Anda di halaman 1dari 9

Strategi Pemberdayaan Masyarakat Pelaku UMKM Di Masa

Pandemi Covid-19

Indah Andayani
Pascasarjana Pendidikan Luar Sekolah, Universitas Negeri Surabaya
indahandayani.19006@mhs.unesa.ac.id

Maria Veronika Roesminingsih


Pascasarjana Pendidikan Luar Sekolah, Universitas Negeri Surabaya
roesminingsih@.unesa.ac.id

Wiwin Yulianingsih
Pascasarjana Pendidikan Luar Sekolah, Universitas Negeri Surabaya
wiwinyulianingsih@unesa.ac.id

Abstrak
Pelaku UMKM mengalami penurunan pendapatan dengan adanya pandemi Covid-19.
Penurunan daya beli konsumen dari sektor pemasaran tradisional dengan penutupan sektor
pariwisata merupakan tantangan pelaku UMKM dalam menjalankan produksi usaha. Peluang
pelaku UMKM untuk bertahan di masa pandemi adalah dengan memaksimalkan penjualan di
pasar Online. Pemberdayaan masyarakat pelaku UMKM dalam mencoba pasar Online perlu
dilakukan atau pilihan lain dengan memberdayakan pelaku UMKM pada produk yang paling
dibutuhkan di masa pandemi seperti, masker dan hand sanitizer. Tujuan penelitian untuk
mendapatkan model pemberdayaan yang paling dibutuhkan pelaku UMKM di masa pandemi
covid-19. Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode wawancara dan
observasi. 18 Sampel pelaku UMKM berasal dari kabupaten Kediri dengan stratified random
sampling. Tahap analisis data dimulai dari koleksi, reduksi, display, verifikasi, dan simpulan.
Keabsahan data menggunakan kredibilitas, member check, dependabilitas, konfirmabilitas, dan
transferabilitas. Hasil penelitian menggambarkan bahwa beberapa kendala yang dialami pelaku
UMKM kabupaten Kediri terletak pada proses pemasaran produk, sehingga strategi
pemberdayaan yang paling dibutuhkan para pelaku UMKM adalah pemberdayaan pemasaran
produk secara online melalui platform market digital dan dapat melalui strategi pemberdayaan
inovasi produk UMKM untuk beralih pada produk yang paling dibutuhkan (masker, hand
sanitizer).

Kata Kunci : Pemberdayaan masyarakat, pelaku UMKM, pandemi Covid-19

Abstract
UMKMs players have experienced a decline in income due to the Covid-19 pandemic. The
decline in consumer purchasing power from the traditional marketing sector with the closure
of the tourism sector is a challenge for UMKMs players in carrying out business production.
The opportunity for UMKMs players to survive during a pandemic is to maximize sales in the
online market. Empowerment of the community of UMKMs players in trying the online market
needs to be done or another option by empowering UMKMs players in the products most
needed during a pandemic such as masks and hand sanitizers. The research objective is to find
the empowerment model most needed by UMKMs actors during the Covid-19 pandemic. This
research used a qualitative approach with interview and observation methods. 18 The sample
of UMKMs actors came from Kediri district with stratified random sampling. The data
analysis stage starts from collection, reduction, display, verification, and conclusion. Data
validity uses credibility, member check, dependability, confirmability, and transferability. The
results of the study illustrate that some of the obstacles experienced by UMKMs players in
Kediri district lie in the product marketing process, so that the empowerment strategy most
needed by UMKMs players is the empowerment of online product marketing through digital
market platforms and through the strategy of empowering UMKMs product innovation to
switch to products most needed (masks, hand sanitizers)
Keywords: Community Empowerment, UMKMs actors, Covid-19 pandemic

