27332-Article Text-60163-2-10-20190222
27332-Article Text-60163-2-10-20190222
1-13
E-ISSN: 2549-0354; P-ISSN: 2252-6641
ABSTRAK
Tujuan Penelitian ini adalah mengetahui proses implementasi pendidikan karakter dalam membentuk
sikap dan perilaku sosial peserta didik melalui pembelajaran sejarah di SMA PGRI 1 Pati, mengetahui
sikap dan perilaku sosial peserta didik saat pembelajaran sejarah di SMA PGRI 1 Pati, dan mengetahui
kendala apa saja yang di alami guru sejarah dalam implementasi pendidikan karakter dalam membentuk
sikap dan perilaku sosial peserta didik di SMA PGRI 1 Pati. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif fe-
nomenologis. Sasaran penelitian ini adalah guru sejarah SMA PGRI 1 Pati dan siswa kelas X IPS dan XI
IPS SMA PGRI 1 Pati. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik Observasi, dokumentasi dan wa-
wancara. Uji validitas data dengan triangulasi sumber. Teknik analisis data menggunakan reduksi data,
display, penarikan kesimpulan dan verifikasi. Hasil penelitian ini adalah proses implementasi pendidikan
karakter dalam membentuk sikap dan perilaku sosial siswa di lakukan di luar kelas berkaitan dengan
peraturan sekolah yang menjadi kebiasaan dan di dalam kelas di sesuaikan dengan materi yang berhub-
ungan dengan nilai-nilai karakter yang nantinya dapat membentuk sikap dan perilaku sosial siswa. Sikap
dan perilaku sosial siswa SMA PGRI 1 Pati dapat dikatakan sudah baik. Kendala yang di alami guru se-
jarah adalah peraturan pemerintah yang berubah-ubah serta karakteristik siswa yang berbeda-beda.
Kata kunci: pendidikan karakter; sikap sosial; perilaku sosial; pembelajaran sejarah
ABSTRACT
This research aims to find out the process of implementation of duties and social responsibilities of stu-
dents in SMA PGRI 1 Pati, attitude and social behavior of learners when learning history in SMA PGRI 1
Pati, and the problem of implementation of education in form of attitude and social responsibility of learn-
ers in SMA PGRI 1 Pati. This research is a qualitative phenomenological research. Target of this research
is history teacher of SMA PGRI 1 PATI and student of class X IPS and XI IPS SMA PGRI 1 PATI. Data
collection techniques used Observation, documentation and interview techniques. Test the validity of data
with Source Triangulation. Data analysis techniques using data reduction, display, reduction in conclu-
sions and verification. The results of this research are the processes undertaken in the classroom and in
the classroom, outside the classroom with customary school rules and in the classroom with meanings
related to the values of existing characters can shape students' social attitudes and behaviors. Attitudes
and social behavior of high school students PGRI 1 PATI can be said to have been good. The constraints
experienced by history teachers are government regulations that vary in different and different contexts.
Korespondensi penulis
Email: sejarah@mail.unnes.ac.id
1
Indonesian Journal of History Education 6 (1), 2018: p.1-13
2
Indonesian Journal of History Education 6 (1), 2018: p.1-13
3
Indonesian Journal of History Education 6 (1), 2018: p.1-13
4
Indonesian Journal of History Education 6 (1), 2018: p.1-13
belajarnya, media pembelajaran, Rencana pecinta alam (Wanapala), seni tari, seni
Pembelajaran (RPP), Silabus. (b) Foto da- musik, seni lukis, basket, English club, dll.
