Anda di halaman 1dari 10

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................................................


DAFTAR ISI ………………………………………………………………………………. i
KATA PENGANTAR …………………………………………………………………….. ii

BAB I. PENDAHULUAN……………………………………………………………………
I.  LATAR BELAKANG …………………………………………………………..…………1
II. RUMUSAN MASALAH ……………………………………………………………….. 1

BAB II. PEMBAHSAN ………………………………………………………………………

Hubungan Islam dan Barat pada masa kekuasaan Dinasty Umayyah ………………………. 2

BAB III PENUTUP ……………………………………….…………………………………


KESIMPULAN ………...…………………………………………………………………… 8

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………………………. 9

ii
BAB I
PENDAHULUAN
I .LATAR BELAKANG
Dinasti Umayyah atau Kekhalifahan Umayyah, adalah kekhalifahan Islam pertama
setelah masa Khulafaur Rasyidin yang memerintah dari 661 M sampai 750 M di Jazirah
Arab dan sekitarnya (beribu kota di Damaskus); kemudian
dari 756 sampai 1031 di Cordoba, Spanyol sebagai Kekhalifahan Cordoba. Nama dinasti ini
dirujuk kepada Umayyah bin Abdu Syams, kakek buyut dari khalifah pertama Bani Umayyah,
yaitu Muawiyah bin Abu Sufyan atau kadang kala disebut juga dengan Muawiyah I.

Masa ke-Khilafahan Bani Umayyah hanya berumur 90 tahun yaitu dimulai pada masa
kekuasaan Muawiyah bin Abu Sufyan, yaitu setelah terbunuhnya Ali bin Abi Thalib, dan
kemudian orang-orang Madinah membaiat Hasan bin Ali namun Hasan bin Ali menyerahkan
jabatan kekhalifahan ini kepada Mu’awiyah bin Abu Sufyan dalam rangka mendamaikan kaum
muslimin yang pada masa itu sedang dilanda bermacam fitnah yang dimulai sejak
terbunuhnya Utsman bin Affan, pertempuran Shiffin, perang Jamal, terbunuhnya Ali bin Abi
Thalib, serta penghianatan dari orang-orang Khawarij dan Syi'ah.

Ekspansi ke barat secara besar-besaran dilanjutkan pada zaman Al-Walid bin Abdul-


Malik. Masa pemerintahan al-Walid adalah masa ketenteraman, kemakmuran dan ketertiban.
Umat Islam merasa hidup bahagia. Pada masa pemerintahannya yang berjalan kurang lebih
sepuluh tahun itu tercatat suatu ekspedisi militer dari Afrika Utara menuju wilayah barat daya,
benua Eropa, yaitu pada tahun 711 M. Setelah Aljazair dan Maroko dapat ditundukkan, Thariq
bin Ziyad, pemimpin pasukan Islam, dengan pasukannya menyeberangi selat yang memisahkan
antara Maroko (magrib) dengan benua Eropa, dan mendarat di suatu tempat yang sekarang
dikenal dengan nama Gibraltar (Jabal Thariq). Tentara Spanyol dapat dikalahkan. Dengan
demikian, Spanyol menjadi sasaran ekspansi selanjutnya. Ibu kota Spanyol, Cordoba, dengan
cepatnya dapat dikuasai. Pasukan Islam memperoleh kemenangan dengan mudah karena
mendapat dukungan dari rakyat setempat yang sejak lama menderita akibat kekejaman penguasa.

II. Rumusan Masalah


Bagaimana Hubungan Islam dan Barat pada masa kekuasaan Dinasty Umayyah?

