Anda di halaman 1dari 3

Pada waktu harga beras RP 400 per kg, jumlah beras yang diminta konsumen sebanyak

10.000 kg dan pada waktu harga beras Rp 300 jumlah beras yang diminta sebanyak 15.000
kg. Hitunglah koefisien elastisitas permintaan beras tersbut dengan menggunakan elastisitas
titik!
Jawab :
ᴧQ P
Ed = X
ᴧP Q
∆ Q = 15.000 – 10.000 = 5.000
∆ P = 300-400 = -100
Ed = (5.000/-100) x (400/10.000) = -50 x 0,04 = -2 diabsolutkan menjadi 2 maka terjadi
permintaan elastis.
Bayangkan bahwa fungsi permintaan untuk produk X didefinisikan melalui persamaan
berikut: Qd = 245 – 3,5P. Berapa koefisien Eh nya pada titik harga S10?
Q = f(x)
Jawab:
Qd = 245 – 3,5P
Q = f(x)
Maka Q’d = -3,5 P
ᴧQ d P
Ed = X
ᴧP Qd
Ed = Q’d x (P/(245-3,5P)
Ed = -3,5(10) x (10/(245-3,5(10))
Ed = -35 x (10/(245-35))
Ed = -35 x (10/210)
Ed = -1,67 diabsolutkan menjadi 1,67 artinya elastis karena Ed >1
3. fungsi penawaran perusahaan Qs = -200 + 0,53P. Jelaskan makna koefisien 0,53!
Jawab :
 Fungsi penawaran adalah Q = a + bP
b = 0,53 merupakan gradien atau kemeringan. Gradien (b) pada fungsi penawaran selalu
positif, karena fungsi penawaran mengikuti hukum penawaran. Bila harga barang naik,
dengan asumsi cateris paribus (faktor-faktor lain dianggap tetap), maka jumlah barang
yang ditawarkan akan naik, dan sebaliknya apabila harga barang menurun jumlah barang
yang ditawarkan juga menurun. Jadi, dalam fungsi penawaran antara harga barang dan
jumlah barang yang ditawarkan oleh produsen memiliki hubungan positif, karenanya
gradien (b) dari fungsi penawaran selalu positif.
 Bayangkan bahwa fungsi permintaan untuk produk X didefinisikan melalui persamaan
berikut : Qd = 245 – 3,5P. Berapa koefisien Ed nya pada titik harga S10?
Jawab :
Qd = 245 – 3,5P
Q = f(x)
Maka Q’d = -3,5 P
ᴧQ d P
Ed = X
ᴧP Qd
Ed = Q’d x (P/(245-3,5P)
Ed = -3,5(10) x (10/(245-3,5(10))
Ed = -35 x (10/(245-35))
Ed = -35 x (10/210)
Ed = -1,67 diabsolutkan menjadi 1,67 artinya elastis karena Ed >1
4. hitung elastisitas permintaan A ke B dan C ke D dengan metode elastisitas busur!
Jawab :
Elastisitas permintaan A ke B
ᴧ Q /1/2(Q 1+Q 2)
Eh =
ᴧP /1 /2( P 1+ P 2)
= (300 – 200)/1/2(200+300)
(300-400)/1/2(400+300)
= 100/1/2(500)
-100/1/2(700)
= 100/250
-100/350
= 0,4 / -0,2857 = - 1,4 diabsolutkan menjadi 1,4. Artinya elastis karena Ed > 1

Elastisitas permintaan C ke D
ᴧQ /1/2(Q1+Q 2)
Eh =
ᴧP /1/2(P 1+ P 2)
= (500 – 400)/1/2(400+500)
(100-200)/1/2(200+100)
= 100/1/2(900)
-100/1/2(300)
= 100/450
-100/150
= 0,222 / -0,667 = -0,33 diabsolutkan menjadi 0,33. Artinya inelastis karena Ed<
1

 jelaskan tentang teori Cobweb (teori sarang laba – laba)!


Jawab :
Sarang laba-laba (cobweb) merupakan salah satu penerapan analisa supply-demand
untuk menjelaskan mengapa harga beberapa barang pertanian dan peternakan
menunjukan fluktuasi tertentu dari musim ke musim. Salah satu sebab dari fluktuasi
tersebut adalah adanya reaksi yang “terlambat” dari pihak produsen terhadap harga.

Teori cobweb dibagi menjadi 3 kasus :


- Siklus yang mengarah pada fluktuasi yang jaraknya tetap (continuous fluctuation)
Saat Ed = Es (elastisitas permintaan = elastisitas penawaran)
- Siklus yang mengarah pada titik keseimbangan (convergent fluctuation)
Saat Ed > Es     (elastisitas permintaan > elastisitas penawaran)
- Siklus yang mengarah pada eksploitasi harga (divergent fluctuation)
Saat Ed < Es     (elastisitas permintaan < elastisitas penawaran)

Pada hakikatnya kita dapat menyimpulkan bahwa siklus akan menjadi stabil jika


angka elastisitas permintaan sama dengan angka elastisitas penawaran, menyatu
(converge) apabila elastisitas permintaan lebih besar dari elastisitas penawaran,
dan meledak (explode) apabila elastisitas permintaan kurang kurang dari elastisitas
penawaran. Teori cobweb ini biasanya terjadi pada para petani di Indonesia, terutama di
daerah pedesaan. Misalnya ketika harga tomat naik para petani bertekat untuk
meningkatkan jumlah produksi dengan harapan harga akan terus naik, dan mereka
akan mendapatkan keuntungan yang banyak. Akhirnya para petani desa berlomba-
lomba menanam tomat. Namun ketika panen serentak ternyata harga tomat jatuh,
karena jumlah tomat yang beredar di pasar terlalu banyak. Akhirnya semua petani
mengalami rugi dan tidak ada lagi petani yang mau menanam tomat pada musim
berikutnya. Hal ini akan menyebabkan harga tomat pada musim berikutnya naik
tinggi sekali karena jumlah yang ditawarkan di pasar sedikit.

Anda mungkin juga menyukai