lam penelitian penggunaan foto-foto se- Dalam pelaksanaan pendidikan
bagai pelengkap dari data yang telah di- karakter tidak lepas dari fungsi dan tujuan
peroleh melalui observasi atau pengama- pendidikan nasional yaitu, Pendidikan na-
tan, wawancara, sumber tertulisnya, sional berfungsi mengembangkan kemam-
proses pembelajaran. Selain itu. Teknik puan dan membentuk watak serta perada-
pengumpulan data dalam penelitian ini ban bangsa yang bermartabat dalam
adalah (1) wawancara. (2) Observasi. (3) rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
Dokumentasi. bertujuan untuk berkembangnya potensi
Uji Validitas menggunakan teknik peserta didik agar menjadi manusia
triangulasi sebagai teknik pemeriksaan beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
data. Hal ini dapat dicapai dengan jalan : Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
(1) membandingkan data hasil pengama- berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan men-
tan dengan hasil wawancara,(2) mem- jadi warga negara yang demokratis serta
bandingkan keadaan dan perspektif bertanggung jawab. Dari hasil penelitian
seseorang dengan berbagai pendapat dan Implementasi pendidikan karakter di
pandangan orang lain selain guru dengan sekolah dilaksanakan diluar kelas maupun
siswa,(3) membandingkan hasil wa- di ruang kelas ketika jam pelajaran ber-
wancara dengan isi suatu dokumen yang langsung, hal ini dimaksudkan agar para
berkaitan (Moleong, 2010 : 331) Teknik peserta didik lebih memahami nilai-nilai
analisis data dalam penelitian ini karakter maupun sikap-sikap yang diben-
menggunakan adalah (1) Reduksi data tuk ketika pelaksanaan pendidikan karak-
(Data Reduction), (2) Setelah data reduksi, ter tersebut, dengan begitu siswa akan ber-
maka langkah selanjutnya adalah men- perilaku yang baik di lingkungan sekolah
display data atau penyajian data, (3) maupun di lingkungan masyarakat nant-
Langkah ketiga dalam analisis data kuali- inya. Pelaksanaan pendidikan karakter
tatif atau penarikan kesimpulan dan veri- yang berlangsung diluar kelas Jika dilihat
fikasi. dari hasil wawancara peneliti dengan in-
forman maka pelaksanaan pendidikan
HASIL DAN PEMBAHASAN karakater yang dapat membentuk sikap
Secara geografis letak SMA PGRI 1 Pati dan perilaku sosial peserta didik SMA
sangat strategis, karena mudah dijangkau PGRI 1 Pati dimulai dari proses pembi-
kendaraan umum atau angkutan kota yang asaan terhadap peserta didik yang dil-
menuju ke arah kota Pati. Terletak 5 km akukan oleh pihak sekolah setiap harinya.
dari Pasar Puri, yang merupakan salah Kegiatan yang dilakukan setiap hari
satu pusat perdagangan di Kabupaten Pati. ini akan berdampak positif terhadap pe-
Keberadaan SMA PGRI 1 Pati memberikan serta didik yang nantinya membentuk si-
kontribusi cukup besar bagi suksesnya kap- sikap sosial peserta didik itu sendiri
program pendidikan. Di SMA PGRI 1 Pati seperti bentuk penerapan 5 S (senyum,
juga terdapat banyak sekali ekstrakuriku- sapa, salam, sopan, dan santun), Selain itu
ler yang diharapkan akan membantu siswa bersalaman dengan guru, menuntun
untuk lebih mengembangkan bakatnya di sepeda motor saat memasuki lingkungan
bidang non akademik. Beberapa ekstraku- di SMA PGRI 1 Pati dan Parkir sepeda
rikuler tersebut adalah: PRAMUKA, PMR, motor yang tertib. Pelaksanaan pendidi-
kan karakter di SMA PGRI 1 Pati tidak
5
Indonesian Journal of History Education 6 (1), 2018: p.1-13
6
Indonesian Journal of History Education 6 (1), 2018: p.1-13
penelitian LCD proyektor tidak hanya kelulusannya adalah dimensi sikap. Maka
digunakan untuk menampilkan power dari itu sikap positif peserta didik menen-
point saja, namun digunakan untuk tukan kelulusan atau naik tidaknya peserta
memutar film-film sejarah, selain itu guru didik tersebut. Penilaian karakter yang dil-
juga memperbolehkan anak mengakses in- akukan tentunya melihat dari karakter si-
ternet di dalam kelas untuk mencari jawa- kap peserta didik dimana nantinya akan
ban-jawaban yang sulit yang tidak ter- dicatat oleh guru di dalam lembar penga-
pecahkan atau tidak ada dalam buku matan sikap peserta didik. Namun dalam
pegangan. Mereka boleh mengakses inter- pelaksanaannya guru dapat menilai pe-
net menggunakan HP, karena itu dirasa serta didik dengan hanya melihat sikap pe-
lebih efisien daripada menggunakan lap- serta didik selama dua semester yang su-
top. dah dijalankan di kelas.
