Anda di halaman 1dari 15

Contoh Soal Nomor 5

Tabel berikut ini menjelaskan data historis jumlah produk yang diminta konsumen dan harga
produk selama 10 tahun terakhir.

Tahun Kuantitas Harga Produk


Permintaan (Q) (P,000/Unit)
1 4000 80
2 3800 120
3 2300 105
4 2000 150
5 5200 165
6 5400 90
7 2500 110
8 3500 80
9 3700 75
10 2750 95
11 4000 125
12 3100 85
13 2600 130
14 2350 90

a) Lakukan estimasi fungsi permintaan empiric menggunakan model Q = a-bP dimana Q


adalah kuantitas yang diminta (Unit) dan P adalah harga produk (Rp/Unit).
b) Apabila diperkirakan pada tahun ke-11 harga produk meningkatkan menjadi Rp.
180/unit, berapakah estimasi kuantitas permintaan pada tahun ke-10?
c) Tunjukkan bahwa pendugaan fungsi permintaan empiric itu telah memuaskan secara
konsep
d) Ekonomi (slope fungsi permintaan negative, b < 0) dan signifikan secara statistik
e) Hitung elastisitas harga permintaan (ɛpd) pada tingkat harga rata-rata ( ̅ )
f) Apa keputusan manajerial yang dapat dilakukan berkaitan dengan kebijaksanaan
harga untuk meningkatkan penerimaan total (TR)?
g) Jika manajer ingin memaksimumkan penerimaan total (TR), berapa kuantitas (Q) dan
harga (P) output yang harus ditetapkan? Berapa tingkat penerimaan total (TR)
maksimum itu?

Penyelesaian :

N Q P PQ Q2 P2
(1) (2) (3) (4)=(2)(3) (5)=(22) (6)=(32)
1 4.000 70 280.000 16.000.000 4.900
2 1.650 120 198.000 2.722.500 14.400
3 2.000 105 210.000 4.000.000 11.025
4 1.230 150 184.500 1.512.900 22.500
5 1.100 165 181.500 1.210.000 27.225
6 5.400 90 486.000 29.160.000 8.100
7 2.500 110 275.000 6.250.000 12.100
8 4.200 80 336.000 17.640.000 6.400
9 1.800 135 243.000 3.240.000 18.225
10 3.900 95 370.500 15.210.000 9.025
11 2.200 125 275.000 4.840.000 15.625
12 4.105 85 348.925 16.851.025 7.225
13 2.000 130 260.000 4.000.000 16.900
14 1.300 155 201.500 1.690.000 24.025
(∑) Jumlah 37.385 1.615 3.849.925 124.326.425 197.675
Rata - Rata (Ǭ) 2.670 ( ̅ )115

Setelah menyelesaikan table diatas, lakukan persiapan perhitungan regresi tersebut sebagai
berikut:

Lakukan perhitungan variable persiapn berikut

∑P2 = ∑P2 – n( ̅ )2

=197.675 - 14 (115)2

=197.675 – 185.150

= 12.525

∑Q2 = ∑Q2 - n( ̅ )2

= 124.326.425 – (14)( 2.670)2

= 124.326.425 – 99.804.600

= 24.521.825

∑PQ2 = ∑PQ – n( ̅ )( ̅ )

= 3.849.925 – 14(2.670)(115)

= 3.849.925 - 4.298.700

= -448.775

Bentuk umum dari regresi Q = a +bP, dengan demikian kita memerlukan nilai a dan b sebagai
berikut :

b = ∑PQ2 / ∑P2

= -448.775 / 12.525
= -36

a = ( ̅ ) – b ̅̅̅ )

= 2.670 – (-36 )(115)

= 6.810

Hitungan koefisien determinasi (R2)

R2 = b (∑PQ2 )/ ∑Q2)

= -36 (-448.775/ 24.521.825)

= (-36)(-0,018)

R2 = 0,66

Hitung jumlah kuadrat saja

∑e2 = (1- R2)( ∑Q2)

= (1-0,66)( 24.521.825)

= (0,34)( 24.521.825)

∑e2 = 8.337.420

Hitung varians galat (error variance), S2e, sebagai berikut :

