Anda di halaman 1dari 18

i

ASUHAN KEBIDANAN PRANIKAH


PADA Nn. S USIA 23 TAHUN CALON PENGANTIN
DENGAN KEBUTUHAN IMUNISASI TT DI PUSKESMAS
KUTOWINANGUN

A. PENGKAJIAN
Tanggal : 8 September 2020
Waktu : 10.15 WIB
Tempat : Puskesmas Kutowinangun
Biodata
Nama ibu : Nn. S Nama suami : Tn. F
Umur : 23 Tahun Umur : 27 Tahun
Suku Bangsa : Jawa/ Indonesia Suku Bangsa : Jawa/ Indonesia
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Karyawan Swasta Pekerjaan : Karyawan Swasta
Alamat : Lumbu 1/3 Alamat : Muktisari 5/5

B. DATA SUBYEKTIF
1. Alasan Datang : Ingin melakukan periksaan kesehatan karena akan menikah
2. Keluhan Utama : klien mengatakan tidak ada keluhan.
3. Riwayat obstetri:
a. Riwayat Haid:
Menarche : 12 tahun
Nyeri Haid : hari ke 1-2
Siklus : 28 hari, teratur
Lama : 8-9 hari
Banyaknya : Ganti pembalut 3-4 x/hari
Haid terahir : 10-8-2020
b. Flour albus : Sebelum dan sesudah haid
4. Riwayat Kesehatan:
a. Penyakit / kondisi yang pernah atau sedang diderita :
Catin Perempuan: Tidak sedang ataupun pernah menderita penyakit,
seperti mudah lelah saat beraktivitas, nafas tersengal-sengal atau terengah-
engah setelah selesai beraktivitas (jantung), pusing yang tidak hilang setelah

1
2

dipakai istirahat (hipertensi), batuk berkepanjangan ± 1 bulan atau disertai


dengan darah (TBC), nafas pendek tersengal-sengal, sesak dada, batuk, nafas
berat yang berbunyi (asma), rasa sering kencing, mudah lapar, mudah haus
terutama pada malam hari (DM), dan Klien mengatakan belum pernah
melakukan pemeriksaan hepatitis, IMS (Infeksi Menular Seksual/penyakit
kelamin) dan HIV/AIDS (Human Immuno Defisiensi Virus/Aquired Immuno
Devisiensi Syndrome).
Catin Laki-laki: Tidak sedang ataupun pernah menderita penyakit
jantung, hipertensi, asma, Diabetes Melitus (penyakit kencing manis), ginjal,
batuk lama (TBC atau difteri), belum pernah melakukan pemeriksaan
hepatitis, (Infeksi Menular Seksual/penyakit kelamin) dan HIV/AIDS
(Human Immuno Defisiensi Virus/Aquired Immuno Devisiensi Syndrome).
a. Riwayat penyakit dalam Keluarga (menular maupun keturunan) :
Catin Perempuan: Tidak ada keluarga yang pernah atau sedang
menderita jantung, asma, alergi, ginjal, hemophilia, talasemia, cacat bawaan,
hepatitis, kencing manis/diabetes melitus dan TBC (batuk lama)
Catin Laki-laki: Tidak ada keluarga yang pernah atau sedang
menderita jantung, asma, alergi, ginjal, hemophilia, talasemia, cacat bawaan,
hepatitis, kencing manis/diabetes melitus dan TBC (batuk lama)
5. Riwayat Imunisasi: TT 4.
6. Rencana KB: Belum ada
7. Riwayat Pernikahan
Pasangan akan menikah tanggal 3 Oktober 2020.
8. Pola Pemenuhan Kebutuhan Sehari-Hari:
a. Nutrisi
1) Makan
 Frekuensi makan pokok : nasi 3 x perhari
 Komposisi : Nasi : 3 x @ 1 piring (sedang )
 Lauk: 3 x @ 1 potong (sedang), jenisnya tempe tahu, ayam,telur
 Sayuran : 1 x/hari @ 1 mangkuk sayur sedang jenis sop,
kangkung, bayam
 Buah : 1x sehari; jenis semangka, pisang
 Camilan : 2 x sehari; jenis biskuit, keripik
 Pantangan : klien mengatakan tidak ada pantangan makanan
3

