Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kehamilan, persalinan, nifas merupakan pengalaman yang sangat
mendalam, yang membawa suatu arti yang bermakna untuk perempuan,
namun pada kenyataanya masih banyak ibu hamil dengan kelainan letak
janin, seperti letak lintang, dan letak sungsang. Oleh sebab itu, proses
kehamilan, persalinan dan nifas sangat membutuhkan perhatian lebih dari
tenaga kesehatan agar mendapat kesejahteraan kesehatan ibu dan bayi
(Mufdilah, dkk. 2015).
Letak sungsang merupakan keadaan dimana janin terletak memanjang
dengan kepala di fundus uteri dan bokong berada di bagian bawah kavum
uteri. Letak sungsang memiliki beberapa tipe yaitu: frank breech yaitu
presentasi bokong murni dimana bagian kaki dari janin mengalami fleksi total
di bagian bokong dan ekstensi total di bagian lutut, complete breech yaitu
presentasi bokong sempurna dimana kedua kaki dan tangan menyilang secara
sempurna dan di samping bokong dapat diraba kedua kaki, incomplate breech
yaitu presentasi bokong tidak sempurna dimana hanya satu kaki di samping
bokong, sedangkan kaki lain terangkat ke atas (Marmi, 2016).
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian letak sungsang ?
2. Apa saja jenis posisi dan pesentasi bokong ?
3. Apa etiologi sungsang ?
4. Bagaimana diagnosis sungsang ?
5. Apa komplikasi ibu dan janin persalinan sungsang ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa pengertian letak sungsang
2. Untuk mengetahui apa saja jenis posisi dan pesentasi bokong
3. Untuk mengetahui apa etiologi sungsang
4. Untuk mengetahui bagaimana diagnosis sungsang
5. Untuk mengetahui apa komplikasi ibu dan janin persalinan sungsang

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Presentasi Bokong


Presentasi bokong ialah , janin terletak longitudinal dengan bokong pada
segmen bawah uterus. Diameter presentasi adalah bitrokanterik (10 cm) dan
denominatornya adalah sacrum. Presentasi ini terjadi pada kira-kira 3%
kehamilan cukup bulan. Pada trimester pertengahan, frekuensinya jauh lebih
besar karena porposi cairan amnion yang lebih besar memfasilitasi gerak
janin (gimovsky dan Hennigan 1995)
Kehamilan letak sungsang sering terjadi pada pertengahan trimester kedua,
secara kasar seperempat fectus berada dalam letak sungsang pada kehamilan
usia 28-30 minggu, hanya 80%. Kehamilan letak sungsang pada usia
kehamilan lebih dari 32 minggu sudah tidak dapat lagi mengubah presentasi
menjadi presentasi kepala. Faktor resiko kehamilan sungsang diantaranya
janin mudah bergerak seperti pada hidramnion, hamil kembar, hidrosefalus,
panggul sempit, kelainan pada uterus, dan plasenta previa.
Risiko persalinan secara normal dengan janin letak sungsang diantaranya
adalah mulut rahim tidak terbuka dan meregang secara maksimal, tali pusat
jatuh kevagina sebelum janin lahir, bayi mengalami nilai apgar rendah saat
lahir, serta cidera pada leher dan saraf tulang belakang leher bayi. Sedangkan
proses persalinan dengan caesar juga memiliki berbagai risiko seperti infeksi,
perdarahan, maupun cedera pada organ bagian dalam dan risiko kepala bayi
terjepit masih dapat terjadi (Oxorm & Forte, 2010)

B. Jenis Posisi dan Pesentasi Bokong


1. Bokong dengan tungkai ekstensi (Frank Breech)
Presentasi bokong dengan pinggul fleksi dan tungkai ekstensi pada
abdomen. 70% prsentasi bokong adalah jenis ini dan banyak terjadi
terutama pada primigravida yang tonus oto tuterusnya yang baik
menghambat fleksi tungkai dan putaran bebas janin

2
2. Bokong Sempurna (Complete Breech)
Sikap janin pada fleksi ini sempurna dengan pinggul dan lutut fleksi, dan
kaki terlipat kedalam dan disamping bokong

3
3. Bokong footling
Hal ini jarang terjadi, satu atau kedua kaki menjadi presentasi karena baik
pinggu dan lutut tidak sepenuhnya fleksi. Kaki lebih rendah dari bokong
yang membedakannya dari resentasi bokong sempurna.

