Anda di halaman 1dari 3

Assalamualaikum wr.

wb, Halo teman teman saya siti anisa utami putri fadli nim 1230020033, dari
prodi S1 Kebidanan.
Disini saya akan menjelaskan tentang biolistik yaitu sel saraf dan jantung. Ada beberapa topik yang
akan saya bahas. Mengenai sel saraf, Pertama saya akan menjelaskan secara singkat tentang
morfologi saraf, yang kedua mekanisme depolarisasi, repolarisasi potensial aksi, perambatan aksi,
selanjutnya yang ketiga mekanisme sinyal listrik dari otot, yang keempat mekanisme sinyal listrik
dari jantung, yang kelima menyebutkan beberapa faktor yang mempengaruhi laju kelistrikan saraf,
dan yang terakhir menjelaskan mekanisme penghantaran impuls pada lengkung reflek saraf. Lalu
mengenai jantung, pertama saya akan menjelaskan secara singkat morfologi jantung, kedua tetang
konduksi jantung, dan yang terakhir menguaikan perbedaan otot jantung, otot polos dan otot lurik.
Yukk disimak baik baik

1. Apa itu morfologi saraf


Sistem saraf manusia merupakan serangkaian mekanisme kerja yang kompleks dan
berkesinambungan, yang bertugas menghantarkan impuls listrik yang terbentuk akibat adanya suatu
stimulus (rangsangan). Sel fungsional yang bekerja pada sistem saraf adalah neuron. Unit fungsional
sistem saraf yang terdiri dari badan sel dan sitoplasma, yang bekerja dengan cara menghasilkan
potensial aksi dan menjalarkan impuls dari satu sel ke sel berikutnya. Neuron terdiri dari badan sel
yang berperan penting dalam sintesis protein, dendrit yang berfungsi menghantar impuls ke sel
tubuh, akson yang berfungsi menghantar impuls menjauhi badan sel. Sel pendukung sistem
(neuroglia) tidak turut serta dalam menghantarkan impuls saraf fungsinya mendukung neuron.
Jumlah sel pendukung jauh lebih banyak dibandingkan sel saraf

2. Depolarisasi, repolarisasi potensial aksi, perambatan aksi


Pada sebuah sel yang dalam keadaan istirahat terdapat beda potensial di antara kedua sisi
membrannya. Keadaan sel yang seperti ini disebut keadaan polarisasi. Bila sel yang dalam keadaan
istirahat/polarisasi ini diberi rangsangan yang sesuai dan dengan level yang cukup maka sel tersebut
akan berubah dari keadaan istirahat menuju ke keadaan aktif. Dalam keadaan aktif, potensial
membran sel mengalami perubahan dari negatif di sisi dalam berubah menjadi positif di sisi dalam.
Keadaan sel seperti ini disebut dalam keadaan depolarisasi. Depolarisasi ini dimulai dari suatu titik di
permukaan membran sel dan merambat ke seluruh permukaan membran. Bila seluruh permukaan
membran sudah bermuatan positif di sisi dalam, maka sel disebut dalam keadaan depolarisasi
sempurna.

Setelah mengalami depolarisasi sempurna, sel selanjutnya melakukan repolarisasi. Dalam keadaan
repolarisasi, potensial membran berubah dari positif di sisi dalam menuju kembali ke negatif di sisi
dalam. Repolarisasi dimulai dari suatu titik dan merambat ke seluruh permukaan membran sel. Bila
seluruh membran sel sudah bermuatan negatif di sisi dalam, maka dikatakan sel dalam keadaan
istirahat atau keadaan polarisai kembali dan siap untuk menerima rangsangan berikutnya.

Aktivitas sel dari keadaan polarisasi menjadi depolarisasi dan kemudian kembali ke polarisasi lagi
disertai dengan terjadinya perubahan-perubahan pada potensial membran sel. Perubahan tersebut
adalah dari negatif di sisi dalam berubah menjadi positif dan kemudian kembali lagi menjadi negatif.
Perubahan ini menghasilkan suatu impuls tegangan yang disebut potensial aksi (action potential).
Potensial aksi dari suatu sel akan dapat memicu aktivitas sel-sel lain yang ada di sekitarnya. Berikut
ini akan diuraikan bagaimana proses terjadinya potensial aksi dari suatu sel yang semula dalam
keadaan istirahat. Yang berperan dalam proses depolarisasi maupun repolarisasi selama
berlangsungnya potensial aksi adalah kanal-kanal sodium dan potasium yang terpicu-tegangan.
Sebuah kanal (misalnya sodium) terpicu-tegangan mempunyai beberapa bagian fungsional. Salah
satunya yaitu untuk menentukan selektivitas terhadap ion. Untuk kanal sodium, hanya dapat
melewatkan ion sodium saja tidak untuk ion yang lain misalnya potasium. Bagian lainnya yaitu
berfungsi sebagai gerbang (gate) yang dapat membuka atau menutup. Gerbang tersebut
dikendalikan oleh sebuah sensor tegangan, yang menanggapi level potensial membran. Ada dua
macam gerbang yaitu gerbang aktivasi dan gerbang inaktivasi. Ketika potensial membran normal
yaitu -90 mV, gerbang inaktivasi terbuka tetapi gerbang aktivasi tertutup sehingga menghalangi
masuknya ion sodium ke sisi dalam membran melalui kanal tersebut.

