Anda di halaman 1dari 19

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI i
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang......................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah.................................................................................2
1.3. Tujuan Program.....................................................................................2
1.4. Luaran Program.....................................................................................2
1.5. Manfaat Program...................................................................................3
BAB 2 GAMBARAN UMUM RENCANA USAHA
2.1. Deskripsi Produk...................................................................................3
2.2. Keunggulan Produk...............................................................................5
2.3. Peluang Pasar........................................................................................5
2.4. Analisis Ekonomi Usaha.......................................................................5
BAB 3 METODE PELAKSANAAN
3.1. Waktu dan Tempat................................................................................6
3.2. Alat dan Bahan......................................................................................6
3.3. Cara Kerja.............................................................................................6
BAB 4 BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN
4.1. Anggaran Biaya.....................................................................................8
4.2. Jadwal Kegiatan....................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................9
LAMPIRAN
Lampiran 1. Biodata Ketua, Anggota dan Dosen Pendamping
Lampiran 2. Format Justifikasi Anggaran Kegiatan
Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Peneliti dan Pembagian Tugas
Lampiran 4. Surat Pernyataan Ketua Pelaksana

i
1

BAB 1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Sampah merupakan salah satu penyebab terjadinya kerusakan lingkungan
yang berasal dari perilaku manusia. Kerusakan lingkungan ini berlangsung
sebagai akibat dari meningkatnya kebutuhan manusia untuk benda-benda
konsumsi. Sampah, pada umumnya diartikan sebagai barang yang dibuang karena
sudah tidak terpakai lagi. Sampah juga dimaknai sebagai material sisa, baik dari
hewan, manusia, maupun tumbuhan yang tidak terpakai dan dilepaskan kealam
dalam bentuk padat, cair ataupun gas. Besarnya sampah yang dihasilkan dalam
suatu daerah tertentu sebanding dengan jumlah penduduk, jenis aktivitas, dan
tingkat konsumsi penduduk tersebut terhadap barang atau material. Dampak
negatif dari penumpukan sampah padat adalah tidak dapat teruraikan dalam waktu
yang lama dan akan mencemari tanah. Semakin banyak penggunaan kaca dalam
kegiatan manusia, maka semakin banyak pula sampah kaca yang dihasilkan.
Mendaur ulang kaca adalah salah satu dari banyak cara yang bisa dilakukan untuk
mengurangi polusi dan limbah. Hal tersebut menjadi pilihan untuk mengurangi
penumpukan botol bekas di lingkungan rumah, selain menjual botol bekas kepada
pemulung atau pengepul sampah dengan harga relatif murah.(Taruan  Reza Sastra;
Saputra, Yulfa Haris, 2019)
Limbah kaca termasuk sampah padat dan sampah anorganik, yang tidak
mudah terurai, bahkan tidak dapat diurai secara alami oleh mikroorganisme.
Sampah jenis ini memerlukan waktu hingga 1.000.000 tahun untuk terurai
sepenuhnya jika tidak segera didaur ulang. Pada tahun 2012, Kementerian
Lingkungan hidup mencatat rata-rata penduduk Indonesia menghasilkan sekitar
2,5 liter sampah per hari atau 625 juta liter dari jumlah total penduduk. Sampah
tersebut termasuk dari sampah organik dan anorganik. Apapun tentang sampah
tentu tidak dapat diabaikan karena dapat mengganggu kesehatan lingkungan dan
estetika wilayah. Apalagi terdapat data yang menyatakan, volume sampah di
Indonesia sekitar 1 juta meter kubik per hari, namun baru 42% diantaranya yang
terangkut dan diolah dengan baik. Jadi, sampah yang tidak diangkut setiap harinya
sekitar 348.000 meter kubik atau sekitar 300.000 ton. Berdasarkan hasil riset,
sampah kaca yang dihasilkan Indonesia adalah sebesar 12,7% dari total 64 juta ton
per tahun (Widiarti, 2012)
Sampah biasanya dibuang ke tempat yang cukup jauh dari permukiman
atau tempat tinggal warga. Karena jika Tempat Pembuangan Sementara (TPS)
berada dekat dengan tempat tinggal warga dapat mengontaminasi tanah, udara,
dan air. Dan pembuangan sampah yang tidak dikelola secara baik dapat menjadi
tempat sarang tikus dan serangga seperti nyamuk, lalat, kecoa, tikus, dan lain-lain.
Selain itu, sampah yang dibiarkan menggunung dan tidak diproses bisa menjadi
sumber penyakit. Ada banyak penyakit yang ditularkan secara tidak langsung dari
TPS. Ada lebih dari 25 jenis penyakit yang disebabkan oleh buruknya pengelolaan
sampah. Berbicara tentang kesehatan, Indonesia adalah salah satu negara yang
2