1
BAB II

PEMBAHASAN

Hubungan Islam dan Barat pada masa kekuasaan Dinasty Umayyah

Kemajuan Barat (Eropa) bersumber dari ilmu pengetahuan dan metode berpikir yang
rasional, diantara saluran masuknya peradaban Islam ke Barat (Eropa) adalah Spanyol-Islam.
Ketika Islam mengalami kejayaan di Spanyol, banyak orang-orang Barat Eropa yang datang
belajar kesana, kemudian menerjemahkan karya ilmiah ilmuwan Muslim. Hal ini telah dimulai
1
sejak abad ke-12 M. Setelah pulang ke negeri masing-masing, orang-orang Barat mendirikan
universitas dengan meniru pola Islam dan mengajarkan ilmu-ilmu yang dipelajari di universitas
Islam.

Menurut Jan Romein,2 sumbangan Islam terhadap peradaban dunia tidaklah sedikit. Ketika
kekhilafahan Umayyah di Spanyol memegang kekuasaan, selama dua setengah abad sukar untuk
mengatakan manakah yang terbesar diantara peradaban. Banyak sarjana Arab yang ikut dengan
Abdurrahman menuju daerah Barat. Mereka adalah orang yang ingin merantau, mengembara
sambil menyebarkan ilmu.

Misalnya Husein ibnu Abdullah ibnu Sina yang di dunia Barat lebih dikenal dengan nama
Avicenna, yang berdasarkan berita yang diperoleh dari Timur disebut sebagai raja pengetahuan.
Ia banyak mempelajari filsafat Aristoteles dan memasukkan filsafat itu kedalam ilmu jiwa. Dari
3
buah karangan Avicenna itu, orang Barat Mengenal Aristoteles. Bukunya yang berjudul Al-
Qanun Fi Al-Thibb merupakan buku yang banyak dipergunakan oleh dunia kedokteran, baik di
Islam maupun di Barat (Eropa).

Dalam Pengetahuan alam, orang Islam menjadi pemuka pada zaman itu. Nama al-jabar juga
berasal dari orang Islam. Jasa orang Islam dalam ilmu hitung adalah angka-angka yang disebut
angka Arab. Angka itu dapat menggantikan angka Romawi. 4

1
S.I. Poeradisastra, Sumbangan Islam dan Peradaban Dunia, Jakarta: P3M, 1986, hlm.70
2
Jan Romein adalah salah satu diantara penulis kebangsaan Belanda yang jujur yang mau mengakui akan peran
Islam di dalam mendorong kebangkitan dan kemajuan Barat
3
Jan Romein, Loc.cit, hlm.26
4
Jan Romein, loc. Cit.hlm.59

2
Selanjutnya adalah Ibnu Khaldun, Seorang ilmuwan Afrika Utara yang hidup pada abad ke-
14. Ia menulis suatu pengantar yang tebalnya lebih dari 500 halaman dengan nama Kitab Al-
I’bar yang menjelaskan kaidah-kaidah yang dipakainya dalam meneliti sejarah. Ilmu sejarah
menurut kaidah-kaidah yang ditetapkannya bersifat objektif-ilmiah, baik dalam pengamatan,
pengumpulan dan pengujian fakta-fakta antar hubungannya, maupun dalam penyimpulannya
secara logika induktif.5 Karangannya yang berjudul Mukaddimah banyak memuat tinjauan
sosiologis. Karya ini sangat hebat dan banyak menyatakan pandangannya yang sangat
mendalam. Dalam karya itu dibicarakan persoalan-persoalan sejarah. Pada bab pertama, ia
mempertanyakan nilai-nilai sejarah dan jenis-jenisnya. Pada bab kedua, ia membandingkan
struktur masyarakat nomaden dan masyarakat kota yang hidup menetap, lengkap dengan
karakteristiknya masing-masing. Pada bab ketiga, ia membahas Negara, bentuk, karakteristik,
dan sifat social kekuasaannya, timbul, berkembang dan tenggelamnya. Bab keempat membahas
evolusi sosial. Bab kelima membahas ekonomi dan mekanisme-mekanismenya serta
pengaruhnya terhadap perkembangan sejarah. Kemudian bab keenam membahas pendidikan dan
ilmu pengetahuan. 6

