Anda di halaman 1dari 4

JAKARTA -- Kementerian Kesehatan (Kemenkes) bersama

sejumlah mitra meluncurkan integrasi fitur QR Code


PeduliLindungi dengan 15 aplikasi pada Kamis (7/10). Ke-
15 aplikasi itu adalah Gojek, Grab, Tokopedia, Traveloka,
Tiket.com, Dana, Livin by Mandiri, Cinema XXI, Link Aja,
GOERS, Jaki, BNI Mobile dan M-Cash, Shopee,
Loket.com.
Chief Digital Transformation Office Kementerian
Kesehatan, Setiaji mengatakan, kerja sama ini untuk
memperluas cakupan penggunaan QR Code
PeduliLindungi. Sejak awal Juli, lebih dari 73 juta orang
menggunakan QR Code tersebut. "Kemudian ada lebih dari
25 ribu merchant dan ke depan akan terus bertambah,"
kata Setiaji dalam konfrensi pers secara daring, Kamis
(7/10).
Setiaji memastikan pihaknya sudah mengantisipasi potensi
kebocoran data dengan memutus Application Programming
Interface (API) yang telah terhubung dengan 15 aplikasi
lain tersebut. "Data yang diakses oleh mitra non-
PeduliLindungi data terenkripsi. Yang kami kirimkan itu
adalah token yang hanya bisa membaca adalah kedua
sistem tersebut, terus kemudian tidak tersimpan di dalam
mitra platform," katanya.
Keamanan data, kata Setiaji, sudah tertuang dalam
Keputusan Menteri Kesehatan (KMK) HK
0107/Menkes/5680/2021 sebagai landasan hukum. Data
seperti lokasi dan lain sebagainya tidak dapat disimpan di
mitra platform. "Ini sama sekali tidak (disimpan), yang kami
berikan adalah status terhadap pengguna yang
menggunakan mitra platform tadi," terangnya.
Seluruh proses itu juga bekerja sama dengan Pusat Data
Nasional yang disediakan oleh Kementerian Komunikasi
dan Informatika. Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN)
juga turut andil dalam menukung keamanan data.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan,
integrasi QR code PeduliLindungi akan memudahkan
masyarakat mengakses ruang publik tanpa harus memiliki
aplikasinya. "Dengan adanya QR code yang dipindai untuk
memulai aktivitas, diharapkan kasus positif bisa sangat
cepat diketahui, dan siapa saja yang ada di tempat, pada
waktu tersebut akan sangat membantu proses tracing," kata
Budi .
Mantan wakil menteri BUMN itu berharap kolaborasi ini
dapat membangun infrastruktur kesehatan yang lebih
baik selama pandemi Covid-19. Karena, lanjut Budi,
dalam menghadapi pandemi, masyarakat harus memiliki
tata cara hidup yang baru. "Karena pandemi akan selesai
lama, tahunan, puluhan tahun, kita harus punya tata cara
hidup yang baru dengan protokol kesehatan," ujarnya.
Budi Gunadi mengatakan, Kemenkes secara bertahap
akan terus mengimplementasikan penggunaan aplikasi
PeduliLindungi ke berbagai aktivitas utama masyarakat
seperti perdagangan dan keagamaan. "Di mana fungsi-
fungsi dari aplikasi PeduliLindungi, baik untuk screening,
tracing maupun juga untuk protokol kesehatan itu
nantinya bisa kita jalankan dan membantu untuk
memudahkan hidup kita menjalankan protokol kesehatan
di aktivitas utama," katanya.
Beberapa aktivitas yang telah mulai menggunakan
aplikasi PeduliLindungi di antaranya seperti
perdagangan, baik modern dengan tujuan pusat
perbelanjaan maupun tradisional seperti pasar. Aplikasi
ini juga digunakan untuk keperluan transportasi,
pariwisata, keperluan bekerja dan pendidikan.
Menkes juga menjelaskan bahwa
PeduliLindungi akan dan sudah
digunakan untuk aktivitas keagamaan,
baik ritual mingguan seperti shalat di
masjid dan ibadah di gereja, tapi juga
acara keagamaan besar seperti Idul
Fitri, Natal dan upacara ngaben di Bali.

"Aplikasi PeduliLindungi secara agresif


tapi bertahap akan diimplementasikan
ke enam aktivitas utama tadi untuk
fungsi screening, tracing dan fungsi
protokol kesehatan," kata Menkes.

Sumber: Republka.id

Anda mungkin juga menyukai