memiliki potensi yang cukup tinggi dalam penyebaran penyakit yang disebabkan
oleh nyamuk seperti halnya penyakit demam berdarah. Masalah kesehatan tidak
hanya berbicara masalah penyakit tetapi salah satunya juga berbicara tentang
pencegahan dari penyakit itu sendiri.(Sylvia dan Mahmudah, 2018)
Limbah botol kaca banyak didapati di sekitar rumah, limbah tersebut
dapat berasal dari konsumsi kecap, saus, minuman dan selai. Ketersediaan warna
dan bentuk botol kaca tergantung pada industri dan konsumsi daerah tersebut.
Botol-botol tersebut memiliki bentuk dan ukuran tertentu yang memiliki potensi
nilai artistik sehingga dapat dimanfaatkan untuk menjadi komponen pendukung
lampu tidur. Pertambahan jumlah sampah dilingkungan rumah dapat dikurangi
secara signifikan melalui upaya pemanfaatan pengolahan limbah, khususnya botol
kaca. Limbah kaca yang berserakan tersebut dapat menjadi peluang bisnis yang
menjanjikan dan memiliki nilai estetika tinggi ditangan pengrajin. Produk yang
akan kami hasilkan ini merupakan perpaduan dari 3 aspek yaitu: kebermanfaatan,
keefektifan, dan keunikan (nilai estetika). Hal inilah yang menjadi peluang usaha
dari produk ini. Berdasarkan hal diatas produk ini dinilai layak untuk menjadi
salah satu produk yang ikut bersaing dipasaran. Kami memiliki keinginan
memperluas pemasaran, serta dapat menjual produk dengan skala besar ke instansi
dan bahan usaha, sehingga bisa menjadikan lapangan pekerjaan yang baru
dimasyarakat sekitar.
1.2. Rumusan Masalah
1. Bagaimana membuat peluang bisnis ini agar dikenal serta diminati
masyarakat dan bisa dikembangkan secara terus menerus?
2. Bagaimana mengubah limbah menjadi usaha baru berbasis produk inovatif
yang bernilai ekonomis?
1.3. Tujuan Program
1. Memberikan solusi dalam mewujudkan lingkungan yang lebih sehat
dengan pemanfaatan botol kaca bekas
2. Dapat membuat produk yang bisa menarik perhatian masyarakat serta
bernilai jual baik.
3. Memproduksi dan mengembangkan botol kaca bekas menjadi hiasan
rumah dengan metode pengolahan yang tepat
4. Mengetahui cara meningkatkan jangkauan pemasaran Botol kaca bekas
sebagai lampu dekorasi ruangan sehingga dikenal masyarakat luas dan
dapat menambah lapangan kerja baru
1.4. Luaran Program
Luaran yang diharapkan adalah kegiatan pengolahan limbah ini dapat
dihasilkan secara maksimal, sehingga bisa menaikkan harganya serta bisa menjadi
salah satu peluang usaha yang cukup menjanjikan bagi masyarakat. Hasil dari
program kreativitas mahasiswa ini diharapkan mampu membentuk jiwa
kewirausahaan dikalangan mahasiswa serta mampu menjaga kelestarian
3

