Anda di halaman 1dari 20

KELOMPOK 3

AKUNTANSI BIAYA
“Metode Harga Pokok Proses (Lanjutan)”

• Aniza Rahmasari (126403201039)


• Sheren Zyavetlana Zatin (126403202143)
• Miftahul Huda (126403202077)
• Erma cahyaning tyas (126403203220)
Metode Harga Pokok Proses (Lanjutan)
Di Dalam
• Produk yang belum dapat diselesaikan pada akhir periode akan menjadi
persediaan produk dalam proses pada awal periode berikutnya.

• Produk dalam proses awal periode ini membawa harga pokok produksi per
satuan yang berasal dari periode sebelumya, yang kemungkinan akan
SUATU berbeda dengan harga pokok produksi per satuan dalam periode sekarang
PROSES .
• Karena biaya dapat berubah dengan berlalunya waktu, maka perlu
PRODUKSI
digunakan suatu asumsi aliran biaya. Asumsi aliran biaya yang paling
umum digunakan untuk persediaan barang dalam proses adalah:
1.perhitungan biaya rata-rata tertimbang (weighted average method),
2.sedangkan asumsi lainnya adalah aliran biaya FIFO (First in First Out)
3.atau metode Masuk Pertama Keluar Pertama (MPKP).
Gambaran mengenai penggunaan metode harga pokok rata-rata tertimbang dan
metode masuk pertama dan keluar pertama disajikan dalam contoh dibawah ini:
PT R & R Bersaudara memproduksi produknya melalui dua departemen produksi Departemen 1 dan Departemen 2.
Data produksi dan data biaya produksi bulan November 2008 di kedua departemen produksi tersebut dapat dilihat di
tabel 4.1 dan tabel 4.2 dibawah ini :

Tabel 4.1 Data produksi berikut ini tersedia untuk Tabel 4.2. Data biaya untuk bulan November
bulan November 2008: 2008
Metode Harga Pokok Rata-rata Tertimbang
(Weighted Average Cost method)
• Langkah pertama dalam pembebanan biaya adalah menentukan jumlah unit ekuivalen untuk setiap elemen
biaya dan menghitung biaya dari setiap unit ekuivalen.

• Karena PT R dan R Bersaudara menggunakan perhitungan biaya rata-rata tertimbang, biaya dari setiap unit
ekuivalen berisi sebagian dari biaya persediaan awal dan sebagian lagi dari biaya yang ditambahkan selama
periode berjalan.

Rata-rata tertimbang biaya per unit ekuivalen untuk


setiap elemen biaya ditentukan dengan :

membagi total biaya untuk setiap elemen biaya


(jumlah di persediaan awal ditambah jumlah yang
ditambahkan selama periode berjalan) dengan
jumlah unit ekuivalen yang diperlukan untuk
membagi biaya tersebut ke unit yang ditransfer
keluar dari departemen dan unit di persediaan akhir.
Unit yang ditransfer dari Departemen 1 ke Departemen 2 adalah 100% selesai untuk semua elemen biaya yang
ditambahkan di Departemen Pemotongan (9.000 unit ekuivalen untuk bahan baku, tenaga kerja, dan overhead).

Tingkat penyelesaian Persediaan akhir di Departemen 1 adalah


• 100% selesai untuk bahan baku (2.500 unit x 100% selesai = 2.500 unit ekuivalen untuk bahan baku),
• tingkat penyelesaian untuk tenaga kerja dan biaya overhead pabrik adalah 3/5 atau 60% (2.500 unit x 60%
selesai = 1.500 unit ekuivalen untuk tenaga kerja dan BOP).
• Unit ekuivalen untuk setiap elemen biaya di Departemen 1 dihitung dengan menambahkan jumlah unit
ekuivalen yang ditransfer keluar dari departemen tersebut ke persediaan sebagai berikut:

Tabel 4.3 Perhitungan


unit ekuivalensi
Departemen 1
Rata-rata Tertimbang
Tabel 4.4. Perhitungan unit
ekuivalensi dan biaya rata-rata
tertimbang per unit

Tabel 4.5. Perhitungan Harga


Pokok produk hilang akhir
normal

Tabel 4.6. Perhitungan


persediaan barang dalam
proses akhir
Berdasarkan data-data tersebut, laporan biaya produksi bulan
November 2006 untuk Departemen 1 dapat dilihat sebagai berikut:

Ayat jurnal untuk mencatat transfer biaya dari Departemen 1 ke Departemen 2 adalah :

Barang Dalam proses – Departemen 2 Rp131.100.000


Barang Dalam proses – Departemen 1 Rp131.100.000
Laporan biaya produksi untuk Departemen 2
• Laporan biaya produksi untuk Departemen 2 dapat dibuat bila biaya unit yang ditransfer dari
Departemen 1 ke Departemen 2 telah ditentukan.