2) Minum
Jumlah total 7-8 gelas perhari; jenis air putih, teh manis.
b. Eliminasi
1) Buang Air Kecil :
Frekuensi perhari : 4-5 x, warna kuning jernih
Keluhan/masalah : tidak ada
2) Buang Air Besar :
Frekuensi perhari : 1x ; warna kecoklatan, konsistensi lembek, tidak ada
keluhan.
c. Personal hygiene
 Mandi 2 x sehari
 Keramas 3 x seminggu
 Gosok gigi 2 x sehari
 Ganti pakaian 2 x sehari
 celana dalam 2-3 x sehari. Jenis celana dalam berbahan katun
d. Istirahat/tidur
 Tidur malam 7-8 jam
 Tidur siang 1 jam
 Keluhan/masalah : tidak ada keluhan
e. Aktivitas fisik dan olah raga
 Aktivitas fisik (beban pekerjaan) : klien bekerja sebagai karyawan swasta
dan mengerjakan pekerjaan rumah tangga
 Olah raga : jarang melakukan olahraga
f. Kebiasaan yang merugikan kesehatan :
 Merokok : calon pengantin perempuan tidak merokok, catin laki-laki
tidak merokok
 Minuman beralkohol: tidak mengkonsumsi
 Obat-obatan: tidak mengkonsumsi obat-obatan
 Jamu: tidak mengkonsumsi jamu
 Sex Bebas: tidak melakukan seks bebas
9. Riwayat Psikososial-spiritual
a. Persiapan Acara Pernikahan
 Syarat pendaftaran pernikahan sudah terpenuhi
 Penyesuaian cuti kerja Nn. S rencana akan cuti 3 hari sebelum tanggal
pernikahan.
4

b. Persiapan Membina Rumah Tangga.


 Persiapan fisik/kesehatan (medical chek up, vaksin)
Nn. S belum melakukan persiapan medical.
 Persiapan Psikososial: Perbedaan latar belakang budaya antara keluarga
catin perempuan dan laki-laki tidak ada perbedaan.
 Perbedaan pendidikan : tidak ada perbedaan pendidikan antara catin
perempuan dan laki-laki, pasangan memiliki pendidikan terakhir SMA,
serta pihak orang tua tidak mempermasalahkan pendidikan maupun
pekerjaan.
 Riwayat pernikahan yang lalu : ini adalah pernikahan pertama catin
perempuan dan catin laki-laki.
c. Persiapan psikologis
 Pengetahuan catin terhadap sifat pasangannya catin mengerti dengan sifat
pasangan
 Cara berkomunikasi dengan pasangan lancer, baik bertemu langsung
maupun melalui social media
 Mekanisme koping Cara mengatasi masalah dengan musyawarah
d. Persiapan spiritual
 Cara catin melakukan ibadah beserta pasangannya
Catin berencana sholat berjamaah dan mengaji dengan pasangan
e. Identifikasi karakter
 Harapan /keinginan kebutuhan antar pasangan bisa tinggal bersama dan
memiliki anak
 Teknik manajemen konflik dengan berdiskusi
 Menanyakan kebiasaan catin: bekerja dan bersantai di rumah bersama
keluarga
f. Pernikahan ini diharapkan oleh klien, pasangan dan keluarga
g. Respon & dukungan keluarga terhadap pernikahan ini keluarga
mendukung
h. Rencana setelah menikah tinggal serumah dengan : Suami. Dirumah
orang tua
i. Pengambil keputusan utama pernikahan dalam keluarga : ayah
j. Orang terdekat catin dalam keluarga ibu
k. Tingkat Pengetahuan Catin perempuan :
5