Karakter yang diterapkan pada Penilaian pendidikan karakter
kegiatan akhir adalah demokrasi, karena dalam membentuk sikap dan perilaku
dengan menyimpulkan ide atau pendapat sosial melalui pembelajaran sejarah antara
dari siswa, berarti mengajarkan untuk me- guru sejarah satu dan lainya terdapat
nyelesaikan sesuatu harus melalui musya- perbedaan, pada penilaian guru sejarah
warah agar mencapai keputusan yang satu terdapat penilaian sikap,
mufakat. Menyampaikan materi pokok pengetahuan, dan ketrampilan.
pada pembelajaran selanjutnya, bertujuan Sedangkan guru sejarah lainya tidak
menimbulkan rasa ingin tahu pada siswa, melampirkan penilaian sikap di dalam
diharapkan mereka tetap konsisten RPP ataupun di dalam kelas karena
dengan tanggung jawabnya sebagai menurut beliau yang ber-hak melakukan
seorang pelajar yaitu selalu belajar. Salam penilaian sikap hanya guru BK, PKN, dan
juga mempunyai makna, dengan salam Agama, kecuali pada saat rapat khusus
kita diajarkan menghargai sesama, dalam menentukan murid yang tidak naik
mengajarkan rasa sopan, sesuai dengan kelas guru mata pelajaran lain termasuk
karakter budaya bangsa Indonesia. Sikap guru mata pelajaran sejarah berhak
dan perilaku sosial yang di terapkan pada memberikan penilaian sikap atau perilaku
penutup adalah sikap sopan dengan mem- dalam rapat tersebut.
berikan salam, menghargai sesama, serta Pada jenjang SMA/MA kompetensi
sikap dan perilaku sosial tanggung jawab. sikap sosial mengacu pada KI 2:
Berdasarkan penelitian yang Menghargai dan menghayati perilaku
dilakukan, diperoleh data mengenai jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli
evaluasi yang dilaksanakan oleh guru (toleransi, gotong royong), santun,
sejarah. Data pertama diperoleh dari percaya diri, dalam berinteraksi secara
kajian RPP dan Lembar teknik penilaian. efektif dengan lingkungan sosial dan alam
Dalam RPP terdapat ketidaksesuaian dalam jangkauan pergaulan dan
antara penilaian yang di buat oleh guru se- keberadaannya. Dari hasil wawancara
jarah satu dan guru sejarah lainya. Dalam guru sejarah, kepala sekolah, dan siswa si-
penerapan Kurikulum 2013 yang telah kap sosial sangat penting di terapkan agar
mengatur tentang standar kelulusan pe- siswa mempunyai bekal dalam bersosial-
serta didik, seperti yang tertuang dalam isasi dengan masyarakat. Dari hasil wa-
Permendikbud No. 20 tahun 2016 wancara, dan observasi guru telah men-
mengenai Standar Kompetensi Lulusan erapkan sikap sosial dalam pembelajaran
SMA/MA yang salah satu kriteria di kelas dengan baik. Hasil studi lapangan
7
Indonesian Journal of History Education 6 (1), 2018: p.1-13
dan dokumentasi yang peneliti lakukan di 90,17 yang berarti sikap toleran siswa di
lapangan, peneliti melihat langsung proses SMA PGRI 1 Pati sangat baik. Kebiasaan
guru sejarah dalam membentuk sikap dan tidak marah dengan teman yang berbeda
perilaku sosial siswa dengan memberitahu pendapat menunjukkan skor 87,2. Kebia-
atau menasehati siswa, kemudian saan menghormati teman yang berbeda
mencontohkan, dan membiasakan kepada agama, ras, gender, budaya, dan suku
siswa sikap dan perilaku sosial serta guru menunjukkan skor angka 93,7. Kebiasaan
selalu membuat kelompok-kelompok mau melakukan apa yang sudah menjadi
belajar untuk membentuk sikap dan per- kesepakatan bersama menunjukkan skor
ilaku sosial mereka, dan pada saat men- 90,2. Kebiasaan menerima dan menghar-
jelaskan materi senantiasa guru mem- gai kekurangan orang lain menunjukkan
berikan hikmah atau sikap dan perilaku skor 88. Keempat skor tersebut masuk da-
yang dapat di ambil dari materi tersebut, lam kategori sangat baik. Indikator kedua
sedangkan untuk pembentukan sikap dan sikap sosial adalah sikap gotong royong,
perilaku sosial dalam lingkup sekolah ter- semua siswa menyatakan sikap gotong
lihat saat siswa SMA PGRI 1 Pati royong dalam membantu sesama serta da-
memberikan bantuan kepada korban lam tugas piket yang telah ditentukan. Hal
banjir, sebagai bukti peneliti meminta itu di perkuat dengan hasil angket yang di
studi dokumentasi dari sekolah. sebar kepada 180 siswa dan menunjukkan
Di dalam kajian RPP yang telah di skor 91 yang berarti sikap gotong royong
buat guru sejarah juga terdapat kesesuaian siswa di SMA PGRI 1 Pati sangat baik. Ke-
karena guru mencatumkan beberapa sikap biasaan rela berbagi kepada teman yang
yang di tanamkan kepada siswa seperti membutuhkan bantuan menunjukkan
sikap siswa dalam pembelajaran yang skor 87,2. Kebiasaan bekerja sama apabila
meliputi sikap: nasionalisme, disiplin, mendapat tugas kelompok yang di berikan
rasa percaya diri, berperilaku jujur, guru sejarah menunjukkan skor 93,7.