S2e = (∑e2) / (n-2)

= 8.337.420/ (14-2)

S2e = 694.785

Hitung galat baku (Standard error) dari koefisien a dan b, sebagai berikut :
Sa =√ S2e)(SP2) / (n∑P2)}

=√ ) ) )

=√

Sa = 2.799,20

Sb =√

=√

=√

Sb = 7,42
Uji signifikan :

ta = a / Sa

= 6.810/ 2.799,20

ta = 2,43

tb = b / Sb

= -36 / 7,42

tb = -4,85

a) Pendugaan fungsi permintaan empiris berdasarkan model Q = a-bP adalah


Q = 6.810-36P
b) Apabila P = Rp. 180/Unit, maka Q =
Q = 6810-36(180)
= 330
Maka Q tahun ke 10 menjadi 330 unit apabila harga pada tahun ke 10 msih menjadi Rp.
180 / unit

c) Fungsi empirik Q = 6.810-36P telah memenuhi syarat berdasarkan konsep ekonomi


manajerial, karena memiliki kemiringan negatif (b<0), dan memenuhi syarat berdasarkan
perjanjian statistik karena kedua koefisien a dan b signifikan pada tingkat kesalahan 1% .
Koefisien determinasi (R2) = 0,66, menunjukan bahwa variable harga produk (p) yang
ada dalam model telah mampumenerangkan sekitar 66% dari total variasi dalam
kuantitas permintaan prouk (Q) sisanya 1-R2 = 1-0,66 =0,34 atau 34% disebabkan oleh
faktor lain yang dalam model ini dimasukkan sebagai pengaruh simpangan atau
pengaruh sisa.

d) Fungsi permintaan memiliki slope negative (b<0) atau nilai b = -36 dan memenuhi
syarat berdasarkan pengujian statistik karena kedua koefisien a dan b signifikan pada
tingkat kesalahan 1%.

e) Elastisitas permintaan (Epd) pada tingkat harga ratarata ( ̅ ) = 115 (Rp. 115.000/unit)
dihitung menggunakan formula :
Epd (% )= )/( )= ) x (P/Q)
Maka jika,
P = 115
Q = 6.810 - 36P
= 6.810 – 36 (115)
= 2.670
Terlihat bahwa nilai Q = 2670 merupakan nilai ratarata kuantitas permintaan (Q ratarata)
= 2.670 dengan demikian :
Epd =( ) x (P/Q)
= (-36)(115/2670)
= (-36)(0,043)
= -1,548
Nilai Epd -1,548 bersifat elasti yang menandakan bahwa setiap peningkatan harga
sebesar 1% akan menurunkan kuantitas permintaan sebesar 1,548% (Cateris Paribus),
Sebaliknya penurunan harga sebesar 1% akan meningkatkan kuantitas permintaan
sebesar 1,548%.

f) Karena nilai absolut elastisitas permintaan lebih besar dari satu (1,548>1) maka
elastisitas permintaan produk terhadap harga bersifat elastis. Sesuai dengan konsep
ekonomi manajerial untuk permintaan produk bersifat elastis, apabila kita ingin
meningkatkan penerimaan total (TR), maka startegi kebijakan peningkatan harga tidak
efektif . Dalam kasus ini apabila harga dinaikkan maka TR akan menurun karena
permintaan terhadap barang akan menurun. Seharusnya strateginya adalah menaikkan
harga karena kondisinya elastisitas permintaan terhadap harga tidak elastis.
g) –

Jawaban Soal No. 5


N Q P PQ Q2 P2
(1) (2) (3) (4)=(2)(3) (5)=(22) (6)=(32)
1 200 150 30.000 40.000 22.500
2 400 80 32.000 160.000 6.400
3 270 120 32.400 72.900 14.400
4 440 75 33.000 193.600 5.625
5 350 85 29.750 122.500 7.225
6 345 90 31.050 119.025 8.100
7 340 95 32.300 115.600 9.025
8 300 100 30.000 90.000 10.000
9 290 105 30.450 84.100 11.025
10 285 110 31.350 81.225 12.100
(∑) Jumlah 3.220 1.010 312.300 1.078.950 106.400
Rata - Rata (Ǭ) 322 ( ̅ )101