lingkungan dengan cara memanfaatkan secara bijak limbah botol kaca ini.
(Harahap dan Widyaningsih, 2019)
1.5. Manfaat Program
a. Dengan adanya kewirausahaan ini dapat menaikkan minat mahasiswa
dalam berwirausaha terutama dalam pemanfaatan limbah.
b. Meningkatkan sikap kritis dan solutif dalam mencermati keadaan
suatuwilayah yang mempunyai peluang usaha serta mampu meningkatkan
nilai ekonomis limbah botol yang kurang dimanfaatkan oleh masyarakat.
c. Meningkatkan keterampilan dan kreativitas dalam mengolah limbahBotol
kaca bekas sebagai lampu dekorasi ruangan.
d. Mengurangi jumlah limbah kaca di Indonesia
e. Mencegahan dari suatu penyakit dan meminimalisir terjadinya suatu
penyakit terkhususnya penyakit demam berdarah.
BAB 2 GAMBARAN UMUM RENCANA USAHA
2.1. Deskripsi Produk
Seiring berkembangnya industrialisasi, limbah kaca akan tetap ada
dilingkungan. Hal ini terbukti dari semakin banyak perusahaan yang
mengeluarkan produk dalam kemasan baik kemasan kaleng maupun kaca. Tujuan
usaha ini yaitu ikut serta menjaga lingkungan dengan mengolah limbah kaca
menjadi produk baru yang memiliki nilai estetika tinggi dan menjadikan usaha ini
sebagai peluang bisnis. Mengingat bahwa limbah non-organik merupakan limbah
yang dirasa cukup sulit untuk dihancurkan dibandingkan limbah organik. Limbah
non-organik terdiri dari berbagai macam seperti plastik, besi, alumunium, kaca,
dan lain sebagainya. Banyaknya tempat industri pengolahan kaca menghasilkan
banyak limbah pecahan kaca yang tidak dapat terurai kembali. Sehingga dapat
dimanfaatkan untuk membuat produk yang dibutuhkan masyarakat. Bakastic
merupakan singkatan dari Botol Kaca yang Aestetic. Hiasan rumah yang produksi
utamanya berasal dari botol kaca bekas. Pajangan classy ini merupakan perpaduan
antara kreatifitas dan inovatif yang menggunakan botol kacanya sebagai object
dari dari product ini. Botol kaca bekas ini bisa kita sulap menjadi karya yang bisa
menarik minat pembeli untuk memilikinya sebagai hiasan rumah ataupun sebagai
dekorasi tambahan dikamar yang menambah kesan mewah ruangan tersebut.
(Handayani, Kurniawan dan Fitrilina, 2020)
Pelaksanaan program ini melalui berbagai tahapan guna mencapai target
yang diinginkan berupa pemanfaatan bahan limbah yang ada dimasyarakat
menjadi produk multifungsi yang dibutuhkan masyarakat. Guna mendapat hasil
yang optimal proses produksi melalui tiga tahapan. Pertama, tahap persiapan yaitu
pemilihan lokasi produksi. Kedua, tahap produksi meliputi pemilihan bahan
baku,pemerosesan bahan baku, pengecekan dan pengontrolan standar kualitas
produk Produk-produk ini diharapkan dapat meningkatkan harga jual sampah
itu sendiri dibandingkan dengan langsung menjualnya kepengempul. Hasil
pemanfaatan limbah ini pun akhirnya bisa menjadi pilihan masyarakat untuk
4

menghiasi rumah, ruangan, bahkan tempat usaha mereka sehingga pengunjung


semakin ramai berkunjung. Dan dari produk-produk ini membuat para pengrajin
menyalurkan perasaan, ide, serta kreatifitas yang mereka miliki. Untuk
pengembangan kreativitas tersebut, dibutuhkan pelatihan keterampilan mengolah
limbah, yang merupakan pelatihan dasar, sehingga dapat dikembangkan menjadi
produk-produk lain sesuai dengan kebutuhan pengguna. Dan nantinya akan terus
dikembangkan juga oleh masyarakat sekitar. Kreativitas sangat dibutuhkan
terutama dalam penerapannya.(Nursakti, 2016)

