Diare infeksi spesifik dan diare non-spesifika.
 Diare infeksi spesifik : Tifus abdomen dan paratifus, disentri basil
(Shigella), Enterokolitis stafilokok.
 Diare non-spesifik : Diare dietetik.
Klasifikasi lain diadakan berdasarkan organ yang terkena infeksi : Diare infeksi
enteral dan diare infeksi parenterala.
 Diare infeksi enteral atau diare karena infeksi saluran pencernaan yang
terjadidiusus.
 Diare infeksi parenteral atau diare karena infeksi di luar usus (otitis media
akut (OMA).

2. Ellis dan Mitchel membagi diare pada bayi dan anak secara luas
Berdasarkan lamanya diare :
 Diare akut atau diare karena infeksi usus yang bersifat mendadak.
Umumnyaberlangsung kurang dari 7 hari. Diare karena infeksi usus
dapat terjadi pada setiap umur dan bila menyerang bayi umumnya
disebut gastroenteritis infantil. Akibat dari diare akut adalah
dehidrasi, sedangkan dehidrasi merupakan penyebab utama kematian
bagi penderita diare.B. Diare kronik yang umumnya bersifat menahun,
diantara diare akut dan kronik disebut diare subakut (diare persisten).
Diare kronik adalah diare hilang timbul, atau berlangsung lama
dengan penyebab non-infeksi, seperti penyakitsensitif terhadap gluten
atau gangguan metabolisme yang menurun. Lama diare kronik lebih
dari 30 hari.

3.1.4. MANIFESTASI KLINIS


Beberapa tanda dan gejala tentang diare menurut Suriadi (2001) antara lain :
7. Sering BAB dengan konsistensi tinja cair atau encer.
8. Terdapat luka tanda dan gejala dehidrasi, turgor kulit jelek (elastisitas kulit
menurun) ubun-ubun dan mata cekung, membran mukosa kering.
9. Kram abdominal.
10. Demam.
11. Mual dan muntah.
12. Lemah.
13. Pucat.
14. Perubahan TTV, Nadi, dan Pernafasan cepat.
15. Menurun atau tidak ada pengeluaran urine.

Diare juga dibagi menjadi 2 yaitu :


Diare Akut, dengan ciri-ciri :
1. Akan hilang dalam waktu 72 Jam dari onset.
2. Onset yang takterduga dari buang air besar encer, gas gas dalam perutpun,
rasa tidak enak, nyeri perut.
3. Nyeri pada kaundran kanan bawah disertai kram dan bunyi pada perut.
4. Demam.

Diare Kronik, dengan ciri-ciri :


1. Serangan lebih sering dari 2-3 periode lebih panjang.
2. Penurunan BB dan nafsu makan.
3. Demam indikasi terjadinya infeksi.
4. Dehidrasi tanda tanda hipotensi takikardi, Denyut lemah (Nurarif &
Kusuma, 2015).

3.1.5. PATOFISIOLOGI

Proses terjadinya diare dapat disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya


pertama faktor infeksi, proses ini dapat diawali dengan adanya mikroorganisme
(kuman) yang masuk kedalam sistem pencernaan yang kemudian berkembang
dalam usus dan merusak sel mukosa intestinal yang dapat menurunkan daerah
permukaan intestinal yang akhirnya mengakibatkan gangguan fungsi dalam
absorsi cairan elektrolit. Adanya toksin bakteri juga akan menyebabkan sistem
transpir menjadi aktif dalam usus, sehingga sel mukosa mengalami iritasi dan
akhirnya sekresi cairan dan elektrolit akan meningkat. Kedua malabsorbsi,
merupakan kegagalan dalam melakukan absorbs yang mengakibatkan tekanan
osmotic meningkat kemudian akan terjadi pergeseran air dan elektrolit kerongga
usus yang dapat meningkatkan isi rongga usus sehingga terjadi diare. Ketiga
faktor makanan, dapat terjadi apabila toksin yang ada tidak mampu di serap
dengan baik dan dapat terjadi peningkatan perasttaltik usus yang akhirnya
menyebabkan penurunan kesempatan untuk menyerap makanan. (Aziz Alimul
Hidayat, 2008).

3.1.6. PATHWAY
3.1.7. KOMPLIKASI

Komplikasi yang terjadi akibat diare adalah sebagai berikut :


1. Dehidrasi (Ringan, Sedang, Berat, Isonik/ Hipertobik).
2. Hipokalemia (Ketika tubuh terlalu banyak mengeluarkan kalium, dengan
gejala meteorismus, Hipotoni otot/Lemah bradikardi perubahan
elektrokardiogram).
3. Hipokalsemia (Kondisi ketika tubuh kekurangan kalium atau potasium).
4. Hipoglikemia (Gula darah rendah).
5. Intoleransi sekunder akibat kerusakan vili mukosa dan defisiensi enzim
laktase.
6. Kejang terjadi pada hipertonik.
7. Malnutrisi enerji perotein (Akibat muntah & Diare).
8. Hiponatremi (Kondisi gangguan elektolit ketika kadar natrium (sodium)
dalam darah lebih rendah dari batas normal).
9. Syok hipovalemik (Kondisi gawat darurat yang disebabkan oleh hilangnya
darah dan cairan tubuh dalam jumlah yang besar, sehingga jantung tidak
dapat memompa cukup darah ke seluruh tubuh).
10. Asidosis (Kondisi yang terjadi ketika kadar asam didalam tubuh sangat
tinggi).
11. Cardiac dysrhythimias akibat hipokalemia dan hipokalsemia.

3.1.8. PEMERIKSAAN PENUNJANG


Pemeriksaan penunjang diare menurut Suriadi (2001) adalah:
1. Riwayat alergi pada obat-obatan atau makanan.
2. Pemeriksaan intubasi duodenum.
3. Pemeriksaan elektrolit dan creatinin.
4. Pemeriksaan tinja, PH, Leukosit, glukosa, dan adanya darah.

