Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

FILSAFAT ILMU

TEORI KEBENARAN

DI

OLEH :

Khairiyahh Azzahrah : 200506501050

Sartati : 200506501029

Teghar Risky Pratama : 200506501036

FAKULTAS BAHASA DAN SASTRA


PENDIDIKAN BAHASA ARAB
TAHUN AJARAN 2020/2021
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang masih memberi kita nafas
kehidupan,sehingga kelompok kami dapat menyelesaikan pembuatan makalah dengan judul “TEORi
KEBENARAN” ini.Tidak lupa shalawat serta salam kita sanjungkan keharibaan nabi besar
Muhammad SAW yang merupakan inspirator terbesar dalam segala keteladanannya.Tidak lupa
kami sampaikan terima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah Filsafat Ilmu yakni
Alamsyah,S.pd.,M.pd. dan Dra.Syarifah Fathimah Al.,M.Hum.Sebab telah memberikan arahan dan
bimbingan dalam pembuatan makalah ini,orang tua yang selalu mendukung kelancaran tugas
kami.Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Filsafat Ilmu.Dalam makalh
ini akan membahas mengenai teori-teori kebenaran Filsafat.Makalah ini diharapkan untuk dibaca
oleh semua mahasiswa pada umumnya sebagai penambah pengetahuan dan pemahaman tentang
teori kebenaran dalam filsafat.

Kami dari kelompok enam (6) menyampaikan terima kasih atas perhatiannya terhadap makalah
ini,dan kami berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.Tak ada gading yang
retak,begitulah adanya makalah ini.Dengan segala kerendahan hati,saran-saran dan kritik yang
konstruktif sangat kami harapkan dari para pembaca guna meningkatkan dalam pembuatan
makalah pada tugas yang lain dan pada waktu mendatang.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………………………………………………i

Halaman Daftar Isi…………………………………………………………………………………………………………………ii

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah………………………………………………………………………………………………………1

B.Rumusan Masalah……………………………………………………………………………………………………………….2

C.Tujuan Penulisan………………………………………………………………………………………………………………….3

D.Metode Penelitian……………………………………………………………………………………………………………….4

BAB II PEMBAHASAN

A.Pengertian Kebenaran………………………………………………………………………………………………………….5

B.Teori Kebenaran……………………………………………………………………………………………………………………6

BAB III PENUTUP

A.Kesimpulan……………………………………………………………………………………………………………………………7

B.Saran…………………………………………………………………………………………………………………………………….8

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah


Manusia selalu berusaha menemukan kebenaran.Beberapa cara ditempuh untuk memperoleh
keberaran,antara lain dengan menggunakan rasio seperti para rasionalis dan melalui pengalaman
atau empiris.Pengalam-pengalaman yang diperoleh manusia membuahkan prinsip-prinsip yang
lewat penalaran rasional,kejadian-kejadian yang berlaku di alam itu dapat dimengerti.Ilmu
pengetahuan harus manusia membuahkan prinsip-prinsip yang lewat penalaran rasional,kejadian-
kejadian yang berlaku di alam itu dapat dimengerti.Ilmu pengetahuan harus dibedakan dari
fenomena alam. Fenomena alam adalah fakta,kenyataan yang tunduk pada hukum-hukum yang
menyebabkan fenomena ini muncul.Ilmu pengetahuan adalah formulasi hasil aproksimasi atas
fenomena alam atau simplifikasi atas fenomena tersebut.

Struktur pengetahuan manusia menunjukkan tingkatan-tingkatan dalam hal menangkap


kebenaran.Setiap tingkat pengetahuan dalam struktur tersebut menunjukkan tingkat kebenaran
yang berbeda.Pengetahuan inderawi merupakan struktur terendah dalam struktur tersebut.Tingkat
pengetahuan yang lebih tinggi adalah pengetahuan rasional dan intuitif.Tingkat yang lebih rendah
menangkap kebenaran secara tidak lengkap,tidak instruktur,dan pada umumnya kabur,khususnya
pada pengetahuan inderawi dan naluri.Oleh sebab itulah pengetahuan ini harus dilengkapi dengan
pengetahuan yang lebih tinggi.Pada tingkat pengetahuan rasional-ilmiah,manusia melakukan
penataan pengetahuannya agar terstruktur dengan jelas.