 Hal-hal yang sudah diketahui:


Catin sudah mengetahui tentang syarat-syarat pendaftaran pernikahan
 Hal-hal yang belum diketahui :
Catin belum mengetahui tentang tentang imunisasi TT.
 Hal-hal yang ingin diketahui :
Catin ingin mengetahui tentang tentang imunisasi TT.
C. DATA OBYEKTIF
1. PEMERIKSAAN FISIK:
a. Pemeriksaan Umum:
1) Keadaan umum : Baik
2) Kesadaran : Composmentis
3) Tensi : 120/80 mmHg
4) Suhu : 36,5 °C
5) Nadi : 80 x/menit
6) RR : 22 x/menit
7) BB : 55 kg
IMT : 22,03 kg/m2
8) TB : 158 cm
9) LILA : 25 cm
b. Status present
Kepala : Kulit kepala bersih, rambut tidak rontok
Muka : Wajah tidak pucat, tidak ada kelainan
Mata : Konjungtiva merah muda, sklera putih
Hidung : Hidung tampak bersih, tidak ada pembesaran polip
Mulut : Bibir tidak pucat, lembab tidak kering, tidak ada caries,
tidak ada sariawan
Telinga : Telinga tampak bersih, tidak ada serumen
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
Ketiak : Tidak ada pembesaran kelenjar limfe
Dada : Tidak ada retraksi dinding dada
Abdomen : Tidak ada luka bekas operasi, tidak ada pembersaran
hepar, tidak ada nyeri tekan
Punggung : Tidak ada cekungan atau benjolan abnormal
Anus : tidak dilakukan pemeriksaan
Ekstremitas : Tidak ada varises, tidak ada oedem
6

c. Status Obstetrik
Muka : Tidak ada cloasma gravidarum
Mamae : tidak ada kemerahan, tidak ada benjolan, tidak ada bagian
payudara yang mengeras.
Abdomen : Tidak ada striae gravidarum, tidak ada massa abnormal,
Tidak ada nyeri tekan
Genetalia : Tidak dilakukan pemeriksaan
2. Pemeriksaan penunjang: PP Test
D. ANALISA
Nn. S Usia 23 Tahun Calon Pengantin dengan kebutuhan imunisasi TT Calon
Pengantin.
Masalah : -
Kebutuhan : imunisasi TT Calon Pengantin
E. PLANNING
Tanggal 8 September 2020 Jam 10.20 WIB
1. Memberitahu klien tentang hasil pemeriksaan yang telah dilakukan yaitu
pemeriksaan tanda vital dengan hasil : Tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 80
x/menit, RR 22 x/menit, suhu 36,50C, lingkar lengan 25 cm, berat badan 55
dan tinggi badan 158 cm. Hasil pemeriksaan fisik semua dalam batas normal.
Hasil: pasien mengetahui hasil pemeriksaansecara umum keadaan baik, tanda-
tanda vital dalam batas normal.
2. Menjelaskan kepada pasien bahwa untuk calon pengantin wajib dilakukan
pemeriksaan laboratorium PP Test. Tujuannya untuk deteksi dini adanya
kehamilan di luar nikah serta menganjurkan pasien ke laboratorium untuk
pemeriksaan.
Hasil : pasien mengerti dan paham serta bersedia untuk diperiksa laboratorium
3. Memberikan penjelasan mengenai hasil lab kepada pasien bahwa hasil plano
test negatif yang berarti pasien dalam keadaan tidak hamil.
Hasil : pasien mengetahui hasil pemeriksaan
4. Memberikan penjelasan kepada pasien mengenai tujuan imunisasi TT yaitu
untuk mencegah penyakit tetanus toksoid dan menjelaskan kepada pasien
bahwa imunisasi TT diberikan 5 kali yaitu 1 bulan setelah TT1, 6 bulan setelah
TT2, 1 tahun setelah TT3 dan 1 tahun setelah TT4. Dosis yang diberikan yaitu
0,5 ml tempat yang disuntik yaitu 1/3 lengan tangan dari bagian atas. Efek
samping yaitu kemerahan pada bekas suntikan dan demam.
7

