PROPOSAL
OLEH
ANGGI SAMSURI
NIM. 11810623392
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
nilai-nilai yang baik dan, juga sikap yang baik. Pendidikan bisa membuat
seorang itu menjadi aktif, cerdas, kreatif, serta bertanggung jawab dan
dirinya. Dengan demikian, dapat dipahami juga bahwa suatu kegiatan belajar
1
Wina Senjaya, Perancanaan dan Desain Sistem Pembelajaran,(Jakarta: Kencana Prenada
Media Grup, 2012), Hlm. 13.
2
Fitrah, Jurnal Kajian Ilmu-ilmu Keislaman.(Vol. 03 No. 2 Desember 2017).
1
2
kehidupan sehari-hari. Mulai dari bangun tidur sampai dengan tidur lagi kita
disuguhi oleh aktivitas perekonomian, mulai dari bangun tidur kita mandi
menemui sabun mandi, pesta gigi, kemudian makan, kita menemui piring,
sendok, nasi dan seterusnya, yang semuanya merupakan hasil dari kegiatan
perekonomian. Oleh karena itu yang jika mata pelajaran ekonomi hanya
bersifat menghafal saja tentunya bagi siswa akan lebih sulit memahaminya.
disampaikan.3
yang terjadi pada diri siswa setelah mengalami proses pembelajaran. Dari hasil
belajar inilah dapat dilihat keberhasilan siswa dalam memahami suatu materi
pelajaran. Hasil belajar yang tinggi diharapkan dapat diperoleh pada setiap
kegiatan penilaian atau pengukuran hasil belajar. 4 Hasil belajar adalah pola-
mencapai KKM, dan 60% siswa berada dibawah KKM yang bernilai 75.
2011).
Dimyanti , Mudjiono. Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2009). Hlm 200.
4
yang sangat sulit dipahami, faktor penyebab yang lain peserta didik
Selain itu siswa kurang siap dalam menghadapi pelajaran dan siswa kurang
setelah ditunjuk oleh guru. Walaupun ada siswa yang semangat mengikuti
pembelajaran, namun itu hanya pada siswa-siswa tertentu saja dan saat
pembelajaran tidak tercapai dengan baik. Oleh sebab itu masih banyak siswa
Bunut relatif menggunakan metode ceramah, dan tanya jawab sehingga materi
yang disampaikan dianggap tidak berhasil sehingga siswa masih banyak yang
belum paham terhadap materi yang disampaikan oleh guru. Sehingga hasil
belajar masih jauh dari yang diharapkan. Hasil belajar siswa yang belum
sesuai dengan yang diharapkan ini dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor.
Ada tiga faktor yang mempengaruhi hasil belajar yaitu (1) faktor internal
siswa dapat berupa faktor fisiologisdan faktor psikologis seperti minat, tingkat
seperti guru, staf administrasi, orang tua, keluarga dan lingkungan masyarakat
sekitar, gedung sekolah, alat-alat belajar, cuaca dan waktu belajar yang
pembelajaran inovatif siswa dilibatkan secara aktif dan bukan hanya dijadikan
sebagai objek. Pembelajaran tidak lagi berpusat pada guru tetapi pada siswa.
Guru memfasilitasi siswa untuk belajar sehingga mereka lebih leluasa untuk
3. Masih ada sebagian siswa yang menganggap mata pelajaran ekonomi itu
sulit.
6
Muhibbin. 2000. Pisikolog Pendidikan dengan Pembelajaran Baru. (Bandung. PT
Remaja Rosida Karya). Hlm 132.
7
Agus Suprijono.2011 Cooperative Learning:Teori dan Aplikasi PAIKEM. (Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2011).
5
dalam belajar.
kolaboratif, di mana akan terjadi interkasi dua arah yang aktif. Penerapan
diterapkan disekolah SMA N 1 Bunut, maka dari itu model yang diharapkan
pelajaran ekonomi.
Bunut”.
B. Penegasan Istilah
1. Pengaruh
ada atau timbul dari sesuatu (orang atau benda) yang ikut membentuk
9
Muhammad Thabroni, & Mustofa, 2011, Belajar dan Pembelajaran. (Jogjakarta: Ar-Ruzz
Media).
10
Astra, 2012, Pengaruh Model Pembelajaran Probelm Posing Tipe Pre-Solution Posing
Terhadap Hasil Belajar Fisika dan Krakter Fisika. Jurnal Fisika Indonesia. ISSN: 1693-1246, Juli
11
Hasan Alwi,dkk, 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. (Jakarta: Depertemen
Pendidikan Nasional Balai Pustaka). Hlm 849.