Filsafat ilmu memiliki tiga cabang kajian yaitu ontology,epistemology dan aksiologi.Ontologi
membahas tentang apa itu realitas.Dalam hubungannya dengan ilmu pengetahuan,filsafat ini
membahas tentang apa yang bias dikategorikan sebagai objek ilmu pengetahuan.Dalam ilmu
pengetahuan modern,realitas hanya dibatasi pada hal-hal yang bersifat materi dan kuantitatif.Ini
tidak terlepas dari pandangan materialistik-sekularistik.Kuantifikasi objek ilmu pengetahuan berari
bahwa aspek-aspek alam yang bersifat kualitatif menjadi diabaikan.Epistemologis modern,jalan bagi
diperolehnya ilmu pengetahuan adalah metode ilmiah dengan pilar utamanya rasionalisme dan
empirisme.Aksiologi menyangkut tujuan diciptakannya ilmu pengetahuan,mempertimbangkan
aspek pragmatis-materialistis.

Dari semua pengetahuan,maka ilmu merupakan pengetahuan yang aspek


ontology,epistemology,dan aksiologinya telah jauh lebih berkembang dibandingkan dengan
pengetahuan-pengetahuan lain,dilaksanakan secara konsekuen dan penuh disiplin.Misalnya
hukum-hukum,teori-teori,ataupun rumus-rumus filsafat,juga kenyataan yang dikenal dan
diungkapkan.Mereka muncul dan berkembang maju sampai pada taraf kesadaran dalam diri
pengenal dan masyarakat pengenal.Kebenaran dapat dikelompokkan dalam tiga makna : Kebenaran
moral,Kebenaran logis,dan Kebenaran metafisik. Kebenaran moral menjadi bahasa,etika,ia
menunjukkan hubungan antara yang kita tanyakan dengan apa yang kita rasakan.Kebenaran logis
menjadi bahasa epistemologis,logika,dan psikologi,ia merupakan hubungan antara pernyataan
dengan realitas objektif.Kebenaran metafisik berkaitan dengan yang ada sejauh berhadapan dengan
akal budi,karena yang ada mengungkapkan diri kepada akal budi.Yang ada merupakan dasar dari
kebenaran,dan akal budi yang menyatakannya.

B.Rumusan Masalah
Dalam makalah ini ada beberapa masalah yang akan dibahas,agar pembahasan dalam makalah
ini tidak lari dari judulnya ada baiknya kita rumuskan masalah-masalah yang akan kita bahas,antara
lain :

1.Pengertian kebenaran.

2.Teori-teori kebenaran filsafat ilmu

C.Tujuan Penulisan
Adapun manfaat pembuatan makalah ini adalah :

1.Agar mahasiwa mampu mengetahui pengertian dan tingkatan-tingkatan kebenaran ilmu


pengetahuan.

2.Mahasiswa mampu menjelaskan tentang teori-teori kebenaran ilmu pengetahuan.

3.Mahasiswa mampu menjabarkan apa saja tingkatan-tingkatan dan sifat-sifat kebenaran ilmu
pengetahuan.

D.Metode Penelitian
Dalam makalah ini kelompok kami menggunakan metode kepustakaan yaitu memberikan
gambaran tentang materi-materi yang berhubungan dengan permasalahan melalui literaturbuku-
buku yang tersedia,tidak lupa juga kami mengambil sebagian dari media massa/internet.
BAB II

PEMBAHASAN

A.Pengertian Kebenaran
Kebenaran adalah salah satu nilai utama di dalam kehidupan human.Sebagai nilai-nilaiyang
menjadi fungsi rohani manusia.Artinya sifat manusiawi atau martabat kemanusiaan (human dignity)
selalu berusaha “memeluk suatu kebenaran. Berbicara tentang kebenaran ilmiah tidak akan bisa
lepas dari makna dan fungsi ilmu itu sendiri sejauh mana dapat digunakan dan dimanfaatkan oleh
manusia. Di samping itu,proses untuk mendapatkannya haruslah melalui tahap-tahap metode
ilmiah.

Kriteria ilmiah dari suatu ilmu memang tidak dapat menjelaskan fakta dan realitas yang
ada.apalagi terhadap fakta dan kenyataan yang berada dalam lingkup religi ataupun yang metafisika
dan mistik,ataupun yang non ilmiah lainnya. Di sinilah perlunya pengembangan sikap dan
kepribadian yang mampu meletakkan manusia dalam dunianya. Penegasan di atas dapat kita
pahami karena apa yang disebut ilmu pengetahuan diletakkan dengan ukuran :

1. Pada dimensi fenomenalnya yaitu bahwa ilmu pengetahuan menampakkan diri sebagai
masyarakat ,sebagai proses dan sebagi produk
2. Pada dimensi strukturalnya,yaitu bahwa ilmu pengetahuan harus terstruktur atas
komponen-komponen,obyek sasaran yang hendak diteliti (bagestand),yang diteliti atau
dipertanyakan tanpa mengenal titik henti atas dasar motif dan tata cara tertentu,sedangkan
hasil-hasil temuannya diletakkan dalam satu kesatuan system.