4. Presentasi Lutut
Hal ini sangat terjadi. Satu atau kedua Pinggul mengalami ekstensi
dengan lutut fleksi menyebabkan salah satu janin atau lebih memliki
presentasi bokong .

4
C. Etiologi Sungsang
Dalam keadaan normal, bokong mencapai tempat yang lebih luas sehingga
terdapat kedudukan letak kepala. Disamping itu kepala janin merupakan
bagian terbesar dan keras serta paling lambat. Melalui hukum gaya berat,
kepala janin akan menuju kearah pintu atas panggul. Dengangerakan kaki
janin, ketegangan ligamentum rotundum dan kontraksi braxson hicks, kepala
janin berangsur-angsur masuk ke pintu atas panggul. (Manuaba, 1998 : 361 )
Faktor predisposisi dari letak sungsang adalah:
- Prematuritas karena bentuk rahim relatif kurang lonjong,
- Air ketuban masih banyak dan kepala anak relatif besar
- Plasenta previa karena menghalangi turunnya kepala ke dalam pintu atas
panggul.
- Kelainan bentuk kepala: hidrocephalus, anencephalus, karena kepala
kurang sesuai dengan bentuk pintu atas panggul.
- Fiksasi kepala pada pintu atas panggul tidak baik atau tidak ada, misalnya
pada panggulsempit, hidrosefalus, plasenta previa, tumor – tumor pelvis
dan lain – lain.
- Janin mudah bergerak,seperti pada hidramnion, multipara
- Gemeli (kehamilan ganda)
- Kelainan uterus, seperti uterus arkuatus ; bikornis, mioma uteri.

5
- Janin sudah lama mati.
- Sebab yang tidak diketahui.

Penyebab letak sungsang dapat berasal dari:

1. Sudut Ibu
1) Keadaan Rahim
 Rahim arkuatus
 Septum pada Rahim
 Uterus dupleks
 Mioma bersama kehamilan
2) Keadaan plasenta
 Plasenta letak rendah
 Plasenta previa
3) Keadaan jalan lahir
 Kesempitan panggul
 Deformitas tulang panggul
 Terdapat tumor menjalani jalan lahir dan perputaran ke posisi
kepala
4) Sudut Janin
Pada janin tedapat berbagai keadaan yang menyebabkan letak
sungsang :
 Tali pusat pendek atau lilitan tali pusat
 Hedrosefalus atau anesefalus
 Kehamilan kembar
 Hidroamnion atau aligohidromion
 Prematuritas
D. Diagnosis Sungsang
1. Diagnosis Presentasi Bokong Selama Antenatal
a. Anamnesa, Pergerakan anak teraba oleh ibu di bagian perut bawah,
ibu sering merasa ada benda keras yang mendesak tulang iga dan rasa
nyeri pada tulang iga karena kepala janin.

6
b. Palpasi. Pada primigravida , diagnosis lebih sulit karena otot abdomen
mereka yang keras, pada palpasi, janin terlihat longitudinal dengan
presentasi lunak, yang lebih mudah diraba dengan menggunakan
genggaman pelvik Kepala biasanya dapat diraba difundus sebagai
massa bulat yang keras, yang dapat digerakkan secara bebas dari
punggung dengan menangkupnya pada stau atau kedua tangan. Jika
tungkai terkestensi , kaki dapat mecegah terjadinya pembengkokan.
Jika bokong berada pada posisi anterior dan janin terfleksi dengan
baik sulit bagi bidan untuk menentukan kepala , tetapi peggunaan
gengggaman yang mengombinasikan segmen atas dan segmen bawah
secara bersamaan dapat membantu diagnosis. Ibu dapat mengeluh
ketidaknyamanan dibawah rusuknya, terutama dimalam hari, akibat
tekanan kepala pada diafragma.
c. Auskultasi, jika bokong belum melewati gelang pelvis , jantung janin
akan terdengan diatas umbilicus. Jika tungkai terekstensi ,bokong
akan turun kedalam pelvis dengan mudah. Jantung janin kemudian
terdengar lebih dibawah lagi.
d. Pemeriksaan Ultrasound, Pemeriksaan ini dapat dilakukan untuk
memperlihatkan presentasi bokong
2. Diagnosis Selama Persalinan
Presentasi bokong yang tidak diduga mungkin tidak terdiagnosis
sampai ibu mengalami persalinan. Jika tungkai terekstensi , bokong dapat
teraba seperti kepala pada abdomen, dan juga pada pemeriksaan vagina
jika serviks berdilatasi kurang dari 3cm dan letak bokong masih tinggi.
a. Pemeriksaan Abdomen
b. Auskultasi, jika bokong belum melewati gelang pelvis , jantung janin
akan terdengan diatas umbilicus. Jika tungkai ter ekstensi ,bokong
akan turun kedalam pelvis dengan mudah. Jantung janin kemudian
terdengar lebih dibawah lagi.
c. Pemeriksaan Ultrasound, Pemeriksaan ini dapat dilakukan untuk
memperlihatkan presentasi bokong
d. Pemeriksaan Vagina

