Anda di halaman 1dari 5

Evaluasi Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN)

 KIE (Komunikasi, Informasi dan Edukasi)

KIE adalah bentuk kegiatan edukasi yang dilakukan di RT 16 dengan cara


mengumpulkan warga dihalaman warga di RT 16 sendiri. Kegiatan ini dihadiri oleh 38 orang,
dimana target dari kegiatan KIE ini 35% atau sebanyak 34 orang dan yang hadir melebihi target
dari program ini.

Hal ini dikarenakan antusiasme dari warga yang dengan sukarela hadir di kegiatan KIE,
dimana dihari sebelumnya kami sudah melakukan kunjungan door to door serta membawa surat
himbauan bagi warga agar hadir diacara KIE. Dan lagi berkat bantuan dari Ketua RT 16
sehingga warga bisa hadir meskipun ada beberapa yang memang tidak bisa hadir dikarenakan
terkendala dengan pekerjaan.

Kegiatan KIE dilakukan hanya 1 kali yaitu diawal mula kegiatan PBL 2, dimana
pematerinya yaitu dari mahasiswa PBL itu sendiri dan dibantu juga dengan bimbingan dari
Ketua RT 16. Dari pemantauan pula pada saat KIE warga sangat antusias serta banyak juga yang
menjawab pertanyaan dari pemateri pada kegiatan KIE dan pada saat kegiatan dilalukan pretest
tetapi diakhir tidak diadakan posttest sehingga kami menggantinya dengan kegiatan tanya jawab
sekitaran materi yang sudah disampaikan dan warga secara antusias dan semangat menjawab
pertanyaan yang disampaikan oleh pemateri.

Evaluasi Pretest Mengenai PSN 3M PLUS

Saat melakukan kegiatan Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) tentang PSN 3M
PLUS di RT 16 yang dihadiri oleh 38 orang, laki-laki sebanyak 4 orang sedangkan perempuan
sebanyak 34 orang. Kami juga mengadakan pretest untuk mengukur pengetahuan masyarakat RT
16 mengenai PSN 3M PLUS. Setelah dilakukan pemeriksaan hasil prestest terhadap warga RT
16 didapatkan hasil, sebagai berikut:

1. Skor 10 : 10 orang
2. Skor 9 : 9 Orang
3. Skor 8 : 9 Orang
4. Skor 7 : 2 Orang
5. Skor 6 : 6 Orang
6. Skor 5 : 1 Orang
7. Skor 2 : 1 Orang

Jadi, dapat disimpulkan bahwa hasil pretest yang dilakukan terhadap warga RT 16 saat
kegiatan KIE tentang PSN 3M PLUS adalah rata-rata masyarakat telah memiliki pengetahuan
yang baik mengenai PSN 3M PLUS. Untuk masyarakat yang mendapat skor rendah itu
dikarenakan masyarakat tidak dapat membaca dan telah berumur lanjut.

Sedangkan untuk posttest terdapat kendala saat dilakukan yaitu cuaca yang tidak mendukung
sehingga masyarakat sudah bubar lebih dulu sebelum dilakukannya posttest. Sehingga kami tidak
mendapatkan hasil posttest warga RT 16 mengenai PSN 3M PLUS.

 Sosialisasi Door to Door dan Pemantauan Jentik

Bentuk kegiatan yang dilakukan yaitu sosialisasi secara Door to Door, Pemantauan
Jentik, pemilihan jumantik pada setiap rumah yang dipantau serta pemberian bubuk abate.
Sosialisasi dan pemantauan jentik dilakukan sebanyak 3 kali pemantauan. Dimana dari 97 KK,
didapatkan hasil berupa:

- Pemantauan jentik dan sosialisasi door to door awal sebanyak 43 KK.

- Pemantuan jentik ke-2 pada 41 KK serta pada pemantauan ini dilakukan pemilihan jumantik
dan pemberian bubuk abate.

- Pemantauan jentik ke-3 pada 36 KK.

Dimana intervensi sosialisasi dan pemantuan dinilai berhasil karena indikator


keberhasilan dari sosialisasi dan pemantauan jentik yang kelompok kami targetkan setelah
sebelumnya menganalisis wilayah pada PBL-1, yaitu sebesar 35% dari 97 KK atau sebanyak 34
KK. Sehingga sosialisasi door to door melampaui target yang telah ditetapkan yaitu dengan 43
KK yang telah berhasil tersosialisasi secara door to door serta dilaksanakan pemantauan jentik
pada PBL-2.
Sedangkan untuk pembentukan jumantik yang dilaksanakan pada pemantauan kedua,
memiliki indikator keberhasilan sebesar 70% dari pemantauan pertama, yaitu 70% dari 43 KK
atau sebanyak 30 KK. Sehingga kegiatan pembentukan jumantik melampaui target dengan
Jumantik yang telah terbentuk pada 41 KK.

Adapun kendala dari kegiatan ini sendiri yang mengakibatkan tidak semua rumah yang
terdapat di RT 16 dapat dipantau adalah:

1. Tidak ada orang dirumah ketika hendak dikunjungi;


2. Penghuni rumah yang menolak untuk dikunjungi;
3. Dan bahkan ada penghuni rumah yang menghindar dari sosialisasi PSN dan pemantauan
jentik nyamuk.

