Anda di halaman 1dari 7

Nama : Mutia Radia

NIM : 2111017009

Matkul : Pancasila

Jelaskan implementasi nilai-nilai dalam butir-butir Pancasila! Apa relevansi Pandemi Covid-
19 dengan nilai-nilai yang terdapat dalam butir-butir Pancasila, apakah menjadi faktor
penghambat atau merupakan solusi?

Jawab:

 Implementasi nilai-nilai dalam butir-butir Pancasila

1. Ketuhanan Yang Maha Esa

(1) Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaannya dan ketaqwaannya terhadap Tuhan


Yang Maha Esa.

(2) Manusia Indonesia percaya dan taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, sesuai dengan
agama dan kepercayaannya masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil
dan beradab.

(3) Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama antara pemeluk agama
dengan penganut kepercayaan yang berbeda-beda terhadap Tuhan Yang Maha Esa

(4) Membina kerukunan hidup di antara sesama umat beragama dan kepercayaan
terhadap Tuhan Yang Maha Esa

(5) Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah masalah yang
menyangkut hubungan pribadi manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa.

(6) Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai


dengan agama dan kepercayaannya masing-masing.

(7) Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa
kepada orang lain.

2. Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab


(1) Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai
makhluk Tuhan Yang Maha Esa.
(2) Mengakui persamaan derajad, persamaan hak dan kewajiban asasi setiap manusia, tanpa
membeda-bedakan suku, keturrunan, agama, kepercayaan, jenis kelamin, kedudukan sosial,
warna kulit dan sebagainya.
(3) Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia.
(4) Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepa selira.
(5) Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang lain.
(6) Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
(7) Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
(8) Berani membela kebenaran dan keadilan.
(9) Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat manusia.
(10) Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama dengan bangsa lain.

3. Persatuan Indonesia
(1) Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan keselamatan
bangsa dan negara sebagai kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan
golongan.
(2) Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan bangsa apabila
diperlukan.
(3) Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa.
(4) Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan bertanah air Indonesia.
(5) Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan
keadilan sosial.
(6) Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka Tunggal Ika.
(7) Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa.

4. Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan

(1) Sebagai warga negara dan warga masyarakat, setiap manusia Indonesia mempunyai kedudukan,
hak dan kewajiban yang sama.
(2) Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain.
(3) Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan bersama.
(4) Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat kekeluargaan.
(5) Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai sebagai hasil musyawarah.
(6) Dengan i’tikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan melaksanakan hasil keputusan
musyawarah.
(7) Di dalam musyawarah diutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan
golongan.
(8) Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani yang luhur.
(9) Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan secara moral kepada Tuhan Yang
Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia, nilai-nilai kebenaran dan keadilan
mengutamakan persatuan dan kesatuan demi kepentingan bersama.
(10) Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang dipercayai untuk melaksanakan
pemusyawaratan.

5. Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia


(1) Mengembangkan perbuatan yang luhur, yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan
dan kegotongroyongan.
(2) Mengembangkan sikap adil terhadap sesama.
(3) Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.
(4) Menghormati hak orang lain.
(5) Suka memberi pertolongan kepada orang lain agar dapat berdiri sendiri.
(6) Tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang bersifat pemerasan terhadap orang lain.
(7) Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat pemborosan dan gaya hidup mewah.
(8) Tidak menggunakan hak milik untuk bertentangan dengan atau merugikan kepentingan umum.
(9) Suka bekerja keras.
(10) Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi kemajuan dan kesejahteraan
bersama
(11) Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan kemajuan yang merata dan berkeadilan
sosial

 Relevansi pandemi Covid-19 dengan nilai-nilai yang terdapat dalam butir-butir pancasila

Pandemi Covid-19 menimbulkan berbagai masalah-masalah di negara ini seperti gangguan


pertumbuhan ekonomi (hambatan dalam bekerja, mencari nafkah, transportasi, komunikasi, dll.),
hambatan dalam penyelenggaraan pendidikan (teknologi yang masih rendah, keterbatasan sarana
dan prasarana, jaringan internet, serta biaya penunjang teknologi), Kurang kondusif untuk
pendidikan/proses internalisasi dan pembudayaan nilai, koordinasi yang kurang sinergis antara
pemerintah pusat dengan pemerintah daerah/ketimpangan informasi, perbedaan persepsi dalam
penangan covod-19) serta memasuki hidup kenormalan baru karena harus mengikuti Protokol
Kesehatan di Era Pandemi Covid-19.