Setelah menyelesaikan table diatas, lakukan persiapan perhitungan regresi tersebut sebagai
berikut:

Lakukan perhitungan variable persiapn berikut


∑P2 = ∑P2 – n( ̅ )2

=106.400 - 10 (101)2

=106.400 – 102.010

= 4.390

∑Q2 = ∑Q2 - n( ̅ )2

= 1.078.950 – (10)( 322)2

= 1.078.950 – 1.036.840

= 42.110

∑PQ2 = ∑PQ – n( ̅ )( ̅ )

= 312.300 – 10(101)(322)

= -12.920

Bentuk umum dari regresi Q = a +bP, dengan demikian kita memerlukan nilai a dan b sebagai
berikut :

b = ∑PQ2 / ∑P2

= -12920 / 4390

= -2,94 menjadi -3

a = ( ̅ ) – b ̅̅̅ )

= 322 – (-3 )(101)

= 625

Hitungan koefisien determinasi (R2)

R2 = b (∑PQ2 )/ ∑Q2)

= -3 (-12.920/ 42.110)

= (-3)(-0,306)

R2 = 0,918

Hitung jumlah kuadrat saja

∑e2 = (1- R2)( ∑Q2)


= (0,082)( 42.110)

∑e2 = 3.453,02

Hitung varians galat (error variance), S2e, sebagai berikut :

S2e = (∑e2) / (n-2)

= 3.453,02/ (10-2)

S2e = 431,63

Hitung galat baku (Standard error) dari koefisien a dan b, sebagai berikut :
Sa =√ S2e)(SP2) / (n∑P2)}

=√ ) ) )

=√

Sa = 32,34

Sb =√

=√

=√

Sb = 0,31

Uji signifikan :

ta = a / Sa

= 625/ 32,34

ta = 19,33

tb = b / Sb

= -3 / 0,31

tb = -9,68

a) Pendugaan fungsi permintaan empiris berdasarkan model Q = a-bP adalah


Q = 625-3P

b) Apabila P = Rp. 130/Unit, maka Q = 625-3P


Q = 625-3(130)
= 235
Maka Q tahun ke 11 menjadi 235 unit apabila harga pada tahun ke 11 msih menjadi Rp.
130 / unit

c) Fungsi empirik Q = 625-3P telah memenuhi syarat berdasarkan konsep ekonomi


manajerial, karena memiliki kemiringan negatif (b<0), dan memenuhi syarat berdasarkan
perjanjian statistik karena kedua koefisien a dan b signifikan pada tingkat kesalahan 1% .
Koefisien determinasi (R2) = 0, 918, menunjukan bahwa variable harga produk (p) yang
ada dalam model telah mampumenerangkan sekitar 91,8% dari total variasi dalam
kuantitas permintaan prouk (Q) sisanya 1-R2 = 1-0,918 =0,082 atau 8,2% disebabkan
oleh faktor lain yang dalam model ini dimasukkan sebagai pengaruh simpangan atau
pengaruh sisa.

d) Fungsi permintaan memiliki slope negative (b<0) atau nilai b = -3 dan memenuhi syarat
berdasarkan pengujian statistik karena kedua koefisien a dan b signifikan pada tingkat
kesalahan 1%

e) Elastisitas permintaan (Epd) pada tingkat harga ratarata ( ̅ ) = 101 (Rp. 101.000/unit)
dihitung menggunakan formula :
Epd (% )= )/( )= ) x (P/Q)
Maka jika,
P = 101
Q = 625 - 3P
= 625 – 3 (101)
= 322
Terlihat bahwa nilai Q = 322 merupakan nilai ratarata kuantitas permintaan (Q ratarata)
= 322 dengan demikian :
Epd =( ) x (P/Q)
= (-3)(101/322)
= (-3)(0,31)
= -0,93
Nilai Epd -0.93 bersifat elasti yang menandakan bahwa setiap peningkatan harga sebesar
1% akan menurunkan kuantitas permintaan sebesar 1,548% (Cateris Paribus),
Sebaliknya penurunan harga sebesar 1% akan meningkatkan kuantitas permintaan
sebesar 0,93%.