7
Bokong teraba lunak dan tidak teratur dengan tidak adanya sutura
yang terpalpasi, walaupun terkadang sacrum dapat disalahartikan
sebagai kepala yang keras, dan bokong dapat diartikan sebagai caput
succadeum. Anus dapat teraba dan mekonium segar pada jari
pemeriksa biasanya merupakan diagnosis
Jika tungkai terekstensi , genital ekternal sangat jelas,teraba
tetapi,harus diingat bahwa genitalia eksterna tersebut mengalami
edema. Vulva yang mengalami edema dapat disalah artikan dengan
skrotum.
Jika kaki teraba , bidan harus membedakannya dengan tangan . jari-
jari kaki semuanya sama panjang, jari-jari kaki lebih pendek daripada
jari jari tangan dan ibu jari kkaki tidak dapat direntangkan dan jari
kaki lainnya. Kaki berada pada sudut 90 derajat dari tungkai , dan
tumit tidak memiliki kesaamaan dengan tangan. Presentasi dapat
dipastikan lagi dengan pemindai ultrasound.
3. Penatalaksaan Presentasi Bokong
a. Pada saat Pemeriksaan Antenatal
1) Beritahu hasil pemeriksaan yang sebenarnya, jelaskan pada pasien
mengenai kemungkinan-kemungkinan yang terjadi dengan
presentasi sungsang.
2) Beri konseling mengenai gerakan knee-cheest, yaitu meletakkan
kepala diantara kedua tangan lalu menoleh ke samping kiri atau
kanan, kemudian turunkan badan sehingga dada menyentuh kasur
dengan menggeser siku sejauh mungkin. Kegunaan gerakan ini
adalah untuk mempertahankan atau memperbaiki posisi janin agar
bagian kepala janin tetap berada di bawah. Gerakan ini disebut juga
sebagai gerakan “anti sungsang”
3) Jika diketahui janin letak sungsang pada usia kehamilan kurang
dari 34 minggu tidak perlu dilakukan intervensi apapun, karena
janin masih cukup kecil dan cairan amnion masih cukup banyak
sehingga kemungkinan besar janin masih dapat memutar dengan
sendirinya.

8
4) Jika bidan mencuriai atau mendeteksi adanya presentasi bokong
pada usia gestasi 36 minggu atau lebih harus merujuk ibu untuk
pemeriksaan ultrasound.
b. Pada saat Persalinan
Jenis pimpinan persalinan dengan presentasi bokong :
1) Persalinan pervaginam
Berdasarkan tenaga yang dipakai dalam melahirkan janin
pervaginam, persalinan per vaginam dibagi menjadi 3 yaitu:
a. Persalinan spontan Janin dilahirkan dengan kekuatan dan tenaga
ibu sendiri. Cara ini lazim disebut cara Bracht.
b. Manual aid (partial breech extraction; assisted breech delivery).
Janin dilahirkan sebagian dengan tenaga dan kekuatan ibu dan
sebagian lagi dengan tenaga penolong.
c. Ekstraksi sungsang (total breech extraction). Janin dilahirkan
seluruhnya dengan memakai tenaga penolong.
2) Persalinan per abdominam (seksio sesarea)
Penentuan cara persalinan adalah sangat individual, kriteria pada
tabel dibawah dapat digunakan untuk menentukan cara persalinan
per vaginam atau per abdominal ( sectio caesar ) :