Gambar 1. Desain Produk


Gambar diatas merupakan lampu tidur yang bisa juga digunakan sebagai
hiasan lilin aromaterapi yang membuat kamar ataupun ruangan terlihat lebih
wangi, sejuk, dan nyaman. Kaca yang dililit oleh kawat membuat tampilannya
menjadi lebih unik,yang jarang dijumpai oleh masyarakat.

Gambar 2. Lampu Tidur Koran


Gambar diatas adalah pemanfaatan dari botol bekas yang dipadukan juga
dengan koran bekas menjadikan produk tersebut menjadi jauh lebih bernilai.
Ditambah lagi dengan penggunaan lampu LED.Ini bisa digunakan juga sebagai
lampu tidur.
5

2.2. Keunggulan Produk


Keunggulan dari produk ini adalah bahan-bahan produksi yang digunakan
cukup terjangkau karena menggunakan limbah berupa sampah botol kaca. Dan
jika kita bisa mengolahnya dengan baik yang ditambah dengan kreatifitas
pengrajin akan menghasilkan product yang bernilai jual tinggi. Selain itu, botol
dari material kaca mempunyai ketahanan yang cukup tinggi, sehingga tidak
mudah hancur. Oleh karena itu, pemanfaatannya sebagai benda bernilai guna,
akan menghasilkan produk yang tidak mudah hancur dan menjadi lebih
bermanfaat bagi lingkungan alam dan sosial. Pengolahan limbah botol dapat
dikombinasikan dengan material lain seperti : koran, kawat dan lain-lain.
2.3. Peluang Pasar
Pada umumnya masyarakat pasti menyukai product yang unik, terjangkau,
dan kompetitif. Itulah alasan adanya inovasi produk ini. Product-produk yang unik
ini bisa digunakan sebagai pajangan, dekorasi cafe ala-ala millenial, dekorasi
tambahan teras rumah, serta lampu tidur. Product ini merupakan penggabungan
antara daur ulang (recycling) limbah dengan kreatifitas pengrajin yang luar biasa.
Diharapkan program kewirausahaan ini mendapat apresiasi dari pihak terkait
sebagai bukti sebuah karya nyata dan usaha mahasiswa dalam hal kemandirian
dan inovasi. Strategi pengembangan usaha “Bakastic” dilakukan dengan
pengenalan produk kepada masyarakat dengan cara sosialisasi baik pada
konsumen pasar maupun home industry. Rekruitmen tenaga kerja dilakukan
secara langsung oleh tim ‘Bakastic” dengan mempertimbangkan seberapa besar
minat dan loyalitas tenaga kerja dalam berwirausaha demi tercapainya target
usaha, yaitu memproduksi produk yang berkualitas dan diterima pasar.(Sutoyo,
2019)
2.4. Analisis Ekonomi Usaha
Harga unit produksi = Rp 4.948.000/100
= Rp 49.480/unit
Harga jual produk = Harga unit produksi + (30% Harga unitproduksi)
= Rp 49.480 + ( 30% x Rp 49.480)
= Rp 64.324 ≈ Rp 65.000
Profit Usaha
Perhitungan profit usaha didapat dengan menghitung selisih harga
jual produk/unit dengan harga produksi/unit. Dengan 100 produk yang dibuat
menghasilkan profit usaha sebesar:
Profit Usaha = ( Rp 65.000–Rp 49.480) x 100
= Rp1.552.000
Perhitungan BEP
Pehitungan BEP didapatkan dengan membagi total biaya produksi
dengan harga jualnya.
BEP ( Break Evant Point ) = Rp 4.948.000/ Rp 65.000
= 76,12 unit = 77 unit
6