7
2. Problem Posing
merupakan istilah dalam bahasa inggris yang berasal dari dua kata yaitu
“problem” yang artinya masalah atau soal, dan “posing” dari kata to pose
3. Hasil Belajar
kecakapan dalam bentuk nilai pada mata pelajaran ekonomi dan hasil
C. Permasalahan
1. Identifikasi Masalah
proses pembelajaran
SMA N 1 Bunut.
2. Batasan Masalah
3. Rumusan Masalah
D. Tujuan Penelitian
adalah untuk melihat perbedaan hasil belajar siswa kelas eksperimen yang
E. Manfaat Penelitian
9
sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
penelitian selanjutnya.
2. Manfaat Praktis
pendidikan.
LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori
merupakan istilah dalam bahasa inggris yang berasal dari dua kata yaitu
“problem” yang artinya masalah atau soal, dan “posing” dari kata to pose
14
Ibid. Hlm 133.
15
Miftahul Huda .2013. Model- Model Pengajaran dan Pembelajaran , (Yogyakarta:
Pustaka Pelajar) . Hlm 276.
16
Riyaldi Wahyu. Penggunaan Model Pembelajaran Problem Posing untuk Meningkatkan
Keterampilan Operasi Hitung Pecahan.. Jurnal PGSD Universitas Sebelas Maret, Jalan Slamet
Riyaldi 449 Surakarta.
10
11
berdasarkan situasi.17
mampu memahami materi pelajaran yang diajarkan oleh guru dengan baik
menyajikan soal temuannya didepan kelas. Dalam hal ini, guru dapat
17
Rifatul Mahmuzah. Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa SMP
Melalui Pendekatan Problem Posing. Jurnal Peluang, Volume 4, Nomor 1, Oktober 2015.ISSN:
2302-5158.
12
dan siswa.
belajar.
diberikan.
pertanyaan.
keaktifan siswa.
g. Semua siswa terpacu untuk terlibat secara aktif dalam membuat soal.
kekuarangan diantaranya:
disampaikan.
20
Aris Shoiman. Ibid. Hlm 135.
21
Shelly Hardiyanti, Dkk. 2012, Perbedaan Hail Belajar Statika Antara Metode Ceramah
dengan Metode Problem Posing pada Siswa Kelas XII Teknik Konstruksi Kayu SMK Kayu 1
Jakarta. Jurnal Pensil Jurusan Teknik Sipil FT UNJ Volume 1 No. 2- Agustus 2012. ISSN: 2301-
8437.
22
Aris Shoiman. Ibid. Hlm, 135.
14
berikut:
b. Guru menjdi rekan murid yang melibatkan diri dari menstimulasi daya
23
Shelly Hardiyanti, Dkk. Ibid. Hlm 147.
24
Muhammad Thobari dan Arif Mustofa. 2013. Belajar dan Pembelajaran Pengembangan
Wacana dan Praktik Pembelajaran dalam Pengembangan Nasional. (Yogyakarta: Ar-Ruzz
Media), Hlm. 343
15
a. Mengulas Materi
penting.
pendidik.
baru.
b. Membantuk Masalah
25
Ibid, Hlm. 349.
16
diinginkan.
c. Memeriksa Solusi
timbul.
d. Review
dilakukan.
diajukan.26
26
Ratna Kartika Irawati. 2014. Pengaruh Model Pembelajaran Problem Solving dan
Problem Posing Serta Kemampuan Kemampuan Awal terhadap Hasil Belajar Siswa.(Jurnal
PendidikanSains)Vol. 2, No,4. Desember 2014, Hlm 184-192.
17
pelajaran yang diajarkan oleh pendidik dengan baik dan bisa memproleh
7. Hasil Belajar
Jadi hasil belajar merupakan sebuah tolak ukur seberapa jauh seorang
27
Dimyanti , Mudjiono. Ibid.
28
Agus Suprijono. Ibid.
18
1) mengingat
2) memahami
3) mengaplikasi
4) kemampuan menganalisis
5) kemampuan mengevaluasi
6) dan mencipta.31
29
Depertemen Agama RI. 2010 Al-qur’an dan Tafsirannya Jilid V, (Jakarta: Lentera
Abadi). Hlm 78
30
Pindo Hutauruk, Rinci Simbolon.2018. Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dengan Alat
Peraga pada Mata Pelajaran Ipa Kelas 1V SDN Nomor 14 Simbolon Purba. School Education
journal (Vol. 8. No 2 Juni 2018 p- ISSN: 2355-1720, e-ISSN: 2407-4926)
31
Purwanto. 2010. Evaluasi Hasil Belajar. (Yogyakarta: Pusat Belajar).
19
a) Pengetahuan (knowladge)
b) Pemahaman (comprehension)
c) Penerapan (Application)
32
Sigit Mangun Wardayo. 2013. Penelitian Tindakan Kelas (Yogyakarta: GRAHA ILMU).
Hlm, 42-43.