12
Indah, Maria, Wiwin/ Jurnal Pendidikan Nonformal Volume 16, No. 1, Maret 2021

melakukan pemasaran melalui media sosial,


PENDAHULUAN 35% menggunakan promosi berbayar yang
Pandemi Covid-19 memberikan dampak telah tersedia secara Online, 13% menitipkan
buruk pada keberlangsungan kehidupan produk secara konvensional dan 6% tetap
ekonomi Indonesia, khususnya bagi pelaku membuka tempat jualan (Soetjipto, 2020). Hasil
UMKM. Penelitian Thaha (2020) melaporkan data dari survei penelitian tersebut memberikan
bahwa 163.713 pelaku UMKM pada sektor gambaran kendala dan peluang penyelesaian
makanan dan minuman terkena dampak masalah bagi pelaku UMKM pada situasi
pandemi Covid-19. Hasil laporan penelitian pandemi. Adanya kebijakan jaga jarak dan tetap
tersebut ditambah dengan data Kemenkop di rumah membuat pasar konvensional sepi
UMKM yang melaporkan bahwa 56% pelaku peminat, sehingga terjadi peningkatan pada
UMKM mengalami penurunan penjualan, 22% pasar digital. Peluang tersebut dimanfaatkan
pada aspek pembiayaan, 15% pada aspek pelaku UMKM untuk memasarkan produknya
distribusi barang, dan 4% mengalami kesulitan melalui pasar digital.
mendapatkan bahan baku mentah. Laporan ini Strategi pelaku UMKM dalam
merupakan hal serius, mengingat kontribusi menghadapi situasi pandemi Covid-19 diduga
UMKM sangat strategis bagi perekonomian dapat dilakukan melalui pemasaran produk
Indonesia. Data dari penelitian Amri (2020) secara Online. Kendala strategi tersebut adalah
yang diambil dari Kemenkop dan UMKM, pelaku UMKM yang belum memahami cara
(2018) menunjukkan bahwa jumlah UMKM pemasaran produk secara digital, mulai dari
mencapai 62,9 juta yang menyerap 97% tenaga pemfotoan, perancangan iklan, hingga publikasi
kerja dengan 89% di antaranya pada sektor produk di platform digital. Dampak strategi
mikro. Selain itu, UMKM berhasil tersebut menghasilkan penghematan luar biasa
menyumbangkan 60% produk domestik bruto pada sektor produksi, distribusi, dan pemasaran
ekonomi nasional. Data penelitian Soetjipto konvensional. Proses pemasaran secara Online
(2020) menunjukkan bahwa 75% mengalami memungkinkan produksi pelaku UMKM hanya
dampak penurunan penjualan, 51% pelaku berorientasi pada pesanan, sehingga
UMKM hanya mampu bertahan 1-3 bulan, 67% mengurangi jumlah tenaga kerja yang
menginginkan adanya dana darurat, dan hanya dibutuhkan pada saat produksi hingga proses
13% pelaku UMKM yakin menghadapi situasi distribusi. Selain itu, pasar Online
pandemi. melonggarkan pelaku UMKM dalam membuka
Penelitian Soetjipto (2020) menjelaskan tempat pemasaran, sehingga tidak terbebani
mengenai penyebab penurunan omzet pelaku uang sewa tempat. Penelitian Hardilawati
UMKM, yang meliputi 63% disebabkan oleh (2020) menunjukkan strategi bertahan UMKM
daya beli konsumen menurun, 46% konsumen di tengah Pandemi Covid-19 yang meliputi
takut membeli disertai adanya aturan PSBB, rekomendasi untuk melakukan perdagangan
dan 42% adanya aturan jam operasional toko. secara e-commerce, melakukan pemasaran
