Situ Panjalu - KAK - 19 Feb 2021
Situ Panjalu - KAK - 19 Feb 2021
KEGIATAN
PENYUSUNAN RENCANA TEKNIS DAN DOKUMEN LINGKUNGAN HIDUP
UNTUK
KOSTRUKSI BENDUNGAN, EMBUNG DAN BANGUNAN PENAMPUNG AIR
LAINNYA (Perencanaan Detail Situ, Waduk, dan Sungai di Jawa Barat)
PEKERJAAN
Perencanaan Penataan Situ Panjalu
LOKASI :
KABUPATEN CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT
Uraian Pendahuluan
1. Latar Belakang Situ adalah penampungan air di atas permukaan tanah yang
terbentuk baik secara alami maupun buatan manusia dan
merupakan salah satu sumber air baku. Air yang tertampung
berasal dari air tanah, mata air/sumber air lain dan air hujan
(run off). Situ mempunyai fungsi konservasi dan
pendayagunaan sumber daya air. Dalam konteks sebagai
konservasi sumber daya air, dilakukan upaya memelihara
keberadaan serta keberlanjutan keadaan, sifat, dan fungsi
sumber daya air agar senantiasa tersedia dalam kuantitas dan
kualitas yang memadai untuk memenuhi kebutuhan mahluk
hidup, baik waktu sekarang maupun yang akan datang.
Sedangkan dalam konteks pendayagunaan sumber daya air,
meliputi penatagunaan, penyediaan, penggunaan,
pengembangan dan pengusahaan situ secara optimal agar
berhasil guna dan berdaya guna. Selain itu keberadaan situ-situ
dalam suatu wilayah dinilai sangat penting dalam menciptakan
keseimbangan hidrologi/tata air permukaan, dan dimanfaatkan
antara lain untuk pertanian, perikanan, sumber air baku,
pengendali banjir, dan lain sebagainya.
Situ Lengkong atau juga dikenal Situ Panjalu terletak di Desa
Panjalu, Kecamatan Panjalu, Kabupaten Ciamis dengan
koordinat Lintang 7°7'39.00" S dan Bujur 108°16'21.00" BT.
Konon, di kawasan Situ Lengkong itulah dahulunya menjadi
pusat pemerintahan Kerajaan Panjalu Ciamis. Dengan adanya
penemuan-penemuan sejarah itu Panjalu berkembang sebagai
kota daerah wisata baik wisata alam, wisata budaya, maupun
sebagai wisata ziarah. Wisatawan yang datang ke Panjalu pada
umumnya adalah para peziarah mengunjungi Tokoh Raja
Panjalu, teristimewa pemakaman Prabu Harian Kancana di
Nusa Situ Lengkong (Situ Istana Kerajaan) serta danau itu
sendiri yang bernuansa religius, disamping itu juga
mengunjungi Museum Bumi Alit.
Dalam hal sumber daya air, Situ Lengkong/Panjalu
2
Data Penunjang
Ruang Lingkup
11. Lingkup Pekerjaan Dalam perencanaan penataan Situ Panjalu, secara umum ruang
lingkup pekerjaannya adalah melakukan desain lansekap masterplan
penataan Situ Panjalu secara keseluruhan dan melakukan
perencanaan detail (DED) untuk kawasan/segmen utama penataan
Situ Panjalu (kawasan pintu masuk wisata ziarah/religi di bagian
selatan dan kawasan utara Situ Panjalu yang lahannya sudah di
bebaskan oleh pemerintah Kabupaten Ciamis) yang nantinya akan
dijadikan acuan dalam pekerjaan konstruksi. Kegiatan perencanaan
detail kawasan lainnya dari Situ Panjalu akan dilakukan secara
bertahap (segmen). Lokasi pekerjaaan dan kawasan utama penataan
Situ Panjalu dapat dilihat pada Gambar 1 berikut.
14. Peralatan dan 1. Penyedia jasa harus menyediakan dan memelihara semua
Material dari fasilitas dan peralatan yang dipergunakan untuk
Penyedia Jasa kelancaran pelaksanaan pekerjaan sebagai berikut :
Konsultansi 2. Kantor/studio lengkap dengan peralatan yang diperlukan
untuk pelaksanaan pekerjaan seperti : peralatan gambar,
peralatan tulis, dan barang–barang habis pakai.