20
menghubungkan, mengklasifikasikan.
d) Analisis (Analysis)
membandingkan.
e) Sintesis (Synthesis)
gabungan yang berpola dan berkaitan satu sama lain. Kata kerja
merumuskan.
f) Evaluasi (Evaluation)
mempertahankan pendapatnya.34
satu sama lain, dan dapat disimpulkan bahwa hasil belajar peserta didik
sebab itu, faktor-faktor positif tersebut perlu didalam diri peserta didik
Belajar
aktifitas belajar siswa lebih aktif menantang, sumber belajar dan peluang
36
Muhibbin.2000. Psikolog Pendidikan dengan Pendidikan Baru (Bandung: PT Remaja
Rosida Karya). Hlm, 132.
37
Herdian. 2009. Model Pembelajaran Problem Posing. Tersedia Pada:
http://herdy07.woerdpress.com/2009/04/19/modal-pembelajaran-problem posing (diakses pada
tanggal 12 oktober 2020)
23
a. Penawaran (supply)
para penjual, dan sebaliknya makin rendah harga suatu barang makin
38
Wayan Guntara, Dkk. 2014. Pengaruh Model Pembelajaran Problem Posing Terhadap
Hasil Belajar Matematika di SD Negeri Kalibukbuk. E-Journal Mimbar PGSD Universitas
Pendidikan Ganesha PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014).
39
Dewi Erianti, Dkk. 2017. Pengaruh Model Pembelajaran Problem Posing Dipadu Media
Audio Visual Terhadap Keterampilan Berpikir Kritis dan Hasil Belajar Siswa pada Materi Sistem
Endokrin di Mas Babun Najah Banda Aceh.. (Jurnal Edubio Tropika, Volume 5,Nomor 1,
April2017). Hlm 31.
24
tentang sifat hubungan antara harga suatu barang dan jumlah barang
harganya rendah.41
p S
P2
P1
Q1 Q2 Q
Dimana
P : Harga
S : Penawaran
40
Daniel, M, 2002, Pengantar Ekonomi Pertanian. Bumi Aksara, Jakarta.
41
Sukirno , S. 2011, PengantarTeori Mikro Ekonomi (Edisi Ketiga). PT Raja Grafindo
Persada. Jakarta.
25
harga tersebut.42
ini:
P S S1
P2
P1
Q1 Q2 Q
42
Kadariah, 1994, TeoriEkonomi Mikro, Malang. Universitas Muhammadiyah Malang.
43
Ibid.
26
dipakainya tetap.
2) Biaya penjualan s
3) Keuntungan
b. Permintaan (demand)
barang yang sanggup dibeli oleh para pembeli pada suatu tempat dan
waktu tertentu dengan harga yang berlaku pada saat itu. 45 Menurut
P
P1 B
P2 A
44
Rahardja dan Mandala, 2008, Pengantar Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi Universitas
Indonesia
45
Daniel. Ibid.
46
Sukirno, Ibid.
28
Q2 Q1
Dimana:
P : Harga
D : Permintaan
P1 B
P2 A
D
47
Mahdar Ernita, 2019, Teori Ekonomi Mikro, CV1 Mutiara Pesisir Sumatera, Hlm. 36
Q
29
Q1 Q2
komplemen (penggenap).
48
Nuraini , I, 2006, Pengantar Ekonomi Mikro, Malang, Universitas Muhammadiyah
Malang.
30
5) Jumlah Penduduk
7) Distribusi Pendapatan.
F. Penelitan Relevan
Belajar Siswa” data penelitian menggunakan tes hasil belajar yang terdiri
atas 14 soal pilihan ganda dan 5 soal esai. Analisis data menggunakan uji
bahwa hasil belajar tingkat tinggi siswa yang dibelajarkan dengan problem
posing cenderung lebih efektif dalam melatih berfikir tingkat tinggi siswa
yaitu terletak pada variabel bebasnya, penelitian ini hanya meneliti satu
49
Mahdar Ernita, Ibid, Hlm.31-32
31
Posing Tipe Pre Solution Posing. Hasil Penelitian Data penelitian yang
Purwarejo Tahun Ajaran 2013/2014. Dari data yang diperoleh, nilai rata-
rata pre test dan post test siswa pada siklus 1 mengalami peningkatan
sebesar 41,33. Pada siklus II, nilai rata-rata pre test dan post test siswa
post test sebesar 11, 25 serta naiknya persentase ketuntasan siswa dari
problem posing dan teknik pemberian tes dalam penelitian ini sama
32
signifikan terhadap berfikir kreatif siswa konsep penerimaan sifat. Hal ini
didapat dari hasil analisis data menggunakan uji t. Data hasil perhitungan
(5.62 > 1.99). Indikator berfikir kreatif yang paling tinggi kenaikannya
G. Konsep Operasional
33
menyajikan soal temuannya didepan kelas. Dalam hal ini, guru dapat
dan siswa.
untuk belajar.
diberikan.
membuat pertanyaan.