f) Karena nilai absolut elastisitas permintaan lebih besar dari satu (0,93 <1) maka elastisitas
permintaan produk terhadap harga bersifat inelastis. Sesuai dengan konsep ekonomi
manajerial untuk permintaan produk bersifat elastis, apabila kita ingin meningkatkan
penerimaan total (TR), maka startegi kebijakan peningkatan harga sangat efektif . Dalam
kasus ini apabila harga dinaikkan maka TR akan meningkat karena konsumen kurang
sensitif terhadap perubahan harga yang terjadi.

g) -
Jawaban No.12
a) Seseorang peneliti menentukan bentuk dari persamaan permintaan yang akan diestimasi
yaitu
1. Langkah pertama adalah menentukan spesifikasi model yang akan digunakan,
yaitu mengidentifikasi dan kemudian menentukan faktor-faktor yang diduga
sangat kuat pengaruhnya terhadap permintaan akan barang yang sedang kita amati,
berikut alasan dan pertimbangan yang mendukungnya. Dari banyak factor yang
berhasil kita identifikasi, kemudian melalui diskusi atau berdasarkan penelitian-
penelian sebelumnya, akhirnya kita harus memilih/menentukan sekian factor saja
yang diduga paling kuat pengaruhnya untuk dimodelkan dan di analisa.
2. Langkah kedua adalah mengumpulkan data sesuai dengan jenis factor-faktor tadi.
Data itu dapat dikumpulkan menurut rangkaian waktu (time series) seperti bulanan,
triwulanan, atau tahunan, atau berdasarkan pengamatan atas unit ekonomi
(perusahaan misalnya) yang berbeda (Cross Sectional Data)

3. Langkah ketiga adalah menentukan bentuk fungsi permintaan (hubungan


fungsional antara permintaan dengan faktor-faktor yang kita duga
mempengaruhi permintaan) sesuai dengan spesifikasi model yang telah kita
tentukan. Modelnya dapat linier atau non-linier. Misalnya kita telah
menetapkan bahwa permintaan terhadap barang X (Qx) dipengaruhi oleh
harganya (Px). Bila hubungannya kita pilih dalam model linear, maka
spesifikasinya dapat kita nyatakan dalam persamaan linear berikut:
Qx = ßo + ß1 Px + ɛ
bo, b1, dan bn sering disebut sebagai parameter atau koefisien fungsi
permintaan yang nilainya akan kita taksir. Kalau kita memilih model non-
linear, maka spesifikasinya dapat dinyatakan dengan persamaan:
Qx = ßoPß1

Model non-linier di atas dapat kita ubah menjadi model double log linier
dengan menggunakan logaritma normal (ln) seperti berikut:
Ln Qx = ßo + ß1 . Ln Px + ɛ

Keuntungannya menggunakan bentuk ini, karena masing-masing parameter


tersebut secara langsung menunjukan nilai elastisitasnya (elastisitas harga,
elastisitas pendapatan, elastisitas silang, dan sebagainya) yang sedang kita
estimasi. Misalnya koefisien b1 langsung menunjukkan elastisitas harganya.
Sebaliknya dalam bentuk linear, nilai b1, dan b2, bukan menunjukan masing-
masing elastisitasnya, tetapi nilai elastisitasnya harus dihitung lagi. Berikutnya
bila kita pilih model semi-logaritmic, maka spesifikasinya adalah:
Ln Qx = ßo + b1 . Ln Px + ɛ elastisitas harganya: Ex = ⁄
Langkah berikutnya adalah memeriksa hasil perhitungan, yaitu pertama, periksa
apakah tanda masing-masing parameter sesuai dengan yang diharapkan (teori) atau
tidak. Misalnya tanda untuk variable harga adalah positif (+), maka akan
mengundang pertanyaan apakah hal ini logis secara teoritis (berlawanan dengan
hukum permintaan). Kedua adalah menginterpretasikan masing-masing koefisien
fungsi permintaan. Ketiga, hitung berapa besar koefisien korelasi (r), yaitu suatu
ukuran yang menunjukkan derajat keeratan hubungan antara dua buah variabel.
Nilai r dapat positif atau negative, terletak antara –1 dan +1, dan tidak menunjukan
adanya hubungan sebab akibat. Koefisien korelasi ( r ) yang mendekati -1, berarti
hubungan kedua variabel yang diamati adalah negatif dan sangat erat. Sebaliknya
bila mendekati
+1, hubungan keduanya adalah positif dan sangat erat. Koefisien korelasi ( r )
hanya suatu ukuran hubungan atau ketergantungan/keeratan linier saja. Artinya r
tidak mempunyai arti apapun untuk menggambarkan hubungan atau fungsi
permintaan yang non linier.