Adapun Pemeriksaan penunjang yang lain menurut Mansjoer (2000):


1. Pemeriksaan tinja: Makroskopis dan mikroskopis PH dan kadar gula juga
ada intoleransi gula biarkan kuman untuk mencari kuman penyebab dan
uji retensi terhadap berbagai antibiotik.
2. Pemeriksaan darah: perifer lengkap, Analisa Gas Darah (AGD), elektrolit
(terutama Na, K, Ca, P Serum pada diare yang disertai kejang).
3. Pemeriksaan kadar ureum dan creatinin darah untuk mengetahui faal
ginjal.
4. Duodenal intubation untuk mengetahui kuman penyebab secara kuantitatif
dan kualitatif terutama pada diare kronik.

Pemeriksaan penunjang juga dapat dilakukan pada penderita diare diantaranya


adalah sebagai berikut ;
Pemeriksaan Tinja :
1. Makrotopis Dan Mikrokopis.
2. Ph dan kadar gula dalam tinja.
3. Biarkan resintensi fases ( Colok Dubur ).
4. Analisa gas darah apabila mendapatkan tanda tanda gangguan
keseimbangan asam basa ( pernasaan kusmual ).
5. Pemeriksaan kadar ureum dan kreatinuruk mengetahui faal ginjal.
6. Pemeriksaan kadar elektrolit terutama kadar natrium, kalium, kalsium dan
pospat ( Nurarif & Kusuma, 2015 ).

3.1.9. PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan yang dilakukan pada penderita diare adalah sebagai berikut :
Penatalaksanaan Medis :
a. Rencana terapi A : Penanganan diare dirumah.
Menurut kemenkes ( 2008 ) terapu diare sebagai berikut :
1. Berikan cairan tambahan.
2. Beri asi lebih sering.
3. Jika anak memperoleh Asi esklusif, berikan oralit/air matang.
4. Jika anak tidak memperoleh Asi esklusif berikan cairan makanan ( Kuah
sayur).
5. Ajari ibu dan cara mencapur oralit, Beri ibu 6 bungkus oralit 200 ml untuk
digunakan dirumah.
6. Tunjukan kepada ibu ada berapa banyak oralit/Cairan lain yang harus
diberikan kesetiap anak berak.
7. Beri tablet zink selama 10 hari.
8. Lanjut pemberian makan.

b. Rencana Terapi B : Penanganan dehidrasi ringan/sedang dengan oralit.


1. Berikan oralit yang diajurkan selama periode 3 jam

2. Tentukan jumlah oralit untuk 3 jam pertama


Jumlah oralit yang diperlukan = Berat badan ( Dalam kg)x 75 ml untuk anak
berumur kurang dari 6 bulan yang tidak menyusui , Berikan juga 100-200 ml air
matang selama periode ini.
3. Tunjukan cara pemberian oralit :
 Minumkan sedikit sedikit dari cangkir.
 Jika anak muntah tunggu 10 menit, Kemudian berikan lebih lambat.
4. Berikan table zink dalam 10 hari.

5. Setelah 3 Jam.
 Ulangi klasifikasinya drajat dehidrasi.
 Pilih rencana terapi yang sesuai untuk menlanjutkan pengobatan.
 Mulailah Pemberian makan anak.

6. Jika ibu memaksa sebelum pengibatan selesai :


 Tunjukan cara pemberian obat oralit.
 Tunjukan berapa banyak oralit yang diberikan dirumah.
 Beri oralit dehidrasi dengan menambah 6 bungkus.
 Jelaskan 4 aturan perawatan diare dirumah.

c. Rencana Terapi C : penangan dehidrasi dengan cepat


1. Beri cairan intravena secepatnya, jika anak bisa minum, beri oralit melalui
mulut sementara infus dipersiapkan, 100ml/kg cairan ringer laktan ( atau jika
tidak tersedia berikan cairan Nacl ) yang dibagi sebagai berikut.

2. Periksa kembali anak setiap 15-30 menit, jika nadi belum teraba, beri tetesan
lebih cepat.
3. Beri oralit ( kira-kira 5ml/kg/jam ) segera setelah anak minum.
4. Periksa kembali bayi sesusah 6 jam atau anak sesudah 3 jam. Klasifikasikan
dehidrasi dan pilih rencana terapi sesuai untuk melanjutkan pengobatan.
5. Mulailah melakukan rehidrasi dengan oralit melalui pipa nasogastrik atau
mulut, beri 20 ml/kg/jam selama 6 jam total 120ml/kg.
6. Periksa kembali setiap anak 1-2 jam.
7. Sesudah 6 jam periksa kembali anak.

( Kemenkes 2008 )

3.2. PENCEGAHAN DAN PENGOBATAN


b. Pencegahan :
1. Memisahkan makanan yang mentah dari yang matang.
2. Mencuci tangan sebelum makan.
3. Menjauhi makanan yang diragukan kebersihannya dan tidak minum air
keran.
4. Menyimpan makanan di lemari es dan hindari meninggalkan makanan di
bawah paparan sinar matahari atau suhu ruangan.
5. Utamakan memakan makanan dari bahan makanan yang segar.
6. Jagalah kebersihan kuku kamu terutama jika memiliki kuku yang panjang.

Cara mencegah diare agar tidak menularkan pada anggota keluarga kamu bisa
dengan melakukan langkah-langkah seperti:

1. Bila tinggal satu rumah, hindari menggunakan handuk atau peralatan


makan yang sama dengan anggota keluarga lainnya.
2. Selalu membersihkan toilet dengan disinfektan tiap setelah buang air
besar.
3. Selalu mencuci tangan dengan sabun dan air hangat seperti sebelum
makan, sebelum menyiapkan makanan, setelah memegang daging mentah,
setelah menggunakan toilet, dan setelah bermain dengan binatang piaraan.
4. Tetap berada di rumah setidaknya 48 jam setelah periode diare yang
terakhir.
5. Selalu menjaga kebersihan dapur dan kamar mandi.
6. Bila penyebab diare berasal dari parasit cryptosporidium jangan
menggunakan kolam renang terlebih dahulu selama dua minggu setelah
diare yang terakhir.

c. Pengobatan :
1. Obat antibiotik.
2. Obat pereda nyeri.
3. Obat yang dapat memperlambat gerakan usus.
BAB IV
STUDI KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA AN. C DENGAN