Dampak dari penurunan omzet, 33% pelaku secara digital, perbaikan kualitas produk,
UMKM memilih menghentikan produksi, 19% penambahan pelayanan konsumen, dan
menghabiskan stok barang yang dikembalikan, optimalisasi hubungan pemasaran pelanggan.
8% melakukan produksi ketika ada pesanan, Penelitian menggunakan pendekatan studi
dan 27% membuka dagangan dengan protokol kasus dengan titik kasus pada pelaku UMKM
kesehatan yang ketat. Usaha pelaku UMKM kabupaten Kediri. Penelitian berusaha
dalam menyiasati situasi pandemi, yaitu 38% memberikan gambaran permasalahan dan solusi
yang tengah dialami melalui program dilakukan penelitian mengenai model
pemberdayaan pelaku UMKM kabupaten pemberdayaan yang paling dibutuhkan pelaku
Kediri di tengah pandemi Covid-19. Fauji UMKM di masa pandemi Covid-19. Peneliti
(2020) menjelaskan karakteristik pelaku berasumsi bahwa penelitian tersebut belum
UMKM di kabupaten Kediri yang meliputi pernah dilakukan dengan tingginya
kemampuan sumber pendanaan usaha masih kebermanfaatan hasil penelitian bagi pelaku
rendah, memiliki jiwa wirausaha dengan sifat UMKM pada kabupaten Kediri.
tekun, produktif, dan inovasi berpikir masih
mendasar, sehingga masih berfokus pada METODE
kegiatan usaha yang bersifat rutinitas. Hal ini Penelitian merupakan penelitian kualitatif
menunjukkan bahwa karakteristik pelaku menggunakan pendekatan studi kasus dengan
UMKM di kabupaten Kediri dalam menghadapi metode observasi dan wawancara. Tujuan
situasi pandemi masih bertahan pada pasar penelitian untuk mendapatkan strategi
konvensional dengan resiko penurunan omzet pemberdayaan pelaku UMKM yang paling
jual produk. Gambaran permasalahan dengan dibutuhkan di masa pandemi Covid-19. 18
solusi yang ditawarkan, ditambah dengan sampel dipilih melalui stratified random
karakteristik pelaku UMKM kabupaten Kediri sampling pada pelaku UMKM kabupaten
memberikan ruang pada pegiat non formal Kediri. Hasil analisis penelitian dimulai dari
untuk memberikan pengetahuan dan koleksi data, reduksi, display, verifikasi, dan
pengabdian long life learning bagi pelaku simpulan. Hasil proses wawancara dan
UMKM melalui usulan program pemberdayaan. observasi dijabarkan melalui teks narasi hingga
Pemberdayaan masyarakat bagi pelaku didapatkan sebuah kesimpulan. Proses
UMKM di kabupaten Kediri merupakan keabsahan data meliputi kredibilitas, member
respons dari permasalahan yang dihadapi dalam check, dependabilitas, konfirmabilitas, dan
usaha untuk meningkatkan kembali omzet transferabilitas.
penjualan di tengah pandemi Covid-19.
Program pemberdayaan diharapkan mampu HASIL
meningkatkan keberdayaan pelaku UMKM Hasil penelitian diawali dengan data jenis
dalam menghadapi situasi pasar digital. UMKM yang terdapat di kabupaten Kediri.
Penelitian Widjajanti (2011) mengungkapkan Data tersebut diperoleh melalui laman resmi
bahwa proses keberdayaan membutuhkan dinas koperasi dan usaha mikro kabupaten
modal fisik dan manusia. Hal ini Kediri pada September 2019.
menggambarkan bahwa pada situasi pandemi Lainnya
menuntut manusia (pelaku UMKM) untuk 26%