Analisa Keuangan Bulanan


Tabel 1. Analisa keuangan bulanan
Nama Harga Total
BPB Rp 49.480 x 25 Rp. 1.237.000
TPB Rp 65.000 x 25 Rp. 1.625.000
LB Rp. 1.625.000- Rp. 1.237.000 Rp. 388.000
BPB = Biaya produksi perbulan
TPB = Target penjualan perbulan
LB = Laba perbulan
BAB 3 METODE PELAKSANAAN
3.1. Waktu dan Tempat
Kami mengetahui bahwa dikota Medan banyak terdapat tempat-tempat
wisata yang potensial untuk memasarkan produk “Bakastic” ini. Kami akan
membuka stand untuk memasarkan produk ini terutama ketika ada kegiatan-
kegiatan besar, menyebarkan brosur kepada pengguna jalan yang kami temui,
selain itu juga menitipkan produk ini ke toko-toko pusat kerajinan dan menjalin
kerja sama dengan mitra seperti hotel, rumah sakit, dan kantor-kantor.
3.2. Alat dan Bahan
Alat Bahan
1 Set Tang (Penjepit, Pembulat, Botol Kaca Bekas
Pemotong Kawat)
Mesin Poles Kaca Koran
Sarung Tangan Kawat
Kuas Amplas Kasar dan Halus
Hairdryer Lem Fox
Kacamata Pelindung Bubuk Kopi
Lampu LED
Mancis
Lilin
Lampu
3.3. Cara Kerja

Bersihkan kaca

Pecahkan kaca
menggunakan palu

Haluskan Pinggir
kaca menggunakan
amplas
7

Proses pembuatan
kerangka Perbaikan (Repair)

Packing

Selesai

Gambar 3.3 Diagram Alir Pembuatan Produk 1


Pertama-tama harus membersihkan atau mencuci kaca terlebih dahulu dari
debu dan kotoran menggunakan sabun cuci. Setelah kering, pecahkan kaca
menjadi ukuran sedang menggunakan palu. Pilih pecahan kaca yang ingin
digunakan lalu bersihkan serpihan kacanya agar tidak melukai tangan. Kemudian
lakukan bagian pengampalasan yang harus sampai benar-benar tumpul dan halus
menggunakan amplas kasar yang kemudian menggunakanamplas halus. Setelah
semua bahan telah selesai disiapkan, mulailah untuk lilit kaca dengan kawat.
Rangkai dan lilit-lilit kawat menjadi rangka lampu tidur. Setelah rangkaiannya
selesai, lilit lagi kawat dengan kaca yang sudah dilapisin kawat dan kreasikan
menjadi lebih menarik. Dan yang terakhir pemasangan lampu.

Bersihkan kaca

Potong-potong
kertas koran
menggunakan
tangan

Celupkan koran
kedalam larutan
kopi dan
keringkan
8

Bakar tepi-tepi
koran
menggunakan api

Tempelkan koran ke
botol dan keringkan

Packing

Selesai

Gambar 3.3 Diagram Alir Pembuatan Produk 2


Untuk produk yang kedua menggunakan botol bekas dan koran bekas.
Pertama-tama harus merobek-robek kertas koran dibagian yang tulisannya bagus
menggunakan tangan. Lalu larutkan kopi dan disaring ampasnya. Celupkan koran
kedalam larutan kopi sampai semua bagian koran terendam oleh larutan kopi dan
keringkan menggunakan menggunakan hairdryer supaya cepat kering, kemudian
pinggir koran harus dibakar. Aplikasikan lem menggunakan kuas kebody botol,
langsung tempelkan koran ke botol bekas yang sudah dicuci. Lem fox yang akan
digunakan harus dicampur menggunakan air dengan perbandingan 1:1 agar kertas
koran bisa lebih menempel pada body botol. Dan setelah semua koran sudah
menutupi bagian botol harus dikeringkan kembali menggunakan hairdryer.
BAB 4 BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN
4.1. Anggaran Biaya
No Jenis Pengeluaran Biaya (Rp)
1. Perlengkapan yang diperlukan 1.126.000
2. Bahan habis pakai 3.822.000
3. Transportasi lokal 2.000.000
4. Lain-lain 829.000
Jumlah 7.777.000
9