Hasil : klien mengerti tentang imunisasi TT yang telah dijelaskan


5. Memberikan Nn. S imunisasi TT5 dengan menyuntikan 0,5 ml di 1/3 lengan
atas bagian kiri secara intramuskular.
Hasil : Nn. S sudah dilakukan imunisasi TT5
6. Menjelaskan kepada catin mengenai kebutuhan nutrisi pranikah untuk
mencapai keluarga yang sehat dan keturunan yang berkualitas. Menganjurkan
catin untuk memenuhi kebutuhan gizinya seperti memperbanyak makan
makanan yang mengandung vitamin B12 seperti daging, keju dan susu dan
vitamin E seperti biji bunga matahri, tauge, minyak kelapa karena Vitamin
B12 dan vitamin E sangat penting untuk memelihara kesuburan, makan
makanan yang mengandung zat besi dan zink seperti seperti daging, ikan telur,
bayam, brokoli, susu, dan keju yang dibutuhkan saat kehamilan, kemudian
makan makanan yang mengandung protein dan asam folat seperti ikan, telur,
tempe, daging, tahu, biji-bijian, buah-buahan, dan sayuran hijau. Manfaat zat
gizi untuk memelihara kesuburan, meningkatkan kualitas sperma, memantau
dan mengusahakan berat badan ideal, kebutuhan (zink dan zat besi, protein,
asam folat, vitamin E, vitamin B12) tercukupi, menciptakan kualitas generasi
penerus yang lebih baik seperti membantu pembentukan sel-sel tulang janin,
dan pertumbuhan otak serta saraf janin.
Hasil : catin mengerti dan bersedia melaksanakan anjuran yang diberikan.
7. Memberitahu pada Nn. S bahwa usia reproduksi sehat yaitu pada umur antara
20 sampai 35 tahun. Jika kurang atau lebih bisa mengakibatkan resiko pada
saat kehamilan.
Hasil : Nn. S mengerti.
8. Memberikan tablet asam folat 10 tablet diminum 1x 400 µg perhari.
Hasil : Nn. S mengerti dan bersedia mengonsumsi asam folat sesuai dengan
anjuran.
8

NO.RM :
Nama Pasien : Nn. S
Nama Bidan : Marya
Tanggal dan CATATAN PERKEMBANGAN Nama dan
Jam Paraf
10 September S : Nn. S mengatakan mengalami keputihan
2020 O : 1. Pemeriksaan umum
Jam : 16.00 KU : Baik
Kesadaran : Composmetis
TD : 120/80 mm/Hg
Nadi : 80 x/ menit
RR : 20 x/menit
Suhu : 36,6oC
2. Status Present
Dalam batas normal, tidak ada kelainan

A : Nn. S usia 23 tahun calon pengantin dengan


keputihan
Masalah : pasien mengalami keputihan
Kebutuhan : penkes tentang menjaga kebersihan
organ genetalia
P :
1. Memberitahu Nn. S bahwa dalam keadaan baik dan
sehat
Hasil : Nn. S mengerti dengan penjelasan yang
diberikan
2. Menjelaskan pada Nn. S mengenai penyebab
keputihadan cara mengatasinya. Keputihan
disebabkan oleh kurangnya menjaga kesehatan
terutama kesehatan organ genitalianya. Cara
mengatasinya
1) Sebaiknya pakaian dalam diganti minimal 2
kali sehari

2) Tidak menggunakan pakaian dalam yang ketat


9

dan berbahan non sintetik


3) Pakailah handuk yang bersih, kering, tidak
lembab/bau.
4) Membersihkan organ reproduksi luar dari
depan ke belakang dengan menggunakan air
bersih dan dikeringkan menggunakan handuk
atau tisu.
5) Tidak boleh terlalu sering menggunakan cairan
pembilas vagina.
6) Jangan memakai pembalut tipis dalam waktu
lama.
7) Pergunakan pembalut ketika mentruasi dan
diganti paling lama setiap 4 jam sekali atau
setelah buang air.
8) Bagi perempuan yang sering keputihan, berbau
dan berwarna harap memeriksakan diri ke
petugas kesehatan