• Unit yang ditransfer dari Departemen 2 ke Barang jadi adalah 100% selesai untuk semua elemen
biaya (7.500 unit ekuivalen untuk biaya departemen sebelumnya, bahan baku, tenaga kerja, dan
overhead).

• Persediaan akhir di Departemen 2 sudah sepenuhnya selesai untuk biaya departemen sebelumnya
(2.000 unit ekuivalen dari departemen 1); semua unit dari departemen 1 sudah sepenuhnya selesai
untuk biaya departemen sebelumnya.

• Persediaan akhir di Departemen 2 juga sepenuhnya selesai untuk bahan baku (2.000 unit ekuivalen),
tetapi hanya (50%) selesai untuk biaya konversi (2.000 unit x 50% selesai = 1.000 unit ekuivalen untuk
tenaga kerja dan overhead). Perhitungan unit ekuivalen di depar-temen 2 adalah:
Tabel 4.6. Perhitungan Unit Ekuivalensi Departemen 2
Elemen Biaya Perhitungan Unit Ekuivalensi
Bahan 7500+(2000X100%)+500 = 10.000
Biaya Tenaga Kerja 7500+(2000X1/2)+500 = 9.000
Biaya Overhead 7500+(2000X1/2)+500 = 9.000

Tabel 4.7. Biaya rata-rata tertimbang per unit ekuivalen di Departemen 2


Unit Biaya
Elemen Biaya Ekuivalensi bi bln lalu bi bln ini Total biaya /unit
Harga pokok dr
dept 1 10.000 Rp 4.050.000 Rp131.100.000 Rp135.150.000 13.515

Bahan 10.000 2.500.000 20.250.000 22.750.000 2.275


Biaya Tenaga
Kerja 9.000 1.562.500 23.187.500 24.750.000 2.750

Biaya Overhead 9.000 1.250.000 18.550.000 19.800.000 2.200


Rp 5.312.500 Rp 61.987.500 67.300.000 7.225
Rp 9.362.500 Rp193.087.500 Rp202.450.000 20.740

Ayat jurnal untuk mencatat transfer biaya dari Departemen Perakitan ke


Persediaan Barang Jadi adalah sebagai berikut :

Persediaan Barang Jadi Rp 165.920.000


Barang dalam Proses - Departemen 2 Rp 165.920.000
PT. R & R Bersaudara
Laporan Harga Pokok produksi – departemen 2
Bulan November 2008
Data produksi:
Unit diterima dari departemen 1 9.000
Barang Dalam Proses Awal (tp BB 100%, BK 1/4) 1.000
10.000
Ditransfer ke gudang 7.500
Barang Dalam Proses Akhir (tp BB 100%, BK 1/2) 2.000
Hilang Akhir normal 500
10.000

Perhitungan Biaya: Total Biaya Biaya /unit


Harga Pokok dari Departemen I Rp 135.150.000 Rp 13.515/unit
Biaya ditambahkan bulan ini:
Bahan 22.750.000 2.275
Biaya Tenaga Kerja 24.750.000 2.750
Biaya Overhead 19.800.000 2.200
67.300.000 7.225
Rp 202.450.000 Rp 20.740/unit

Pembebanan Biaya
Ditransfer ke departemen 2 Rp 155.550.000
Harga Pokok Produk Hilang akhir
normal
dari departemen 1
Bahan
Biaya Tenaga Kerja
Biaya Overhead 10.370.000
HPPr ditransfer ke dept 2 165.920.000

Barang dalam Proses Akhir


dari departemen 1 27.030.000
Bahan 4.550.000
Biaya Tenaga Kerja 2.750.000
Biaya Overhead 2.200.000
36.530.000
Total Biaya yang
dipertanggungjawabkan Rp 202.450.000
Metode Masuk Pertama Keluar Pertama
Metode masuk pertama keluar pertama (MPKP) menganggap biaya produksi
periode sekarang digunakan pertama untuk menyelesaikan produk yang pada
awal periode masih dalam proses, baru kemudian sisanya digunakan untuk
mengolah produk yang dimasukkan dalam proses dalam periode sekarang. Oleh
karena itu, dalam perhitungan unit ekuivalensi, tingkat penyelesaian persediaan
produk dalam proses awal harus diperhitungkan.