Persalinan pervaginam Sectio Caesar


“Presentasi frank Breech”       Ketuban pecah dini lama
Taksiran berat janin 2000-35000 gr    Taksiran berat janin ≥3500 gr atau
<1500 gr
Ukuran panggul adekuat Diameter Panggul sempit
transversal PAP 11,5 cm, dan
anterioposterior 10,5 cm ; Diameter
tranversal panggul tengah 10 cm dan
diameter anterposterior 11,5 cm        
Pembukaan sudah lengkap, bagian Bagian terendah janin belum
terendah janin sudah engaged engaged, Partus lama, Primi tua,
Inferttilitas atau riwayat obstetrik
buruk, presentasi kaki, Kelainan
pada rahim.

9
Proses persalinan berlangsung normal Presentasi bokong tidak sempurna
meskipun sedah direncanakan SC atau presentasi kaki
(pervagiman masih merupakan pilihan Gawat Janin
dibandingkan SC)      

E. Komplikasi Ibu dan Janin Persalinan Sungsang


1. Komplikasi ibu
a. Perdarahan
b. Trauma jalan lahir
c. Infeksi
2. Komplikasi anak
a. Sufokasi / aspirasi :
Bila sebagian besar tubuh janin sudah lahir, terjadi pengecilan rongga
uterus yang menyebabkan gangguan sirkulasi dan menimbulkan
anoksia. Keadaan ini merangsang janin untuk bernafas dalam jalan
lahir sehingga menyebabkan terjadinya aspirasi.
b. Asfiksia :
Selain hal diatas, anoksia juga disebabkan oleh terjepitnya talipusat
pada fase cepat
c. Trauma intrakranial:
Terjadi sebagai akibat :
1) Panggul sempit
2) Dilatasi servik belum maksimal (after coming head)
3) Persalinan kepala terlalu cepat (fase lambat kedua terlalu cepat)
4) Fraktura / dislokasi
5) terjadi akibat persalinan sungsang secara operatif
d. Fraktura tulang kepala
e. Fraktura humerus
f. Fraktura klavikula
g. Fraktura femur
h. Prolapse tali pusat
Insiden 3.7% pada bayi sungsang lebih sering pada primigravida
daripada multigravida 6% dan 3%, lebih umum pada perdalinan

10
premature dan presentasi inkomplet (tipe kaki meumbung
presentasi kepala), prolapse tidak selalu menyebabkan kompresi
tali pusat, bila serviks telah dilatasi penuh kelahiran pervaginam
masih mungkin.
i. Persalinan macet setelah kepala turun
Insiden 8,5% aterm. Bila sungsang komplit atau tubuh dengan
mudah melalui pelvik maka kepala dapat diharapkan melewatinya
tanpa kesulitan. Pada bayi aterm bila kepala tidak melewati
pelvic dan servik, bokong juga pasti tidak bisa dan persalinan
tidak maju.
j. Hiperektensi kepala bayi
Insiden 5%. Hiperektensi kepala bayi dapat terjadi karena factor
berikut:
a. Tali pusat menjerat leher bayi
b. Lokasi plasenta
c. Abnormal uterus atau bayi
d. Bisa juga disebabkan persalinan dengan intervensi yang tidak
lazim oleh pemberi asuhan harus mengejan spontan bukan
ditarik. Penarikan dapat menyebabkan ekstensi lengan dan
kepala bayi.

11
BAB III
TINJAUAN KASUS
PENGKAJIAN ANTENATAL CARE

No. Register :
Tanggal/ waktu pengkajian : 05-10-2021/17.00 WIB
Nama pengkaji : Rosa Salsabila
Tempat Pengkajian : PMB Bidan H

I. PENGKAJIAN DATA SUBJEKTIF (S)


A. Biodata
Nama klien : Ny. A Nama klien : Tn. A
Umur : 22 tahun Umur : 25 tahun
Sukubangsa : Sunda Suku bangsa : Sunda
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMK
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Karyawan
Gol.Darah :O Gol.Darah :O