mengembangkan modal fisik (produk UMKM). Agrobisnis


Penelitian tersebut memberikan temuan bahwa 3%

modal manusia dalam hal ini adalah pelaku Jasa


1%
UMKM memainkan peran penting dalam
UKM Besar
proses pengambilan keputusan untuk bertahan 3% Kuliner
57%
dengan produk awal dengan pasar digital atau Kerajinan Fashion
7% 3%
beralih pada produk lain yang dibutuhkan pada
situasi pandemi Covid-19. Gambar 1. Sebaran UMKM kabupaten Kediri
Berdasarkan permasalahan yang terjadi (Sumber: Dinas koperasi dan usaha mikro, September
pada pelaku UMKM di kabupaten Kediri, perlu 2019)

14
Indah, Maria, Wiwin/ Jurnal Pendidikan Nonformal Volume 16, No. 1, Maret 2021

Gambar 1 menunjukkan bahwa pelaku mewakili data keseluruhan UMKM terkait


UMKM kabupaten Kediri terdiri dari sektor model pemberdayaan pelaku UMKM yang
kuliner, fashion, kerajinan, jasa, agrobisnis, diinginkan.
UKM besar, dan lainnya dengan 57% dominasi Hasil penelitian disajikan data kualitatif
UMKM sektor kuliner dari proses wawancara berupa teks naratif
Proses wawancara dilakukan dengan terkait kondisi dan permasalahan yang dihadapi
mengujungi tempat pelaku UMKM, berbicara sampel di masa pandemi Covid-19, yang
santai perihal dampak pandemi covid-19 hingga meliputi:
strategi yang ditempuhnya dalam meningkatkan
omzet penjualan sambil mengikuti proses Kondisi pemasaran produk pelaku UMKM
produksi. Sebelum teks naratif hasil wawancara Pelaku UMKM kabupaten Kediri menjual
disajikan, berikut adalah karakteristik sampel produk mereka pada tempat-tempat wisata, toko
penelitian yang diambil dari teknik snowball tertentu, hingga warung di setiap desa. Hal ini
sampling. menunjukkan bahwa sistem pemasaran produk
1. 22 % sampel berjenis kelamin laki-laki dan mereka masih mengandalkan sistem
78% sampel berjenis kelamin perempuan. konvensional. Situasi pandemi mengakibatkan
2. 44 % sampel berusia kurang dari 35 tahun dan penutupan beberapa tempat wisata akibat dari
66% sampel berusia lebih dari 35 tahun. kebijakan jaga jarak dan tetap di rumah. Hal
3. 16,7% sampel memiliki pendidikan SMP, tersebut mengakibatkan proses produksi dan
38,9% SMA, 27,8% Diploma/ S1, dan 16,7% distribusi ke beberapa tempat menjadi berhenti,
berijazah S2. sehingga berpotensi menurunkan omzet
4. 84% sampel memiliki usaha bidang kuliner penjualan. Mereka mengaku sebagai produsen
dan sisanya pada bidang pendidikan, dari sebuah produk tidak bisa menjangkau
otomotif, dan agrobisnis. permintaan konsumen, kecuali adanya
5. 16,6% sampel telah berwirausaha selama penghubung (agen) yang bersifat reseller. Hal
lebih dari 5 tahun dan 83,4% kurang dari 5 ini menunjukkan bahwa permintaan produksi
tahun. dari sebuah produk berdasarkan adanya
6. 16,3% sampel memiliki karyawan lebih dari 5 permintaan yang dibawa oleh agen ke tempat
orang dan 83,7% memiliki karyawan kurang produksinya.
dari 5 orang 1. Penurunan omzet penjualan produk
7. 100% sampel memiliki ponsel android Pelaku UMKM kabupaten Kediri
dengan 80% android yang dimiliki adalah mengalami penurunan omzet penjualan
smartphone tipe terbaru bahkan ada yang mengalami kerugian.
Mereka mengaku mengalami penurunan
Persentase karakteristik pelaku UMKM di hingga lebih dari 70% di situasi pandemi
atas menggambarkan bahwa sampel yang covid-19. Kerugian timbul karena produk
mengikuti penelitian ini berasal dari pelaku yang dihasilkan memiliki batas waktu edar,
UMKM kecil dengan mayoritas pada bidang sehingga apabila melebihi batas waktu
usaha kuliner. Karakteristik tersebut sesuai tersebut, produk tersebut dilakukan
dengan data yang dikeluarkan dinas koperasi pembuangan.