tangguh menghadapi masalah Kebiasaan ikhlas apabila memberi
tanggungjawab, rasa ingin tahu, peduli bantuan kepada teman kelompok menun-
lingkungan. Dari pernyataan guru sejarah jukkan skor 95. Kebiasaan mengambil
terhadap peneliti, maka dalam setiap pem- keputusan sesuai kehendak dengan mem-
belajaran Sejarah yang dilakukan di kelas pertimbangkan orang lain menunjukkan
telah terlihat sikap-sikap sosial apa saja skor 90,7. Kebiasaan aktif melaksanakan
yang telah dibentuk, sikap sosial itu di piket menunjukkan skor 88. Kelima skor
bentuk dengan pembiasaan, mencon- tersebut masuk dalam kategori sangat
tohkan sebagai keteladanan serta dari satu baik. Indikator ketiga dalam sikap sosial
bentuk tugas akan tertanam beberapa ben- adalah sikap tanggung jawab, semua siswa
tuk sikap dan perilaku sosial yang nant- menyatakan sikap tanggung jawab dalam
inya akan dimiliki oleh peserta didik. mengerjakan tugas yang di berikan guru.
Indikator pertama yang di gunakan Hasil angket yang di sebar kepada 180
dalam penelitian ini adalah sikap toleran siswa dan menunjukkan skor 92,69 yang
terhadap warga atau siswa lain yang se- berarti sikap tanggung jawab siswa di SMA
dang beribadah dengan tidak mengganggu PGRI 1 Pati sangat baik, hal ini kurang
saat orang lain yang berbeda keyakinan sesuai dengan hasil observasi yang
juga saat sedang beribadah. Hal itu di menunjukkan masih terdapat banyak
perkuat dengan hasil angket yang di sebar siswa yang tidak mengerjakan tugas.
kepada 180 siswa dan menunjukkan skor Selain itu kebiasaan harus melakukan
8
Indonesian Journal of History Education 6 (1), 2018: p.1-13
tugas-tugas yang di berikan guru sejarah seragam sesuai tata tertib menunjukkan
dengan baik menunjukkan skor angka skor 91,8. Kebiasaan tertib dalam mengi-
83,3. Berani menerima risiko atas tinda- kuti pembelajaran sejarah menunjukkan
kan yang dilakukan pada saat pembelaja- skor 91,3. Kebiasaan tidak keluar tanpa
ran sejarah menunjukkan skor 86,9. Ke- izin kepada guru sejarah pada saat pem-
biasaan tidak Menuduh orang lain tanpa belajaran sejarah berlangsung menunjuk-
bukti menunjukkan skor 86,8. Kebiasaan kan skor 91,9. Kebiasaan tidak membuat
mengembalikan barang yang dipinjam gaduh pada saat pembelajaran sejarah
dari orang lain menunjukkan skor 86,2. 92,9. Kelima skor tersebut masuk dalam
Kebiasaan berani meminta maaf jika kategori sangat baik. Indikator keenam da-
melakukan kesalahan yang merugikan lam sikap sosial adalah sikap jujur, 20 in-
orang lain menunjukkan skor 83,3. Kelima forman menyatakan sikap jujur pada saat
skor tersebut masuk dalam kategori sangat ulangan walaupun mereka menyatakan
baik. Indikator yang keempat adalah sikap masih ada beberapa dari teman mereka
santun 11 dari 20 informan siswa menya- yang mencontek pada saat ulangan dan itu
takan masih banyak siswa yang bersikap tidak ketahuan. Hal itu di perkuat dengan
tidak santun kepada guru. Peneliti juga hasil angket yang di sebar kepada 180
menyebar angket kepada 180 siswa dan siswa dan menunjukkan skor 87,67 yang
menunjukkan skor 90, 27 yang berarti si- berarti sikap jujur siswa di SMA PGRI 1
kap santun siswa di SMA PGRI 1 Pati san- Pati sangat baik. Kebiasaan tidak men-
gat baik hal itu kurang sesuai dengan hasil contek pada saat ulangan menunjukkan
wawancara dan observasi karena masih skor angka 87,7. Kebiasaan tidak menyalin
terdapat siswa yang berbicara tidak sopan karya orang lain tanpa menyebutkan sum-
kepada guru. bernya saat mengerjakan tugas sejarah
Kebiasaan menghormati orang yang menunjukkan skor 79.