GASTROENTERITIS DI RUANGAN MULTAZAM 2

4.1. PENGKAJIAN
Tanggal Masuk RS : 28-Januari-2021
Jam : 22.25 WIB
No RM : 831168
Tanggal Pengkajian : 29-Januari-2021
Jam : 14.00 WIB
Diagnosa Medis : Gastroenteritis
A. Biodata :
1. Identitas Klien :
Nama : An. C
Umur : 8 bulan
Jenis Kelamin : Perempuan
Pendidikan : Belum Sekolah
Pekerjaan :-
Agama : Islam
Suku/bangsa : Sunda/Indonesia
Alamat : Jln. Karees Timur No. 134/121, rt 002/rw 009
Sumber Informasi : Keluarga

2. Identitas Penanggung Jawab


Nama : Tn. F
Umur : 27 Tahun
Pekerjaan : Karyawan Swasta
Pendidikan : SMA
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Alamat : Jln. Karees Timur No. 134/121, rt 002/rw 009
Hub dengan klien : Ayah Kandung
3. Riwayat Penyakit/Kesehatan
a. Keluhan Utama :

Klien mengeluhkan demam selama 5 hari, disertai BAB mencret > 15 kali.

b. Riwayat Kesehatan Sekarang :

Klien mengalami demam, muntah muntah > 5 kali, BAB dengan konsistensi lunak
kurang lebih 5x/hari disertai dengan pilek.

c. Upaya yang telah dilakukan :

Keluarga klien mengatakn sebelumnya klien diberi Obat Microlax untuk


meredakan BAB namun ternyata BAB tidak berhenti.

Hasil pemeriksaan sementara/sekarang :

 P (Provokatif/Paliatif) :
Klien merasakan demam selama 5 hari.
 Q (Qualitas/Quantitas) :
Klien mengalami demam disertai BAB mencret.
 R (Regoin/Radiasi) :
Keluarga Klien mengatakan demam pada An. C seperti disiram air panas
diseluruh tubuh.
 S (Skala) :
2 dari 10.
 T (Timing) :
Demam meningkat di pagi dan siang hari.
d. Riwayat Penyakit Terdahulu
 Penyakit dahulu :
Klien pernah mengalami batuk batuk selama 3 hari.
 Perlukaan :
Klien tidak terdapat perlukaan.
 Dirawat di RS :
Keluarga klien mengatakan sebelumnya klien belum pernah di rawat di
RS.
 Alergi obat/makanan :
Keluarga klien mengatakan klien tidak ada alergi pada obat ataupun
makanan.
 Obat-obatan sekarang ;
Keluarga klien mengatakan saat ini klien sudah mengonsumsi obat obatan.

e. Riwayat Penyakit Keluarga :

Keluarga klien mengatakan tidak ada anggota keluarga yang memiliki riwayat
penyakit seperti klien.
f. Genogram

KETERANGAN :

: Keluarga laki-laki pasien.

: Keluarga perempuan pasien.

: Orang tua pasien.

: Pasien.

: Garis keturunan.
B. Pemeriksaan Fisik :
1. Keadaan Umum :
Kesadaran : Composmetis.
Kesadaran Umum : klien tampak cemas dan rewel.
Tanda-Tanda Vital :
Tekanan Darah : - mmHg.
Nadi : 102 x/menit.
Respirasi : 30 x/menit.
Suhu : 39,3 ᵒC.
SPO² : 98%.
GCS : 15.
Eye : 4.
Motorik : 6.
Verbal : 5.
Skala Nyeri : 2.
CRT : 2 detik.

2. Pengkajian Head to Toe


a. Kepala

Bentuk kepala klien simeteris, bersih, memiliki rambut berwarna hitam, rambut
agak tebel, dan tidak terdapat luka ataupun nyeri tekan.

b. Wajah

Struktur wajah simetris, bentuk hidung, mulut dan telinga simetris, tidak terdapat
benjolan ataupun nyeri tekan.
c. Mata

Bentuk kedua mata simetris, warna konjungtiva tidak anemis, warna sklera tidak
ikterik, pergerakan bola mata simetris, pupil isokor, kelopak mata tidak cekung,
tidak terdapat luka dan tidak terdapat nyeri tekan.

d. Hidung

Bentuk hidung klien simetris, lubang hidung simetris, penciuman klien normal,
dan tidak terdapat luka dan keadaan hidung bersih, tidak terdapat nyeri tekan
ataupun benjolan.

f. Mulut

Bibir atas dan bibir bawah simetris, tidak ada lubang gigi ataupun karies gigi,
keadaan mulut bersih, tidak ada lesi ataupun perdarahan, tidak ada benjolan,
mulut tidak berbau, lidah bersih, tidak ada pembesaran tonsil, fungsi pengecapan
baik.

g. Telinga

Bentuk kedua telinga simetris, klien tidak mengalami luka, tidak ada benjolan,
daun dan dalam telinga bersih, fungsi pendengaran baik.

h. Leher

Leher klien simetris, tidak ada pembesaran tiroid, vena teraba, pada saat menelan
pergerakkan trakhea simetris, pergerakan otot leher dapat menengok ke kanan dan
ke kiri, leher tampak bersih, tidak ada luka, dan tidak ada rasa nyeri saat menelan.

i. Dada dan paru-paru

Pergerakan dada simetris, tidak ada nyeri saat di tekan, tidak ada luka, tidak ada
ronkhi dan wheezing, tidak ada benjolan, suara perkusi dada sonor (normal), tidak
ada respon nyeri, serta auskultasi bunyi pernapasan normal, frekuensi napas klien
normal 30x/menit.

j. Jantung

Jantung dada tampak simetris, tidak ada luka, tidak ada nyeri tekan, tidak
mengalami benjolan, tidak ada keluhan, auskultasi terdengar normal (bunyi S1
dan S2 LUB_DUB), denyut jantung 102x/menit.

k. Abdomen

Warna kulit putih, tidak ada luka, abdomen agak buncit, abdomen terlihat bersih,
merasakan nyeri tekan, tidak ada pembesaran hepar, tidak ada pembesaran lien,
terdengar bunyi thympani, ketika di auskultasi terdengar bising usus 30x/menit.

l. Kulit

Warna kulit putih, kulit klien bersih, tidak ada luka dan tidak ada benjolan.