12
Alamat : Kampek 05/05 Alamat : Kampek 05/05
B. Keluhan
Ibu datang mengaku hamil 8 bulan, dan megatakan pada waktu
pemeriksaan sebeumnya posisi bayinya berada pada posisi sungsang, usia
kehamilan minggu hari dan ingin memeriksakan kandungannya.
C. Riwayat Kehamilan Sekarang
Kehamilan ke: 1 kali Bersalin: 0 kali Keguguran: 0 kali
HPHT : 23-02-2021 TP : 30-11-2021 Usia Kehamilan: 32
minggu
Siklus haid : 28 Hari Lamanya haid : 5 hari, Teratur
Dismenorrhea :Tidak ada Banyaknya : 3 x ganti pembalut/hari
Pergerakan janin yang pertama kali dirasakan : pada usia kehamilan 4
bulan
Gerkan janin yang dirasakan dalam 24 jam terakhir : ± 22 kali, kuat
Imunisasi : TT1: 20-05-2021 Tempat : PMB
TT2: 20-06-2018 Tempat: PMB
Periksa kehamialn : 7 kali Tempat : PMB Oleh : Bidan
Tablet Fe: 150 tablet, habis Cara minum : Dengan air putih
malam hari
D. Riwayat Kehamilan dan Persalinan yang Lalu
Ibu mengatakan ini adalah kehamilan pertamanya.
E. Aktivitas Sehari-hari
a. Diet
a. Nutrisi
 Pola makan : 3x/hari, porsi sedang
 Jenis makan yang dikonsumsi : Nasi,lauk pauk, sayuran
 Makanan yang di pantang : Tidak ada
 Perubahan makan : Tidak ada
 Alergi terhadap makanan : Tidak ada
b. Hidrasi
 Jenis cairan yang di minum : air putih
 Jumlah cairan yang diminum sehari : ± 10 gelas/ hari gelas

13
belimbing
b. Istirahat dan tidur
Malam : 4 jam/ hari Siang : ½ jam / hari
c. Personal hygience
Mandi : 2 x/hari Gosok gigi : 2x/hari
Ganti pakaian : 3 x/hari
Jenis pakaian yang dipakai saat hamil: Pakaian longgar seperti daster
d. Aktivitas seksual
Adakah perubahan : ada, dikurangi
Frekuensi : 1 minggu sekali
Keluhan/masalah : terhalang perut
e. Eliminasi
BAK : ± 8 x/ hari Banyak : Banyak
BAB : 1 x/hari Konsistensi : Lunak
F. Riwayat Kesehatan
1. Riwayat penyakit yang pernah/sedang diderita
Ibu tidak ada riwayat penyakit yang pernah / sedang diderita
2. Riwayat penyakit keluarga
Ibu tidak mempunyai riwayat penyakit keluarga seperti (Hipertensi,
DM, Asthma, Jantung, IMS, PMS)
3. Riwayat alergi
Ibu mengatakan tidak mempunyai alergi apapun.
4. Perilaku kesehatan
 Penggunaan alkohol/ obat-obatan sejenis : Tidak
 Obat-obatan/jamu yang sering diminum : Tidak
 Merokok : Tidak
5. Riwayat kontrasepsi
Jenis kotrasepsi : Belum Menggunakan
Alasan : Ingin Cepat mempunyai
anak
Lama pemakaian :-
Keluhan : Tidak Ada

14
Rencana KB yang akan datang : Suntik KB 3 bulan
G. Riwayat Sosial
Kehamilan diinginkan atau di rencanakan : Ya
Status perkawinan : Kawin Nikah ke : 1 Lamanya : 10 bulan
Pengambil keputusan : Suami Dukungan
keluarga : Baik
Pendamping persalinan : Suami
Pendonor darah : Adik Ny. A
Hubungan klien dengan suami : Baik
Hubungan klien dengan anggota keluarga lain : Baik
Rencana persalinan : Normal Tempat : PMB Oleh: Bidan
Keluarga yang tinggal serumah
No. Nama L/P Usia Hubungan Keluarga Pendidikan Pekerjaan Keterangan
1. Tn.A L 24th Suami SMK Karyawan Sehat

II. PENGKAJIAN DATA OBJEKTIF (O)


1. Keadaan umum : Baik Kesadaran : Composmentis Status
emosional: Stabil
2. Tanda-tanda vital
Tekanan darah : 120/80 mmHg Nadi : 80 x/menit
Respirasi : 22 x/menit suhu : 36,8°
3. Tinggi badan : 160 Cm
BB 70 70
Berat badan sekarang : 70 Kg IMT : 2= 2 = = 27,3
(TB) (1,60) 2,56
Berat badan sebelum hamil : 61 Kg
Kenaikan berat badan : 9 Kg
Lingkar lengan : 28 Cm
4. Pemeriksaan fisik
 Kepala
Inspeksi
 Warna rambut : Hitam
 Kebersihan : Bersih
Palpasi