lebih tua menunjukkan skor 90, pada saat Kebiasaan jika menemukan barang
pembelajaran sejarah siswa tidak boleh harus segera di laporkan kepada pihak
berkata kata kotor, kasar dan takabur yang berwenang menunjukkan skor 90.
menunjukkan skor 91,6. Kebiasaan tidak Kebiasaan Berani mengakui kesalahan
mengabaikan guru sejarah pada saat pem- yang di perbuat kepada teman menunjuk-
belajaran sejarah berlangsung menunjuk- kan skor 93. Keempat skor tersebut masuk
kan skor 91,9. Kebiasaan tidak menyela dalam kategori sangat baik. Indikator
pembicaraan orang lain menunjukkan ketujuh dalam
skor 88,5. Kebiasaan mengucapkan terima sikap sosial adalah sikap percaya
kasih saat menerima bantuan dari orang diri. Dalam 20 informan semua siswa
lain menunjukkan skor 89. Keempat skor menyatakan sikap percaya diri pada saat di
tersebut masuk dalam kategori sangat tunjuk untuk mempresentasikan hasil
baik. Indikator kelima adalah sikap diskusi. Hal itu diperkuat dengan Hasil
disiplin Dalam 20 informan semua siswa angket yang di sebar kepada 180 siswa dan
menyatakan sikap disiplin dalam hal tepat menunjukkan skor 85,38 yang berarti si-
waktu. Hal itu di perkuat dengan hasil kap percaya diri siswa di SMA PGRI 1 Pati
angket yang di sebar kepada 180 siswa dan sangat baik. Kebiasaan siswa harus yakin
menunjukkan skor 90,26 yang berarti si- bisa mengerjakan ulangan sejarah dengan
kap disiplin siswa di SMA PGRI 1 Pati san- kemampuan masing-masing menunjuk-
gat baik. Kebiasaan masuk tepat waktu kan skor 84,3. Kebiasaan berani mengam-
menunjukkan skor angka 95,4 memakai bil keputusan secara cepat dan bisa
9
Indonesian Journal of History Education 6 (1), 2018: p.1-13
Perilaku Sosial peserta didik yang di bentuk guru dapat lebih dari sekadar menyampaikan
melalui Pembelajaran Sejarah di SMA PGRI 1 informasi rutin (Hergenhahn dan Olson,
Pati adalah perilaku bekerja sama, saling 2008: 385). Dengan metode observasi dan
menghormati, tidak mengganggu hak orang modeling yang menjadi ciri utama Teori Ban-
lain. SMA PGRI 1 Pati mempunyai program- dura siswa dapat belajar sambil menikmati
program yang dapat mendukung pemben- indahnya alam sekitar ciptaan Yang Maha
tukan perilaku sosial dengan program-pro- Pencipta, siswa dapat menghirup segarnya
gram tersebut, diharapkan siswa SMA PGRI udara di luar kelas dengan sepuas puasnya.
1 Pati menjadi terbiasa dan dapat mengamal- Siswa dapat mengembalikan kebugaran
kannya dalam kehidupan sehari-hari baik di fisiknya dengan mengamati banyak objek
sekolah maupun di masyarakat. Penerapan alami dan fenomena fenomena baru dibawah
Teori Bandura dalam pembelajaran proses bimbingan gurunya.