Dengan berbagai masalah yang timbul selama pandemi Covid-19 dapat dihubungkan dengan nilai-
nilai yang terdapat dalam butir-butir pancasila, kita dapat mengatasi pandemi COVID-19 apabila kita
dapat mengejawantahkan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila, Dalam keadaan saat ini, suatu
bangsa dituntut untuk menunjukkan nilai-nilai terbaik dari ideologi kebangsaan untuk dapat
mengatasi tantangan pandemi COVID-19.

Mengadaptasi kebiasaan baru di masa pandemi corona harus berpedoman


pada Ideologi Pancasila. Pancasila telah ada dalam segala bentuk
kehidupan rakyat Indonesia. Pancasila bersumber dari nilai – nilai kearifan
lokal, kepribadian bangsa Indonesia.

Terjadinya pandemi corona saat ini, apabila merujuk pada sila pertama
Ketuhanan Yang Maha Esa. Maka sebagai mahluk yang bertuhan, kita
percaya apa yang terjadi semua atas kehendak Tuhan, janganlah berputus
asa. Setiap masalah pasti ada solusinya. Ada hikmah dibalik semua
kejadian, bisa jadi merupakan suatu teguran Allah kepada mahluknya.
Pemerintah dan aparatur negara berkewajiban mengambil suatu kebijakan,
Khususnya dalam dunia pendidikan.

tentang Pembelajaran secara Daring dan Bekerja dari Rumah dalam


Rangka Pencegahan Penyebaran Corona Virus Disease (COVID - 19).
Oleh karena itu tak
terkecuali di lingkungan pendidikan juga menerapkan protokol kesehatan.
Serta mematuhi aturan agar tetap belajar di rumah. Jangan sampai karena
kita merasa sehat, sehingga mengabaikan protokol kesehatan.

Persatuan dan kesatuan tetap terjaga jangan ada saling curiga diantara
kita. Tidak usah saling menyalahkan, merasa iri siapa yang paling
diuntungkan.Karena musibah datang tak bisa dihindari tetapi dicari
solusinya.

Disisi lain pembelajaran lebih berorientasi pada pendidikan karakter, hal ini
tampak dari sikap religius anak sekaligus semakin bertambah dimasa
pandemi corona. Terbukti dengan semakin tekunnya beribadah dan
menggunakan pakaian lebih tertutup. Apalagi ada anjuran menggunakan
masker, menjadi satu trend tersendiri dalam gaya berhijab saat ini.

Penjelasan diatas mencerminkan implementasi butir – butir Pancasila


terutama sila yang pertama butir ke – 5 yaitu : “Agama dan kepercayaan
terhadap
Tuhan Yang Maha Esa adalah masalah menyangkut hubungan pribadi
manusia engan Tuhan Yang Maha Esa.” Begitu banyak karakter religius
yang bisa kita tanamkan kepada siswa kita, jadi manfaatkan waktu
pandemi ini agar lebih bermakna dalam memperkuat karakter para
siswa.Sehingga tak berlalu begitu saja, dan menjadikan sebuah trauma.
Suatu kebiasaan baru yang harus dipatuhi oleh semua warga masyarakat,
untuk meminimalisir penyebaran
covid - 19. Diperlukan suatu kesadaran yang tinggi dan kerja sama dengan
semua pihak. Diperlukan persatuan dan kesatuan untuk melawan covid -
19. Sesuai dengan bunyi butir pertama sila ke -3 yaitu: “ Mampu
menempatkan persatuan, kesatuan,
serta kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara bersama di atas
kepentingan pribadi dan golongan.”