Hasil : : Nn. S mengerti dengan penjelasan yang


Diberikan dan bersedia untukmenjaga kebersihan
daerah genetalia
3. Mendokumentasikan asuhan yang telah diberikan
Hasil : Asuhan telah terdokumentasikan
10

BAB IV
PEMBAHASAN

Pembahasan dalam laporan ini dimaksudkan untuk membandingkan antara teori


yang ada dengan praktek dalam asuhan kebidanan. Dalam pembahasan ini, penulis
akan menganalisa antara asuhan kebidanan yang diberikan pada Nn. S umur 23 tahun
dengan kebutuhan imunisasi TT calon pengantin pada asuhan pranikah dengan teori
yang ada. Pada bab ini penulis akan membahas mengenai pengkajian data subjektif,
analisa dan penatalaksanaan.
1. Pengkajian
Pengkajian data subjektif dilakukan dengan 2 metode, yang pertama
alloanamnesa dimana menanyakan kepada orang lain bukan pasien terkait,
sedangkan auto anamnesa, yaitu anamnesa yang dilakukan langsung pada pasien
yang bersangkutan (Varney & Jan M.K, 2010). Anamnesa pada kasus Nn. S
calon pengantin dilakukan dengan metode auto anamnesa karena secara fisik
maupun psikologis mampu melakukan komunikasi dengan baik. Saat melakukan
asuhan kebidanan pranikah pada Nn. S dicantumkan tanggal, jam dan tempat
sebagai bukti atau consent bahwa penulis sudah melakukan asuhan pada tanggal,
jam dan tempat seperti yang dituliskan dalam lembar tinjauan kasus.
a. Data Subjektif
1) Identitas
Identitas pasien berisi nama, umur, agama, pendidikan, pekerjaan, dan
alamat (Puspitasari, 2014). Menyebutkan nama pasien perlu dikaji untuk
menciptakan kepercayaan antara pemberi asuhan dengan pasien dan
membedakan jika ada kesamaan nama dengan pasien yang lain; umur
dikaji untuk mengetahui adanya resiko yang berhubungan dengan umur,
karena jika umur pasien kurang dari 19 tahun termasuk dalam pernikahan
usia dini, dalam hal ini Nn. S berusia 23 tahun hal ini jelas usia tersebut
adalah tidak termasuk kategori usia dini dalam pernikahan.
b. Data Objektif
Pemeriksaan Status Present dan Obstetrikus
Pemeriksaan status present juga dilakukan dengan lengkap mulai dari
head to toe. Tanda-tanda infeksi juga tidak ditemukan pada pasien dapat
dilihat dari hasil pemeriksaan bahwa suhu tubuh pasien dalam keadaan
normal 36,5oC, tekanan darah pasien 120/80 mmHg tidak ditemukan adanya
11

kelainan atau abnormalitas yang mengarah pada masalah kesehatan.