4.2. Jadwal Kegiatan


NO Kegiatan 1 2 3 4
1. Survey bahan dan pasar
2. Perancangan dan pembuatan produk
3. Pengujian produk
4. Pembuatan produk dan jumlah sedang
5. Finishing dan pengemasan
6. Periklanan dan distribusi
7. Evaluasi
8. Penyusunan laporan akhir

No Jenis Kegiatan Bulan Person


Penanggung
Jawab
1 2 3 4
1 Survey bahan dan pasar Azkia dan Desi
2 Perancangan dan pembuatan Anisya dan
produk Azkia
3 Pengujian produk Desi dan
Anisya
4. Pembuatan produk dan Anisya, Azkia,
jumlah sedang dan Desi
5. Finishing dan pengemasan Anisya
6. Periklanan dan distribusi Desi dan Azkia
7. Evaluasi Anisya, Azkia
dan Desi
8. Penyusunan laporan akhir Anisya, Azkia
dan Desi

DAFTAR PUSTAKA

Handayani, Y. S., Kurniawan, A. dan Fitrilina, F. (2020) “Pelatihan Pembuatan


Lampu Hias Akrilik 3D LED Lamp Untuk Meningkatkan Pendapatan Bagi
Pemuda Tunakarya Kelurahan Bentiring,” Dharma Raflesia : Jurnal Ilmiah
Pengembangan dan Penerapan IPTEKS, 18(2), hal. 160–169. doi:
10.33369/dr.v18i2.12663.

Harahap, D. H. dan Widyaningsih, S. S. (2019) “Kreativitas Pada Kegiatan


Pemanfaatan Kembali Sampah ( Reuse ),” 2010, hal. 477–483.
Nursakti, A. P. (2016) “Memanfaatkan sampah botol kaca sebagai bandul
aksesoris,” e-Proceeding of Art & Design, 3(2), hal. 206–218.
Sutoyo (2019) “Pemanfaatan Limbah Sayuran Sebagai Bahan Baku,” (1), hal.
487–492.

Sylvia, N. dan Mahmudah, N. L. (2018) “Tinjauan Proses dan Teknik


Flameworking pada Limbah Kaca,” NARADA, Jurnal Desain dan Seni, 5(2), hal.
10

27–36.

Taruan Reza Sastra; Saputra, Yulfa Haris, H. N. W. (2019) “Pengolahan Limbah


Kaca Menjadi Produk Seni Kaligrafi Gampong Jalin Kota Jantho,” DESKOVI :
Art and Design Journal, 2(Vol 2, No 2 (2019): DESEMBER 2019), hal. 69–72.
Tersedia pada: https://e-journal.umaha.ac.id/index.php/deskovi/article/view/516.

Widiarti, I. W. (2012) “Pengelolaan Sampah Berbasis ‘Zero Waste’ Skala Rumah


Tangga Secara Mandiri,” Jurnal Sains &Teknologi Lingkungan, 4(2), hal. 101–
113. doi: 10.20885/jstl.vol4.iss2.art4.
11
12
13
14

Dosen Pendamping
A. Identitas diri

1. Nama Lengkap (dengan Gelar) Syamsul Bahri, S.S., M.Hum.


2. Jenis Kelamin Laki-Laki
3. Program Studi Lektor
4. NIP/NIDN 0004016903
5. Tempat dan Tanggal Lahir Medan, 04 Januari 1969
6. Email Syamsul.bahri0401@gmail.co
m
7. No Telepon / Hp 081361487494

B. Riwayat Pendidikan

Tahun Program Pendidikan


Lulus (Diploma, Sarjana, Perguruan Tinggi Jurusan/Prodi
Magister, Spesialis,
dan Doktor
1993 S-I Universitas Sumatera Sastra Inggris
Utara
2001 S-II Universitas Sumatera Linguistik
Utara