m. Ekstrimitas atas

Bentuk tangan sejajar dan simetris, tidak ada bengkak tangan kiri terpasang infus,
dan tidak ada nyeri saat ditekan, akral hangat, dapat menggerakkan ROM fleksi,
ekstensi, abduksi, adduksi, dan rotasi, dapat merasakan sensasi saat disentuh,
belum kuat untuk menahan beban.

n. Ekstremitas bawah

Bentuk kaki simetris, tidak ada bengkak, luka, maupun memar, akral hangat,
dapat menggerakkan ROM fleksi, ekstensi, abduksi, adduksi, dan rotasi,refleks
pattela dan babinski ada, dapat merasakan sensasi saat disentuh, belum kuat untuk
menahan beban.

o. Genetalia
Genetalia klien bersih, berbentuk simetris, tidak ada luka ataupun
pembengkakkan, tidak ada pengeluaran secret, tidak ada keluhan nyeri, tidak
terpasang kateter.

p. Anus

Kebersihan anus terjaga, tidak terdapat lesi ataupun pembengkakkan pada anus,
frekuensi BAB lebih dari 5x/hari disertai konsistensi yang lunak agak cair
berawarna keijoan berlendir, tidak ada benjolan.

3. Pola aktivitas sehari-hari

Tanggal : Sabtu 30 Januari 2021

NO JENIS DI RUMAH DI RUMAH SAKIT


AKTIVITAS

1. Nutrisi
a. Makan
- Nasi, Ayam,
- Jenis Tempe, dll - Bubur tim, sayur
Makanan dan buah-buahan
- 3 x/ hari
- Frekuensi - 3 x/ hari
- Porsi habis

- Porsi - Porsi tidak habis

- Ada keluhan
(muntah dan sering
- Keluhan - Masih ada
BAB)
keluhan
b. Minum
- Air putih, dan susu
- Jenis
Minuman - Air putih dan air
- 7 gelas/ hari asi ibu
- Frekuensi - Ada keluhan
- Keluhan (Muntah dan sering - Tidak menentu
BAB) - Masih ada
keluhan
2. Istirahat dan Tidur
a. Malam

- Berapa jam - 8 jam - 10 jam

- Dari jam - 20.00-04.00 - 18.00-04.00

- Perlu
- Penerangan - Perlu

- Tidak ada
- Keluhan - Suka terbangun
keluhan
secara tiba-tiba

b. Siang

- Suka tidur
siang - Dilakukan
- Kadang-kadang

- Berapa jam - 1-2 jam


- Tidak menentu
- 13.00-14.00/15.00
- Dari jam
- Tidak menentu

- Keluhan - Ada keluhan


- Ada keluhan
3. Eliminasi
a. BAK

- Frekuensi - 3 x/ hari - 5 x/ hari

- Warna - Kuning - Kuning

- Bau - Khas - Obat

- Kesulitan - Tidak adanya - Tidak ada


kesulitan kesulitan

b. BAB

- Frekuensi
- 15x/ hari - 3x/hari
- Warna
- Kuning - Kuning kehijauan
dan berlendir
- Bau
- Khas
- Khas
- Konsistensi
- Lunak sedikit cair
- Lunak
- Keluhan - BAB sudah mulai
- BAB terus-
normal
menerus

4. Personal Hygiene

- Mandi - 2x/ hari - 2x/hari

- Keramas - 2x/ hari - Tidak dilakukan


- Menggosok - Tidak dilakukan - Tidak dilakukan
gigi - 2x/ hari
- Berpakaian - 2x/ hari
5. Mobilitas dan
Aktivitas
- Yang biasa
dilakukan - Bermain - Banyak diam

- Apakah
mampu
miring - Mampu - Mampu
kanan dan
miring

- Apakah
mampu
terlentang - Sedikit mampu - Sedikit mampu
jadi duduk

- Apakah - Belum mampu - Belum mampu


mampu
berjalan - Mampu - Mampu

- ROM dll

4. Data Psikososial

Hubungan klien dengan keluarga sangat baik, pasien dapat berkerja sama dengan
perawat dan team medis dengan di bantu oleh pihak keluarga.
5. Data Psikologis

Klien masih terlihat cemas tetapi terkadang sedikit tenang.

6. Data Spiritual

Klien masih belum bisa melakukan ibadah yang sesuai agama dan kepercayaan
yang di anut nya, karena usia klien yang masih kecil yang masih perlu bimbingan
dari pihak orang tua.

7. Pemeriksaan/Data Penunjang

Tanggal pemeriksaan : 29-30 Januari 2021.

a. Terapi Obat

No Nama Obat Jenis Dosis Fungsi Obat


Pemberian
1. Cefotaxime IV 30qtt/mnt Membnunuh bakteri
dan menghambat
pertumbuhannya.
2. Ondasetron IV 3x1/4 mg Mencegah dan
mengobati mual dan
muntah.
3. Zinch Oral 1x1 cth Memperkuat sistem
(sendok kekebalan tubuh,
teh) membantu
penyembuhan luka,
membantu
pertumbuhan sel,
membantu sintesis
DNA, serta berperan
penting dalam tumbuh
kembang anak.
4. Cairan RL IV 110 cc/ Pemenuhan kebutuhan
Jam cairan.
5. Liprolac Oral 1x6 tts Sebagai suplemen
untuk membantu
memelihara
Kesehatan pencernaan
anak.
6. Paracetamol Injeksi 80 Penghilang nyeri
( sesuaika umum untuk anak-
n dengan anak dan untuk
berat menurunkan demam
badan ) pada anak.

b. Pemeriksaan Laboratorium

Hematologi Hasil Nilai Rujukan Satuan


Hemoglobin 8,8 Wanita =10,1-12,9 gr/dl
Hematokrit 25 Wanita=30-39 %
Leukosit 26.100⁺ 4.000-10.000 Sel/mm3
Trombosit 532.000 150.000-400.000 Sel/mm3
Eritrosit 4,6 Wanita=3,5-5,0 Juta sel/m

No Jenis pemeriksaan Hasil pemeriksaan


1. Feces Warna : kuning kehijauan
Konsistensi : Lembek
Lemak : +
Leukosit : 0-2/Lpb
Eritrosit : -/Lpb
Lendir : +
Lain-lain: -

 Imuno-Serologi

Arti SARS-CoV-2 IgM+IgG ( RAPID TEST ).