Sedangkan pemeriksaan obstretrikus dilakukan untuk menemukan kelainan
berkaitan dengan sistem reproduksi pasien.
Mamae dilakukan pemeriksaan obstetrikus untuk mengetahui adanya
massa atau benjolan yang abnormal pada payudara dengan memijat daerah
payudara. Hasil pemeriksaan payudara pada Nn. S tidak ada kemerahan,
benjolan, tidak ada bagian payudara yang mengeras.
2. Analisa
Analisa data dilakukan setelah melakukan anamnesis data subjektif dan
anamnesis data objektif. Analisis didalamnya mencangkup diagnosis aktual dan
seperlunya mengidentifikasi kebutuhan tindakan segera untuk antisipasi masalah
(Varney & Jan M.K, 2010). Diagnosis pada Nn. S adalah Nn. S usia 23 tahun
dengan kebutuhan imunisasi TT calon pengantin. Pasien melakukan imunisasi
TT sebagai syarat untuk kelengkapan surat nikah.
3. Penatalaksanaan
Berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan pada tanggal 8 September
2020 pukul 10.15 WIB di Puskesmas Kutowinangun, penatalaksanaan yang
diberikan kepada Nn. S yaitu:
a. Memberitahu klien tentang hasil pemeriksaan yang telah dilakukan yaitu
pemeriksaan tanda vital dengan hasil : Tekanan darah 120/80 mmHg, nadi
80 x/menit, RR 22 x/menit, suhu 36,50C, lingkar lengan 25 cm, berat badan
55 dan tinggi badan 158 cm. Hasil pemeriksaan fisik semua dalam batas
normal.
Hasil: pasien mengetahui hasil pemeriksaansecara umum keadaan baik,
tanda- tanda vital dalam batas normal.
Berdasarkan hasil pemeriksaan, diketahui bahwa lingkar lengan Nn. S
25 cm yang artinya klien tidak masuk dalam kategori Kekurangan Energi
Kronik (KEK). Batas perempuan dikatakan tidak KEK apabila pemeriksaan
lingkar lengan >23,5 cm (Kementrian Kesehatan, 2013). Kekurangan Energi
Kronik (KEK) adalah salah satu keadaan malnutrisi. Dimana keadaan ibu
menderita kekurangan makanan yang berlangsung menahun (kronik) yang
mengakibatkan timbulnya gangguan kesehatan pada ibu secara relatif atau
absolut satu atau lebih zat gizi. Calon pengantin yang dikatakan KEK akan
sangat berisiko melahirkan bayi dengan BBLR. Seperti dalam penelitian
Pratama (2019) menyebutkan bahwa status gizi ibu sebelum hamil
12

mempunyai pengaruh yang bermakna terhadap kejadian BBLR. Ibu dengan


status gizi yang kurang sebelum hamil mempunyai resiko 4,27 kali untuk
melahirkan bayi BBLR dibandingkan dengan ibu yang mempunyai status
gizi baik (normal) (Kristiyanasari, 2010 dalam Paramata, 2019).
b. Menjelaskan kepada pasien bahwa untuk calon pengantin wajib dilakukan
pemeriksaan laboratorium PP Test. Tujuannya untuk deteksi dini adanya
kehamilan di luar nikah serta menganjurkan pasien ke laboratorium untuk
pemeriksaan.
Hasil : pasien mengerti dan paham serta bersedia untuk diperiksa
laboratorium
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Fatihatul Anhar Azzulfa
pada tahun 2019 maka dapat dipahami bahwa pemeriksaan kesehatan dan
penyuluhan kesehatan reproduksi merupakan suatu kewajiban yang harus
dilakukan oleh calon pengantin tanpa terkecuali, serta hal tersebut
merupakan salah satu persyaratan administrasi yang harus dimiliki oleh calon
pengantin (Azzulfa, 2019).
c. Memberikan penjelasan mengenai hasil lab kepada pasien bahwa hasil plano
test negatif yang berarti pasien dalam keadaan tidak hamil.
Hasil : pasien mengetahui hasil pemeriksaan
d. Memberikan penjelasan kepada pasien mengenai tujuan imunisasi TT yaitu
untuk mencegah penyakit tetanus toksoid dan menjelaskan kepada pasien
bahwa imunisasi TT diberikan 5 kali yaitu 1 bulan setelah TT1, 6 bulan
setelah TT2, 1 tahun setelah TT3 dan 1 tahun setelah TT4. Dosis yang
diberikan yaitu 0,5 ml tempat yang disuntik yaitu 1/3 lengan tangan dari
bagian atas. Efek samping yaitu kemerahan pada bekas suntikan dan demam.
Hasil : klien mengerti tentang imunisasi TT yang telah dijelaskan
Setiap perempuan yang akan (dan setelah) menikah perlu
mendapatkan vaksin TT ini sebanyak (total) 5 kali, agar mendapat
perlindungan dari tetanus hingga 25 tahun. Namun semua itu dilakukan
secara bertahap. Jadwalnya biasanya dimulai sebulan sebelum menikah
hingga sekitar 2 tahun sesudah itu. Berikut jadwal suntik TT berdasarkan
Kemenkes RI:
1) T 1 - tidak harus sebulan, namun usahakan 2
minggu sebelum menikah agar ada waktu bagi tubuh untuk membentuk
antibodi.
13

