Anda di halaman 1dari 13

Peraturan pemerintah nomor 94 tahun 2021

tentang
DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL
2

Hello!
Yunita Nur Fadilla, S.Psi, M.I.P
Kepala Subbidang Penilaian dan Evaluasi Kinerja
Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia
Kabupaten Bandung Barat
3

Dasar HUKUM
Pelaksanaan ketentuan Pasal 86 ayat (4) UU 5 Tahun 2014 tentang ASN
Pasal 86
1) Untuk menjamin terpeliharanya tata tertib dalam kelancaran pelaksanaan tugas, PNS wajib
mematuhi disiplin PNS.
2) Instansi Pemerintah wajib melaksanakan penegakan disiplin terhadap PNS serta
melaksanakan berbagai upaya peningkatan disiplin.
3) PNS yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
4) Ketentuan lebih lanjut mengenai disiplin sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2),
dan ayat (3) diatur dengan Peraturan Pemerintah.

Berdasarkan Pasal 134 UU ASN, PP ini seharusnya ditetapkan paling lama 2 tahun terhitung sejak
UU ASN berlaku, namun butuh waktu 7 tahun untuk menyelesaikan PP ini.
4

1.
PERUBAHAN
PP 53 2010 ---à PP 94 2021
5

PERUBAHAN
1. Penambahan mengenai ketentuan Masuk Kerja
Masuk Kerja adalah keadaan melaksanakan tugas baik di dalam maupun di luar kantor.
2. Penambahan ketentuan larangan PNS berupa melakukan pungutan di luar ketentuan.
"pungutan di luar ketentuan" adalah pengenaan biaya yang tidak seharusnya dikenakan atau
penyalahgunaan wewenang untuk mendapatkan uang, barang, atau bentuk lain untuk
kepentingan pribadi atau pihak lain baik dilakukan secara sendiri-sendiri atau bersama-sama.
3. Tidak lagi mengatur ketentuan pidana, sehingga bagi PNS yang melakukan pelanggaran
disiplin dan ada unsur pidananya, maka ditangani sesuai ketentuan perundang-undangan
pidana terhadap PNS yang bersangkutan.

Sebelumnya dalam Pasal 6 PP 53/2010 ditentukan bahwa:


“Dengan tidak mengesampingkan ketentuan dalam peraturan perundang-undangan pidana, PNS yang
melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
6

PERUbahan
4. Perubahan jenis hukuman disiplin sedang dan jenis hukuman disiplin berat

PP 53/2010 PP 94/2021
a. penundaan KGB selama 1 tahun; a. pemotongan tunjangan kinerja sebesar 25%
b. penundaan KP selama 1 tahun; dan selama 6 bulan;
c. penurunan pangkat setingkat lebih rendah b. pemotongan tunjangan kinerja sebesar 25%
selama 1 tahun. selama 9 bulan; atau
c. pemotongan tunjangan kinerja sebesar 25%
selama 12 bulan.
a. penurunan pangkat setingkat lebih rendah a. penurunan jabatan setingkat lebih rendah
selama 3 tahun; selama 12 bulan;
b. pemindahan dalam rangka penurunan jabatan b. pembebasan dari jabatannya menjadi jabatan
setingkat lebih rendah; pelaksana selama 12 bulan; dan
c. pembebasan dari jabatan; c. pemberhentian dengan hormat tidak atas
d. pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri sebagai PNS.
permintaan sendiri sebagai PNS; dan
e. pemberhentian tidak dengan hormat sebagai
PNS.
PERUBAHAN
7

5. Perubahan mengenai pelanggaran atas kewajiban masuk kerja dan menaati ketentuan jam kerja
DISIPLIN RINGAN
3 hari kerja teguran lisan
4 s.d 6 hari kerja teguran tertulis
7 s.d 10 hari kerja pernyataan tidak puas secara tertulis
DISIPLIN SEDANG
11 s.d 13 hari kerja pemotongan tunjangan kinerja sebesar 25% selama 6 bulan
14 s.d 16 hari kerja pemotongan tunjangan kinerja sebesar 25% selama 9 bulan
17 s.d 20 hari kerja pemotongan tunjangan kinerja sebesar 25% selama 12 bulan
DISIPLIN BERAT
21 s.d 24 hari kerja penurunan jabatan setingkat lebih rendah selama 12 bulan
25 s.d 27 hari kerja pembebasan dari jabatannya menjadi jabatan pelaksana selama 12 bulan

28 hari kerja atau lebih pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri sebagai PNS

10 hari kerja terus menerus pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri sebagai PNS
8

PERUBAHAN
6. Penyederhanaan pembagian kewenangan pejabat yang berwenang menghukum.

PEJABAT YANG BERWENANG MENGHUKUM KEWENANGAN

Kepala perwakilan RI a. PNS di lingkungannya yang berada 1 tingkat di bawahnya untuk


jenis HD ringan; dan
Pejabat Pimpinan Tinggi Madya atau pejabat b. PNS di lingkungannya yang berada 2 tingkat di bawahnya untuk
lain yang setara jenis HD sedang.

Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama atau pejabat a. PNS di lingkungannya yang berada 1 tingkat di bawahnya untuk
lain yang setara di lingkungan Pusat, Provinsi, jenis HD ringan; dan
dan Kabupaten/Kota b. PNS di lingkungannya yang berada 2 tingkat di bawahnya untuk
jenis HD sedang.
Pejabat Administrator atau pejabat lain yang c. Pejabat Fungsional di lingkungannya untuk jenis HD ringan dan
setara di lingkungan Pusat, Provinsi, dan sedang.
Kabupaten/Kota

Pejabat Pengawas atau pejabat lain yang a. PNS di lingkungannya yang berada 1 tingkat di bawahnya untuk
setara di lingkungan Pusat, Provinsi, dan jenis HD ringan; dan
Kabupaten/Kota b. PNS di lingkungannya yang berada 2 tingkat di bawahnya untuk
jenis HD sedang.
c. Pejabat Fungsional di lingkungannya untuk jenis HD ringan.
9

perubahan
7. Pembentukan Tim Pemeriksa bersifat pilihan untuk dugaan pelanggaran hukuman disiplin tingkat
sedang dan bersifat wajib untuk dugaan pelanggaran disiplin tingkat berat.

Sebelumnya dalam PP 53/2010 ditentukan bahwa untuk pelanggaran disiplin yang ancaman
hukumannya sedang atau berat dapat dibentuk Tim Pemeriksa (bersifat pilihan).

8. Atasan langsung yang tidak melakukan pemanggilan dan pemeriksaan terhadap PNS yang diduga
melakukan Pelanggaran Disiplin, dan/ atau melaporkan hasil pemeriksaan kepada Pejabat yang
Berwenang Menghukum dijatuhi Hukuman Disiplin dijatuhi Hukuman Disiplin yang lebih berat.

9. Dalam hal Pejabat yang berwenang menghukum tidak menjatuhkan HD kepada PNS yang
melakukan pelanggaran disiplin, tidak menjatuhkan HD yang sesuai Pelanggaran Disiplin yang
dilakukan oleh PNS, maka Pejabat yang Berwenang Menghukum dijatuhi Hukuman Disiplin yang
lebih berat.

Sebelumnya dalam PP 53/2010 hanya dijatuhi HD yang sama dengan jenis hukuman disiplin yang
seharusnya dijatuhkan kepada PNS yang melakukan pelanggaran disiplin.
10

perubahan
10. PNS yang melanggar ketentuan mengenai izin perkawinan dan perceraian PNS
dijatuhi salah satu jenis HD berat sesuai dengan ketentuan dalam PP 94/2021.

11. Ketentuan lebih lanjut mengenai kewajiban PNS Masuk Kerja dan menaati ketentuan
jam kerja yang akan diatur dalam Peraturan Menteri PANRB.

12. Ketentuan pelaksanaan Peraturan Pemerintah ini diatur lebih lanjut dengan Peraturan
Badan Kepegawaian Negara.
13. Peraturan perundang-undangan yang merupakan pelaksanaan dari peraturan
perundang-undangan mengenai Disiplin PNS yang ada sebelum berlakunya
Peraturan Pemerintah ini dinyatakan tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dan
belum diubah berdasarkan Peraturan Pemerintah ini.
11

perubahan
14. Dengan berlakunya Peraturan Pemerintah Nomor 94 Tahun
2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil, maka:

a. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 1974 tentang


Pembatasan Kegiatan Pegawai Negeri Dalam Usaha
Swasta; dan
b. Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin
Pegawai Negeri Sipil, sepanjang tidak mengatur jenis
Hukuman Disiplin sedang, dicabut dan dinyatakan tidak
berlaku.
12

Ketentuan peralihan
ü Hukuman Disiplin yang telah dijatuhkan sebelum berlakunya Peraturan Pemerintah ini dan sedang
dijalani oleh PNS yang bersangkutan dinyatakan tetap berlaku.
ü Keberatan yang diajukan kepada atasan Pejabat yang Berwenang Menghukum atau banding
administrasi kepada Badan Pertimbangan Kepegawaian sebelum berlakunya Peraturan Pemerintah ini
diselesaikan sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai
Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 74, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5135) beserta peraturan pelaksanaannya.
ü Pelanggaran Disiplin yang dilakukan sebelum berlakunya Peraturan Pemerintah ini dan belum
dilakukan pemeriksaan, maka berlaku ketentuan dalam Peraturan Pemerintah ini.
ü Pelanggaran Disiplin yang telah dilakukan pemeriksaan sebelum berlakunya Peraturan Pemerintah ,
maka hasil pemeriksaan tetap berlaku dan proses selanjutnya berlaku ketentuan dalam Peraturan
Pemerintah ini.
13

THANK YOU………..

Anda mungkin juga menyukai