C. Rekam Jejak Tri Dharma PT


Pendidikan/Pengajaran

No Nama Mata Kuliah Wajib/pilihan SKS


1. Asian Studies Wajib 2
2. English for Tourism Wajib 2

Penelitian
No Judul Penelitian Penyandang Dana Tahun
1. Interferensi Leksikal Bahasa USU Press 2018
Minangkabau Dalam Bahasa
Indonesia Pada Masyarakat
Minang Perantau Di Medan
2. Interferensi Morfologi Bahasa Bartong Jaya 2016
Minangkabau Dalam Bahasa
Indonesia Pada Masyarakat
Minang Perantau Di Medan
3. Eufimisme Bahasa Minangkabau FBS Unimed 2016
Dialek Pariaman
15
16

Lampiran 2. Format Justifikasi Anggaran Kegiatan

Jenis Pengeluaran Volume Harga Nilai (Rp)


Satuan
(Rp)
1. Perlengkapan yang diperlukan
a. 1 Set Tang (Penjepit, 2 Set 140.000 280.000
Pembulat, Pemotong Kawat)
b. Mesin Poles Kaca 2 Buah 255.000 510.000
c. Sarung Tangan 3 Buah 12.000 36.000
d. Kuas 2 Buah 10.000 20.000
e. Hairdryer 2 Buah 140.000 280.000
SUB TOTAL (Rp) 1.126.000
2. Bahan Habis Pakai Volume Harga Nilai (Rp)
Satuan
(Rp)
a. Botol Kaca Bekas 100 Buah 6.000 600.000
b. Kawat 20 Kg 28.000 840.000
c. Amplas Kasar 100 Lembar 570 57.000
d. Amplas Halus 100 Lembar 510 51.000
e. Koran 20 Kg 12.000 240.000
f. Bubuk Kopi 5 Kg 36.000 180.000
g. Lem Fox 10 Botol 12.000 120.000
h. Lilin 50 Batang 2.500 125.000
i. Mancis 3 Buah 3.000 9.000
j. LED Light Line Garland 100 Buah 50.000 1.300.000
k. Masker 2 Kotak 130.000 260.000
l. Sanitizer 5 Buah 8.000 40.000
SUB TOTAL (Rp) 3.822.000
3. Perjalanan Volume Harga Nilai (Rp)
Satuan
(Rp)
a.Transportasi pencarian bahan- 2 Bulan 500.000 1.000.000
bahan
b. Transportasi distribusi barang 2 Bulan 500.000 1.000.000
SUB TOTAL (Rp) 2.000.000
4. Lain-lain Volume Harga Nilai (Rp)
Satuan
(Rp)
a. Spanduk 1 buah 50.000 50.000
b. X Banner 1 buah 201.00 201.000
0
c. Brosur 50 lembar 1.800 90.000
d. Biaya berlangganan internet 4 Bulan 70.000 280.000
(bulanan)
e. Biaya pemakaian pulsa 4 Bulan 52.000 208.000
17

SUB TOTAL (Rp) 829.000


TOTAL 7.777.000
Tujuh Juta Tujuh Ratus Tujuh Puluh Tujuh Rupiah

Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Peneliti dan Pembagian Tugas

N Nama/NIM Program Bidang Alokasi Uraian Tugas


o Studi Ilmu Waktu
(Jam/min
ggu)
1. Anisya Tri Sastra Kreatif/ 30 Memberikan ide
Sabrina Inggris Inovatif jam serta inovasi
/ 2183520015 /minggu yang baru.
2. Azkia Pendidikan Keuangan 30 jam / Mengatur
Syuhaira akutansi minggu pemasukan serta
Salsabila / pengeluaran
7183142045 selama kegiatan
berlangsung.
3. Desi Nurtama Pendidikan Pemasaran 35 jam / Memasarkan
Simanjuntak / Bahasa minggu produk.
2183111033 Indonesia
18

Anda mungkin juga menyukai