15
 Keadaan rambut : Tidak rontok
 Benjolan : Tidak ada
 Muka
Inspeksi
 Odema : Tidak ada
 Pucat atau tidak : tidak pucat
Palpasi
 Odema : Tidak ada
 Mata
Inspeksi
 Konjungtiva : Merah muda
 Sclera : Putih
 Hidung
 Kebersihan : Bersih
 Pengeluran : Tidak ada
 Polip : Tidak ada
 Telinga
 Kebersihan : Bersih
 Pengeluaran : Tidak ada
 Fungsi pendengaran : Baik
 Bibir
Inspeksi
 Pucat : Tidak pucat
 Stomatitis : Tidak ada
 Gigi
 Caries : Tidak ada
 Gigi palsu : Tidak ada
 Lidah
 Warna : Merah muda
 Leher
 Pembengkakan kelenjar tyroid : Tidak ada
 Pembengkakan KGB : Tidak ada

16
 Pembengkakan vena jugularis : Tidak ada
 Dada
Payudara
Inspeksi : Simetris/ Tidak : Simetris
Benjolan : Tidak ada
Hyperpigmentasi : Ada

Palpasi :Benjolan : Tidak ada


Putting susu : Menonjol
Colostrum : Ada
Pembeseraan KGB axila : Tidak ada
Kelainan :Retraksi : Tidak ada
Lecet : Tidak ada
 Abdomen
Inspeksi
 Bentuk perut : Membesar sesuai usia kehamilan
 Sikatrik bekas operasi : Tidak ada
 Striae : Ada
 Hyperpigmentasi : Ada
Palpasi
 TFU : 29 cm
 Leopold I : Fundus teraba 3 jari dibawah PX, Teraba bulat, keras
dan melenting
 Leopold II : Ka : teraba keras memanjang dan ada tahana
Ki : teraba bagian-bagian kecil janin
 Leopold III : Teraba kurang bulat, lunak dan tidak melenting
 Leopold IV : tidak dilakukan
 Pelimaan : tidak dilakukan
 TBJ : (29-13)x155 = 2.480 gram
Auskultasi
 DJJ : 141 x/menit
 Ekstermitas

17
Ekstermitas atas
Inspeksi
 Oedema : Tidak ada
 Kuku : Pendek, bersih
Palpasi
 Oedema : Tidak ada
 Capillary refill : Kembali kurang dari 2 detik
Ekstermitas bawah
Inspeksi
 Bentuk : Simetris
 Oedema : Tidak ada
 Varises : Tidak ada
Palpasi
 Oedema : Tidak ada
 Capillary Refill : Kembali kurang dari 2 detik
 Varises : Tidak ada
Perkusi
 Reflek patella : kanan dan kiri +/+
 Genetalia
Inspeksi
 Oedema : Tidak ada
 Varises : Tidak ada
 Pembesaran kelenjar bartholin : Tidak ada
 Pengeluaran : Tidak ada
 Luka Perineum : Tidak ada
Palpasi
 Oedema : Tidak ada
 Varises : Tidak ada
 Pembesaran kelenjar bartholin : Tidak ada
 Pengeluaran : Tidak ada
 Anus
 Haemoroid : Tidak ada

18
5. Pemeriksaan Laboratorium
 Darah : Hb : 14 gr%
 Glukosa : tidak diperiksa
 Protein : tidak diperiksa

III. ASSESMENT (A)


Diagnosa : NY.A usia 22 th, G1P0A0, usia kehamilan 32
minggu dalam keadaan baik, janin hidup, tunggal
intrauterin, dengan presentasi bokong.
Masalah Potensial : Perdarahan
Antisipasi masalah potensial : Mengajarkan Ibu posisi Knee Chest