4. menghitung koefisien determinasi (r2) untuk satu variable, dan R2 untuk lebih
regresi berganda). Koefisien determinasi merupakan indicator yang menunjukkan
berapa persen total variasi (perubahan) variabel dependen (dalam hal ini
permintaan/omset penjualan) yang dapat dijelaskan (explained) oleh variasi
variabel independennya (dalam hal ini adalah factor-faktor yang mempengaruhi
permintaan yang sedang kita analisis). Dengan kata lain, koefisien determinasi
merupakan ukuran keseluruhan yang menjelaskan sampai sejauhmana variasi
variabel independen menentukan variasi variabel dependen. R2 juga merupakan
salah satu indicator ketepatan/kelayakan estimasi atau goodness of fit. Artinya
apakah persamaan regresi yang kita buat itu mendekati nilai aktualnya atau tidak,
makin mendekati berarti makin tepat (fit). Dengan kata lain makin besar koefisien
determinasi, makin baik (fit) model yang kita gunakan. Indikator goodness of fit
lainnya yang umum digunakan dalam analisis regresi yaitu F-statistics (akan
dijelaskan pada bagian analisis regresi linier berganda). Walaupun tidak terlalu
tepat, koefisien determinasi sering dijadikan indicator derajat kepengaruhan
variable independent terhadap variable dependen.

5. menguji signifikansi/keberartian parameter (koefisien) fungsi permintaan hasil


estimasi tersebut, baik secara parsial maupun secara simultan. Menguji signifikansi
masing-masing parameter secara parsial, di gunakan uji T ( t - test). T-hitung dapat
dicari dengan formula:
Tbi = bi/Sbi