3. Peralatan/instrumen pengukuran yang memenuhi standar
presisi yang diperlukan dan telah disetujui oleh Pengawas
pekerjaan, berupa :
Minimal 1 (satu) unit Total Station (TS)
8
Kualifikasi
Posisi Tingkat
Jurusan Keahlian Pengalaman Status Tenaga Ahli
Pendidikan
Tenaga Ahli:
Team Leader S1 Arsitek Ahli Madya Arsitektur 5 Tahun Tetap/Tidak Tetap
Lansekap (103)
Lansekap S1 Arsitek Ahli Muda Arsitektur 5 Tahun Tetap/Tidak Tetap
Lansekap (103)
Sumber Daya S1 Sipil/PSDA Ahli Muda Teknik 5 Tahun Tetap/Tidak Tetap
Air Sumber Daya Air (211)
9
Tenaga Pendukung:
Ass. Lansekap S1 Arsitek Lansekap 3 Tahun Tetap/Tidak Tetap
Surveyor 1 D3 Geodesi Surveyor 3 Tahun Tetap/Tidak Tetap
Surveyor 2 D3 Geodesi Surveyor 3 Tahun Tetap/Tidak Tetap
Drafter Desain D3 Sipil Drafter 3 Tahun Tetap/Tidak Tetap
Laporan
19. Laporan RMK Penyusunan rencana kegiatan Program Mutu Pekerjaan yang
16
29. Spesifikasi Teknik Laporan ini memuat spesifikasi teknis pekerjaan konstruksi
dan Metoda Kerja nantinya, metoda kerja konstruksinya, serta konsep
dokumen Rencana Keselatama Konstruksi (RKK) sesuai
dengan peraturan yang berlaku
30. Buku Manual Laporan ini memuat panduan operasi pemeliharaan untuk
Operasi dan infrastruktur yang di desain serta untuk operasi
Pemeliharaan pemeliharaan kawasan.
31. Laporan Akhir Laporan Akhir merupakan garis besar dari seluruh kegiatan yang
telah dilakukan, mulai dari pendalaman dokumen perencanaan,
dokumen, ekspose dokumen perencanaan dan dokumen
penunjangnya, pembahasan / diskusi Draft Laporan Akhir serta
kegiatan dan penyempurnaan dan perbaikan desain sebagaimana
yang dipersyaratkan.
32. Eksekutif Summary Laporan Ringkasan Eksekutif (Executive Summary) merupakan
laporan ringkas yang menguraikan secara singkat dan jelas proses
analisis beserta kegiatan penunjangnya, termasuk permasalahan.
33. Album Gambar Album gambar memuat semua gambar hasil dari
pengukuran dan detail desain yang nantinya akan digunakan
dalam pekerjaan konstruksi sesuai dengan kaidah dan
peraturan yang berlaku. Gambar desain harus jelas dan
memuat informasi teknis yang lengkap. Album gambar
terdiri dari ukuran A1 dan A3.
Hal-Hal Lain
34. Produksi dalam Semua kegiatan jasa konsultansi berdasarkan KAK ini
Negeri harus dilakukan di dalam wilayah Negara Republik
Indonesia kecuali ditetapkan lain dalam angka 4 KAK
dengan pertimbangan keterbatasan kompetensi dalam
negeri.
35. Persyaratan Kerja Jika kerja sama dengan penyedia jasa konsultansi lain
Sama diperlukan untuk pelaksanaan kegiatan jasa konsultansi ini
maka persyaratan berikut harus dipatuhi: [TIDAK]
36. Pedoman Pengumpulan data lapangan harus memenuhi persyaratan
Pengumpulan Data sebagai berikut :
Lapangan 1. Mengikutsertakan pejabat / staf di lokasi pelaksanaan
pekerjaan, dalam rangka penentuan lokasi dan
pembuatan rencana sarana yangakan dibangun.
2. Data lapangan harus di back-up dengan data sekunder.
3. Pengumpulan data lapangan mengikuti kaidah teknis
18