Bila karena sesuatu sebab potensial membran di sisi dalam berubah menjadi kurang negatif, yaitu
manjadi sekitar antara -70 dan -50 mV, maka hal ini akan menyebabkan terjadinya perubahan
konformasi dalam gerbang aktivasi, sehingga gerbang tersebut menjadi terbuka. Keadaan ini disebut
keadaan teraktivasi, yang menaikkan permeabilitas membran terhadap ion sodium manjadi 500
sampai 5000 kali lipat, sehingga ion-ion sodium dapat dengan cepat masuk ke dalam sel melalui
kanal ini. Masuknya ion sodium ke dalam sel melalui kanal sodium terpicu-tegangan ini
menyebabkan kenaikan potensial membran dengan cepat dari -90 mV menjadi +35 mV.

Kenaikan potensial membran sel tersebut menyebabkan gerbang inaktivasi yang semula terbuka
menjadi tertutup. Penutupan ini terjadi sekitar 0,1 ms setelah terbukanya gerbang aktivasi. Berbeda
dengan gerbang aktivasi yang membuka dengan cepat, gerbang inaktivasi ini menutup secara
lambat. Tertutupnya gerbang inaktivasi mengakibatkan ion sodium tidak lagi dapat mengalir ke
dalam sel melalui kanal ini, sehingga potensial membran berubah menuju ke keadaan istirahat.
Proses ini disebut repolarisasi.

Gerbang inaktivasi yang tertutup tersebut akan tetap tertutup sampai potensial membran kembali
ke atau mendekati level potensial istirahat. Oleh karena itu, biasanya kanal sodium terpicu-tegangan
tidak dapat terbuka kembali sebelum sel kembali ke keadaan repolarisasi terlebih dahulu.

Dalam otot jantung, disamping kanal sodium terpicu-tegangan terdapat juga kanal kalsium-sodium
terpicu-tegangan yang juga ikut berperan dalam proses depolarisasi. Kanal ini permeabel terhadap
ion kalsium maupun sodium. Jika kanal ini terbuka maka ion-ion kalsium dan sodium dapat mengalir
ke dalam sel. Kanal ini teraktivasi dengan lambat, yaitu memerlukan waktu 10 sampai 20 kali lebih
lama dibanding kanal sodium terpicu-tegangan. Oleh karena itu kanal ini disebut sebagai kanal
lambat, sedang kanal sodium disebut kanal cepat. Terbukanya kanal kalsium-sodium memungkinkan
ion kalsium masuk ke dalam sel. Karena ion kalsium bermuatan positif, maka masuknya ion ini ke
dalam sel mengakibatkan perpanjangan proses depolarisasi, atau dengan kata lain terjadi
penundaan proses repolarisasi.

Dalam proses repolarisasi, yang juga ikut berperan adalah kanal potasium terpicu-tegangan. Dalam
keadaan istirahat, gerbang kanal ini tertutup sehingga ion potasium tidak dapat mengalir melalui
kanal ini. Pada saat potensial membran naik dari -90 mV menuju nol, pada kanal ini terjadi
pembukaan konformasi gerbang sehingga ion potasium dapat mengalir keluar sel melalui kanal ini.
Akan tetapi, karena adanya sedikit penundaan (delay), kanal potasium ini terbuka pada saat yang
bersamaan dengan mulai tertutupnya kanal sodium. Kombinasi antara berkurangnya ion sodium
yang masuk ke dalam sel dan bertambahnya ion potasium yang keluar sel mengakibatkan
peningkatan kecepatan proses repolarisasi menuju potensial membran istirahat.

Perubahan-perubahan potensial membran mulai keadaan istirahat, depolarisasi, repolarisasi, dan


kembali istrahat diperlihatkan dalam Gambar 5. Perubahan potensial tersebut berupa impuls yang
disebut potensial aksi sel. Ada lima fase dalam potensial aksi tersebut yaitu fase 4, 0, 1, 2, dan 3.
Fase 4 adalah fase istirahat sel.

Fase 0 adalah fase pada saat kanal sodium terpicu-tegangan (kanal cepat) terbuka sehingga ion-ion
sodium dengan cepat masuk ke dalam sel. Fase 1 adalah fase pada saat kanal potasium mulai
membuka (dengan lambat). Fase 2 adalah kombinasi fase menutupnya kanal sodium terpicu-
tegangan, membukanya kanal kalsium-sodium terpicu-tegangan (kanal lambat), dan membukanya
kanal potasium terpicu-tegangan. Fase ini disebut plateau. Fase 3 adalah fase kombinasi
menutupnya kanal-kanal sodium dan kalsium-sodium terpicu-tegangan serta membukanya kanal
potasium terpicu-tegangan. Selanjutnya sel kembali ke fase 4, yaitu fase Pompa Na+-K

Anda mungkin juga menyukai