AKUNTANSI BIAYA
“Metode Harga Pokok Proses (Lanjutan)”
• Produk dalam proses awal periode ini membawa harga pokok produksi per
satuan yang berasal dari periode sebelumya, yang kemungkinan akan
SUATU berbeda dengan harga pokok produksi per satuan dalam periode sekarang
PROSES .
• Karena biaya dapat berubah dengan berlalunya waktu, maka perlu
PRODUKSI
digunakan suatu asumsi aliran biaya. Asumsi aliran biaya yang paling
umum digunakan untuk persediaan barang dalam proses adalah:
1.perhitungan biaya rata-rata tertimbang (weighted average method),
2.sedangkan asumsi lainnya adalah aliran biaya FIFO (First in First Out)
3.atau metode Masuk Pertama Keluar Pertama (MPKP).
Gambaran mengenai penggunaan metode harga pokok rata-rata tertimbang dan
metode masuk pertama dan keluar pertama disajikan dalam contoh dibawah ini:
PT R & R Bersaudara memproduksi produknya melalui dua departemen produksi Departemen 1 dan Departemen 2.
Data produksi dan data biaya produksi bulan November 2008 di kedua departemen produksi tersebut dapat dilihat di
tabel 4.1 dan tabel 4.2 dibawah ini :
Tabel 4.1 Data produksi berikut ini tersedia untuk Tabel 4.2. Data biaya untuk bulan November
bulan November 2008: 2008
Metode Harga Pokok Rata-rata Tertimbang
(Weighted Average Cost method)
• Langkah pertama dalam pembebanan biaya adalah menentukan jumlah unit ekuivalen untuk setiap elemen
biaya dan menghitung biaya dari setiap unit ekuivalen.
• Karena PT R dan R Bersaudara menggunakan perhitungan biaya rata-rata tertimbang, biaya dari setiap unit
ekuivalen berisi sebagian dari biaya persediaan awal dan sebagian lagi dari biaya yang ditambahkan selama
periode berjalan.
Ayat jurnal untuk mencatat transfer biaya dari Departemen 1 ke Departemen 2 adalah :
• Unit yang ditransfer dari Departemen 2 ke Barang jadi adalah 100% selesai untuk semua elemen
biaya (7.500 unit ekuivalen untuk biaya departemen sebelumnya, bahan baku, tenaga kerja, dan
overhead).
• Persediaan akhir di Departemen 2 sudah sepenuhnya selesai untuk biaya departemen sebelumnya
(2.000 unit ekuivalen dari departemen 1); semua unit dari departemen 1 sudah sepenuhnya selesai
untuk biaya departemen sebelumnya.
• Persediaan akhir di Departemen 2 juga sepenuhnya selesai untuk bahan baku (2.000 unit ekuivalen),
tetapi hanya (50%) selesai untuk biaya konversi (2.000 unit x 50% selesai = 1.000 unit ekuivalen untuk
tenaga kerja dan overhead). Perhitungan unit ekuivalen di depar-temen 2 adalah:
Tabel 4.6. Perhitungan Unit Ekuivalensi Departemen 2
Elemen Biaya Perhitungan Unit Ekuivalensi
Bahan 7500+(2000X100%)+500 = 10.000
Biaya Tenaga Kerja 7500+(2000X1/2)+500 = 9.000
Biaya Overhead 7500+(2000X1/2)+500 = 9.000
Pembebanan Biaya
Ditransfer ke departemen 2 Rp 155.550.000
Harga Pokok Produk Hilang akhir
normal
dari departemen 1
Bahan
Biaya Tenaga Kerja
Biaya Overhead 10.370.000
HPPr ditransfer ke dept 2 165.920.000
Despite being red, Venus has a It’s a gas giant It’s a beautiful
Mars is actually a beautiful name, and also the planet and the
cold place but it’s very hot biggest planet place we live on
Contoh perhitungan MPKP
Unit ekuivalensi biaya bahan baku Departemen 1 dihitung dengan memperhatikan tingkat
penyelesaian bahan baku dalam persediaan produk dalam proses awal. Karena tingkat
penyelesaian biaya bahan baku dalam persediaan produk dalam proses awal adalah 100%,
maka biaya bahan baku yang dikeluarkan dalam periode sekarang sebesar Rp 75.000.000 di
Departemen 1 tersebut tidak lagi diserap untuk penyelesaian persediaan produk dalam
proses awal.