2. Hasil Belajar
yaitu:
a. Kemampuan Mengingat
b. Kemampuan Memahami
c. Kemampuan Mengaplikasi
d. kemampuan menganalisis
penawaran
e. Kemampuan mengevaluasi
35
f. mencipta.
1. Asumsi Dasar
SMAN I Bunut.
2. Hipotesis
konvensional
konvensional.
.
36
37
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
36
38
belajar siswa.
Only Design With Nonequivvalent Group. Desain ini memiliki satu kelompok
eksperimen yang diberikan suatu perlakuan dan diberikan postest tetapi tanpa
pretest, dan suatu kelompok kontrol yang hanya diberi posttest tetapi tanpa
pretest dan tanpa perlakuan.51 Gambaran tentang desain ini dapat dilihat pada
Tabel I. 1
Rancangan Penelitian
Pretest Perlakuan Posstest
Eksperimen - X T
Kontrol - - T
50
Endang Mulyatiningsih, 2012. Metode Penelitian Terapan Bidang Pendidikan, Bandung:
Alfabeta). Hlm 85.
51
Slamet Yulias, 2008. Pengantar Penelitian Kuantatif, (Surakarta: UNS Press, ). Hlm 102
39
ini adalah pengaruh model pembelajaran problem posing terhadap hasil belajar
ekonomi siswa.
1. Populasi
tabel I.2
Tabel I.2
Populasi Penelitian
NO KELAS JUMLAH
1 X IPS 1 30
2 X IPS 2 29
3 X IPS 3 30
JUMLAH 89
2. Sampel
dengan memakai model problem posing jadi, sampel dalam penelitian ini
52
Sugiono,2016. Metode Penelitian Kuantatif, Kualitatif, dan R&D. (Bandung: Alfabeta).
Hlm 80.
53
Sugiono. Ibid. Hlm 85.
40
representatif.
antara lain:
1. Tes
bakat yang dimiliki individu atau kelompok.54 Dalam tes ini digunakan
menggunakan post test yang digunakan untuk menjaring data hasil belajar
uraian merupakan suatu tes yang berisi soal-soal dimana harus dijawab
masing-masing individu.
2. Observasi
proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses
54
Suharismi Arikunto,2004, Prosedur Penelitian Suatu Praktek, (Jakarta: Rineka Cipta,).
Hlm. 170
41
3. Dokumentasi
Seperti profil sekolah, data sekolah, dan foto kegiatan proses belajar
mengajar.55
1. Statistik Inferensial
tes “t” test “t” adalah salah satu uji statistik yang digunakan untuk
dari dua buah maen sampel (dua buah variabel yang dikomperatifkan). 56
Sebelum melakukan analisis data test “t” ada beberapa syarat yang harus
dilakukan yaitu:
ordinal karena data yang terkumpul merupaka data yang diperoleh dari
55
Anas Soedjono,2014, Pengantar Statistic Pendidikan, Jakarta: Rajawali Press, Hlm. 43
56
Hartono, 2009, Statistik untuk Penelitian (Yogyakarta: Pustaka Pelajar), Hlm. 178
42
yang paling tinggi atau sebaliknya dan data dalam bentuk katagoriatau
klasifikasi.57
( yi− y)
Τi=50+10
SD
Keterangan:
b. Uji Hipotetis
M x −M Y
t 0❑ =
2 2
SD x SDY
√ ⌈
√ N −1
⌉ +⌈
√ N−1
⌉
Keterangan :
MX : Mean variabel X
My : Mean variabel Y
SDX : Standar Deviasi X
SDY : Standar Deviasi Y
N : Sampel
57
Ibid, Hlm. 6-7
58
Ibid , Hlm. 126
DAFTAR PUSTAKA
Alam dan Rudianto, Ekonomi untuk SMA/MA Kelas X Kurikulum 2013 yang
Disempurnakan Kelompok Peminatan, Jakarta: Erlangga 2013.
Mahdar Ernita. Teori Ekonomi Mikr. (CV Mutiara Pesisir Sumetra 2019)
Miftahul Huda. Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran. (Yogyakarta:
Pustaka Pelajar. 2013).
Pindo Hutauruk, Rinci Simbolon. Meningkat Hasil Belajar Siswa Dengan Alat
Peraga pada Mata Pelajaran Ipa Kelas IV SDN Nomor 14 Simbolon Purba.
School Education Journal. (Vol 8 No 2 Juni 2018 p- ISSN: 2355-1720, e-
ISSN : 2407-4926.)
Sukirno, S. Pengantar Teori Mikro Ekonomi ( Edisi Ketiga). (PT Raja Grafindo
Persada: Jakarta 2011)