Bila t hitung > t tabel : parameter yang bersangkutan signifikan


Bila t hitung < t tabel : parameter yang bersangkutan tidak signifikan
Pemasaran Langsung
Pemasaran produk adalah salah satu kunci untuk memaksimunkan tujuan perusahaan
dalam menghasilkan laba. Tanpa adanya pemasaran maka usaha/bisnis yang kita
jalankan tidak akan berkembang pesat. Pemasaran setiap perusahaan pun berbeda-
beda. Melihat perkembangan teknologi, yang semakin hari semakin maju, tampaknya
memberikan warna tersendiri bagi kalangan pebisnis. Masyarakat indonesia yang
mayoritas menggunakan internet bukan sekedar jaringan komunikasi saja akan tetapi
banyak yang menggunakan intetnet untuk lahan bisnis.
Banyak orang menjalankan bisnis dengan menggunaka cara pemasaran langsung dan
interaktif tampaknya bisa membantu pencapaian target pemasaran. Dengan melihat
kompleksitasnya masalah perekonomian terutama yang berkenaan dengan pemasaran.
Di mana Indonesia merupakan negara berkembang yang memiliki banyak potensi di
berbagai bidang, terutama di bidang ekonomi dan lebih spesifiknya pemasaran.
Sehingga Indonesia mampu bersaing dalam pasar global dengan meningkatkan gairah
perekonomian melalui perdagangan dengan manajemen pemasaran.
Pemasaran langsung (Direct Marketing) adalah penggunaan saluran langsung
konsumen untuk menjangkau dan mengirimkan barang dan jasa kepada pelanggan
tanpa menggunakan perantara pemasaran. Pemasar langsung dapat menggunakan
sejumlah saluran untuk menjangkau calon pelanggan dan pelanggan perorangan.
Seperti telemarketing, situs web dan lain-lain. Pemasaran langsung menjadi peluang
yang tumbuh pesat untuk melayani pelanggan. Pemasaran langsung semakin kencang
menguasai penjualan eceran.
Pemasaran langsung dapat menjangkau calon pelanggan pada saat yang tepat dan
dibaca oleh calon pelanggan yang lebih memiliki prospek. Pemasaran langsung
memungkinkan pemasar menguji media dan alternatif untuk menemukan pendekatan
yang paling efektif dari segi biaya. Pemasaran langsung juga membuat penawaran dan
strategi pemasar langsung kurang dapat dilihat oleh pesaing. Pemasar langsung dapat
mengukur respon terhadap kampanye dan para pemasar dapat memilih kampanye
yang menguntungkan.
• Pemasaran langsung memberi manfaat kepada pembeli dalam banyak cara,
antara lain:
1. Nyaman. Para pelanggan tidak harus menghadapi kemacetan, menemukan tempat
parkir, dan mengacak seluruh toko dan lorong untuk menemukan dan meneliti
produk. Mereka dapat berbelanja dengan membandingkan produk melalui surat
katalog dan menjelajahi situs internet.
2. Mudah dan Bersifat Pribadi. Para pelanggan menghadapi lebih sedikit kebisingan
tawar-menawar ketika membeli dan tidak harus menghadapi wiraniaga atau menjadi
bulan-bulanan bujukan dagang yang memaksa-maksa dan emosional. Para pembeli
dari kalangan bisnis dapat mempelajari produk dan jasa yang tersedia tanpa harus
menunggu dan menyelesaikan urusan dengan tenaga penjual.
3. Informasi Komparatif. Saluran online dan Internet juga memberi pelanggan akses
ke banyak informasi komparatif, informasi tentang perusahaan, produk, dan
pesaingnya. Situs-situs yang bagus sering memberikan informasi lebih banyak dalam
bentuk yang lebih berguna daripada yang dapat diberikan oleh pegawai penjualan
yang paling penuh perhatian pada profesinya.
4. Interaktif dan Segera. Para pelanggan sering dapat berinteraksi dengan situs
penjual untuk menciptakan dengan tepat konfigurasi informasi, produk, atau layanan
yang mereka inginkan, kemudian memesan atau men-download informasi tersebut
secara seketika.
• Pemasaran langsung juga menghasilkan banyak manfaat bagi para penjual,
yaitu:
1. Pembentukan Hubungan dengan Konsumen. Para pemasar langsung menyusun
atau membeli basis data yang mengandung informasi rinci tentang pelanggan yang
berpotensi menghasilkan laba. Dengan menggunakan basis data itu, mereka
membangun hubungan yang kuat dan berkesinambungan dengan pelanggan.
2. Menurunkan Biaya dan Meningkatkan Kecepatan dan Efisiensi. Para pemasar
online terhindar dari biaya pemeliharaan toko dan biaya sewa, asuransi, dan fasilitas
umum yang menyertainya. Para pelanggan berhubungan langsung dengan penjual
sehingga pemasaran online sering menghasilkan penurunan biaya dan peningkatan
efisiensi fungsi-fungsi saluran dan logistik seperti pemrosesan pesanan, penanganan
persediaan, pengiriman, dan promosi perdagangan
3. Fleksibilitas. Para pemasar membuat penyesuaian terus-menerus pada tawaran dan
program-programnya. Sebagai contoh, katalog online dapat disesuaikan setiap hari
atau bahkan setiap jam, dengan mengadaptasi pilihan, harga, dan promosi produk
supaya sesuai dengan kondisi pasar yang terus berubah.
4. Global. Internet merupakan medium global yang memungkinkan para pembeli dan
penjual meng-klik dari satu negara ke negara lain dalam hitungan detik. Pemasar
online kecil sekalipun akan mengetahui bahwa mereka mempunyai akses langsung ke
pasar global.
3) Beberapa Masalah Kunci Yang Menentukan Karakter Pemasaran Langsung
Surat Langsung
Surat langsung adalah media yang terkenal karena memungkinkan
selektivitas pasar sasaran dapat disesuaikan dengan konsumen yang dituju, fleksibel
dan memungkinkan pengujian dini dan pengujian respon.
Media Lain untuk Pemasaran Respons Langsung
Para pemasar langsung menggunakan semua media utama untuk memberikan tawaran
langsung kepada calon pembeli. Koran dan majalah memuat sangat banyak iklan
cetak yang menawarkan buku, jenis pakaian, peralatan, liburan, barang dan jasa lain
yang dapat dipesan oleh orang-orang dengan memencet nomor bebas pulsa. Iklan
radio menyajikan tawaran-tawaran kepada pendengar 24 jam per hari.
Telemarketing
Telemarketing adalah pemasaran yang menggunakan telpon dan pusat panggilan
untuk menarik prospek. Juga kepada pelanggan yang sudah ada dan menyediakan
layanan dengan mengambil pesanan dan menjawab pertanyaan melalui telepon.
Telemarketing membantu perusahaan dalam meningkatkan pendapatan, mengurangi
biaya penjualan dan meningkatkan kepuasan pelanggan. Contoh Prudential.
Masalah Publik dan Etika dalam Pemasaran Langsung
Pemasar langsung dan pelanggannya biasanya memiliki hubungan yang saling
menguntungkan. Meskipun demikian adapula sisi negatifnya, yaitu :
a. Kejengkelan. Banyak orang yang tidak menyukai tawaran pemasaran langsung
yang melibatkan penjualan paksa.
b. Ketidakadilan. Beberapa pemasar langsung memanfaatkan pembeli yang
impulsif (kurang mengerti) atau mengekploitasi orang yang rentan, terutama orang
lanjut usia.
c. Penipuan dan Pemalsuan. Beberapa pemasar langsung merancang surat dan
menulis teks yang dimaksudkan untuk menipu.
d. Serangan Terhadap Privasi. Pemasar langsung kerap kali mengganggu waktu
dimana para pelanggan sedang tidak ingin diganggu.