Dalam kehidupan ini pasti kita akan selalu mencari kebenaran.Mengenai kebenaran, Plato pernah
berkata “Apakah kebenaran itu ?” lalu pada waktu yang tak bersamaan,bahkan jauh belakangan
Bradley menjawab; “Kebenaran itu adalah kenyataan”,namun bukanlah kenyataa (dos sollen ) itu
tidak selalu yang seharusnya (dos sein) terjadi. Kenyataan yang terjadi bias saja berbentuk
ketidakbenaran (Keburukan).

Dalam bahasa,makna “Kebenaran” dibatasi pada kekhususan makna “Kebenaran Keilmuan


(ilmiah)”.Kebenaran ini tidak mutlak dan tidak sama atau pun langgeng,melainkan bersifat nisbi
(relatif),sementara (tentatif) hanya merupakan pendekatan. Kebenaran intelektual yang ada pada
ilmu bukanlah suatu efek dari keterlibatan ilmu dengan bidang-bidang kehidupan. Kebenaran
merupakan ciri asli dari ilmu itu sendiri. Dengan demikian,maka pengabdian ilmu secara netral tak
bermuara ,dapat melunturkan pengertian kebenaran sehingga ilmu terpaksa menjadi steril. Uraian
keilmuan tentang masyarakat sudah semestinya harus diperkuat oleh kesadaran terhadap
berakarnya kebenaran. Poedjawiyatna yang mengatakan bahwa persesuaian antara pengetahuan
dan obyeknya itulah yang disebut kebenaran. Artinya pengetahuan itu harus dengan aspek obyek
yang diketahui. Jadi pengetahuan benar adalah pengetahuan obyektif.

Meskipun demikian,kebenaran dapat dikelompokkan dalam tiga makna : Kebenaran


moral,Kebenaran logis,Kebenaran metafisik. Kebenaran moral menadi bahasa etika,ia menunjukkan
hubungan antara yang kita nyatakan dengan apa yang kita rasakan. Kebenaran logis menjadi bahasa
epistemology,logika,dan psikologi,ia merupakan hubungan antara pernyataan realitas objektif.
Kebenaran metafisik berkaitan dengan yang ada sejauh berhadapan dengan akalbudi,karena yang
ada mengungkapkan diri kepada akal budi.Merupakan dasar dari kebenaran,dan akalbudi yang
menyatakannya.

B.Teori Kebenaran

1.Teori Kebenaran Korespondensi


Kebenaran Korespondensi adalah kebenaran yang bertumpu pada realitas objektif. Kebenaran
Korespondensi itu memiliki pertalian yang erat dengan kebenaran dan kepastian indrawi. Sesuatu
dianggap benar apabila yang diungkapkan (pendapat,kejadian,informasi)sesuai dengan fakta
(kesan,ide-ide) di lapangan. Contohnya : ada seorang yang mengatakan provinsi Sulawesi Selatan
itu berada di pulau Sulawesi.Maka pernyataan itu benar karena sesuai dengan kenyataan atau
realita yang ada. Tidak mungkin Provinsi Sulawesi selatan ada di pulau Jawa atau Kalimantan.

Oleh karena itu,cara berfikir ilmiah yaitu logika induktif menggunakan teori korespondensi ini.
Teori kebenaran menurut korespondensi ini sudah ada di dalam masyarakat sehingga pendidikan
moral bagi anak-anak ialah pemahaman atas pengertian-pengertian moral yang telah merupakan
kebenaran itu. Apa yang diajarkan oleh nilai-nilai moral ini harus diartikan sebagai dasar bagi
tindakan-tindakan anak di dalam tingkah lakunya.

2.Teori Kebenaran Koherensi


Teori ini disebut juga dengan konsistensi,karena mendasarkan diri pada kriteria konsistensi
suatu argumentasi. Makin konsisten suatu ide atau pernyataan yang dikemukakan beberapa subjek
maka semakin benarlah ide atau pernyataan tersebut. Paham koherensi tentang kebenaran
biasanya dianut oleh para pendukung idealisme,seperti Filusuf Britania F.H. Bradley (1846-1924).