 Gotong Royong

Kegiatan gotong royong yang dilakukan di RT 16 merupakan kegiatan tambahan untuk


mendukung kegiatan PSN 3M PLUS. Kegiatan gotong royong adalah kegiatan rutin sekali
sebulan yang dilakukan oleh warga RT 16. Pada PBL 2, kegiatan gotong royong dilakukan hanya
1 kali dikarenakan terkendala waktu turun lapangan yang harus membagi waktu dengan kegiatan
yang lain dan sulitnya untuk mengumpulkan masyarakat diluar hari kerja. Setelah PBL 2,
kegiatan gotong royong masih berjalan oleh di RT 16 dikarenakan gotong royong sudah menjadi
rutinitas bulanan warga RT 16.

Kegiatan gotong royong dilakukan di halaman rumah ketua RT 16, hal ini dikarenakan di
sana terdapat lahan yang luas dan cocok untuk di tanami Tanaman Obat Keluarga (TOGA). Toga
sendiri memiliki banyak manfaat diantaranya dapat mengusir nyamuk sehingga dapat
menghindari lingkungan RT 16 dari penyakit DBD.

Pada kegiatan gotong royong di PBL 2 warga RT 16 yang hadir sebanyak 25 orang
dengan rincian 15 perempuan dan 10 laki-laki. Jumlah kehadiran warga saat kegiatan gotong
royong memang tidak mencapai target yang kami tetapkan sebelumnya yaitu sebesar 30% dari
jumlah KK di RT 16 yaitu 97 KK. Hal ini dikarenakan kesadaran dari masyarakat untuk gotong
royong secara sukarela di tempat penanaman toga RT 16 masih sangat rendah, namun
kebanyakan warga telah melakukan gotong royong mandiri di lingkungan rumah masing-masing
untuk membersihkan tempat-tempat yang menjadi kemungkinan tempat perkembanganbiakan
nyamuk penyebab DBD.

Jadi, kesimpulan dari kegiatan gotong royong adalah kegiatan ini masih terus berjalan di
RT 16 karena gotong royong merupakan kegiatan rutin warga sekali sebulan. Kegiatan gotong
royong memberikan banyak manfaat selain untuk mendukung pemberantasan sarang nyamuk
agar lingkungan RT 16 dapat terhindar dari penyakit DBD juga dapat menambah pengetahuan
masyarakat mengenai tanaman obat keluarga untuk menjadi obat herbal dan rempah-rempah
untuk memasak.

Untuk hasil evaluasi pelaksanaan program Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dari PBL III
sendiri hanya dapat dilakukan wawancara melalui sambungan via telepon serta aplikasi chat kepada
beberapa responden seperti Ketua RT 16, Kader serta beberapa warga RT 16. Hal ini tentunya menjadi
suatu kendala mengingat pelaksanaan evaluasi tidak dapat dilakukan secara langsung di RT 16.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Ketua RT 16 yang didapatkan via telepon, menurut
responden program PSN sudah terlaksana dengan baik di RT 16, akan tetapi menurut responden masih
diperlukan sosialisasi lebih lanjut mengenai PSN ke warga-warga, terutama kepada warga yang masih
belum menyadari pentingnya PSN serta dampaknya. Untuk pengadaan kader tidak berjalan di RT 16
dikarenakan dalam pengadaan kader para warganya tidak bisa karena ada kesibukan tertentu dan warga
yang berpeluang menjadi kader sudah menjadi kader posyandu, sehingga tidak memungkinkan pengadaan
kader dengan double job.Dan pak RT sendiri mendukung programnya saja dengan pemberian edukasi
dari mahasiswanya saja.

Menurut responden (kader), dengan adanya pelaksanaan program PSN di RT 16 yang awalnya
masih banyak warga yang mengetahui cara untuk mencegah dan pemberantasan sarang nyamuk menjadi
tau terutama tentang 3M PLUS dengan adanya sosialisasi yang telah dilaksanakan. Responden menilai
bahwa pelaksanaan program telah berjalan lancar dan juga cocok dan dapat dilakukan untuk jangka
panjang pada warga RT 16.

Menurut beberapa responden (Bu Utami ) program pelaksanaan PSN di RT 16 telah berjalan
dengan lancar. Dimana warga diajarkan bagaimana pelaksanaan 3M+, dimana mengutamakan pengurasan
bak mandi dikalangan masyarakat harus lebih diutamakan. Sedangkan responden (Bu Evy) merasa bahwa
kegiatan PSN yaitu 3M+ belumlah efektif dikarenakan adanya peningkatan angka DBD dibulan
Desember 2019, dan tidak adanya pemberian abate padahal sudah dijanjikan oleh mahasiswanya. Padahal
jika sesuai dengan aturan apabila ada rumah yang tidak ada jentik tidak diperlukan pemberian Abate
hanya ditekankan pelaksanaan 3M+ saja, hal tersebut menjadi kendala tersendiri juga di evaluasi PBL di
RT 16. Sehingga responden banyak memberikan saran ataupun rekomendasi seperti pencegahan PSN
diwilayahnya masih kurang efektif dengan hanya pemberian bubuk abate pada bak-bak penampungan air
yang terdapat jentik dan sebelum jentik seharusnya diadakan pelaksanaan fogging. Responden
menekankan bahwa lebih penting pencegahan pada tempat-tempat penampungan air yang belum
ditemukan jentik.

Anda mungkin juga menyukai