Semenjak New Normal


kasus melonjak, akhirnya terjadi perpanjangan masa darurat covid – 19. Di
tengah
kelesuan menghadapi situasi pandemi, pembelajaran daringpun
diperpanjang. Agar
pembelajaran daring bisa tetap berjalan, perlu di musyawarahkan antara
orang tua,
guru dan komite sekolah. Suatu kebiasaan yang sudah membudaya dan
berakar di
masyarakat, sesuai dengan Pancasila sila yang ke - 4 butir yang ke 3
yaitu : ”
Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk
kepentingan
bersama.” Dengan musyawarah semua akan menerima keputusan dengan
lapang dada.

Dimasa pembelajaran daring, pemerintah bekerja sama dengan


Kementrian
Pendidikan memberikan solusi aplikasi belajar on line gratis untuk siswa
dan guru.
Mendikbud telah mengkoordinasikan dengan jajarannya, sehingga kita
mendapatkan
bantuan gratis untuk belajar online, dari Ruangguru, Zenius, Google,
Microsoft,Quiver, Sekolahmu, dan Kelas Pintar. Siswa, guru, mahasiswa
dan dosen akan memperoleh bantuan pulsa dan kuota tanpa terkecuali.
Pernyataan diatas sesuai dengan sila yang ke – 5
butir yang ke – 11 yaitu: “Suka melakukan kegiatan dalam rangka
mewujudkan
kemajuan yang merata dan berkeadilan sosial.”

Apakah masalah terselesaikan begitu saja dengan adanya bantuan fasilitas


belajar on line gratis serta bantuan pulsa gratis? Tentu tidak, selain
bantuan belum turun, untuk mengakses aplikasi belajar diatas diperlukan
gadget. Jangankan untuk membeli hp masih banyak masyarakat kita yang
kengalami kesulitan untuk memenuhi kebutuhan sehari - hari. Pandemi
corona telah memporak - porandakan sendi perekonomian masyarakat
kita.

Dengan bimbingan guru dan kerja sama dengan orang tua, mereka
berusaha menawarkan kerja sama. Membantu temannya yang mengalami
kesulitan mengikuti pembelajaran daring, karena tak mempunyai hp atau
kuota dan permasalahan teknis lainnya yaitu dengan bekerja kelompok.
Kerja kelompok diprioritaskan dengan teman terdekat satu wilayah .
Penjelasan di atas mencerminkan nilai – nilai Pancasila sesuai dengan sila
ke – 2 butir ke – 4 , 6 dan 7 yang berbunyi : “Mengembangkan sikap saling
tenggang rasa dan tepa selira, menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dan
gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.”

Beberapa dari kalangan pendidik seperti guru harus rajin mencari atau
membuat sendiri media pembelajaran daring agar lebih menarik dan tidak
membosankan.
Para guru berusaha membuat video pembelajaran, power point dan sering
merevisi rencana - rencana pembelajaran disesuaikan dengan kondisi
dimasa pandemi covid - 19. Hal ini disadari oleh para guru bahwa kita
harus menjalankan hak dan kewajiban secara seimbang, sesuai bunyi butir
ke – 3 sila ke – 5 yaitu : “ Menjaga
keseimbangan antara hak dan kewajiban.” Sehingga tidak ada suara
sumbang, karena kita tetap melaksanakan kewajiban sebagai pendidik
dengan melakukan berbagai inovasi dalam pembelajaran meskipun di
masa pandemi.
Dari semua penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa nilai - nilai
Pancasila begitu relevan untuk menjawab permasalahan dalam kehidupan
sehari – hari terutama mengadaptasi kebiasan baru di masa pandemi
corona. Pancasila mampu menjawab tantangan berbagai masalah yang
terjadi di negeri ini, termasuk permasalahan dalam dunia pendidikan di
tengah penyebaran covid - 19.

Anda mungkin juga menyukai