2) TT 2 - sebulan setelah TT 1 (efektif melindungi


hingga 3 tahun ke depan).
3) TT 3 – 6 bulan sesudah TT 2 (efektif
melindungi sampai 5 tahun berikutnya).
4) TT 4 – 12 bulan pasca TT 3 (lama
perlindungannya 10 tahun).
5) TT 5 – 12 bulan setelah TT 4 (mampu
melindungi hingga 25 tahun)
Menurut Yunica (2015) alam penelitiannya yang berjudul Hubungan
Antara Pengetahuan dan Umur dengan Kelengkapan Imunisasi Tetanus
Toxoid (TT) pada Ibu Hamil di Desa Sungai Dua Kecamatan Rambutan
Kabupaten Banyuasin Tahun 2014 memnyebutkan bahwa penyakit infeksi
dan Tetanus Neonatorum sebenarnya dapat dicegah dengan imunisasi
Tetanus Toxoid (TT) yang lengkap pada wanita usia subur (WUS) dan
wanita hamil. Seorang wanita yang sudah di imunisasi TT lengkap dengan
interval 4-6 minggu diharapkan mempunyai kekebalan terhadap tetanus
selama 3 tahun.
e. Memberikan Nn. S imunisasi TT5 dengan menyuntikan 0,5 ml di 1/3 lengan
atas bagian kiri secara intramuskular.
Hasil : Nn. S sudah diberikan imunisasi TT5
Cara pemberian vaksin ini merupakan faktor utama keberhasilan
imunisasi. Kandungan vaksin akan didisteribusikan keseluruh tubuh dari
tempat vaksin dimasukkan kedalam tubuh. Imunisasi TT diberikan secara IM
(intra muscular) yaitu vaksin diberikan melalui suntikan kedalam massa otot.
Vaksin yang mengandung adjuvan harus diberikan secara intramuskuler
untuk mengurangi reaksi lokal.
f. Menjelaskan kepada catin mengenai kebutuhan nutrisi pranikah untuk
mencapai keluarga yang sehat dan keturunan yang berkualitas.
Menganjurkan catin untuk memenuhi kebutuhan gizinya seperti
memperbanyak makan makanan yang mengandung vitamin B12 seperti
daging, keju dan susu dan vitamin E seperti biji bunga matahri, tauge,
minyak kelapa karena Vitamin B12 dan vitamin E sangat penting untuk
memelihara kesuburan, makan makanan yang mengandung zat besi dan zink
seperti seperti daging, ikan telur, bayam, brokoli, susu, dan keju yang
dibutuhkan saat kehamilan, kemudian makan makanan yang mengandung
14