Daftar Pustaka
Purnama, R., & Pralina, A. R. (n.d.). PENGARUH DIRECT MARKETING TERHADAP KEPUTUSAN
PEMBELIAN DI RESTORAN THE CENTRUM BANDUNG.

Aji, K., Mansur, M., & hufron, M. (n.d.). PENGARUH DIRECT MARKETING, SALES PROMOTION DAN
PERSEPSI HARGA TERHADAP MINAT BELI.
Asse, R. A. (2018). STRATEGI PEMASARAN ONLINE (STUDI KASUS FACEBOOK MARKETING WARUNK
BAKSO MAS CINGKRANK DI MAKASSAR). Jurnal Komunikasi KAREBA.

Dessy , K., & Bambang, H. (Maret 2017). ANALISIS STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN. Journal of
Applied Business Administration.

Hendria, R. (n.d.). PENGARUH PROGRAM DIRECT MARKETING TERHADAP KEPUTUSAN


MENGGUNAKAN MEETING PACKAGE GRAND HOTEL LEMBANG.

Idrawati, A. R. (n.d.). PENGARUH PERIKLANAN, PEMASARAN LANGSUNG, HARGA DAN LOKASI


TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK UMKM KOTA PADANG.

IMAWAN, F. (2017). PEMASARAN LANGSUNG LEMBAGA JASA NIRLABA STUDI PADA SEKOLAH DASAR
DAN MENENGAH SWASTA KOTA SURAKARTA.

Setiawan1, H., & Bustan, J. (April 2017). Pengaruh Periklanan, Promosi Penjualan dan Pemasaran
Langsung Terhadap Keputusan Kunjungan Wisatawan. Jurnal Riset Bisnis dan Investasi.

SUTRISNO. (n.d.). IMPLEMENTASI PEMASARAN LANGSUNG (DIRECT MARKETING) BATIK TUBAN


PADA UD. SEKAR AYU WILUJENG KECAMATAN KEREK KABUPATEN TUBAN.

Anda mungkin juga menyukai