IV. PLANNING (P)


1. Memberitahukan kepada ibu tentang hasil pemeriksaan bahwa keadaan ibu
dalam keadaan baik, namun posisi janin nya dalam keadaan tidak normal.
Ibu mengetahui tentang hasil pemeriksaan.
2. Menjelaskan pada ibu tentang hasil pemeriksaan leopold yang telah
dilakukan, bahwa kehamilannya berada pada posisi letak sungsang. Ibu
sudah mengetahui bahwa terdapat komplikasi pada kehamilannya yaitu
letak sungsang sehingga ibu melakukan pemeriksaan rutin di tenaga
kesehatan.
3. Mengajarkan ibu posisi knee chest dan anjurkan ibu untuk melakukannya
sendiri dirumah selama 10-15 menit yang dilakuan sehari 2-4 kali. Ibu
telah mengikuti dan belajar posisi knee chest, ibu bersedia akan
melakukannya dirumah pada pagi,siang,dan sore.
4. Mengingatkan ibu tentang pola nutrisi dan cairan pada ibu hamil yaitu
makan-makanan yang bergizi dan seimbang secara teratur 3x sehari yang
mengandung cukup kalori seperti (pisang, anggur, apel, pir, kacang-
kacangan dan biji-bijian dll), protein seperti (telur, udang, kacang kedelai,
tahu, brokoli, tempe bayam dll), vitamin dan mineral. Ibu mengerti dan
akan melakukannya.

19
5. Memberitahukan kepada ibu tentang pola aktivitas dan istirahat yaitu tetap
boleh melakukan aktifitas fisik yang tidak terlalu memberatkan dan
melelahkan, mengurangi pekerjaan yang berat-berat, untuk tidur siang 1-2
jam dan tidur malam 7-8 jam. Ibu mengerti dan akan melakukannya.
6. Memberitahukan kepada ibu untuk segera mempersiapkan perlengkapan
persalinan untuk ibu dan bayi. Ibu akan mempersiapkannya.
7. Menjelaskan pada ibu tanda-tanda bahaya pada kehamilan trimester III
yaitu : perdarahan, bengkak ditangan, kaki, dan wajah, demam tinggi,
keluar air ketuban, gerakan bayi berkurang atau tidak bergerak sama
sekali, muntah terus-menerus dan tidak bisa makan sama sekali. Ibu
mengatakan mengerti tentang penjelasan yang disamapaikan.
8. Memberikan dan menganjurkan ibu untuk minum,Fe,Vit,dan Kalk, dan
memberitahu cara minumnya tablet Fe diminum bersamaan dengan Vit C
agar mempercepat penyerapan, dan di minum terpisah dengan Kalk dan
juga hindari diminum bersamaan dengan kopi,teh atau susu. Ibu sudah
minum tablet fe,vit c,dan kalk.
9. Memberitahu Ibu untuk melakukan USG kepada Obgyn dikarenakan
bayinya berada pada posisi sungsang. Ibu bersedia
10. Memberitahu ibu untuk melakukan kunjungan ulang 1 minggu yang akan
datang (serta menganjurkan untuk membawa hasil USG) atau jika
mendapati keluhan. Ibu bersedia melakukan kunjungan ulang.

20
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Setelah membahas kehamilan dengan letak sungsang, didapatkan
kesimpulan bahwa begitu pentingnya dilakukan Ante Natal Care (ANC) bagi
setiap ibu hamil yang bertujuan untuk mendeteksi dini adanya kelainan atau
komplikasi yang mungkin terjadi dan dapat di hindari atau diatasi.
B. Saran
Bagi klien hendaknya melakukan ANC rutin ke bidan untuk mendeteksi
kehamilanya dan keadaan janin. Dan hendaknya segera datang ke tenaga
kesehatan apabila mengalami tanda bahaya pada kehamilan, sehingga tidak
terjadi komplikasi tidak diinginkan.

21
DAFTAR PUSTAKA

Anggrita, S., Mardiatul, U. I., & Ramalida, D. (2015). Asuhan Kebidanan Pada
Kehamilan. Bogor: IN MEDIA.
Depkes RI. (2007). Pelayanan Antenatal.
Jannah. (2012). Buku Ajar Asuhan Kebidanan Kehamilan. Yogyakarta: ANDI.
Saifuddin, A. B. (2010). Buku Acuan Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Varney H, Kriebs J, Gegor C. 2008. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Edisi 4.
Jakarta: EGC

22

Anda mungkin juga menyukai