Peran Islam dalam mendorong kebangkitan dan kemajuan peradaban Barat tampak juga
dalam bidang pengembangan seni arsitektur. Istana Al-Hambara di Granada, Spanyol terkenal
dengan air mancurnya, taman-taman tergantungnya yang indah. Istana ini dibangun pada tahun
1251 M. Di Spanyol, selain istana Al-Hambara, terkenal pula istana Giralda di Sevilla. Masjid
Kordoba yang sekarang dikenal dengan nama Mesquitta adalah masjid terbesar kedua setelah
Masjidil Haram di Mekah. Dalam arsitekturnya, kamum Muslim banyak menggunakan ragam
hias ilmu ukur bidang, tumbuhan dan aksara Arab yang berisi kutipan yang diambil dari Al-
Qur’an dengan bentuk-bentuk huruf (khat) yang hidup. Kepiawaian arsitek-arsitek Muslim telah
mendapat pengakuan bangsa Barat (Eropa).7

Ketika Islam eksis di Barat banyak orang-orang Barat (Eropa) yang belajar kepada orang-
orang Islam. Ilmuwan Muslim sendiri sangat mendorong keinginan orang-orang Barat untuk
mempelajari ilmu pengetahuan. Hal ini dibuktikan, bahwa ketika Islam eksis di Barat tidak

5
S.I. Poeradisastra, Loc. Cit, hlm. 48
6
Ibnu Khaldun, Mukaddimah, terj. Ahmadie Thoha, Jakarta: Pustaka Firdaus, 2001, Cet.ketiga, hlm.71-837
7
S.I. Poeradisastra, Loc. Cit, hlm.45

3
pernah ada sarjana Muslim yang dibunuh atau dipenjarakan seperti yang pernah dialami Nicolaus
Copernicus, Giordano Bruno, dan Galileo galilee yang harus meninggal dibawah pengadilan
iman gereja Roma, akibat pandangan-pandangannya yang bersebrangan. Sebaliknya, sarjana
Muslim dengan bertitik tolak dari tauhid telah menganggap hukum-hukum alam sebagai
sunatullah yang objektif, tertib, dan teratur. Mereka tidak meracunkan kepercayaan dengan
8
memutar balikkan fakta-fakta.

Berdasarkan metode ini, bentuk transmisi dan transformasi ilmu pengetahuan dan peradaban
Islam terhadap dunia Barat terjadi melalui dua hal berikut. Pertama, kegiatan penerjemahan.
Dalam hubungannya dengan kegiatan penerjemahan ini, transmisi dan transformasi ilmu
pengetahuan dan peradaban Islam tampak dari apa yang pernah dilakukan oleh seorang Frater
Katholik Roma yang bernama Roger Bacon (1214-1292 M) yang datang belajar bahasa Arab ke
Paris. Dimana banyak terjemahan buku ilmiah Islam kedalam bahasa Latin dan naskah-naskah
asli kedalam bahasa Arab. Dengan modal mempelajari bahasa Arab, Bacon kemudian
mempelajari ilmu pasti dan ilmu alam seperti beberapa sarjana Kristen lainnya pada masa itu.9

Transmisi dan transformasi ilmu pengetahuan dan peradaban Islam dalam peradaban Barat
yang kedua terjadi melalui kegiatan pendidikan yang dilakukan di perguruan tinggi. Ketika Islam
di Barat masih eksis, banyak universitas besar yang selama beberapa abad melebihi apa yang
dimiliki oleh Eropa-Kristen. Diantaranya yang termasyhur adalah universitas Kordoba, Sevilla,
Malaga, dan Granada. Universitas Kordoba merupakan salah satu Universitas yang termahsyur
pada waktu itu.

Perpustakaan Universitas Kordoba adalah perpustakaan yang terbesar dan terbaik.