dan UMKM kabupaten Kediri yang 2. Upaya menghadapi situasi pandemi Covid-19
menempatkan bidang kuliner menjadi sektor Strategi pelaku UMKM Kabupaten
UMKM yang paling diminati. Hal ini Kediri dalam menghadapi situasi pasar
menunjukkan bahwa penelitian ini mampu konvensional yang sepi ditambah dengan
menurunnya omzet penjualan dilakukan dibutuhkan di masa pandemi Covid-19.
dengan cara yang berbeda-beda. Ada yang Namun terjadi persaingan usaha yang ketat,
mengaku menggunakan metode penjualan terlebih keputusan membuat produk baru juga
door to door, ada yang mengandalkan membutuhkan modal yang besar.
penjualan toko secara fisik di tempat tertentu, Ketika mereka disuruh memilih strategi
ada yang membuka agen, menitipkan produk pilihan pertama atau kedua, mayoritas lebih
di market place,dan bahkan ada juga yang memilih pilihan pertama. Mereka mengakui
mencoba peruntungan berjualan di media bahwa pilihan pertama tidak memberikan
sosial. Mayoritas sampel mengaku tertarik resiko yang besar, seperti tidak ada tambahan
mencoba berjualan secara Online disertai modal usaha dan persaingan produk, sehingga
dengan adanya toko offline. Hal ini dengan pilihan tersebut, pelaku UMKM
menunjukkan bahwa pelaku UMKM membuktikan keseriusan untuk belajar
kabupaten Kediri memiliki semangat untuk pemasaran produk secara digital ketimbang
tetap bertahan berusaha di masa pandemi memanfaatkan produk yang bersifat aji
Covid-19. mumpung.
Ada dua pilihan yang dipertimbangkan 3. Model pemberdayaan bagi pelaku UMKM
oleh masing-masing pelaku UMKM. Pilihan Kediri
pertama adalah tetap bertahan dengan produk Program pemberdayaan diusulkan oleh
yang telah digeluti selama ini dengan peneliti sebagai tindak lanjut dari
memanfaatkan pasar digital dan diimbangi permasalahan dan potensi strategi yang
dengan penjualan secara konvensional. efektif bagi pelaku UMKM menghadapi masa
Pilihan kedua adalah tetap bertahan dengan pandemi Covid-19. Pelaku UMKM meyakini
produk yang telah digeluti, namun bahwa pemasaran secara digital dapat
mempertimbangkan membuat produk baru membantu meningkatkan omzet penjualan
yang paling dibutuhkan pasar di masa pasar secara konvensional di tengah situasi
pandemi seperti: masker dan hand sanitizer. pandemi. Mereka mayoritas sependapat
Mereka mengaku dua pilihan tersebut bahwa usaha untuk meningkatkan
memiliki dampak yang berbeda dengan kemampuan pemasaran dapat ditempuh
peluang yang seimbang. Pilihan pertama melalui proses pemberdayaan. Proses
memungkinkan pelaku UMKM untuk belajar pemberdayaan menuntun mereka berdaya
pemasaran digital sehingga dengan untuk selalu berjuang dan bertahan dalam
berjalannya waktu mereka mampu belajar dan kondisi yang saat ini dijalani atau kondisi
merencanakan bagaimana penjualan mereka yang akan dihadapi akan datang. Berdasarkan
meningkat. Hal ini memberikan keuntungan karakteristik masalah, kebutuhan, dan solusi
jangka panjang bagi pelaku UMKM karena yang ditawarkan, mereka sepakat untuk
kebutuhan pemasaran produk UMKM secara dilakukan pemberdayaan masyarakat dengan
digital sangat menjanjikan. Dampak pilihan model pemberdayaan pemasaran digital
pertama bagi pelaku UMKM adalah (digital marketing)
kesabaran dalam belajar pemasaran digital
dan pemasukan omzet sedikit karena PEMBAHASAN
bergantung pada pasar konvensional. Pilihan Hasil penelitian telah menjelaskan bahwa
kedua memungkinkan pelaku UMKM karakteristik pelaku UMKM kabupaten kediri
memiliki peningkatan pendapatan, terlebih didominasi oleh pelaku UMKM bidang kuliner.
mereka menjual barang yang sangat Data tersebut sesuai dengan penelitian yang