Despite being red, Venus has a It’s a gas giant It’s a beautiful
Mars is actually a beautiful name, and also the planet and the
cold place but it’s very hot biggest planet place we live on
Contoh perhitungan MPKP

Unit ekuivalensi biaya bahan baku Departemen 1 dihitung dengan memperhatikan tingkat
penyelesaian bahan baku dalam persediaan produk dalam proses awal. Karena tingkat
penyelesaian biaya bahan baku dalam persediaan produk dalam proses awal adalah 100%,
maka biaya bahan baku yang dikeluarkan dalam periode sekarang sebesar Rp 75.000.000 di
Departemen 1 tersebut tidak lagi diserap untuk penyelesaian persediaan produk dalam
proses awal.
Dengan demikian biaya bahan baku tersebut hanya digunakan untuk menyelesaikan 7.000 kg
(9.000 kg - 2.000 kg) produk selesai yang ditransfer ke Departemen 2 dan 2.500 unit produk
yang pada akhir periode masih dalam proses di Departemen 1, dan harga pokok produk
hilang akhir 500 unit yang telah menyerap biaya bahan baku 100%. Unit ekuivalensi biaya
bahan baku Departemen 1 dapat dihitung:
Tabel 4.8. Perhitungan Biaya Unit Ekuivalensi Departemen 1

Bahan (2.000 x 0)+(9.000-2.000)+(2.500x100%)+500 = 10.000


Biaya Tenaga Kerja (2.000x1/4)+(9.000-2.000)+(2.500x4/5)+500 = 10.000
Biaya Overhead (2.000x1/4)+(9.000-2.000)+(2.500x4/5)+500 = 10.000

Tabel 4.9. Biaya per unit ekuivalen di Departemen 1 - MPKP

Unit
Keterangan Total Biaya Biaya/unit
Ekuivalensi
Persediaan Barang
Dalam Proses awal 2.000 Rp 27.600.000 Rp 13.800.00/unit
Bahan 10.000 75.000.000 7.500.00
Biaya Tenaga Kerja 10.000 28.437.500 2.843.75
Biaya Overhead 10.000 22.750.000 2.275.00
126.187.500 12.618.75
Rp 153.787.500 Rp 26.418.75/unit

13
Unit ekuivalensi biaya bahan baku di Departemen 2 dapat dihitung:

Table 4.10. Perhitungan Biaya Unit Ekuivalensi – Departemen 2


Bahan (1.000x0%)+(7.500-1.000)+(2.000x100%)+500 =
Biaya Tenaga Kerja 9000
Biaya Overhead (1.000x3/4)+(7.500-1.000)+(2.000x1/22)+500 =
8750
(1.000x3/4)+(7.500-1.000)+(2.000x1/2)+500 =
8750

Biaya per unit ekuivalen di Departemen 2, dengan menggunakan MPKP adalah:

Table 4.11. Biaya per unit ekuivalen di Departemen 2 – MPKP


Keterangan Unit Ekuivalensi Total Biaya Biaya/unit
Persediaan Barang Dalam
Proses awal 1.000 9.362.500
Dari departemen 1 9.000 124.800.000 Rp 13.866.67
Bahan 9.000 20.250.000 2.250.00
Biaya Tenaga Kerja 8.750 23.187.500 2.650.00
Biaya Overhead 8.750 18.550.000 2.120.00
186.787.500 7.020.00
196.150.000 Rp 20.886.67/unit

14
Berdasarkan data-data tersebut, perhitungan harga pokok produksi
Departemen 2 sebagai berikut:
Perhitungan biaya: Unit ekuivalensi Total biaya Biaya/unit
Biaya bulan lalu
Harga pokok dari departemen 1 Rp 4.050.000
Bahan 2.500.000
Biaya tenaga kerja 1.562.500
Biaya overhead 1.250.000
Jumlah 9.362.500
PT. R & R Bersaudara Biaya ditambahkan bulan ini:
Laporan Harga Pokok Produksi – Departemen 2 (MPKP) Harga pokok dari departemen 1
Bahan
9.000
9.000
124.800.000
20.250.000
13.866.67
2.250.00
Bulan November 2008 Biaya tenaga kerja
Biaya overhead
8.750
8.750
23.187.500
18.550.000
2.650.00
2.120.00
Data produksi: 186.787.500 7.020.00
196.150.000 20.886.67
Diterima dari departemen 1 9.000 Pembebanan biaya
Ditransfer ke departemen 2
Barang dalam proses awal (tp BB 100%, Bk ¼) 1.000 Barang dalam proses awal:
Biaya bulan lalu 9.362.500.00
10.000 Bahan 0.00
Ditransfer ke gedung 7.500 Biaya tenaga kerja
Biaya overhead
1.987.500.00
1.590.000.00 12.940.000.00
Barang dalam proses akhir (tp Bb 100%, BK ½) 2.000 Diproduksi bulan ini 135.763.333.33