Anti SARS-CoV-2 IgG Non Reakif.

Anti SARS-CoV-2 IgM Non Reaktif.

c. Pemeriksaan diagnostik

Tidak ada pemeriksaan diagnostik pada klien, baik itu pemeriksaan Radiologi,
USG, MRI, ataupun CT SCAN, dan lain-lain.

DATA FOKUS

Nama Pasien : An. C Kamar : 203

No. Rekam Medis : 831168 Bed :1

Ruang Rawat : Multazam 2


DATA OBJEKTIF DATA SUBJEKTIF

1. Tekanan Darah : - mmHg 1. Keluarga klien


Nadi : 102 x/menit mengatakan klien
Respirasi : 30 x/menit mengalami demam.
Suhu : 39,3 ᵒC
SPO² : 98%
GCS : 15
Eye :4
Motorik :6
Verbal :5
CRT : 2 detik
2. Frekuensi BAB 15x/hari. 2. An. C mengalami BAB
Klien tampak cemas. terus menerus dengan
Nyeri dibagian abdomen (skala nyeri konsistensi cair
2). kehijauan berlendir.

ANALISA DATA

Nama Pasien : An. C Kamar : 203

No. Rekam Medis : 831168 Bed :1

Ruang Rawat : Multazam 2

No Data Fokus Etiologi Masalah


1. Ds : Keluarga klien Faktor mal absorbsi, faktor Hipertermi
mengatakan klien makanan, faktor psikologi. berhubungan dengan
mengalami demam. demam/infeksi.
Do : Penyerapan sari-sari
-TD : - mmHg makanan.
-N : 102 x/menit
-R : 30 x/menit Saluran pencernaan tidak
-S : 39,3 ᵒC adekuat.
-SPO² : 98%
-GCS : 15 Gangguan sekresi.
-Eye :4
-Motorik : 6 Sekresi air dalam elektrolit
-Verbal : 5 dalam usus meningkat.
-CRT : 2 detik
Merangsang usus
mengeluarkan isinya.

DIARE.

Inflamasi saluran pencernaan.

Agen pirogenik.

Suhu tubuh meningkat.

Hipertermi.
2. Ds : An. C mengalami Faktor mal absorbsi, faktor BAB terus menerus
BAB terus menerus makanan, faktor psikologi. berhubungan dengan
dengan konsistensi Gangguan Eliminasi
cair kehijauan Penyerapan sari-sari BAB diare.
berlendir. makanan.
Do :
- Frekuensi Saluran pencernaan tidak
BAB 15x/hari. adekuat.
- Klien tampak
cemas. Gangguan sekresi.
- Nyeri dibagian
abdomen Sekresi air dalam elektrolit
(skala nyeri dalam usus meningkat.
2).
Merangsang usus
mengeluarkan isinya.

DIARE.

BAB sering dengan


konsistensi cair.

Frekuensi.

Defekasi.

Bab encer dengan atau tanpa


darah.

Gangguan eliminasi BAB


diare.
DIAGNOSA KEPERAWATAN

Nama Pasien : An. C Kamar : 203

No. Rekam Medis : 831168 Bed :1

Ruang Rawat : Multazam 2

Prioritas Diagnosa Keperawatan :

1. Hipertermi berhubungan dengan demam/infeksi.


2. BAB terus menerus berhubungan dengan Gangguan Eliminasi BAB diare.
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

Nama Pasien : An. C Kamar : 203

No. Rekam Medis : 831168 Bed :1

Ruang Rawat : Multazam 2

PERENCANAAN
NO DIAGNOSA
KEPERAWATAN
INTEVENSI TUJUAN RASIONAL

1. Hipertermi  Ukur suhu Setelah dilakukan Kompres hangat


berhubungan tubuh tiap tindakan perawatan akan mendorong
dengan 4-6 jam. selama 3x24 jam terjadinya proses
demam/infeksi.  Batasi diharapkan : vasodilatasi &
pengunjun  Klien tidak meningkatkan
g. mengeluh sirkulasi tubuh
 Berikan badan sehingga
kompres panas. mempercepat
air hangat.  Tidak ada penguapan panas
 Anjurkan takhipneu. tubuh.
klien  Tidak ada Dengan banyak
untuk tachikardi. minum maka
minum.  Tanda- asupan cairan
 Anjurkan tanda vital tubuh dapat
memakai dalam batas mengimbangi
baju yang normal. agar tidak
dapat.  Kulit teraba dehidrasi.
menyerap hangat. Mengetahui
keringat. tindakan yang
 Ganti baju dapat dilakukan.
yang
basah dan
jaga linen
tetap
kering.
 Gunakan
tehnik
aseptic
dan
antiseptic
dalam
setiap
tindakan
 Lakukan
teknik
perawatan
infus.

2. BAB terus menerus  Evaluasi Setelah dilakukan Kehilangan cairan


berhubungan efek tindakan yang aktif secara
dengan gangguan samping keperawatan 3x24 terus menerus
eliminasi BAB pengobata jam diharapkan akan
diare. n terhadap diare pada pasien memperngaruhi
gastrointes teratasi : TTV.
tinal.  Feces Klien dapat
 Ajarkan berbentuk, mengetahui
pasien BAB sehari penyebab dari
untuk tiga kali. diarenya.
mengguna  Menjaga Berguna untuk
kan obat daerah mengetahui
anti diare. sekitar penyembuhan
 Evaluasi rectal dari infeksi.
intake iritasi. Untuk
makanan  Tidak mengetahui
yang mengalami konsistensi dan
masuk. diare. frekuensi BAB.
 Identifikas  Menjelaska Metode makan
i faktor n penyebab dan kebutuhan
penyebab diare dan kalori didasarkan
diare. rasional pada kebutuhan.
 Monitor tindakan.
tanda dan  Mempertah
gejala ankan
diare. turgor klien.
 Ukur
diare/kelu
aran BAB.
 Hubungi
dokter jika
ada
kenaikan
bising
usus.
 Monitor
persiapan
makanan
yang
aman.