16
Indah, Maria, Wiwin/ Jurnal Pendidikan Nonformal Volume 16, No. 1, Maret 2021

dilakukan Soetjipto (2020) yang menunjukkan penyakit, dan globalisasi pasar. Permasalahan
bahwa 48% UMKM di Jawa timur didominasi utama yang dihadapi pelaku UMKM saat ini
sektor kuliner. Fauji (2019) juga menyebutkan adalah adanya pandemi Covid-19.
bahwa sebagian besar UMKM di Kediri Upaya untuk mengurangi dampak dari
bergerak dalam produksi kuliner dari permasalahan pelaku UMKM di tengah
pengolahan hasil pertanian. Hal ini disebabkan pandemi Covid-19 adalah dengan
bahwa area penyangga sekitar Kediri termasuk memanfaatkan pasar digital. Hardilawati (2020)
wilayah penghasil komoditas pertanian, menunjukkan bahwa strategi bertahan UMKM
sehingga pelaku UMKM Kediri memanfaatkan di tengah Pandemi Covid-19 adalah
peluang tersebut. Berdasarkan data yang memanfaatkan aplikasi pemasaran e-commerce,
menyebutkan bahwa dominasi UMKM Kediri digital marketing, memperbaiki kualitas produk
adalah kuliner maka 84% sampel yang dipilih dan pelayanan, dan pemanfaatan customer
berasal dari pelaku UMKM bidang kuliner. relationship marketing, Penggunaan aplikasi e-
Narasi hasil wawancara meliputi kondisi commerce memiliki pengaruh yang signifikan
pemasaran produk di tengah pandemi, terhadap peningkatan kinerja UMKM
penurunan omzet penjualan, upaya menghadapi (Ningtyas, 2015; Hanum, 2017) dan pendapatan
situasi pandemi Covid-19 dengan model pelaku UMKM (Helmalia, 2018; Setyorini., et
pemberdayaan yang tengah dibutuhkan pada al. 2019). Aplikasi yang dapat digunakan
situasi tersebut. Kondisi yang dialami pelaku pelaku UMKM dalam menjual produknya
UMKM Kediri memiliki kesamaan pada pelaku meliputi shoppe, lazada, tokopedia, JD.ID,
UMKM di Bangkalan. Penelitian Syaiful bukalapak, ojek, OLX, dll. Penggunaan digital
(2020) menjelaskan bahwa pelaku UMKM marketing dengan memanfaatkan media sosial
Bangkalan yang memiliki usaha minuman seperti whatsapp, instagram, facebook, twitter
Kamsia Boba mengalami penurunan omzet memberikan pengaruh positif pada peningkatan
penjualan, sehingga menuntut pelaku usaha penjualan produk. Bentuk pemasaran produk
tersebut menerapkan strategi pemasaran dengan dapat dilakukan melalui publikasi video dan
memanfaatkan media sosial seperti whatsapp, foto produk di akun media sosial secara
instagram, twitter, dan facebook dengan intensif, memanfaatkan iklan adsense media
mengandalkan promosi pesan antar di setiap sosial sehingga menjangkau konsumen sesuai
minimal pembelian. Hasil strategi tersebut kriteria yang ditentukan, melakukan promosi
memberikan selisih omzet penjualan berkurang langsung dengan adanya give away, dan
hanya 17,7% dari yang semula 82,3% di masa melibatkan penggunaan hasta (#) pada label
sebelum pandemi. Keberhasilan strategi pelaku produk. Peningkatan kualitas dan layanan
UMKM untuk tetap bertahan dan mendapatkan produk dapat ditambahkan dengan adanya jasa
omzet penjualan bergantung pada identifikasi antar pesanan secara gratis dengan ketentuan
masalah penjualan yang dihadapi agar strategi minimal pembelian tertentu. Sedangkan
tersebut tepat dan efektif. Herawati (2020) pemasaran melalui jaringan pelanggan dapat
menunjukkan permasalahan UMKM dan diupayakan melalui agen yang melakukan
potensi ancamannya yang meliputi: UMKM penjualan berdasarkan permintaan orang
belum memiliki jaringan pemasaran, modal dari tertentu (open pre order) (Hardilawati, 2020).
kemampuan pribadi, berjalan mandiri tanpa Hasil karakteristik pelaku UMKM kediri
dukungan dinas terkait, sarana produksi masih dengan permasalahan penjualan di tengah masa