pembentukan perilaku dilakukan dengan ob- Hasil temuan di lapangan Guru sejarah
servasi dan modelling (Hergenhahn dan Ol- di SMA PGRI 1 Pati juga pernah membuat
son, 2008: 385). Teori Kognitif Sosial Ban- penugasan mengkaji bangunan peninggalan
dura sendiri menjelaskan mengenai perilaku Belanda yang ada di Kota Pati pada materi
manusia dalam konteks interaksi timbal balik Dampak Politik, Budaya, Sosial, Ekonomi
yang berkesinambungan antara kognitif, per- dan pendidikan pada masa penjajahan
ilaku dan pengaruh lingkungan yang lebih bangsa Eropa (Portugis, Spanyol, Belanda,
menekankan pada modelling. Bandura Inggris) dalam kehidupan bangsa dan masa
percaya bahwa segala sesuatu yang dapat di kini, dari penugasan yang di berikan guru ter-
pelajari melalui pengalaman langsung juga sebut banyak perilaku siswa yang bisa di am-
bisa di pelajari secara tak langsung lewat ob- bil pelajaran mulai dari perilaku saling
servasi. menghormati yaitu pada saat observasi atau
Bandura juga percaya bahwa model kajian siswa di harapkan mempunyai per-
akan amat efektif jika dilihat sebagai mem- ilaku saling menghormati kepada narasum-
iliki kehormatan, kompetensi, status tinggi, ber apalagi jika narasumber lebih tua dari
atau kekuasaan. Jadi dalam kebanyakan ka- usia mereka, cara anak-anak berbicara sopan
sus, guru dapat menjadi model yang ber- kepada narasumber, pemilihan bahasa yang
pengaruh besar. Melalui perencanaan yang tepat kepada narasumber akan menunjukkan
cermat terhadap materi yang akan di sajikan, perilaku saling menghormati antara
10
Indonesian Journal of History Education 6 (1), 2018: p.1-13
narasumber dengan siswa, akan tetapi di sini berdiskusi serta tambahan informasi dari te-
guru tidak ikut langsung di lapangan saat man dan gurunya serta mempresentasikan
siswa siswi membuat penugasan jadi guru hasil diskusi dalam kelas. Dalam presentasi
hanya memberikan bimbingan saat di kelas ini akan timbul pula perilaku saling
lalu siswa dengan kelompoknya mencari menghormati karena saat presentasi di depan
kajian tempat-tempat peninggalan Belanda kelas, siswa saling memperhatikan, dan
yang ada di kota Pati, ciri utama teori kognitif menghormati setiap pendapat yang di utara-
sosial Albert Bandura adalah modelling. kan oleh temanya, sekaligus guru dapat
Modelling di sini yang di maksud ada- memberi penilaian yang sebenarnya dari ke-
lah dalam pembentukan perilaku siswa ber- mampuan para siswanya setelah melihat,
dasarkan perilaku guru pamong nya yaitu mendengar, mendiskusikan masalah,
guru sejarah, dalam artian anak dalam ber- mengumpulkan data dan menarik kes-
perilaku juga melihat dari perilaku gurunya impulan bersama seluruh siswanya. Hasil
misal guru disiplin anak juga akan cenderung temuan di lapangan di dukung hasil doku-
berperilaku disiplin karena melihat gurunya mentasi menunjukkan siswa yang saling
yang disiplin, hasil temuan di lapangan guru menghormati dengan memperhatikan teman
juga sudah mencontohkan hal-hal yang baik saat presentasi di depan kelas.
kepada anak seperti gurunya selalu datang te- Kondisi siswa yang seperti ini penting
pat waktu yang menunjukkan perilaku untuk dapat mengatasi kejenuhan fisik mau-
disiplin, kemudian guru jika tidak masuk ke pun psikis siswa dalam belajar, karena di
kelas karena alasan tertentu juga mem- metode belajar diskusi guru dapat memben-
berikan tugas kepada anak yang menunjuk- tuk perilaku saling menghormati. Indikator
kan perilaku tanggung jawab, serta guru juga perilaku sosial yang pertama adalah perilaku
senantiasa saat proses pembelajaran mem- kerja sama, hasil temuan di lapangan guru
persilahkan anak untuk berpendapat dengan memberikan penugasan pembuatan film per-
memberikan point atau semacam nilai tam- istiwa sekitar proklamasi, dari penugasan ini
bahan bagi anak yang bisa menjawab pertan- siswa juga di tuntut untuk berperilaku kerja
yaan atau mengajukan pertanyaan yang sama antar anggota kelompok karena tidak
mana point ini di gunakan sebagai reinforce mungkin sebuah film hanya di kerjakan oleh
(penguat) agar anak mempunyai perilaku satu siswa karena semua anggota kelompok
percaya diri dalam mengungkapkan pen- harus berperan memerankan masing-masing
dapatnya, selain itu juga dalam hal ini akan tokoh pada peristiwa sekitar proklamasi.
terjadi hubungan timbal balik antara guru Baik penjelasan dari guru sejarah dan siswa
dengan siswa yang bisa menimbulkan per- serta hasil pengamatan mengenai perilaku
ilaku kerja sama yaitu guru membuat anak kerja sama sebenarnya mempunyai kesa-
percaya diri dengan memberikan point serta maan yaitu dengan penugasan kelompok dan
anak menjadi aktif dalam pembelajaran agar diskusi. Dengan strategi tersebut di harapkan
mendapatkan point/tambahan nilai dari siswa dapat bekerja sama dalam kelompok
guru. dan mengamalkannya dalam kehidupan
Metode lain yang di gunakan guru se- sehari hari yaitu bahwa manusia tidak dapat
jarah SMA PGRI 1 Pati saat proses pembela- hidup secara individu melainkan harus saling
jaran dalam membentuk perilaku sosial siswa berkelompok selain itu dengan diskusi secara
adalah dengan metode diskusi, dengan tidak langsung siswa juga sudah berperilaku
metode diskusi siswa dapat berdiskusi dan kerja sama.