Universitas ini memiliki 17 buah perpustakaan dan salah satunya memiliki 400.000 buku.
Banyak orang Kristen Barat yang belajar di Universitas Kordoba. Saat pulang ke negeri asalnya,
banyak yang membawa ilmu dan kebudayaan Islam begitu juga besarnya pengaruh Universitas
Koroba terhadap Universitas Paris, Oxford, dan Universitas lain yang mereka bangun di Italia
Utara. 10

8
S.I. Poeradisastra, Loc. Cit, hlm 11
9
S.I. Poeradisastra, Loc. Cit, hlm 12-13
10
S.I. Poeradisastra, Loc. Cit, hlm 20

4
Sekitar tahun 750-an, kedigdayaan Dinasti Umayyah yang berpusat di Damaskus
ditumbangkan Dinasti Abbasiyah. Kemenangan Dinasti Abbasiyah membuat sisa-sisa Dinasti
Umayyah pindah ke daerah lain. Sekitar tahun 756 M, Abdurrahman I yang memiliki gelar
(kunyah) Al-Dakhil berhasil membangun Dinasti Umayyah di Eropa, Semenanjung Iberia yang
kemudian dengan nama Andalusia.

Pelan tapi pasti, Ad-Dakhil mampu membangun Cordoba sebagai Ibukota Andalusia menjadi
kota yang maju dan indah. Menurut ahli Tarikh, Al-Muqri, pencapaian kemajuan yang dicapai
Cordoba membuat decak kagum banyak orang. Keunggulan bidang teknik dalam membangun
jembatan, kecanggihan desain yang ditunjukkan dengan arsitektur masjid, dan keelokan istana
Az-Zahra merupakan bukti pencapaian peradaban tinggi di zamannya. Di samping itu, kemajuan
pembangunan infrastruktur fisik, Dinasti Umayyah di Andalusia memiliki tambahan keunggulan
dalam pengembangan ilmu pengetahuan. Kemilau sains dan teknologi di wilayah kekuasaan
Dinasti Umayyah Andalusia nampak sangat menonjol di era kekuasaan Abdurrahman Al-Aushat
yang memiliki kecintaan dan penghargaan yang tinggi terhadap ilmu pengetahuan.

Dengan tersedianya perpustakaan menunjukkan ikhtiar untuk melakukan akses terhadap


ilmu pengetahuan. Beragam investasi tersebut mampu menambiskan Dinasti baru ini menjadi
Dinasti terdepan dalam sains dan teknologi melampaui Dinasti Abbasiyah di Bagdad.

Seorang tokoh Barat yang cukup masyhur, Jhon Brand Trand mengatakan bahwa ahli
rekayasa keteknikan (insinyur), dokter, artsitek, ahli bedah, desainer bahkan ahli musik yang ada
di Cordoba saat itu menjadi rujukan hampir seluruh Spanyol, dari ujung Barcelona sampai
Malaga. 11

Puncak kejayaan Andalusia dicapai di masa Al-Hakam Al-Muntanshir, yang menyulap


Cordoba menjadi icon, permata dunia. Andalusia menjadi episentrum peradaban yang maju dan
menjadi kiblat ilmu pengetahuan, sains dan keteknikan. Cordoba merupakan kota pertama di
dunia yang memiliki empat Situs Warisan Dunia UNESCO, melampaui Roma dan Paris.
Kedigdayaan Dinasti Umayyah saat itu menjadikan pemimpinnya sangat disegani dan dikenal di
berbagai belahan dunia.

11
Raghib As-Sirjani, Sumbangan Peradaban Islam Pada Dunia. Jakarta: Pustaka Pelajar, 2011. Cet ke 1
Selanjutnya Mezquita merupakan gedung yang tak hanya megah namun juga besar sehingga
dulu dibangun dalam dua era kepemimpinan, yaitu era Abdurrahman ad-Dakhil tahun dan
dilanjutkan oleh putranya Hisyam I. Besar dan megahnya Mezquita menjadikannya sebagai

masjid terbesar di negeri matador dan paling terkenal di Eropa, bahkan di dunia.