manual, banyaknya pesaing Usaha dengan pandemi Covid-19 memberikan dorongan
produk yang sama, situasi pandemi wabah kepada pelaku UMKM mengadakan model
pemberdayaan digital marketing. Penelitian dengan karakteristik pelaku UMKM dan situasi
Fauziyah (2020) mengungkap bahwa pelaku pandemi Covid-19. Penelitian Sutinah (2020)
UMKM Kediri belum seluruhnya siap dalam mendorong pelaku UMKM untuk belajar
menghadapi perubahan revolusi industri 4.0, memahami pergeseran karakteristik konsumen
terutama pada aspek marketing digital. Urgensi ke arah pasar digital dengan memasarkan
penjualan produk UMKM dengan produk UMKM melalui teknologi digital.
memanfaatkan marketing digital sangat Penelitian Elfizon, et al (2020) membuktikan
diperlukan mengingat kondisi pasar yang sepi bahwa penerapan pemasaran produk melalui e-
di tengah pandemi Covid-19. Awali (2020) commerce berdampak positif terhadap pelaku
mengungkap bahwa penggunaan e-marketing industri rumah tangga. Lebih lanjut dalam
melalui marketplace memberikan dampak penelitian tersebut mengungkap bahwa dengan
positif pada kegiatan produksi dan distribusi memanfaatkan e-commberce dapat menjangkau
selama pandemi sehingga UMKM tetap konsumen lebih luas dengan promosi harga
berjalan dan menghasilkan nilai ekonomi. produk yang lebih rendah dalam menarik
Berdasarkan dari karakteristik modal fisik konsumen. Penelitian Wastutiningsih (2019)
(modal pelaku UMKM) dengan memperhatikan menunjukkan bahwa pemberdayaan masyarakat
situasi pasar di tengah pandemi, pelaku UMKM melalui digital marketing memberikan dampak
Kediri memilih model pemberdayaan digital peningkatan penjualan dan omzet yang
marketing dan memanfaatkan aplikasi e- diperoleh disertai dengan adanya perubahan
commerce untuk tetap berdaya dan bertahan. gaya hidup ke arah konsumtif sejak mengenal
Model pemberdayaan digital marketing dunia internet. Selanjutnya penelitian Rukmana
memberikan pengetahuan dan pengalaman yang (2020) menunjukkan strategi bersaing UMKM
berbeda pada pelaku UMKM untuk keripik di tengah pandemi yaitu dengan
mengembangkan produk usaha dan kemampuan mengandalkan harga yang terjangkau,
pemasaran produk melalui pasar digital. pengembangan produk, promosi, dan kecepatan
Penelitian Sulaksono (2020) menunjukkan distribusi produk. Sedangkan strategi bertahan
bahwa pelaku UMKM desa Tales memiliki dilakukan dengan penurunan harga produk agar
minat yang besar dalam menggunakan konsumen dapat menjangkaunya. Sedangkan
pemasaran melalui media sosial, karena 97% pada penelitian Narto (2020) menunjukkan
pengguna internet melakukan pencarian barang strategi pemasaran pudak di tengah Pandemi
atau jasa secara Online, 90% mengunjungi toko Covid-19 dilakukan melalui promosi berbasis
Online, 76% melakukan transaksi melalui Online dengan pemberian diskon. Beberapa
smartphone. Selanjutnya penelitian Samsiana, penelitian tersebut menunjukkan bahwa model
et al.(2020) menunjukkan bahwa penggunaan pemberdayaan digital marketing memberikan
android dioptimalkan sebagai peluang dampak positif terhadap hasil penjualan produk
pemasaran usaha di masa pandemi Covid-19. pelaku UMKM. Situasi pandemi Covid-19
Hal ini menunjukkan bahwa kegiatan memungkinkan pelaku UMKM memanfaatkan
pemasaran digital dari mengoptimalkan pasar digital melalui e-commerce dan sosial
penggunaan android sebagai peluang usaha media disertai dengan adanya promosi, harga
dalam menjual produk barang atau jasa melalui yang terjangkau bagi konsumen, peningkatan
e-commerce atau media sosial para pelaku produk dan jasa seperti pesan antar.
UMKM.
Model pemberdayaan pelaku UMKM
dilakukan melalu digital marketing sesuai