protein dan asam folat seperti ikan, telur, tempe, daging, tahu, biji-bijian,
buah-buahan, dan sayuran hijau. Manfaat zat gizi untuk memelihara
kesuburan, meningkatkan kualitas sperma, memantau dan mengusahakan
berat badan ideal, kebutuhan (zink dan zat besi, protein, asam folat, vitamin
E, vitamin B12) tercukupi, menciptakan kualitas generasi penerus yang lebih
baik seperti membantu pembentukan sel-sel tulang janin, dan pertumbuhan
otak serta saraf janin.
Hasil : catin mengerti dan bersedia melaksanakan anjuran yang diberikan.
g. Memberitahu pada Nn. S bahwa usia reproduksi sehat yaitu pada umur
antara 20 sampai 35 tahun. Jika kurang atau lebih bisa mengakibatkan resiko
pada saat kehamilan.
Hasil : Nn. S mengerti.
Menurut penelitian (Edyanti, 2017), risiko ibu yang berumur kurang
dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun 5,117 kali lebih besar untuk
mengalami komplikasi kebidanan dibandingkan dengan ibu yang berumur
20-35 tahun. Hal tersebut dikarenakan ibu yang terlalu muda kurang dari 20
tahun masih belum memiliki alat reproduksi yang matang dan kondisi rahim
belum sempurna untuk hamil dan melahirkan sehingga dapat merugikan
kesehatan ibu maupun perkembangan dan pertumbuhan janin (Manuaba,
2008), sedangkan bagi ibu yang terlalu tua lebih dari 35 tahun
memungkinkan untuk terjadi komplikasi kebidanan karena kesehatan
reproduksi sudah menurun dan ibu terlalu lemah untuk mengejan saat
melahirkan.
h. Memberikan tablet asam folat 10 tablet diminum 1 kali 1 hari.
Hasil : Nn. S mengerti dan bersedia mengonsumsi asam folat sesuai dengan
anjuran.
15

DAFTAR PUSTAKA

Azzulfa, F. A. (2019). Analisis Masalah terhadap Pelaksanaan Pemeriksaan


Kesehatan dan Penyuluhan Kesehatan Reproduksi Calon Pengantin di Kua
Kecamatan Sawahan Kota Surabaya. Jurnal Kesehatan Masyarakat (E-Journal).
Damailia, H. T., & Harmawati, I. N. (2014). Hubungan sikap tentang penundaan
kehamilan usia muda dengan perilaku penundaan kehamilan usia muda. (1).
Edyanti, Deal Baby. (2014). Faktor Pada Ibu yang Berhubungan dengan Kejadian
Komplikasi Kebidanan. Jurnal Biometrika dan Kependudukan, Vol. 3, No. 1 Juli
2014: 1–7
Kementrian Kesehatan, H. O. dan G. S. I. (2013). Buku Saku Pelayanan Kesehatan
Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar Rujukan. Retrieved from
http://etd.repository.ugm.ac.id/index.php?
act=view&buku_id=99638&mod=penelitian_detail&sub=PenelitianDetail&typ=
html
Moore A, Mundle W, Connor DO, Ray J, Hof MV., (2015). Pre-conception Folic
Acid and Multivitamin Supplementation for the Primary and Secondary
Prevention of Neural Tube Defects and Other Folic Acid-Sensitive Congenital
Anomalies. J Obstet Gynaecol Can 2015;37(6):534-549
Paramata, Y. (2019). Kurang Energi Kronis pada Wanita Usia Subur di Wilayah
Kecamatan Limboto , Kabupaten Gorontalo Chronic Energy Malnutrition in
Women Reproductive Age Limboto District , Gorontalo Regency. 120–125.
Puspitasari, D. (2014). Asuhan Kebidanan Komprehensif. Purwokerto: DIII
Kebidanan UMP.
Putri, S. I., & Sumarni, S. (2013). Perbandingan Konsumsi Zat Gizi, Status Gizi, Dan
Kadar Hemoglobin Pengantin Wanita Di Wilayah Pantai Dan Pertanian
Kabupaten Probolinggo. Media Gizi Indonesia, 9(1), 72–77.
16

Saepullah, A., Rana, M., & Abdillah, I. D. (2019). Tes Hiv / Aids Terhadap Calon
Pengantin Dalam Perspektif Hukum Islam. Jurnal Kesehatan, 4(1).
Varney, H., & Jan M.K, C. (2010). Buku Ajar Asuhan Kebidanan (4th ed.). 2010:
EGC.
17

Anda mungkin juga menyukai