Mezquita merupakan bangunan masjid terbesar yang pernah dibangun di luar Arab dengan
banyak meniru masjid di pusat kekuasaan Dinasti Umayyah, Kota Damascus yang didesain
dengan konsep berpola pekarangan dan kebun, serta aula tempat ibadah dengan banyak pilar
yang dulunya berjumlah 1.293 dan kini menjadi hanya 856 pilar, yang mampu menopang
kekokohan gedung dari dalam. Ditilik dari beragam ornamen yang menghiasi pintu dan halaman
mesjid nampak banyak dipengaruhi dari peradaban arsitektur peradaban lain, semisal susunan
warna bata merah dan putih yang memberi kesan motif lurik dengan ornamen yang banyak
memiliki kemiripan seni peninggalan Romawi.

Di era Dinasti Umayyah, mesjid tak hanya dipakai untuk tempat beribadah, juga menjadi
tempat belajar dan menimba ilmu pengetahuan sehingga berkembang menjadi universitas
Cordova yang sangat populer di zamannya sebagai pusat keilmuan, baik untuk umat Islam dan
juga orang-orang Eropa lainnya. Dari universitas inilah, terjadi proses transfer tradisi keilmuan

masyarakat Muslim diserap dan dikembangkan orang-orang Barat di Eropa.

Puncak pencapaian tradisi sains dan keilmuan di Universitas Cordova mampu melahirkan
mencetak banyak ilmuwan yang mendunia, seperti Az-Zahrawi, Ibn Bajah, Ibn Hazm, Ibn
Tufail, Muhammad Al Ghafiqi, Ibn Abdul Barr, Ibn Rusyd, Al-Idrisi, Al-Qurtubhi dan lain lain.

Tradisi keilmuan yang berkembang di Cordoba cukup lengkap, dari tradisi ilmu keagamaan,
Tafsir, dan Filsafat, juga ilmu-ilmu kedokteran dan keteknikan. Sebagai contoh, Ibnu Rusydi
yang dikenal di Barat sebagai Averrous menjadi ilmuwan muslim yang sangat berpengaruh pada
abad ke-12 dan beberapa abad berikutnya. Sebagai filosof, Ibnu Rusydi sangat berjasa dalam
ikhtiar mengintegrasikan tradisi pemikiran kalam Islam dengan tradisi pemikiran filsafat Yunani.

6
Herbert A. Davies seperti yang dikutip kembali oleh S.I. Poeradisastra mengatakan:

“Dunia ilmu pengetahuan banyak berutang budi kepada kaum Muslim. Merekalah yang
menemukan apa yang disebut angka-angka Arab; Al-jabar secara praktikal ciptaan mereka;
mereka menunjukkan ilmu ukur sudut, optika dan ilmu bintang; merekalah yang
menemukan lonceng gantung (pendulum); dan dibidang pengobatan, mereka telah mencapai
kemajuan istimewa; ilmu kesehatan; mereka melakukan pembedahan-pembedahan tersulit
yang pernah diketahui; mereka telah mengetahui cara membius; serta beberapa cara
mengobati orang-orang sakit sampai sekarang masih dipakai. Ketika di Barat (Eropa) secara
praktikal Gereja melarang praktik pengobatan, ketika upacara agama seperti mengusir setan-
setan rekaan dianggap sebagai penyembuhan bagi penyakit-penyakit, ketika tukang-tukang
obat palsu dan badut-badut amat banyaknya, di kala itu kaum Muslim telah mempunyai
kedokteran yang sesungguhnya.”

Selanjutnya, Brifault mengemukakan:

“Ilmu Pengetahuan merupakan sumbangan kebudayaan Arab kepada dunia modern;


setelah kebudayaan Arab Spanyol tenggelam kedalam kegelapan raksasa, yang
dilahirkannya bangkit keperkasaannya. Bukanlah hanya ilmu pengetahuan yang
menghidupkan kembali Barat di Eropa, pengaruh-pengaruh lain dan beraneka warna
memancarkan sinar pertamanya dari peradaban Islam kepada kehidupan Barat di Eropa.”

