Solat ganjil penutup solat malam : 1,3,5,7,9,11,13 rakaat, Nabi Muhammad SAW tidak pernah
meninggalkan solat witir meski dalam perjalanan safar.
Makna hadis secara general cara mengerjakan solat malam tiap 2 rakaat salam dan ditutup 1 rakaat
witir,
1. Tiup dahulu tangan Al ikhlas, Al falaq, An Nas dan sebelum tidur lalu meniupkan kembali ke
tangan dan mengusap keseluruh tubuh setelah itu membaca ayat kursi, kemudian 2 ayat
terakhir surat Al baqarah dan terakhir kemuliaan membaca surat Al kafirun.
2. Solat sunnah rawatib dengan membaca Al kafirun dan Al ikhlas
3. Faedah solat witir : cara solat witir tidak sama dgn solat magrib dengan cara hanya ada 1
tashadu saja di akhir, atau 2 rakaat salam 1 rakaat salam
4. Solat malam ada beberapa cara: 2 salam, 2 salam, 2 salam, 1 salam
5. Boleh witir dengan 1 rakaat tidak ada masalah, yang kurang bagus itu tidak witir
6. Waktu witir dari selesai solat isya sampai waktu fajar meski solat isya-nya jamak takdim yaitu
untuk orang safar
Hadist ke 2 dari Aisah RA : dari semua jam malam Rosullulah pernah witir disana
Di awal malam, tengah malam di akhir malam sebelum terbit fajar adalah waktu witir. Witir berakhir
pada waktu sahur(yaitu sebelum adzan subuh)
1. Waktu witirnya tidak terikat yaitu dari selesai solat isya sampai wktu terbit fajar/adzan
subuh
2. Solat yg utama yaitu solat sunah di rumah
3. Bukan petunjuk ulama salaf duduk sehabis solat untuk dzikir dengan mengangkat suara
tinggi.
4. Allah tidak menyukai orang yang melampaui batas. Allah senang orang yg berdoa dgn
suaranya nyaring
Shalat 2 rakaat yang diamalkan orang yang sudah berkeluarga lebih baik,
daripada 70 rakaat yang diamalkan oleh jejaka (atau perawan) (HR. Ibnu
Ady dalam kitab Al Kamil dari Abu Hurairah).
Diantara kamu semua yang paling buruk adalah yang hidup membujang,
dan kematian kamu semua yang paling hina adalah kematian orang yang
memilih hidup membujang (HR. Abu Ya’la dan Thabrani).
“Sungguh kepala salah seorang diantara kamu ditusuk dengan jarum dari
besi lebih baik, daripada menyentuh wanita yang tidak halal
baginya” (HR. Thabrani dan Baihaqi).