Hilang akhir normal 500 Harga pokok produk hilang akhir normal
Harga pokok dari departemen 1 6.933.333.33
10.000 Bahan 1.125.000.00
Biaya tenaga kerja 1.325.000.00
Biaya overhead 1.060.000.00 10.443.333.333
HPPr ditransfer ke gudang 159.146.666.67

Barang dalam proses akhir


Harga pokok dari departemen 1 27.733.333.33
Bahan 4.500.000.00
Biaya tenaga kerja 2.650.000.00
Biaya overhead 2.120.000.00
37.003.333.33
Total biaya yang dipertanggungjawabkan 196.150.000.00

15
Peningkatan dalam Kuantitas Produksi Ketika Bahan Baku Ditambahkan

Tambahan bahan baku ini mempunyai dua kemungkinan:

Tidak menambah jumlah produk yang Menambah jumlah produk yang


dihasilkan oleh departemen produksi dihasilkan oleh departemen produksi
yang mengkonsumsi tambahan yang mengkonsumsi tambahan
bahan baku tersebut. Jika tambahan bahan baku tersebut. Jika terjadi
bahan baku tidak menambah jumlah tambahan produk yang dihasilkan
produk yang dihasilkan, maka dengan adanya tambahan bahan
tambahan ini tidak berpengaruh baku dalam departemen setelah
terhadap perhitungan unit ekuivalensi departemen produksi pertama, maka
produk yang dihasilkan hal ini akan berakibat diadakannya
penyesuaian harga pokok produksi
per satuan produk yang diterima dari
departemen produksi sebelumnya.

16
Untuk mengilustrasikan penambahan bahan dalam suatu proses produksi diasumsikan PT.
Minuman Segar menggunakan asumsi aliran biaya FIFO dalam penilaian persediaannya, data
disajikan sebagai berikut:

Contoh :
Jumlah galon di Barang dalam Proses, persediaan awal 2.400
Jumlah galon yang diterima dari Departemen Pewarnaan 6.000
Jumlah galon lateks yang ditambahkan di Departemen Pencampuran 12.000
Jumlah galon yang ditransfer ke Departemen Pengalengan 17.400
Jumlah galon di Barang dalam Proses, persediaan akhir 3.000

Berdasarkan laporan biaya produksi bulan Januari 2009, persediaan awal barang
dalam proses untuk bulan Februari 2009 adalah 75% selesai untuk bahan baku tetapi
hanya 33,33% untuk biaya konversi. Penyelia departemen melaporkan bahwa
persediaan akhir barang dalam proses adalah sepenuhnya selesai untuk bahan baku
dan 50% selesai untuk biaya konversi.

17
Data biaya untuk Departemen Pencampuran di bulan April adalah:
Barang dalam Proses, persediaan awal:
Biaya dari departemen sebelumnya Rp. 41.364.000
Bahan baku Rp. 45.684.000
Tenaga kerja Rp. 1.539.000
Overhead pabrik Rp. 3.078.000

Biaya yang ditambahkan bulan ini:


Biaya dari departemen sebelumnya Rp. 324.000.000
Bahan baku Rp. 457.380.000
Tenaga kerja Rp. 98.820.000
Overhead pabrik Rp. 197.640.000

18
Unit ekuivalen untuk setiap elemen biaya di Departemen Pencam-puran adalah:

Ayat jurnal untuk mencatat transfer biaya dari Departemen


Pencampuran untuk Departemen Pengalengan adalah:

Barang dalam Proses-Departemen Pengalengan Rp 1.017.165.523.97


Barang dalam Proses-Departemen Pengalengan Rp 1.017.165.523.97

19
Perhitungan Harga Pokok Produksi Pencampuran Bulan Februari 2009:

20

Anda mungkin juga menyukai