Brifault juga Menyatakan:

“Utang ilmu pengetahuan Barat di Eropa kepada ilmu pengetahuan Islam di Arab tidaklah
terdiri dari atas penemuan-penemuan teori revolusioner yang mengejutkan. Ilmu
pengetahuan berutang jauh lebih banyak kepada kebudayaan Islam, ia berutang mengenai
wujud hadirnya. Apa yang disebut ilmu pengetahuan di Barat di Eropa bangkit sebagai hasil
dari semangat menyelidik yang baru, dari perkembangan ilmu pasti, di dalam suatu bentuk
yang tak dikenal orang-orang Yunani. Semangat dan metode-metode itu diperkenalkan ke
dalam dunia Eropa oleh orang-orang Islam di Arab. “12

12
S.I. Poeradisastra, Loc. Cit, hlm 19

7
BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Ketika kekhilafahan Umayyah di Spanyol memegang kekuasaan, kemajuan Barat (Eropa)


bersumber dari ilmu pengetahuan dan metode berpikir yang rasional, diantara saluran masuknya
peradaban Islam ke Barat (Eropa) adalah Spanyol-Islam. Ketika Islam mengalami kejayaan di
Spanyol, banyak orang-orang Barat Eropa yang datang belajar kesana, kemudian menerjemahkan
karya ilmiah ilmuwan Muslim.

Hubungan Islam dan Barat juga melalui transmisi dan transformasi ilmu pengetahuan dan
peradaban Islam terhadap dunia Barat terjadi melalui dua hal berikut. Pertama, melalui kegiatan
penerjemahan. kedua, melalui kegiatan pendidikan yang dilakukan di perguruan tinggi. Misalnya
Universitas Kordoba

Sekitar tahun 756 M, Abdurrahman I yang memiliki gelar (kunyah) Al-Dakhil berhasil
membangun Dinasti Umayyah di Eropa, Semenanjung Iberia yang kemudian dengan nama
Andalusia. Ad-Dakhil mampu membangun Cordoba sebagai Ibukota Andalusia menjadi kota
yang maju dan indah. Arsitektur masjid, dan keelokan istana Az-Zahra merupakan bukti
pencapaian peradaban tinggi di zamannya. Di samping itu, kemajuan pembangunan infrastruktur
fisik, Dinasti Umayyah di Andalusia memiliki tambahan keunggulan dalam pengembangan ilmu
pengetahuan.

Mezquita merupakan bangunan masjid terbesar yang pernah dibangun di luar Arab dengan
banyak meniru masjid di pusat kekuasaan Dinasti Umayyah, Di era Dinasti Umayyah, mesjid tak
hanya dipakai untuk tempat beribadah, juga menjadi tempat belajar dan menimba ilmu
pengetahuan sehingga berkembang menjadi universitas Cordova yang sangat populer di
zamannya sebagai pusat keilmuan, baik untuk umat Islam dan juga orang-orang Eropa lainnya.
Dari universitas inilah, terjadi proses transfer tradisi keilmuan masyarakat Muslim diserap dan

dikembangkan orang-orang Barat di Eropa.

8
DAFTAR PUSTAKA

 S.I. Poeradisastra, Sumbangan Islam dan Peradaban Dunia, Jakarta: P3M, 1986

 Jan Romein, Loc.cit

 Ibnu Khaldun, Mukaddimah, terj. Ahmadie Thoha, Jakarta: Pustaka Firdaus, 2001, Cet.
Ke 3
 Raghib As-Sirjani, Sumbangan Peradaban Islam Pada Dunia. Jakarta: Pustaka Pelajar,
2011. Cet ke 1
 Dr. Ading Kusdiana, M.Ag, Sejarah & Kebudayaan Islam (periode pertengahan),
Bandung: Pustaka Setia, 2013, Cet ke 1

Anda mungkin juga menyukai