NO DIAGNOSA IMPLEMENTASI EVALUASI


KEPERAWATAN
1. Hipertermi Hipertermi berhubungan Setelah dilakukan tindakan
berhubungan dengan meningkatnya perawatan selama 3x24 jam
dengan suhu tubuh. Maka dari itu diharapkan :
demam/infeksi. klien harus mengikuti S : Suhu tubuh klien
setiap arahan dan tindakan kembali normal.
yang telah diberitahukan O : TTV normal.
oleh perawat kepada klien. A : Tujuan tercapai,
masalah teratasi.
P : Intervensi diberhentikan.
2. BAB terus menerus Menjelaskan tentang Setelah dilakukan tindakan
berhubungan menjaga pola makan yang perawatan selama 3x24 jam
dengan gangguan teratur agar BAB dapat diharapkan :
eliminasi BAB teratur dan kembali S : BAB klien kembali
diare. normal. normal dengan frekuensi
feces maksimal 2x/hari,
konsistensi padat dan warna
feces kecoklatan.
O : Nyeri berkurang, klien
tampak tenang, tidak cemas,
dan rileks.
A : Tujuan tercapai,
masalah teratasi.
P : Intervensi diberhentikan.
CATATAN TINDAKAN

Nama Pasien : An. C Kamar : 203

No. Rekam Medis : 831168 Bed :1

Ruang Rawat : Multazam 2

Tgl No. Diagnosa Jam Tindakan Keperawatan dan Hasil


29/01/2021 1 03.30 A. Tindakan:
1. Pemberian cairan RL 110cc/jam (infus
pump).
B. Hasil :
1. Kebutuhan cairan dapat terpenuhi.

2 03.30 A. Tindakan:
1. Pemberian obat Cefotaxime 3x450 mg, dan
Ondancentron 3x1/4 mg, melalui intravena.
B. Hasil
1. Setelah diberikan obat untuk mengurangi
BAB, dan obat penghilang mual muntah, klien
sudah terasa sedikit tenang, bab sedikit
berkurang, mual muntah terhenti.
1 05.30 A. Tindakan:
1. Mengobservasi TTV.
B. Hasil:
1. N: 120x/mnt.
S: 36.3℃.
1 08.55 A. Tindakan:
1. Melakukan Pemeriksaan TTV.
2. Pemberian obat Parecetamol 120mg melalui
infusan (IV).
B. Hasil:
1. Suhu badan klien kembali naik menjadi 38.2
℃.
2. Untuk menurunkan demam klien.
1 10.00 A. Tindakan:
1. Melakukan kembali pemeriksaan TTV.
B. Hasil:
1. N: 120x/mnt.
S:36,5℃.
2 14.10 A. Tindakan
1. Kontroling pasien An. C.
B. Hasil:
1. Klien sudah mulai terlihat baik, rasa cemas
sudah mulai berkurang, dan sudah bisa
merespon dengan baik.
2 20.00 A. Tindakan
1. Memberikan obat cefotaxime 450mg.
2. Memberikan obat ondacentron ¼ amp.
B. Hasil:
1. Bab Klien sudah mulai normal dan sudah
mulai berampas.
2. Klien sudah tidak mengeluhkan rasa mual
dan muntah.
2 23.00 A. Tindakan
1. Kontroling malam pasien An. C.
B. Hasil
1. Klien sudah terlihat bisa tidur dengan
nyenyak.
30/01/2021 1 05.00 A. Tindakan
1. Melakukan pemeriksaan TTV.
B. Hasil
1. N: 120x/mnt.
S: 35,9℃.
R: 90.
2 07.15 A. Tindakan
1. Kontroling pasien An. C.
B. Hasil
1. Klien sudah mulai bisa sedikit aktif dan
sedikit bisa merespon.
1 10.00 A.Tindakan
1. Melakukan pemeriksaan TTV.
B. Hasil
1. S: 36,0°C.
2 12.27 A. Tindakan
1. Memberikan obat cefotaxime 450mg.
B. Hasil
1. Bab klien sudah mulai normal, dengan
frekuensi 3x/hari, dan dengan tekstur feses
sudah mulai berampas dan sedikit berlendir
dan berwarna kehijauan.
2 14.30 A. Tindakan
1. Kontroling pasien An. C.
B. Tindakan
1. Klien sudah mulai terlihat ceria dan sedikit
aktif.
2 20.30 A. Tindakan
1. Memberikan obat cefotaxime 450mg.
B.Hasil
1. BAB klien sudah mulai membaik dengan
frekuensi 3x/hari, dengan tekstur feses sudah
mulai berampas namun berwarna kehijauan
dan sedikit berlendir.

2 21.10 A. Tindakan
1. Kontroling pasien An. C.
B. Hasil
1. Klien sudah bisa tidur dengan nyenyak, dan
tidak merasa cemas.
31/01/2021 2 04.30 A. Tindakan
1. Memberikan obat cefotaxime 450mg.
B. Hasil
1. BAB klien sudah membaik dengan
frekuensi 3x/hari, dengan tekstur feses sudah
mulai berampas, namun masih berwarna
kehijauan dan sedikit berlendir.
1 06.00 A. Tindakan
1. Melakukan pemeriksaan TTV.
B. Hasil
1. S : 36,0°C.
SpO₂ : 99.
PRbpm : 130.
2 07.05 A. Tindakan
1. Kontroling Pasien An. C.
B. Hasil
1. Klien sudah terlihat sangat membaik dari
hari sebelumnya, dan terlihat lebih ceria.
1 10.00 A. Tindakan
1. Melakukan pemeriksaan TTV.
B. Hasil
1. S: 36,5℃.
2 14.10 A. Tindakan
1. Kontroling pasien An. C.
B. Hasil
1. Klien sudah terlihat sudah sangat membaik
dari hari-hari sebelumnya, dan sudah bisa
merespon gerakan perawat.
1 16.00 A. Tindakan
1. Melakukan pemeriksaan TTV.
B. Hasil
1. S: 36.0°C.
2 20.05 A. Tindakan
1. Memberikan obat cefotaxime 450mg.
2. Memberikan obat Zinch 1cc.
B. Hasil
1. BAB klien sudah membaik dengan
frekuensi 3x/hari, dengan tekstur feses sudah
mulai berampas, namun masih berwarna
kehijauan dan sedikit berlendir karena efek
dari obat.
2. Klien tidak mengeluhkan rasa nyeri
kembali.
2 21.10 A. Tindakan
1. Kontroling malam pasien An. C.
B. Tidakan
1. Pola tidur malam klien sudah membaik, dan
terlihat nyenyak.
01/02/2021 1 06.30 A. Tindakan
1. Melakukan pemeriksaan TTV.
B. Hasil
1. S : 36,5°C.
SpO₂ : 99.
PRbpm : 110.
2 07.10 A. Tindakan
1. Kontroling pasien An. C.
B. Hasil
1. Keadaan klien sudah sangat membaik, dan
klien rencana pulang.