adu argumentasi setelah menemukan banyak Indikator perilaku sosial yang kedua
data yang dituliskan dalam tabel pengama- adalah perilaku saling menghormati hasil
tan. Siswa dapat menemukan sendiri penge- dari pengamatan yang peneliti lakukan di
tahuan baru (inquiry) setelah mengamati dan lapangan, peneliti melihat langsung proses
11
Indonesian Journal of History Education 6 (1), 2018: p.1-13
pembelajaran yang terjadi di dalam kelas X perilaku sosial adalah ketika melakukan,
IPS 1 dimana pada saat itu pembelajaran pelaksanaan pembelajaran. Dalam pelaksa-
yang berlangsung dengan presentasi di tun- naan guru mengalami kendala aturan pemer-
jukkan dengan siswa saling menghormati itah yang sering berubah-ubah, serta kendala
dengan memperhatikan siswa lain yang se- yang dihadapi guru adalah karakter dari mas-
dang presentasi. Indikator perilaku sosial ing-masing siswa. Karena pada dasarnya
yang ketiga adalah perilaku tidak meng- karakter setiap siswa berbeda-beda antara
ganggu hak orang lain hasil dari pengamatan siswa satu dengan siswa lainnya. Faktor lain
yang peneliti lakukan di lapangan, peneliti yang menjadi kendala adalah keluarga dan
melihat langsung proses pembelajaran yang media massa karena bagaimanapun juga
terjadi di dalam kelas X IPS 1 dimana pada keluarga mendominasi terbentuknya sikap
saat itu pembelajaran yang berlangsung dan perilaku sosial, sedangkan dalam hal
siswa tidak mengganggu hak orang lain di perkembangan media massa membawa dam-
tunjukan dengan kelas yang kondusif dan pak banyak sekali dalam pembentukan sikap
aman, serta tidak gaduh sehingga membuat dan perilaku sosial siswa.
siswa lain nyaman dalam belajar. Pemben-
tukan sikap dan perilaku sosial dapat SIMPULAN
dikatakan sudah berhasil, walaupun tidak Dari hasil pemaparan data dan analisis diatas
sampai 100%. Hal ini bisa dibuktikan seba- maka dapat disimpulkan bahwa: proses
gian besar siswa SMA PGRI 1 Pati sudah pelaksanaan pendidikan karakter dalam
melaksanakan tata tertib terbukti dengan membentuk sikap sosial peserta didik di SMA
banyaknya siswa yang masih bertahan di PGRI 1 Pati dilakukan dengan mengintegrasi-
SMA PGRI 1 Pati. Karena kebiasaan menaati kan nilai-nilai karakter ke dalam pembelaja-
tata tertib tersebut, semakin lama siswa pun ran sejarah dengan begitu nila-nilai karakter
berusaha untuk disiplin. Tata krama siswa bisa tertanamkan kepada peserta didik. Da-
pun semakin hari semakin baik sehingga lam mengintegrasikan pembelajaran tersebut
dapat menjadi bekal dalam kehidupan saat guru sejarah menyisipkannya kedalam RPP.
mereka terjun ke masyarakat. Hasil doku- Nilai-nilai karakter nantinya akan dis-
mentasi menunjukkan banyak juga siswa esuaikan dengan materi yang akan diajarkan
yang keluar/dikembalikan kepada orang tua, di kelas. Selanjutnya guru juga melatih pe-
karena banyaknya siswa yang di kembalikan serta didik untuk selalu menerapkan karak-
dengan orang tuanya karena siswa tersebut ter-karakter sikap dan perilaku sosial di ling-
tidak mematuhi aturan di SMA PGRI 1 Pati, kungan sekolah maupun di lingkungan
kondisi tersebut menunjukkan ketatnya per- masyarakat serta menerapkan langsung
aturan di SMA PGRI 1 Pati yang tidak segan- ketika pembelajaran berlangsung seperti
segan mengembalikan siswa kepada orang ketika guru memberi tugas kepada peserta
tuanya jika siswa tersebut bertindak didik dimana peserta didik harus bersikap ju-
melakukan pelanggaran norma/aturan yang jur dalam mengerjakan tugasnya yang
telah di tetapkan oleh SMA PGRI 1 Pati. artinya peserta didik diharapkan tidak men-
Upaya tersebut di lakukan agar siswa dalam contek tugas peserta didik lain.