18
Indah, Maria, Wiwin/ Jurnal Pendidikan Nonformal Volume 16, No. 1, Maret 2021

SIMPULAN Umkm Di Wilayah Kota Semarang).


Program pemberdayaan digital marketing Maksimum, Vol. 1(No. 1), 1–15.
menjadi pilihan strategi pemberdayaan Hardilawati, Wan Laura. 2020. Strategi
pemasaran produk UMKM untuk bertahan di Bertahan UMKM di Tengah Pandemi
tengah pandemi Covid-19. Pemberdayaan Covid-19. Jurnal Akuntansi &
digital marketing memberikan kesempatan Ekonomika. Vol. 10(1) 89-98.
pelaku UMKM dalam memulai usaha dengan Helmalia, H., & Afrinawati, A. (2018).
sistem Online pada aplikasi perdagangan seperti Pengaruh E-Commerce Terhadap
Go-Food, Grab Food, Shope, Lazada, atau Peningkatan Pendapatan Usaha Mikro
memanfaatkan pasar media sosial facebook, Kecil Dan Menengah Di Kota Padang.
instagram dan twitter. JEBI (Jurnal Ekonomi Dan Bisnis Islam),
Perlunya pendampingan secara berkala 3(2), 237.
guna mengevaluasi pelaksanaan pemasaran https://doi.org/10.15548/jebi.v3i2.182
digital oleh pelaku UMKM hingga masa Herawati, L., Dayal Gustopo, dan Prima
pandemi Covid-19 berakhir. Pendampingan Vitasari. 2020. Identifikasi Permasalahan
dapat berupa bagaimana membuat iklan yang Penjualan dengan Metode SWOT pada
menarik atau bagaimana melakukan promosi UKM Gula Merah. Jurnal Teknologi dan
pada pasar media sosial. Manajemen Industri. Vol. 6(1) 17-20
Narto dan Gatot Basuki HM. 2020. Penguatan
DAFTAR RUJUKAN Strategi Pemasaran Pudak di tengah
Amri, Andi. 2020. Dampak Covid-19 terhadap Pandemi Covid-19 untuk meningkatkan
UMKM di Indonesia. Jurnal Brand. Vol. Keunggulan Bersaing Usaha Mikro Kecil
2(1) 123-130. Menengah Kota Gresik. Jurnal Intech.
Elfizon, Ganefri, dan Asrul Huda. 2020. Vol. 6(1) 48-54
Pemberdayaan Masyarakat dalam Ningtyas, P. K., Sunarko, B., & Jaryono.
Pemasaran Produk Industri Rumah (2015). Analisis Faktor Yang
Tangga melalui Penerapan E-cpmmerce. Mempengaruhi Adopsi ECommerce dan
Jurnal teknik elektro dan vokasional. Vol. Pengaruhnya Terhadap Kinerja UMKM
6(2) 237-242 95–107.
Fauji, Diah Ayu Septi dan Gesty Ernestivita. Rukmana, Arief Yanto dan Tuntun Ariadi
2019. Analisis Karakteristik Pelaku Sukanta. 2020. Analisis Strategi Bersaing
UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah) dan Bertahan pada Industri Mikro dan
di Kota Kediri. Prosiding Seminar Kecil Panganan Keripik Kemasan di
Nasional dan Call for Papers. 125-132. tengah Situasi Sulit Penyebaran Pandemi
Fauziyah. 2020. Tantangan UMKM dalam Covid-19. Jurnal Sains Manajemen dan
Menghadapi Revolusi Industri 4.0 Akutansi. Vol. 12 (1) 37-53
ditinjau dari Aspek Marketing dan Samsiana, S., Rahmadya T. H., Anita S. S. G.,
Accounting. Jurnal Manajemen dan Irwan R., Fata N. K., Herawati,
Kewirausahaan. Vol. 5(2) 155-172. Maiumunah, dan Benrahman. 2020.
Hanum, A. N., & Sinarasri, A. (2017). Analisis Optimasi Penggunaan Android sebagai
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Peluang Usaha di Masa Pandemik
Adopsi E Commerce Dan Pengaruhnya Covid’19. Jurnal Abdimas UBJ. Vol. 3(2)
Terhadap Kinerja Umkm (Studi Kasus 137-148
Setyorini, D., Nurhayati, E., & Rosmita. (2019).
Pengaruh Transaksi Online (e-
Commerce) Terhadap Peningkatan Laba
UMKM (Studi Kasus UMKM Pengolahan
Besi Ciampea Bogor Jawa Barat). Jurnal
Mitra Manajemen (JMM Online), 3(5),
501–509.
Soetjipto, Noer. 2020. Ketahanan UMKM Jawa
Timur Melintasi Pandemi Covid-19.
Yogyakarta: K-Media.
Sulaksono, Juli dan Nizar Zakaria. 2020.
Peranan Digital Marketing bagi Usaha
Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM)
desa Tales kabupaten Kediri. Generation
Journal. Vol. 4 (1) 41-48
Sutinah, Bagong Suyanto, dan Ratna Azis P.
2020. Pemberdayaan Pelaku UMKM
Merespon Pergeseran Karakteristik
Konsumen di Era Digital. Jurnal Layanan
Masyarakat. Vol. 4(1) 202-207
Syaiful, Fahmi Fadlillah dan Elihami Elihami.
2020. Penerapan Analisis SWOT
terhadap Strategi Pemasaran Usaha
Minuman Kamsia Boba Milik Abdullah di
tengah Pandemi Covid-19 di Kabupaten
Bangkalan. Jurnal Edukasi Nonformal.
343-359
Thaha, Abdurrahman Firdaus. 2020. Dampak
Covid-19 terhadap UMKM di Indonesia.
Jurnal Brand. Vol. 2(1) 147-153
Wastutiningsih, Sri Peni dan Titis Puspita
Dewi. 2019. Pemberdayaan Masyarakat
Berbasis Pengembangan Usaha Mikro,
Kecil, dan Menengah di era Revolusi
Industri 4.0. Suluh Pembangunan. Vol.
1(2) 90-96
Widjajanti, Kesi. 2011. Model Pemberdayaan
Masyarakat. Jurnal Ekonomi
Pembangunan. Vol/ 12(1) 15-27.

20

Anda mungkin juga menyukai