EVALUASI

Nama Pasien : An. C Kamar : 203

No. Rekam Medis : 831168 Bed :1

Ruang Rawat : Multazam 2

Tgl No. Diagnosa Jam Evaluasi / SOAP


29/01/2021 1 9.06 S : Orang tua klien mengeluhkan
panas.
O : kesadaran : CM.
N : 120x/menit.
R : 30x/menit.
S : 39,3°C.
Infus Rl 110 cc/jam selama 4 jam,
selanjutnya 30 tpm mikro.
A : Hipertermi.
P : Observasi TTV.
Anjurkan ibu klien untuk memberi
ASI.
Cek feses (menunggu hasil).
Cek urine (sample).
Lanjutkan intervensi.
2 9.06 S : Orang tua klien mengatakn klien
mencret.
O : BAB 1x.
Skala nyeri : 2.
Infus Rl 110 cc/jam selama 4 jam,
selanjutnya 30 tpm mikro.
A : Diare.
Nyeri.
P : Observasi frekuensi BAB.
Anjurkan ibu klien untuk memberi
ASI.
Cek feses (menunggu hasil).
Cek urine (sample).
Lanjutkan intervensi.
1 14.00 S : orang tua klien mengatakan klien
masih terasa panas.
O : kesadaran : CM.
N : 120x/menit.
R : 30x/menit.
S : 38,2°C.
Infus Rl 30 cc/jam.
A : Hipertermi.
P : Observasi TTV.
Anjurkan klien banyak minum.
Memberikan obat paracetamol.
Lanjutkan Intervensi.
2 14.00 S : orang tua klien mengatakan klien
masih mencret.
O : BAB 2x.
Skala nyeri : 2.
Infus Rl 30cc/jam.
A : Diare.
P : Observasi TTV.
Anjurkan klien banyak minum.
Sample urin (menunggu hasil).
Hasil feces :
 Warna : kuning kehijauan.
 Konsistensi : Lembek.
 Lemak : +.
 Leukosit : 0-2/Lpb.
 Eritrosit : -/Lpb.
 Lendir : +.
 Lain-lain : -.
Lanjutkan Intervensi.
1 21.00 S : Orang tua klien mengatakan panas
klien sudah mulai berkurang.
O : kesadaran : CM.
N : 120x/menit.
R : 22x/menit.
S : 36°C.
Infus Rl 30 cc/jam.
A : Hipertermi (masalah teratasi
sebagian).
P : Observasi TTV.
Beri tahu sesuai advis dokter.
Bila panas berikan obat
paracetamol.
Lanjutkan intervensi.
2 21.00 S : orang tua klien mengatakan klien
masih suka mencret.
O : BAB 2x.
Infus Rl 30 cc/jam.
A : Diare.
P : Monitor frekuensi BAB.
Beri tahu sesuai advis dokter.
Dokter sudah tau hasil urine+feces.
Lanjutkan intervensi.
30/01/2021 1 07.00 S : orang tua klien mengatakan klien
panasnya mulai berkurang.
O : kesadaran : CM.
N : 120x/menit.
R : 20x/menit.
S : 35,9°C.
Infus Rl 30 cc/jam.
A : Gangguan rasa nyaman.
P : Observasi TTV.
Berikan obat paracetamol bila
suhu tubuh kembali panas.
Beri tahu sesuai advis dokter.
Lanjutkan intervensi.
2 07.00 S : orang tua klien mengatakan BAB
klien berkurang.
O : BAB berkurang.
Infus Rl 30 cc/jam.
A : Gangguan rasa nyaman.
P : Monitor frekuensi BAB.
Anjurkan klien banyak minum.
Beri tahu sesuai advis dokter.
Lanjutkan intervensi.
1 14.00 S : orang tua klien mengatakan panas
klien mulai berkurang.
O : kesadaran : CM.
N : 120x/menit.
R : 20x/menit.
S : 36°C.
Infus Rl 30 cc/jam.
A : Hipertermi (perbaikan).
P : Observasi TTV.
Bila suhu tubuh meningkat berikan
obat Paracetamol.
Lanjutkan intervensi.
2 14.00 S : orang tua klien mengatakan klien
mencret.
O : BAB 3x dengan konsistensi cair
berwarna kehijauan berlendir.
Infus Rl 30 cc/jam.
A : Diare (perbaikan).
P : Anjurkan klien banyak minum.
Monitor frekuensi BAB.
Pemberian obat Cefotaxime 3x450
mg.
Lanjutkan intervensi.
1 21.00 S : orang tua klien mengatakan panas
klien mulai berkurang.
O : kesadaran : CM.
N : 120x/menit.
R : 26x/menit.
S : 36,5°C.
Infus Rl 30 cc/jam.
A : Hipertermi (perbaikan).
P : Observasi TTV.
Bila suhu tubuh meningkat berikan
obat Paracetamol.
Lanjutkan intervensi.
2 21.00 S : orang tua klien mengatakan klien
masih mencret.
O : BAB 2x, dengan konsistensi cair
berwarna kehijauan berlendir.
Infus Rl 30 cc/jam.
A : Diare (perbaikan).
P : Anjurkan klien banyak minum
Monitor frekuensi BAB.
Lanjutkan intervensi.
31/01/2021 1 07.00 S : orang tua klien mengatakan klien
panasnya sudah berkurang.
O : kesadaran : CM.
N : 120x/menit.
R : 26x/menit.
S : 36,2°C.
Infus Rl 30 cc/jam.
A : Masalah teratasi sebagian.
P : Observasi TTV.
Bila terjadi panas, berikan obat
Paracetamol.
Lanjutkan intervensi.
2 07.00 S : orang tua klien mengatakan klien
mencretnya mulai berkurang.
O : BAB 2x.
Infus Rl 30 cc/jam.
A : Diare (masalah teratasi Sebagian).
P : Timbang BB tiap pagi.
Catat frekuensi BAB.
Anjurkan klien banyak minum.
Lanjutkan intervensi.
1 14.00 S : orang tua klien mengatakan klien
panasnya mulai berkurang.
O : kesadaran : CM.
N : 120x/menit.
R : 26x/menit.
S : 36°C.
Infus Rl 30 cc/jam.
A : Masalah teratasi sebagian.
P : Observasi TTV.
Anjurkan klien banyak minum
Bila terjadi panas, berikan obat
Paracetamol.
Beri tahu sesuai advis dokter.
Lanjutkan intervensi.
2 14.00 S : orang tua klien mengatakan BAB
klien mulai berkurang.
O : BAB mulai berkurang.
Infus Rl 30 cc/jam.
A : Masalah teratasi sebagian.
P : monitor frekuensi BAB.
Anjurkan klien banyak minum.
Lanjutkan intervensi.
1 21.00 S : orang tua klien mengatakan klien
panasnya mulai berkurang.
O : kesadaran : CM.
N : 120x/menit.
R : 26x/menit.
S : 36°C.
Infus Rl 30 cc/jam.
A : Masalah teratasi sebagian.
P : Observasi TTV.
Anjurkan klien banyak minum.
Bila terjadi panas, berikan obat
Paracetamol.
Lanjutkan intervensi.
2 21.00 S : orang tua klien mengatakan BAB
klien mulai berkurang.
O : BAB mulai berkurang.
Klien tampak lebih tenang, tidak
mengalami nyeri, tidak cemas, dan
nyaman.
Infus Rl 30 cc/jam.
A : Masalah teratasi sebagian.
P : monitor frekuensi BAB.
Anjurkan klien banyak minum.
Lanjutkan intervensi.
1/02/2021 1 10.00 S : orang tua klien mengatakan suhu
tubuh klien mulai normal.
O : kesadaran : CM.
N : 120x/menit.
R : 26x/menit.
S : 36,3°C.
A : Tujuan tercapai, masalah teratasi.
P : Intervensi diberhentikan, klien
boleh pulang.
2 10.00 S : orang tua klien mengatakan klien
BAB sudah mulai lancar dengan
konsistensi padat berwarna
kecoklatan.