Dengan demikian biaya bahan baku tersebut hanya digunakan untuk menyelesaikan 7.000 kg
(9.000 kg - 2.000 kg) produk selesai yang ditransfer ke Departemen 2 dan 2.500 unit produk
yang pada akhir periode masih dalam proses di Departemen 1, dan harga pokok produk
hilang akhir 500 unit yang telah menyerap biaya bahan baku 100%. Unit ekuivalensi biaya
bahan baku Departemen 1 dapat dihitung:
Tabel 4.8. Perhitungan Biaya Unit Ekuivalensi Departemen 1
Unit
Keterangan Total Biaya Biaya/unit
Ekuivalensi
Persediaan Barang
Dalam Proses awal 2.000 Rp 27.600.000 Rp 13.800.00/unit
Bahan 10.000 75.000.000 7.500.00
Biaya Tenaga Kerja 10.000 28.437.500 2.843.75
Biaya Overhead 10.000 22.750.000 2.275.00
126.187.500 12.618.75
Rp 153.787.500 Rp 26.418.75/unit
13
Unit ekuivalensi biaya bahan baku di Departemen 2 dapat dihitung:
14
Berdasarkan data-data tersebut, perhitungan harga pokok produksi
Departemen 2 sebagai berikut:
Perhitungan biaya: Unit ekuivalensi Total biaya Biaya/unit
Biaya bulan lalu
Harga pokok dari departemen 1 Rp 4.050.000
Bahan 2.500.000
Biaya tenaga kerja 1.562.500
Biaya overhead 1.250.000
Jumlah 9.362.500
PT. R & R Bersaudara Biaya ditambahkan bulan ini:
Laporan Harga Pokok Produksi – Departemen 2 (MPKP) Harga pokok dari departemen 1
Bahan
9.000
9.000
124.800.000
20.250.000
13.866.67
2.250.00
Bulan November 2008 Biaya tenaga kerja
Biaya overhead
8.750
8.750
23.187.500
18.550.000
2.650.00
2.120.00
Data produksi: 186.787.500 7.020.00
196.150.000 20.886.67
Diterima dari departemen 1 9.000 Pembebanan biaya
Ditransfer ke departemen 2
Barang dalam proses awal (tp BB 100%, Bk ¼) 1.000 Barang dalam proses awal:
Biaya bulan lalu 9.362.500.00
10.000 Bahan 0.00
Ditransfer ke gedung 7.500 Biaya tenaga kerja
Biaya overhead
1.987.500.00
1.590.000.00 12.940.000.00
Barang dalam proses akhir (tp Bb 100%, BK ½) 2.000 Diproduksi bulan ini 135.763.333.33
Hilang akhir normal 500 Harga pokok produk hilang akhir normal
Harga pokok dari departemen 1 6.933.333.33
10.000 Bahan 1.125.000.00
Biaya tenaga kerja 1.325.000.00
Biaya overhead 1.060.000.00 10.443.333.333
HPPr ditransfer ke gudang 159.146.666.67
15
Peningkatan dalam Kuantitas Produksi Ketika Bahan Baku Ditambahkan
16
Untuk mengilustrasikan penambahan bahan dalam suatu proses produksi diasumsikan PT.
Minuman Segar menggunakan asumsi aliran biaya FIFO dalam penilaian persediaannya, data
disajikan sebagai berikut:
Contoh :
Jumlah galon di Barang dalam Proses, persediaan awal 2.400
Jumlah galon yang diterima dari Departemen Pewarnaan 6.000
Jumlah galon lateks yang ditambahkan di Departemen Pencampuran 12.000
Jumlah galon yang ditransfer ke Departemen Pengalengan 17.400
Jumlah galon di Barang dalam Proses, persediaan akhir 3.000
Berdasarkan laporan biaya produksi bulan Januari 2009, persediaan awal barang
dalam proses untuk bulan Februari 2009 adalah 75% selesai untuk bahan baku tetapi
hanya 33,33% untuk biaya konversi. Penyelia departemen melaporkan bahwa
persediaan akhir barang dalam proses adalah sepenuhnya selesai untuk bahan baku
dan 50% selesai untuk biaya konversi.
17
Data biaya untuk Departemen Pencampuran di bulan April adalah:
Barang dalam Proses, persediaan awal:
Biaya dari departemen sebelumnya Rp. 41.364.000
Bahan baku Rp. 45.684.000
Tenaga kerja Rp. 1.539.000
Overhead pabrik Rp. 3.078.000
18
Unit ekuivalen untuk setiap elemen biaya di Departemen Pencam-puran adalah:
19
Perhitungan Harga Pokok Produksi Pencampuran Bulan Februari 2009:
20