Anda di halaman 1dari 4

Ferry Chandra Kusuma

(D1A020184)

UJIAN TENGAH SEMESTER


MATA KULIAH HUKUM INTERNASIONAL
KELAS A2
DIVA PITALOKA, SH., MH.

1. Jelaskan peran Hukum Internasional dewasa ini!


2. Tulis dan jelaskan isu-isu yang sangat berpengaruh terhadap perkembangan hukum
internasional!
3. Tulis dan jelaskan secara rinci :
a. Subjek Hukum Internasional!
b. Sumber Hukum Internasional!
4. Jelaskan perbedaan law making teatries dan treaty contract dalam perjanjian internasional
dan berikan contohnya!
5. Jelaskan hubungan hukum nasional dan hukum internasional menurut teori monoisme! Dan
Jelaskan akibat hukum dari tidak adanya pengakuan sebagai negara baru dalam hukum
internasional!

SELAMAT MENGERJAKAN
Jawaban :

1. 1. Hukum internasional merupakan bagian yang mengatur mengenai aktivitas hukum


berskala internasional yang memiliki hubungan dengan masyarakat secara internasional.
Adapun beberapa peran dari hukum internasional sebagai berikut:

a. Hukum internasional berperan dalam memelihara perdamaian serta


menjalankan peraturan internasional yang mencakup seluruh subjek atau
masyarakat internasional.

b. Hukum internasional juga berperan untuk kantor-kantor asing serta praktek para
pengacara internasional yang dalam kesehariannya menerapkan dan
mempertingmabngkan mengenai penyelesaian serta peraturan hukum
internasional.

c. Hukum internasional juga melakukan penilaian terhadap berbagai pelanggaran


hukum yang terjadi yang bersifat internasional. Hukum internasional
menegakkan hukum untuk mencegah terjadinya peperangan atau konflik
antarnegara.

2. Pada awal tahapan perkembangan, hukum internasional menggunakan istilah yang


berbeda. Istilah “Hukum Bangsa-Bangsa” (Law of Nations) dan “Hukum Antarnegara”
(Interstate Law) adalah dua istilah yang lebih dikenal dan dipakai untuk menggambarkan
hukum yang berlaku bagi bangsa-bangsa di dunia pada saat itu. Namun dalam
perkembangan, dua istilah ini menjadi tertinggal karena pembahasan mengenai subjek
hukum internasional tidak hanya Negara saja, tetapi Individu, Organisasi Internasional,
Perusahaan Transnasional, Vatican, Belligerency yang juga merupakan subjek hukum
internasional.
Hukum Bangsa-bangsa ini, sudah terlihat dalam lingkungan kebudayaan zaman dahulu
yang mengatur hubungan antar raja atau bangsa. Perkembangan hukum internasional
ini oleh pakar hukum dibagi menjadi beberapa tahap. Mochtar Kusumaadmatja,
membagi tahapan Perkembangan Hukum Internasional menjadi 4 yaitu, masa klasik
(kuno), masa modern, masa konsolidasi (Konvensi Den Haag), dan masa sesudah perang
dunia kedua

3. A. subjek hukum Internasional

a. Negara
Menurut Konvensi Montevideo 1949 mengenai Hak dan Kewajiban Negara,
kualifikasi suatu negara sebagai subyek hukum internasional adalah mempunyai
penduduk yang tetap, wilayah tertentu, pemerintahan yang sah dan kemampuan
mengadakan hubungan dengan negara lain.
Negara dinyatakan sebagai subyek hukum internasional yang pertama karena
kenyataan menunjukkan bahwa yang pertama melakukan hubungan
internasional adalah negara.

b. Tahta suci Vatikan


Yang dimaksud dengan Tahta Suci Vatikan adalah gereja Katolik Roma yang
diwakili oleh Paus di Vatikan.Meski bukan negara, Tahta Suci Vatikan mempunyai
kedudukan sama dengan negara sebagai subyek hukum internasional. Tahta Suci
Vatikan memiliki perwakilan diplomatik di berbagai negara di dunia, yang
kedudukannya sejajar dengan wakil diplomat negara-negara lain.

c. Palang Merah Internasional


Organisasi Palang Merah Internasional menjadi subyek hukum internasional
karena sejarah. Kedudukannya diperkuat dalam perjanjian-perjanjian dan
konvensi-konvensi palang merah tentang perlindungan korban perang.

d. Organisasi internasional
Klasifikasi organisasi internasional adalah:
Organisasi internasional yang memiliki keanggotaan secara global dengan
maksud dan tujuan yang bersifat umum. Contoh Perserikatan Bangsa-Bangsa
(PBB).
Organisasi internasional yang memiliki keanggotaan global dengan maksud dan
tujuan yang bersifat spesifik. Contoh World Bank, International Monetary Fund
(IMF), dan lain-lain.
Organisasi internasional dengan keanggotaan regional dengan maksud dan
tujuan global. Contoh ASEAN (Association of South East Asian Nation), Europe
Union dan lain-lain.

e. Individu (orang-perorangan)
Setiap individu menjadi subyek hukum internasional jika dalam tindakan yang
dilakukannya memperoleh penilaian positif dan negatif sesuai kehidupan
masyarakat dunia.

f. Pemberontak dan pihak yang bersengketa


Kaum Belligerensi (pemberontak atau pihak yang sengketa) awalnya muncul
sebagai akibat dari masalah dalam negeri suatu negara berdaulat. Maka
penyelesaian sepenuhnya urusan negara yang bersangkutan.

B. Sumber hukum Internasional


Pasal 38.1 Piagam Mahkamah Internasional menyebutkan empat sumber hukum
internasional, yaitu:
Perjanjian internasional
Kebiasaan internasional
Asas hukum yang "diakui oleh negara-negara beradab"
Putusan-putusan pengadilan
ajaran-ajaran para ahli sebagai sumber tambahan untuk menentukan aturan hukum

4. Treaty Contract, Perjanjian ini hanya mengikat pihak-pihak yang mengadakan perjanjian.
Contoh :
perjanjian RI dengan RRC mengenai kewarganegaraan.

Sedangkan Law Making Treaty, yaitu perjanjian yang membentuk hukum dengan
meletakan ketentuan atau kaidah-kaidah hukum bagi masyarakat internasional secara
keseluruhan. Perjanjian ini hanya mengikat pihak-pihak yang mengadakan perjanjian
tetapi terbuka terhadap pihak ke tiga yang akan bergabung.
Contoh :
- Konvensi Jenewa Laut tahun 1958.
- Konvensi Wina tahun 1961 tentang hubungan diplomatik.
- Konvensi Jenewa tahun 1949 tentang perlindungan korban perang.

5. Menurut teori monisme, hukum internasional dan hukum nasional saling berkaitan satu
sama lainnya, hukum nasional tunduk dan harus sesuai dengan hukum internasional.
Indonesia menganut doktrin gabungan, yaitu inkorporasi (monoisme) untuk perjanjian-
perjanjian internasional yang menyangkut keterikatan negara sebagai subjek hukum
internasionalsecara eksternal.
dalam teori monisme hubungan antara hukum internasional dan hukum nasional
merupakan bagian yang saling berkaitan dengan satu sistem hukum pada umumnya.
akibat hukum dari tidak adanya pengakuan sebagai negara baru dalam hukum
internasional adalah, negara tersebut akan mengalami kesulitan dalam mengadakan
hubungan dengan negara lainnya. Negara yang belum mendapatkan pengakuan dapat
memberi kesan pada negara lain bahwa negara tersebut tidak mampu menjalankan
kewajiban-kewajiban internasional.

Anda mungkin juga menyukai