Teori ini menyatakan bahwa suatu proposisi (pernyataan suatu pengetahuan,pendapat


kejadian,atau informasi) akan diakui sahih atau dianggap benar apabila memiliki hubungan dengan
gagasan –gagasan dari proporsi sebelumnya yang juga sahih dan dapat dibuktikan secara logis
sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan logika.Sederhananya,pernyataan itu dianggap benar jika
sesuai (koheren/konsisten) dengan pernyataan sebelumnya yang dianggap benar. Contohnya :
Setiap manusia pasti akan mati. Saya adalah seorang manusia jadi pasti saya akan mati.

3.Teori Kebenaran Pragmatik/Pragmatisme


Teori ini dapat diartikan suatu pernyataan itu benar jika pernyataan itu atau konsekuensi dari
pernyataan itu mempunyai kegunaan praktis dalam kehidupan manusia. Teori Pragmatis ini
pertama kali dicetuskan oleh Charles S.Pierce (1839-1914) dalam sebuah makalah yang terbit pada
tahun 1878 yang berjudul “How to make our ideas clear”.

Dari pengertian diatas,teori ini (Teori Pragmatik) berbeda dengan teori koherensi dan
korespondensi .Jika keduanya berhubungan dengan realita objektif,sedangkan pragmatic berusaha
menguji kebenaran suatu pernyataan dengan cara menguji melalui konsekuensi praktik dan
pelaksanaannya. Adapun pegangan dalam teori ini yakni logika pengamatan,aliran ini bersedia
menerima pengalaman pribadi,kebenaran mistis,yang terpenting dari semua itu membawa akibat
praktis yang bermanfaat.
BAB III

PENUTUP
A. Simpulan
Semua teori kebenaran itu ada dan dipraktekkan manusia dalam kehidupan nyata.Dimana
masing-masing mempunyai nilai di dalam kehidupan manusia. Teori kebenaran mempunyai
kelebihan dan kekurangan korespondensi sesuai dengan fakta dan empiris kumpulan fakta-
fakta koherensi bersifat rasional dan positivistik mengabaikan hal-hal non fisik pragmatis
fungsional –praktis tidak ada kebenaran mutlak perfomatif bila pemegang otoritas benar.
Dari beberapa teori tentang kebenaran dapat disimpulkan bahwa teori Korespondesnsi
“Kebenaran/keadaan benar itu berupa kesesuaian antara arti yang dimaksud oleh sebuah
pendapat dengan menyangkut atau berkaitan halnya/faktanya”.
Jadi berdasarkan teori korespondensi ini,kebenaran/keadaan benar itu dapat dinilai dengan
membandingkan antara preposisi dengan fakta atau kenyataan yang berhubungan dengan
preposisi tersebut.Bila diantara keduanya terdapat kesesuaian (korespondensi),maka
preposisi tersebut dapat dikatakan memenuhi standard kebenaran/keadaan benar.

B. Saran
Dari makalah kelompok kami yang jauh dari kata sempurna,mudah-mudahan bermanfaat
bagi kita semua terkhususnya kami pribadi dari kelompok enam. Pada umumnya yang baik
hanya datang dari Allah SWT,dan yang buruk datangnya dari kami. Dengan demikian,kami
menyadari bahwa masih banyak kesalahan dari berbagai sisi yang ada pada makalah ini, dan
kami berharap saran dan kritik dari para pembaca yang bersifat membangun untuk
perbaikan makalah-makalah selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Adib, Muhammad. “FILSAFAT ILMU: Ontologi Epistimologi, Aksiologi, dan Logika Ilmu
Pengetahuan”. Yogyakarta : Puataka Pelajar.2010

Ahmd, Beni Saebani. FILSAFAT ILMU: Kontemplasi Filosofis tentang seluk-beluk sumber dan
Tujuan Ilmu Pengetahuan “. Bandung: Pustaka Setia,2009

Kattsoff,Louis O. “Pengantar Filsafat”. Yogyakarta: Tiara Wacana.2004

Suriasumatri,Jujun S. “FILSAFAT ILMU: Sebuah Pengantar Populer”. Jakarta: Pustaka Sinar


Harapan,2007

Zaprulkhan. “FILSAFAT ILMU”. Jakarta;Raja wali Pers,2016

Anda mungkin juga menyukai