O : BAB 2x.
Klien tampak tenang, rileks, ceria
dan tidak rewel.
A : Tujuan tercapai, masalah teratasi.
P : Intervensi diberhentikan, klien
boleh pulang.
BAB V

PENUTUP

5.1. Kesimpulan
Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan tinja berbentuk cair
atau setengah cair (setengah padat), yang di sebabkan oleh bakteri, virus
dan parasite yang terdapat pada makanan dan minuman yang di konsumsi.
Perubahan yang terjadi berupa perubahan peningkatan, volume, keenceran,
dan frekuensi. Tanda dan gejala yang ditimbulkan dari penyakit ini adalah
sering buang air besar, demam, tidak berselera makan, dan mengalami
dehidrasi.

5.2. Saran
Dalam melakukan perawatan penyakit Diare hendaknya lebih
memperhatikan kembali mengenai makanan dan minuman yang di
konsumsi oleh penderita dan selalu teliti dalam memberikan tindakan agar
memepercepat prose penyembuhan.

5.2.1. Institusi Pendidikan


Adanya koordinasi dari pihak sekolah dan pihak Rumah Sakit
mengenai target pembelajaran (Kompetensi Dasar) yang harus dicapai
oleh siswa, selama siswa melakukan kegiatan Praktek Kerja Industri
(PRAKERIN).
Selama siswa sedang melaksanakan masa Praktek Kerja Industri
(PRAKERIN), di harapkan dari pihak sekolah bisa lebih memantau
dan memperhatikan siswa, sehingga bisa terjalin hubungan dan kerja
sama yang baik dengan pihak Rumah Sakit.

5.2.2. Teman Sejawat


Saya mengucapkan terima kasih kepada teman-teman saya, yang
telah bersama saya dalam melaksanakan kegiatan Praktek Kerja
Industri (PRAKERIN) selama satu setengah bulan ini, dan saya
mengucapkan terima kasih untuk teman-teman yang sudah
memberikan semangat, dukungan, dan bantuan nya, banyak pelajaran
yang berharga yang saya dan teman-teman dapatkan, semoga apa yang
kami dapatkan bisa menjadi pembekalan untuk kami semua
dikemudian hari nanti.
DAFTAR PUSTAKA

 http://www.rsmb.co.id/sejarah/

 https://stikesmuh-pringsewu.ac.id/perpustakaan/index.php?p=fstream-
pdf&fid=924&bid=3237
 file:///C:/Users/sony/AppData/Local/Temp/5.%20BAB%20II.pdf

 file:///C:/Users/sony/AppData/Local/Temp/3.%20Chapter1.pdf

 http://pustaka.poltekkes-
pdg.ac.id/repository/KTI_LIDIA_PARAMITA.pdf

 file:///C:/Users/sony/Downloads/J200060055%20(1).PDF

 http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/1023/3/3. Chapter1.pdf

 http://eprints.ums.ac.id/6075/2/J200060055.PDF

 https://www.alodokter.com/diare/pengobatan

 https://www.halodoc.com/kesehatan/diare

 Akib, Haedar dan Antonius Tarigan” Artikulasi Konsep implementasi


Kebijakan: Perspektif, Model dan Kriterian Pengukurannya”, Jurnal Baca,
Volume 1 agustus 2008, Universitas Pabasari makasar 2008, hlm 117.

 Ripley, Rendal B. and Grace A. Franklin, Policy Implementasi and


Bureaucary, second edition, the Dorsey Press, Chicago-IIIionis, 1986 hlm
15.

 Purwanto dan Sulistyastuti, Analisis Kebijakan dari Formulasi ke


Implementasi Kebijkan, Bumi Aksara Jakarta, 1991, hlm21.

Anda mungkin juga menyukai