bertindak/berperilaku sesuai aturan/norma Sesuai dengan kompetensi sikap sosial
yang telah di tetapkan. Upaya yang di yang harus dibentuk dalam kurikulum 2013
lakukan sekolah tersebut secara tidak lang- dimana di dalamnya telah mencangkup se-
sung membentuk perilaku sosial siswa untuk luruh sikap sosial yang berkaitan langsung
menaati aturan/norma yang telah di tetap- kompetensi inti dua maka SMA PGRI 1 Pati
kan. telah menyesuaikan sikap-sikap yang diben-
Dari hasil wawancara kendala yang tuk dalam pembelajaran sejarah, kompetensi
dihadapi guru dalam pembentukan sikap dan sikap yang dibentuk dalam proses
12
Indonesian Journal of History Education 6 (1), 2018: p.1-13
pendidikan karakter di SMA PGRI 1 Pati an- Hurlock, elizabeth. 2003. Psikologi Perkem-
tara lain Jujur, disiplin, tanggung jawab, tol- bangan Suatu Pendekatan Sepanjang
Rentang Kehidupan. Jakarta: Erlangga.
eransi, gotong royong, santun, percaya diri.
Perilaku sosial peserta didik di SMA PGRI 1 Suryadi, Andi. 2012. Pembelajaran Sejarah dan
Pati juga sudah baik walaupun masih Problematikanya. Dalam Historia Peda-
gogia Jurnal Penelitian dan Inovasi Pen-
terdapat beberapa siswa yang melanggar didikan Sejarah. Vol. 1. No.2.
aturan yang di terapkan di SMA PGRI 1 Pati.
Moleong, Lexy. 2010. Metode Penelitian Kuali-
Kendala yang di alami guru sejarah pada tatif. Jakarta: UI Press.
implementasi pendidikan karakter dalam
membentuk sikap dan perilaku sosial peserta Utomo, Cahyo Budi dkk. 2017. Peranan Pembela-
jaran Sejarah Dalam Penanaman Nilai
didik adalah peraturan pemerintah yang Karakter Religius dan Nasionalisme di
sering berubah-ubah dalam administrasi MAN Temanggung. Jurnal Paramitha . Vol
sebelum mengajar, dan karakter siswa yang 5. No 2. Jurusan Sejarah Fakultas Ilmu So-
berbeda. sial Universitas Negeri Semarang.
Sunarjan, dkk. 2017. Pengembangan Materi Ajar
DAFTAR PUSTAKA Sejarah Pokok Bahasan Kemerdekaan In-
Saraswati, Ufi. 2011. The Significance And Pur- donesia dalam Penanaman Nilai Nasional-
pose Of Ancient Manuscript For The Na- isme Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Kroya
tion’s Culture And Character Development Tahun 2016/2017. Jurnal Paramitha. Vol.
Through The History Teaching. Interna- 5, No.2.
tional Journal of History Education: Vol.
XII, No. 1.
Agboola, Alex.dkk. 2012. Bring Character Educa-
tion into Classroom. European Journal Of
Educational Research: Vol. 1, No. 2.
Romadi, dkk. 2017. Implementasi Nilai Nasional-
isme Dalam Pembelajaran Sejarah Pokok
Bahasan Organisasi-Organisasi Ke-
merdekaan di Kelas XI IPS 1 SMA Nasional
Nusaputera Semarang. Jurnal Paramitha.
Vol. 5, No.2.
Hergenhahn, BR dan Matthew H. Olson. 2008.
Theories of learning. Terjemahan: Triwi-
bowo BS. Jakarta: Kencana Prenada Media
grup.
Jayusman, dkk. 2017. Peran Guru Sejarah dalam
Pengembangan Karakter Siswa Melalui
Pembelajaran Sejarah Lokal di SMA Negeri
1 Ambarawa. Jurnal Paramitha. Vol. 5,
No.2.
Ibrahim, Rusli. 2001. Landasan Psikologis Pen-
didikan Jasmani di Sekolah.Jakarta: FPOK
UI
Atmaja, Tri Hamdan. 2017. Penanaman Nilai-
Nilai Multikulturalisme dalam Pembelaja-
ran Sejarah Sub Materi Pokok Indonesia
Zaman Hindu-Buddha pada Siswa Kelas X
Madrasah Aliyah Negeri Purbalingga Ta-
hun Ajaran 2016/2017. Jurnal Paramitha.
Vol. 5, No.2.
13